Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 451 - Chapter 460

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 451 - Chapter 460

1284 Chapters

449. Part 16

"Oh...” desisnya pelan, tertahan sambil menutup matanya. Kembali rasa pusing menyengat kepalanya. Manggala hanya terdiam. Sebaiknya, dia memang membiarkan gadis itu dulu. Karena pikirnya, bila gadis itu sudah cukup lama terjaga, maka rasa pusing di kepalanya akan hilang.Setelah beberapa saat berlalu, dilihatnya gadis itu membuka kedua matanya. Dan perlahan-lahan bangkit dengan kedua kaki masih diselonjorkan. Gadis yang berotak cerdik itu segera tahu apa yang terjadi. Terutama tatkala melihat dia tidak lagi hanya mengenakan pakaian dalam.Kendati demikian, di edarkan pandangannya. "Kemana orang berjuluk Penabur Pasir. itu?" tanyanya pelan setelah mengalihkan pandangan pada pemuda di hadapannya."Tak usah memikirkan tentang dia. Yang penting, kau telah selamat dari gangguannya," kata Manggala. Lalu tanpa diminta diceritakan apa yang telah terjadi. Tetapi, tentu saja dia tak menceritakan bagaimana gadis itu diamuk birahi. Bagaimana dia harus mengendalikan di
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

450. Part 17

Sementara yang lainnya bersorak ramai, "Kecil! Kecil! Kecil!”Lelaki kurus yang tangannya kini berada di meja melirik ke arah sang bandar. Begitu dilihatnya si bandar menganggukkan kepala, segera dibukanya batok kelapa itu dengan wajah pias.Bersamaan dengan itu terdengar seruan ramai dari penonton, "Kecciiiillll!”Si pemuda berbaju putih pun bersorak. Melihat dua buah dadu menunjukkan tiga bulatan dan sebuah lagi dua bulatan."Haya! Bagus! Aku menang lagi!” Lalu dengan tangan terentang, dia kembali meraup uang yang dimenangkannya. Sang bandar berbisik pada seorang pemuda berwajah licik di sampingnya."Panggil Ki Gombel."Pemuda yang diperintah sang bandar tadi segera berlalu dan kembali lagi bersama seorang lelaki berwajah cekung. Kumisnya panjang menjuntai tanpa jenggot. Orang kurus bernama Ki Gombel itu menghisap rokok kawung pula. Begitu melihat kemunculannya, lelaki berwajah tirus yang memainkan batok kelapa berisi dad
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

451. Part 18

"Gila! Siapa yang melakukan tindakan jahanam ini? Pemuda itu kulihat tak melakukan apa-apa?" batinnya gusar. dan tanpa sepengetahuan yang lainnya, di dalam batok kelapa itu tiga buah dadu terus bergulir berulang-ulang tanpa menimbulkan suara. Hanya seorang saja yang tersenyum melihat hal itu. Dia adalah Si Buta dari Sungai Ular."Hmmm.... Dari dulu sampai sekarang, perjudian, bukanlah cara yang baik untuk mendapatkan rezeki. Selalu saja ada yang curang. Lelaki berkumis menjuntai tanpa jenggot itu rupanya mencoba mengubah jumlah bulatan tiga buah dadu di dalam batok kelapa," kata Manggala dalam hati. Dan senyumannya semakin mengembang ketika melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. "Hebat! Pemuda ini bisa bersikap bodoh dengan terus memandang ke arah orang yang menghisap rokok kawung dan sekarang sudah berkeringat. Dengan dengkul kaki sebelah kanan yang ditempelkan pada bagian bawah meja, pemuda berbaju putih ini pun mengalirkan tenaga dalamnya untuk menahan aliran tenaga da
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

