Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 501 - Chapter 510

1284 Chapters

500. Part 4

TATKALA kesimpangsiuran yang melanda orang-orang di bagian utara Hutan Seratus Kematian, di Padang Seratus Dosa yang semula hanya berupa dataran tandus tanpa sebuah pohon pun yang tumbuh dengan pasir-pasir panas yang menyilaukan, kini nampak sebuah gundukan pasir yang cukup tinggi. Mengherankan, karena sebelumnya gundukan pasir itu tidak ada. Akan tetapi, di dalam gundukan pasir itulah saat ini Si Buta dari Sungai Ular tengah meringkuk dengan tubuh yang terasa sakit. Butiran pasir-pasir panas itu seakan melesak masuk ke dalam tubuhnya.Kedua matanya dipejamkan bila tak ingin kemasukan pasir-pasir panas.Bagaimana hal ini bisa terjadi?Tatkala Manggala memutuskan untuk berlalu dari Padang Seratus Dosa karena diyakininya akan semakin banyak jebakan demi jebakan yang ada, mendadak saja pasir sepanjang dua tombak rengkah hingga memperlihatkan tanah liat di dalamnya. Menimbulkan suara yang menggidikkan, pasir yang seolah terangkai menjadi sebuah permadani, bergerak m
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

501. Part 5

"Gila! Semalaman aku terpendam di timbunan pasir celaka itu. Iblis Sesat. Kau berhasil menjalankan permainanmu, dan sekarang tibalah giliranku untuk membalas!"Manggala tiba-tiba menolehkan kepalanya ke belakang. Dilihatnya sosok putih berkelebat ke arahnya. "Hmmm... Pendekar Judi. Rupanya dia telah tiba di tempat ini. Apakah Dewi Berlian yang kutinggal bersamanya juga berada di sini?"Orang yang dilihat Manggala dengan cepat sudah berdiri dua tombak di hadapannya. Pemuda berbaju putih yang dipenuhi keringat karena panas yang menyengat ini nyengir."Wah! Kupikir kau meninggalkan kami untuk mencari Dewi Kembang Maut, tidak tahunya berada disini?"Manggala balas nyengir. Tak sebutir keringat pun yang mengaliri tubuhnya. Ini disebabkan karena Tenaga Inti Geledek yang dimilikinya memusnahkan setiap keringat yang mengalir."Begitu pula salah satu tujuanku. Hmm... Kau beruntung karena baru tiba di sini.""Apa maksudmu?""Sudahlah.
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

502. Part 6

Pemuda berbaju putih yang sesungguhnya adalah Iblis Seribu Muka tersenyum aneh. Tanpa sadar tangannya mengusap pipinya yang terkena pasir panas. "Keparat! Panas sekali pa... Oh"Untuk sesaat dia tercekat tatkala merasakan pipi kanannya agak lengket. Segera dilihatnya telapak tangannya. Ada sedikit cairan getah di sana. "Jahanam! Aku tak sadar kalau panas yang menyengat ini bisa melelehkan getah-getah yang kusamarkan pada wajahku. Sialan! Apakah Manggala melihatnya?"Sejenak orang ini terdiam dan mengingat-ingat. "Hmm... Pasti dia belum melihatnya dan aku yakin getah ini baru saja mencair setelah Si Buta dari Sungai Ular berkelebat. Setan keparat!”Lalu dengan cepat diambilnya sebuah tabung dari balik pakaiannya. Ditumpahkannya ke telapak tangan kanannya. Lalu digerakkan tangan itu ke wajahnya. Gerakannya sangat cepat sekali Iblis Seribu Muka memang mempunyai keahlian menyamar yang sangat tinggi. Tanpa bercermin lagi dia bisa melakukannya. Sesaat, cairan ge
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

