"Dalam usia yang sudah di ambang malam, urusan masih tertahan. Apakah tak ada keinginan di hatimu untuk mengemukakannya sekarang?"Sepasang mata Dewi Segala Impian mengerjap-ngerjap, menyusul air bening yang mengembang. Kejap lain, buru-buru dia berkata sambil menindih kegalauan yang mendadak meraja di hatinya, "Jangan paksa aku, Upasara. Bila kukatakan belum waktunya, maka kau harus menunggu.""Dewi....""Persoalan cinta bukan urusanku! Kau harus tetap mampus, Mata Dewa!" terdengar suara keras itu dan menyusul gebahan tubuh pada pasir-pasir putih. Rupanya, Bocah Maut yang dihajar oleh Mata Dewa tadi tak mau membuang waktu. Dia sudah berguling siap mengirimkan hajaran keras. Orang-orang di sana terpana. Mata Dewa siap menggerakkan tongkatnya. Namun satu deru angin yang sangat hebat menderu dan menahan sekaligus melabrak gulingan tubuh Bocah Maut. Memekik keras manusia cebol yang sama sekali tidak menduga akan ada serangan dari orang yang dianggap kawannya. Tubuh
Terakhir Diperbarui : 2024-01-31 Baca selengkapnya