452. Part 19

Memutuskan demikian, si pemuda mengarahkan langkahnya ke bawah sebatang pohon. Lalu duduk bersandar dengan kedua kaki berselonjor. Tangannya bersedekap di dada dan matanya segera dipejamkan. Selang beberapa saat, Ki Gombel dan tiga lelaki yang mengikutinya tiba di tempat itu. Sepasang mata Ki Gombel berbinar cerah dan mengandung kemarahan melihat si pemuda tertidur."Bagus! Rupanya dia tertidur disini! Tak sulit untuk mencabut nyawanya sekarang dan mengambil uang taruhan yang dimenangkannya tadi," seringai lelaki berkumis menjuntai sambil menganguk-anggukkan kepalanya. Ditolehkan kepala pada tiga lelaki yang mengikutinya."Bunuh pemuda celaka itu!"Tiga parang besar sudah berada di tangan masing-masing orang dengan sekali cabut. Lalu dengan gerakan tak sabar, ketiga lelaki yang diperintahkan itu segera mengayunkan parang mereka secara serempak.Wuuut! Wuuut! Wuuuttt!Begitu ketiga parang mengayun, sosok si pemuda berguling tetap dengan mata terpeja
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

453. Part 20

Ketiga penyerangnya yang memang sudah kelelahan, jatuh pingsan saat itu juga. Si pemuda kembali menghentikan gerakannya dan mengintip dari kedua balik siku yang menekuk di depan wajahnya. Di balik rimbunnya semak, sepasang mata yang mengintip menyeringai lebar melihat apa yang dilakukan si pemuda. Sementara sepasang mata lainnya yang berada di dekatnya, memperlihatkan sinar mata jemu. Terdengar suara si pemuda berbaju putih sambil menurunkan kedua tangannya, "Wah! Mengapa pada pingsan begitu? Hiii! Jangan-jangan.... Di sini ada dedemit iseng!”Ki Gombel yang memang sengaja tak menyerang untuk memperhatikan lebih jelas, marah besar tatkala yakin kalau pemuda ini sengaja mempermainkannya. Dengan teriakan marah dia menyerang ke arah si pemuda yang kembali berteriak-teriak minta ampun, lalu dengan sikap seperti tak sengaja si pemuda menubruk mendorong, menjegal memukul dan menendang Ki Gombel yang tiba-tiba saja terlihat wajahnya menjadi sembab merah karena benjolan.
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

454. Part 21

"Kita sudah saling kenal. Sekarang dengar baik-baik Gadis yang bersamaku ini aku tidak tahu namanya. Tetapi dia berjuluk Dewi Berlian. Entah mengapa dijuluki demikian aku juga tidak tahu. Mungkin saja ada berlian lain yang tersembunyi di sela-sela tubuhnya yang kelihatannya rada-rada 'ehm-ehm' selain berlian yang ada di jidatnya yang licin mulus itu.""Kang Manggala!” Dewi Berlian melotot lagi. Berada di antara dua pemuda yang sama-sama rada gendeng ini memang harus kebal muka bila mendengar selorohan masing-masing orang."Dia membentak tadi karena rasa sayangnya kepadaku," kata Manggala pada Cakra alias Pendekar Judi tanpa melirik sedikit pun pada Dewi Berlian yang makin melotot."Eiittt! Kau tidak perlu iri, Pendekar Judi!" godanya kemudian."Mengapa aku harus iri? Toh aku masih punya kesempatan melihat wajahnya yang cantik, bukan?" balas Pendekar Judi menyahuti selorohan Si Buta dari Sungai Ular. Kedua pemuda itu terbahak-bahak sementara Dewi Ber
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

455. SI MATA DEWA

ORANG berbalut kain hitam dari atas hingga ke telapak kaki, terus bergerak dengan cara melompat-lompat. Berulang kali orang itu menghentikan langkah. Wajahnya yang tak nampak dengan sepasang mata memerah nampak berubah."Keparat betul! Mengapa aku tetap berada di sini-sini juga padahal sudah sekian jarak ku lalui?" geram orang berwujud pocong yang tak lain adalah Raja Pocong. Lalu melanjutkan, "Hujan telah berhenti! Hingga tempat ini menjadi becek."Kepalanya bergerak ke sana kemari. Yang nampak hanya jajaran pepohonan tinggi dengan dedaunan yang sangat lebat. Dan suara angin yang menggeresek dedaunan. "Kurang ajar! Rasanya aku memang hanya memutari tempat ini!” geram Raja Pocong setelah menyadari kalau dia berdiri di tempat semula."Gila! Mengapa aku bisa lupa arah mana yang harus kutempuh?" Setelah beberapa saat berpikir, tiba-tiba terdengar desisan orang berbalut kain hitam itu."Bodoh! Bukankah aku harus mencari tiga pohon kembar? Pohon kembar y
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

