Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 531 - Chapter 540

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 531 - Chapter 540

1284 Chapters

530. Part 14

Si Buta dari Sungai Ular menarik napas panjang. "Urusan jelas belum selesai. Ada apa di balik semua ini? Lalu ke mana perginya roh Dewa Petir raksasa itu? Sebaiknya kupanggil saja mereka."Lalu ditepukkan tangannya. Dan seperti pertama tadi Si Buta dari Sungai Ular mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir', diusapnya kedua telapak tangannya. Lalu didahului dengan yang kanan, diusapnya rajahan petir di dadanya.Mendadak saja, entah dari mana datangnya bayangan dewa petir raksasa itu muncul dengan mencengkeram Keranda Kematian. Manggala terhenyak tatkala bayangan dewa petir ini menukik. Karena dirasakannya sedotan bertenaga dahsyat menyeret tubuhnya."Lemparkan benda jahanam itu ke gugusan batu kapur!"Bayangan dewa petir itu melakukan perintahnya. Kejap lain terdengar suara berdebam yang sangat keras di gugusan batu kapur. Menyusul muncrat dan bergugurannya batu-batu kapur itu.Manggala segera memanggil kembali bayangan dewa petir itu yang segera masu
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

531. Part 15

"Setan alas! Siapa sudi takluk di bawah kaki Bunda Kurawa! Ia tak ubahnya bajingan yang Cuma berani main keroyok!" teriak Ki Denawa alias Tangan Baja seraya tudingkan telunjuknya ke arah Bunda Kurawa.Bunda Kurawa hanya tersenyum dingin. Namun tidak demikian Teratai Emas. Mendengar tantangan Tangan Baja, gadis itu sudah menjadi gusar."Percuma! Percuma saja kau tantang Bunda kami kalau akhirnya roboh juga. Bukankah itu hanya membuang-buang waktu?""Babi buntung! Kalian benar-benar merendahkan kami. Ayo, sekarang lepaskan rantai baja ini. Dan kita bertanding sampai ada yang modar! Apa kau terlalu pengecut untuk menerima tantanganku, Bunda Kurawa!" teriak Naga Buta kalap."Percuma! Apa kalian tidak dengar omonganku, he! Apa pun yang kalian inginkan, tetap saja percuma kalau akhirnya harus menghadapi tiang gantungan. Sebaiknya buang saja keinginan kalian yang aneh-aneh itu! Atau cepat kalian berlutut di hadapan Bunda kami. Siapa tahu beliau mau mengampuni ke
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

532. Part 16

"Pernah, Bunda. Bukan saja pernah bertemu, bahkan hamba pun pernah bentrok dengannya," sahut Setan Cantik semangat."Hm...!" Bunda Kurawa menggumam tak jelas seraya mengangguk-anggukkan kepalanya angkuh."Setan Cantik! Kuminta kau pancing pendekar buta itu kemari. Kalau bisa, bunuh sekalipun tak mengapa. Pokoknya semua tokoh sakti dunia persilatan harus tunduk di bawah perintahku!""Hamba akan berusaha sekuat tenaga, Bunda.""Baik! Memang itu yang kuinginkan. Sekarang, cepat bergabung dengan teman-temanmu.""Baik, Bunda," sahut Setan Cantik.Kemudian setelah menjura hormat sebentar, Setan Cantik pun cepat berkelebat bergabung dengan teman-temannya yang berbaris rapi mengelilingi tiang gantungan.Sementara itu Bunda Kurawa maju dua tindak. Sepasang matanya tajam memandang tiga orang tawanannya. Bibirnya pun sunggingkan senyum dingin."Puah...! Lagakmu bak seorang ratu saja, Perempuan Keparat! Padahal kau tak ubahnya pelayan. Mem
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

533. Part 17

Wajah Tangan Baja dan Naga Buta pun makin pias. Perasaan tegang jelas menyelimuti hati kedua orang itu. Bagaimanapun mereka menyesali mati dengan cara sekonyol itu. Mereka lebih suka mati dengan cara bertarung.Dan sewaktu mendengar celotehan tadi, bukan main murkanya tokoh sesat dari Istana Ular Emas itu. Wajah dinginnya terlihat makin kelam. Bibir tipisnya mendesis-desis penuh kemarahan. Dan saking tidak kuat menahan amarahnya, ia sampai tidak dapat berkata-kata. Melihat kemurkaan Bunda Kurawa, tanpa banyak cakap lagi Teratai Emas segera memerintahkan ketiga orang adik seperguruannya untuk segera melepas pengait yang diinjak para tawanannya. Dengan demikian papan yang berada tepat di kaki ketiga orang itu akan terlepas, menciptakan tiga buah lubang berbentuk segi empat."Hekkkhhh...!"Terdengar tiga kali suara napas tertahan, serta erangan lirih memilukan. Seketika itu juga tubuh ketiga orang tawanan itu langsung tergantung di atas panggung. Tangan Baja dan Na
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