503. Part 7

"Orang penuh bulu ini tindak tanduknya tak ubahnya seekor serigala saja. Dan dari wujud yang ada pada dirinya, dia memang seperti seekor serigala. Keparat betul! Jangan-jangan yang jadi ramalan Malaikat Judi membawa kenyataan. Hhh! Tak akan pernah kubiarkan muridku yang jelita ini menjadi jodoh Manusia Serigala.!"Berpikir demikian, si nenek melesat dengan sentakan yang cukup kuat. Dan orang berbulu yang dijuluki si nenek Manusia Serigala, juga melompat dengan gerengan kemarahan dan kedua tangan penuh kuku runcing mengembang.Si nenek berhasil menghindari sambaran cakar yang mengerikan itu dengan cara memiringkan tubuh. Sambil menghindar, dilepaskan satu pukulan penuh tenaga dalam yang kuat. Tetapi Manusia Serigala, entah mengandalkan nalurinya atau karena dia memang berakal, memutar tubuh. Dan masih berputar, seperti layaknya seekor kuda, dia melepaskan tendangan kedua kaki belakang dengan cara membelakangi si nenek. Iblis Cadas Siluman mendengus dan mengibaskan tanga
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

504. Part 8

"Tadi kukatakan, kalau orang itu memang keras kepala dan memiliki naluri jahat setinggi langit, mungkin tak salah bila kita membunuhnya.""Sinting! Kau terlalu banyak berkhotbah!" Habis memaki demikian, Iblis Cadas Siluman berkelebat cepat meninggalkan Dewi Bulan yang hanya menggeleng-gelengkan kepala."Pada dasarnya, Iblis Cadas Siluman berhati baik. Dan sebenarnya dia tidak terlalu banyak berbeda dengan sifat Dewi Pedang. Entah ada Urusan apa dia menginginkan nyawa Manusia Serigala. Sungguh, baru kali ini aku melihat Manusia Serigala yang kupikir hanya sebuah legenda belaka. Siapa sebenarnya orang penuh bulu yang tindak tanduknya seperti seekor serigala. Dia tentunya lahir dari rahim seorang anak manusia. Dan mengapa dia bisa menjelma menjadi seperti seekor serigala? Apakah ada sesuatu di balik rahasia ini? Hmmm... Melihat ke mana perginya Iblis Cadas Siluman, sepertinya dia memang mencoba menembus Hutan Seratus Kematian. Bila orang sudah tiba di sini, tempat mana la
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

505. Part 9

Lelaki tua berbaju hijau penuh tambalan itu terus berkelebat dengan cepatnya melewati padang tandus yang disebut Padang Seratus Dosa. Rambutnya yang putih panjang beriap-riap terbawa angin panas. Anehnya, saat berkelebat itu, si kakek yang di tangan kanannya terdapat sebuah tongkat berwarna putih memejamkan kedua matanya. Bila melihat ciri yang melekat pada si kakek, bisa dipastikan dia adalah Mata Dewa. Dan di belakangnya, seorang nenek berkonde yang mengenakan pakaian batik kusam pun melesat dengan mulut menggerutu. Dalam beberapa kejap mata saja si nenek berkonde yang tak lain Dewi Pedang telah bisa mengimbangi kecepatan lesatan Mata Dewa.Kedua orang berbeda kelamin yang sama-sama tua ini, tak ada yang membuka mulut saat melewati padang tandus yang sangat panas. Pasir-pasir yang mereka pijak saat berkelebat, tak terlalu mereka rasakan. Masing-masing orang menginginkan untuk segera melalui Padang Seratus Dosa yang berhawa sangat panas ini. Sayup-sayup keduanya mendengar su
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

506. Part 10

Sementara itu, gadis yang mengenakan pakaian biru ketat yang tak lain Dewi Kembang Maut adanya, membatin, "Mata Dewa mencintai guruku. Oh! Lalu Guru meninggalkannya. Ada apa ini? Apakah ini sebabnya mengapa Guru menyuruhku untuk mencarinya. Tetapi untuk apa? Bukankah dia sudah meninggalkannya?"Sedangkan Dewi Pedang membatin, "Aneh! Pandangan Sandang Kutung yang tadi tajam, mengapa kini kelihatan resah. Dan nampaknya dia berusaha untuk tidak bersikap resah seperti itu. Hmm... ada apa ini?"Mata Dewa berkata lagi, "Sunarsasi... mengapa kau menutupi wajahmu dengan topeng perak itu? Apakah kau memang tak ingin dikenali lagi oleh orang-orang rimba persilatan?""Nama asli ku telah lama tenggelam dengan berkibarnya julukanmu. Tetapi sekarang, orang-orang mengenalku dengan julukan Dewi Topeng Perak.""Apakah dengan cara menutupi wajah, kau berharap orang tak mengenalimu lagi? Paling tidak, diriku. Hmmm... Sunarsasi, suaramu masih kuingat betul. Percuma kau menut
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