456. Part 2

"Oh!" Tubuh Raja Pocong melengak Tetapi sejurus kemudian dia berkata, "Syarat apakah yang hendak kau ajukan, Sahabat'?""Aku telah menciptakan satu ilmu baru di dalam Keranda Kematian. Aku menginginkan kau masuk ke dalamnya.""Gila! Apa-apaan ini? Mengapa dia mengajukan syarat yang tidak-tidak?" batin Raja Pocong dengan hati yang kembali kebat-kebit. Lalu berseru, "Sahabat? Bukannya aku banyak tanya. Apakah tak mengalami satu risiko yang membahayakan bila aku masuk ke dalam Keranda Kematian itu?""Sudah tentu tidak. Keranda Kematian yang kumiliki hanya ku peruntukkan pada orang-orang yang memang ingin kubunuh Bukan dirimu. Ingat, kau adalah sahabatku. Tak mungkin aku melakukan satu hal yang membahayakan mu. Pikirkanlah! Bila kau tidak mau mengabulkan syarat yang ku ajukan, aku pun tak ingin membantumu! Dan ingat, aku tak ingin diganggu lagi dalam urusan kecil semacam ini! Karena, aku tengah menunggu kedatangan orang-orang rimba persilatan ke Goa Seratus Laknat i
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

457. Part 3

"Sahabat! Apa yang kau lakukan?" Tak ada sahutan apapun juga. Raja Pocong merasakan hawa panas yang sangat luar biasa sekali memanggang tubuhnya. Tubuhnya kelojotan liar diiringi teriakan yang sangat menyayat hati, tak ubahnya seperti lolongan serigala yang tertembak oleh pemburu. Hanya sesaat tubuh Raja Pocong bergerak kesakitan, karena kejap lainnya terdengar suara ledakan yang sangat keras sekali dari dalam keranda itu.Blaaammm!Tubuh Raja Pocong pecah, lebur menjadi serpihan. Kendati keranda itu berbesi jarang, tetapi tak satu pun pecahan tubuh Raja Pocong yang terpental keluar. Hanya saja terlihat, serpihan tubuh orang itu, lenyap perlahan-lahan dan menghilang sama sekali. Barulah terdengar suara keras diiringi tawa kuat yang menggema di seantero tempat, "Tak seorang pun yang bisa membuatku menjadi budaknya kendati dia seorang sahabat. Bahkan, kedua orang tuaku bila masih hidup pun akan kubunuh bila berani meminta atau memerintahkanku! Tetapi, aku berterima kasih
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

458. Part 4

Di tempatnya, Mata Dewa mengangguk-anggukkan kepala. Lalu berkata dalam hati, "Tak salah dugaanku. Mengenali suaranya, aku yakin orang itu adalah Resi Wajah Dewa. Ah! Peristiwa puluhan tahun rupanya menguak lagi. Seperti yang digeramkannya tadi, dia masih terus berkeinginan membalas kematian adik kandungnya, Resi Durjana Tangan Sakti. Resi itu memang mati di tanganku tatkala kuhentikan maksudnya untuk mempermalukan tiga orang perawan suci yang diculiknya entah dari mana. Kematian resi durjana di tanganku itu, memang terdengar oleh Resi Wajah Dewa, kakak kandung dari Resi Durjana Tangan Sakti yang sudah puluhan tahun mencariku untuk membalas dendam. Kalau memang urusan tak bisa kuhindarkan, aku memang harus bertindak."Lelaki tua berwajah tampan yang berjuluk Resi Wajah Dewa itu kembali mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Yang nampak di kedua mata bulatnya hanyalah kumpulan semak belukar dan beberapa jajaran pohon. "Biarpun dunia kiamat, tak akan kuhentikan maksud untuk me
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status