Share

469. Part 15

last update Last Updated: 2024-01-21 01:03:17

Belum lagi selesai suara Manggala terdengar, sosok Mata Dewa sudah berkelebat cepat meninggalkannya. "Luar biasa gerakan orang tua berjuluk Mata Dewa itu. Apa yang dikatakannya tadi jelas merupakan sebuah petunjuk. Hmmm.... Sebaiknya, kupanggil Garaga sekarang. Dengan cara menungganginya dan melalui jalur bawah tanah, kemungkinan aku bisa dengan segera melewati Hutan Seratus Kematian dan Padang Seratus Dosa untuk tiba di Goa Seratus Laknat."

Namun belum lagi Si Buta dari Sungai Ular melakukan maksudnya, tiba-tiba saja satu gelombang angin panas menderu dengan kecepatan luar biasa.

"Heeiiii!” seru Manggala sambil membuang tubuh ke samping.

Blaarrr!

Deru angin kencang yang gagal mencapai maksud, menghantam semak belukar yang berada di belakang Manggala tadi yang langsung meranggas dan berpentalan entah ke mana. Sementara Si Buta dari Sungai Ular telah berdiri tegak dengan kedua kaki dipentangkan dan mata terbuka lebih lebar.

Di hadapannya, tela

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   470. Part 16

    Blaaarr!Letupan keras terdengar memecah kesunyian tempat itu tatkala dua pukulan bertenaga dalam bentrok di udara. Tanah di tempat itu terasa bergetar dan semak belukar terpapas ujungnya hingga rata.Ratu Api mundur tiga tindak. Keningnya berkerut, sementara sepasang matanya semakin membesar. Perempuan setengah baya berbaju merah menyala terbuka di bahu itu bertambah yakin kalau pemuda berpakaian kulit ular di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Karena, bentrokan barusan membuat tangannya kesemutan. Segera dialirkan tenaga dalamnya guna menghilangkan rasa kesemutan.Kejap lain, didahului bentakan keras, Ratu Api kembali melancarkan serangan. Kali ini dengan cara berkelebat dari samping dan sebelum kedua kakinya menginjak tanah, kedua tangannya sudah menyentak ke arah Si Buta dari Sungai Ular.Manggala yang sejak tadi sudah waspada, kembali melesat dengan kecepatan kilat. Jejak Kilat digelar. Namun belum lagi dia menginjakkan kedua kakinya di

    Last Updated : 2024-01-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   471. Part 17

    "Kurang ajar! Keduanya benar-benar tak memberi kesempatan kepadaku! Apakah aku harus menurunkan tangan telengas? Kalau tidak, bisa-bisa nyawaku yang putus! Aku tak tahu ada urusan apa mereka dengan Mata Dewa. Tetapi sekarang, jelas tak mungkin aku menghindari mereka!”Dengan mempergunakan kecepatan Jejak Kilat-nya, Manggala melompat ke belakang tatkala tubuh Bocah Maut menderu seraya menyentakkan kedua tangannya. Menyusul gulungan api yang menebarkan hawa panas mengerikan yang dilepaskan oleh Ratu Api.Ketika kedua kakinya hinggap di tanah, Si Buta dari Sungai Ular menggerakkan tangan kanannya ke belakang.Dan.... Sraaakk!Terdengar suara senjata ditarik. Merasa sulit untuk mengatasi gempuran serangan kedua lawan yang bertubi-tubi dan mengerikan, Si Buta dari Sungai Ular telah mencabut tongkat yang ada dari warangkanya, Tulang Ekor Naga Emas.Werr....!Begitu Tulang Ekor Naga Emas dicabut dan Tenaga Inti Gele

    Last Updated : 2024-01-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   472. Part 18

    Ratu Api terdiam mendengar kata-kata orang. Dahinya dikenyitkan. "Siapa sebenarnya perempuan bertopeng perak ini? Apakah benar yang dikatakannya tadi, kalau dia bersahabat dengan Bocah Maut? Keparat! Selama ini aku tak pernah tahu kalau Bocah Maut mempunyai sahabat perempuan yang mengenakan topeng perak. Apakah dia hanya mengada-ngada? Kalau memang iya, keuntungan apa yang bisa didapatkannya?"Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Ratu Api berkata, tetap dengan kedua tangan yang telah terangkum pukulan 'Api Jahanam'."Bila kau tahu apa akibat yang dialami Bocah Maut, mengapa masih berdiam diri?"Kata-kata Ratu Api membuat wajah perempuan yang mengenakan pakaian panjang warna kuning cemerlang dan topeng warna perak yang menutupi sebagian wajahnya dan tak lain adalah Dewi Topeng Perak, memerah."Sial! Mengapa harus berjumpa dengan manusia cebol yang sudah mau mampus itu? Tak seharusnya aku tiba di tempat sialan seperti ini! Mulut perempuan berbaju merah

    Last Updated : 2024-01-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   473. Part 19

    Dewi Topeng Perak tak segera menjawab. Setelah beberapa saat ditelan kesunyian, dia berkata, "Kendati kita punya urusan yang sama untuk mencari Mata Dewa, tetapi alasannya tentu jauh berbeda. Lebih baik perjalanan tetap dilakukan masing-masing. Karena, langkah kita telah digariskan."Ratu Api yang merasa bila ditambah kehadiran Dewi Topeng Perak untuk membunuh Mata Dewa maka kekuatan mereka bertambah, kembali menahan."Kau belum berjumpa dan tukar omongan dengan Bocah Maut. Bukankah lebih baik menunggu sampai dia siuman?"Dewi Topeng Perak menggelengkan kepalanya. "Tidak Kita tetap melangkah di jalan masing-masing. Sampaikan salamku."Habis kata-katanya, Dewi Topeng Perak segera berkelebat meninggalkan tempat itu. Sepeninggal Dewi Topeng Perak, Ratu Api menggeram. "Keparat! Dia merasa terlalu besar kepala hingga menolak bergabung. Suatu saat, akan kutunjukkan siapa diriku ini."Ditarik nafasnya dengan cepat."Hhhh! Aku bisa menduga mengapa d