507. Part 11

Wusss!Sinar putih melesat dan membentuk lingkaran. Menelingkupi hawa panas yang dilepaskan oleh Ratu Api, sekaligus memupusnya. Tiba-tiba Mata Dewa melengak tatkala mendengar deruan menggebah di atas pasir-pasir panas itu."Hmmm.... Bocah Maut tentunya telah ikut campur urusan ini," desisnya dalam hati. Dari memutar tongkatnya tadi, mendadak saja tongkatnya dilemparkan, menancap tiga tindak di hadapannya hingga setengah, bagai sebuah patok.Deru di atas tanah yang memang berasal dari gulungan tubuh Bocah Maut yang kendati tak mengenakan pakaian, tetapi manusia cebol itu mampu menahan pasir-pasir panas yang mau tak mau melekat pada tubuhnya, mendadak membuang tubuh ke kiri bila tak ingin gulungan tubuhnya di pasir itu menghantam tongkat putih Mata Dewa.Sementara itu, dengan tekanan kaki kanannya, Mata Dewa telah menggenggam tongkat putihnya lagi yang tadi tertanam hingga setengah di pasir-pasir panas itu,"Sialan! Kupikir dengan menyerangnya secar
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

508. Part 12

Si Buta dari Sungai Ular memutus kata-katanya sendiri tatkala mendengar suara berderak beberapa kali. Di lain kejap, kakinya mundur satu tindak dengan kedua mata terbeliak. Berjarak sepuluh tombak dari hadapannya, lima buah pohon besar mendadak saja tercabut dari akarnya. Dan seperti memiliki sepasang kaki layaknya manusia, lima pohon itu bergerak dengan suara berdebam. Daun-daun pohon itu banyak yang berguguran saat pohon-pohon itu bergerak!Bukan hanya Si Buta dari Sungai Ular yang terperangah. Iblis Seribu Muka yang menyamar sebagai Pendekar Judi pun terkejut."Manggala! Permainan segera dimulai!""Kau benar! Kita hancurkan pohon-pohon itu!"Namun belum lagi keduanya bergerak, mendadak saja dua pohon yang berada di depan seperti merunduk dan mengayun!Wrrrrr! Wrrrr!Dedaunannya banyak yang rontok saat mengibas. Yang sebuah mengarah pada Si Buta dari Sungai Ular dan yang sebuah lagi siap melabrak Pendekar Judi. Masing-masing orang segera m
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

509. Part 13

Sementara itu, Manggala sudah meletakkan kembali Tulang Ekor Naga Emas ke balik punggungnya."Bagaimana keadaanmu, Cakra?""Aku sudah lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih atas bantuanmu, Manggala." Lalu seperti menyesali keadaan, Iblis Seribu Muka mendesah, "Guru menugaskanku untuk membantumu. Tetapi pada kenyataannya, justru engkau yang membantuku, Manggala."Manggala nyengir. "Kau tak perlu berkata begitu. Untuk saat ini, saling bantu memang sangat diperlukan. Kupikir... kita tak bisa terlalu lama di tempat ini. Sebaiknya, kita segera melacak di mana Goa Seratus Laknat berada.""Ya. Aku pun sudah tak sabar ingin membunuh Iblis Sesat. Kemungkinan besar, guruku si Malaikat Judi telah menunggu kedatanganku di Lembah Sumur Tua.""Kalau begitu, kita kembali menjaga jarak. Kau berada di sebelah kiriku berjarak sepuluh tombak."Tanpa banyak ucap, Iblis Seribu Muka yang menyamar sebagai Pendekar Judi menganggukkan kepalanya. Lalu kembali menga
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more
PREV
1
...
4950515253
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status