    Last Updated : 2024-01-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   474. Part 20

    Dewi Bulan tersenyum. Sedikit banyaknya dia mulai merasa gembira karena muridnya mulai mengenal tentang asmara. Itu berarti, muridnya sedang menuju pada jalan kedewasaan. Namun yang dikhawatirkan bila asmara yang singgah di hati muridnya akan mengalami benturan pada sebuah dinding yang kokoh dan tinggi. Lalu katanya, "Tak perlu mencemaskannya, Dewi. Dan kau Pendekar Judi, apakah salah bila kukatakan kau murid dari Peramal Sakti atau juga yang berjuluk Malaikat Judi dari Lembah Sumur Tua?"Pendekar Judi menjura hormat. Lalu katanya dengan suara yang menghormat pula, "Tak salah apa yang kau katakan itu. Peramal Sakti atau Malaikat Judi memang guruku. Guru juga banyak menceritakan tentang seorang perempuan perkasa yang berjuluk Dewi Bulan. Dan beruntung sekali hari ini aku berjumpa dengan orang yang sering dibicarakan Guru."Dewi Bulan tersenyum."Aku tak tahu urusan apa yang menyebabkanmu juga mencari Iblis Sesat. Tetapi satu pesanku, berhati-hatilah dan jaga muri

    Last Updated : 2024-01-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   475. PADANG SERATUS DOSA

    SEBILAH papan kecil itu bergerak meninggalkan Teluk Tenggorong tepat pertengahan malam tiba. Air berombak tenang dan angin berhembus perlahan. Di atas, gumpalan awan hitam yang biasanya bertumpuk tumpuk seolah lenyap didorong angin. Diganti dengan alam yang sangat cerah.Sebilah papan yang nampaknya tak mengundang perhatian apa pun justru nampak satu bayangan tegak berdiri di tengah-tengah papan itu. Orang yang berdiri di tengah papan itu adalah seorang kakek berambut panjang beriap-riap sampai ke punggung. Air yang memercik menampar ke atas papan, tak membikin basah pakaian putih panjang hingga ke mata kaki.Orang tua itu mengenakan jubah warna putih pula. Wajahnya teduh dengan sepasang mata jernih. Kendati air tak bergerak cepat, namun anehnya papan kecil yang dijadikan semacam tumpangan oleh si kakek itu meluncur sangat cepat. Dan lebih aneh lagi karena baju dan jubah panjang yang dikenakan si kakek tidak terdorong oleh angin yang melaju. Jangankan jubah dan pakaian

    Last Updated : 2024-01-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   476. Part 2

    "Urusan akan tuntas bila sudah kutemukan muridku dan kuberi pelajaran pada muridmu.""Rasanya, tak baik kita membuka silang sengketa. Selama ini, bukankah kita sama-sama tenang di tempat masing-masing tanpa gangguan apa-apa? Hanya perjumpaan tak sengaja antara muridmu dengan muridku dan kemudian muridmu jatuh cinta kepada muridkulah yang akhirnya mengakibatkan putusnya ketenangan kita.""Berbicara padamu memang berbelit-belit. Katakan, di mana muridmu yang berjuluk Pendekar Judi itu berada!” geram Nyi Randa Barong atau yang di kenal dengan julukan Iblis Cadas Siluman. Peramal Sakti tahu kegarangan dan ketidaksabaran perempuan tua di hadapannya. Dia juga tak ingin mencari masalah hanya gara-gara urusan yang boleh dikatakan sepele dan sebenarnya mereka tak berhak mencampuri urusan itu."Muridku sedang kutugaskan untuk melacak jejak Iblis Sesat yang akhir-akhir ini namanya semakin santer. Perlu kau ketahui pula, kalau sebenarnya aku tidak pernah tertarik untu

    Last Updated : 2024-01-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   477. Part 3

    Di lain kejap, Nyi Randa Barong berkata, "Yang kau katakan itu kemungkinan memang benar. Tetapi jangan harap aku akan menghentikan segala keinginan untuk memberi pelajaran kepada muridmu! Dia harus diajar adat untuk bisa menghargai perasaan seorang perempuan."Peramal Sakti tersenyum. "Nyi Randa Barong. Apa yang hendak kau lakukan itu adalah urusanmu. Tetapi menurut hematku, lebih baik tunda segala keinginan. Karena dalam ramalanku, kau pun akan berada di Goa Seratus Laknat.""Keparat! Bicara apa kau ini, hah! Aku tak punya urusan dengan Iblis Sesat. Kendati dia bermaksud hendak menjadi raja diraja orang-orang rimba persilatan, tetaplah bukan urusanku!”"Apa yang kukatakan ini hanyalah sebuah ramalan. Kau boleh mempercayainya boleh tidak. Tetapi.... Entah mengapa ramalanku justru mengarah pada muridmu yang akan tiba pula di Goa Seratus Laknat?""Orang tua keparat! Kukatakan jangan bicara sembarangan!” bentak Iblis Cadas Siluman dengan mulut be

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status