534. Part 18

"Jangan-jangan pemuda gondrong inilah yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular," duga salah seorang murid Istana Ular Emas dalam hati."Terima kasih atas bantuanmu, Anak Muda. Siapa pun kau, mari kita hadapi murid-murid Istana Ular Emas yang pongah ini!" ucap Ki Bagus Jelantik senang.Sekali tubuh lelaki ini berkelebat, kembali tongkat baja di tangan kanannya bergulung-gulung menyerang murid-murid Istana Ular Emas. Meski Ki Bagus Jelantik telah terluka cukup parah, namun serangan-serangan tongkat bajanya tidak boleh dianggap ringan. Malah belum sempat serangannya mengenai sasaran, terlebih dahulu telah berkesiur hawa dingin menyerang murid-murid Istana Ular Emas."Lekaslah kalian enyah dari hadapanku sebelum tongkat bajaku meremukkan batok kepala kalian!" bentak Ki Bagus Jelantik, di antara gulungan-gulungan tongkat bajanya yang mengurung pertahanan murid-murid Istana Ular Emas.Sementara Manggala pun cepat mengerahkan jurus 'Terjangan Maut Ular Putih'. Tan
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

535. RATU ULAR EMAS

MANGGALA terus berlari kencang menuju muara Kali Angkrik. Gerakan kedua kakinya aneh sekali seperti bersejingkat. Namun hebatnya, tubuh tinggi kekar pemuda buta itu terlihat ringan sekali laksana kilat. Dan kecepatan larinya pun luar biasa. Itulah ilmu meringankan tubuh 'Jejak Kilat'. Maka tak heran bila dalam waktu kurang dari setengah hari, Si Buta dari Sungai Ular pun telah sampai di sebuah hutan jati, tak jauh dari muara Kali Angkrik.Dan kini di hadapan pemuda buta ini membentang sebuah sungai. Itulah aliran sungai Kali Angkrik. Lebarnya kurang lebih lima puluh tombak dan cukup dalam. Namun pada saat musim kemarau seperti hari itu arusnya tidak terlalu deras. Sehingga, mudah bagi orang yang ingin menyeberangi menggunakan perahu.Manggala buru-buru lari mendekati tepi sungai. Dan tiba-tiba sepasang mata putihnya melihat sebuah perahu kecil tengah berjalan perlahan. Penumpangnya adalah seorang gadis cantik berpakaian ketat warna kuning keemasan."Jan
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

536. Part 2

"Sebenarnya kau ini siapa, pemuda buta! Cepat katakan terus terang! Jangan kau kira Angkin Maut bisa gampang menerima hinaan orang! Di samping itu, siapa pun yang berani masuk ke dalam Istana Ular Emas berarti mati!" bentak gadis cantik yang mengaku berjuluk Angkin Maut dengan tangan ikut juga bergerak dua kali. Dan....Serrrr! Serrrr!Seketika tiga sinar kuning keemasan yang berkerdepan cepat melesat menyerang tiga bagian jalan darah di tubuh Manggala. Kemudian menyusul sosok bayangan tipis memanjang berwarna kuning keemasan turut pula menyerang. Bahkan sebelum serangan- serangan itu menemui sasaran, terlebih dahulu telah berkesiur angin dingin menyerang pemuda dari sungai ular itu.Manggala terkesiap kaget."Eh...! Kalau begitu, kau juga salah seorang murid Istana Ular Emas, Angkin Maut!" seru Manggala seraya mengibaskan tangan kirinya, menghalau rontok sinar-sinar kuning yang ternyata jarum-jarum emas Angkin Maut. Sedang jari-jari tangan kanannya cepat
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

537. Part 3

Setelah kantung kecil itu ditanggalkan dari tempatnya, baru Manggala mulai memeriksa dan mencari-cari letak keanehan tubuh gadis cantik itu. Namun tetap saja si pemuda tidak berhasil. Padahal tadi ia sudah menotok beberapa jalan darah di iga, punggung, dan tengkuk gadis itu. Namun hasilnya tubuh Angkin Maut tetap dingin seperti es!Si Buta dari Sungai Ular heran bukan main."Celaka...! Jangan-jangan gadis cantik ini memang berdarah dingin...," keluh Manggala kebingungan.Dan karena saking bingungnya, Manggala menggaruk-garuk kepala. "Ah! Bagaimana ini? Kalau dibiarkan saja, bukan mustahil ia bisa mati. Ah! Biarlah kucoba menyalurkan tenaga dalam. Siapa tahu ada hasilnya...," gumam Manggala lagi dalam hati.Maka tanpa banyak pikir panjang lagi Si Buta dari Sungai Ular menempelkan telapak tangan kanannya di punggung Angkin Maut. Langsung dikerahkannya 'Tenaga Inti Geledek' yang mengandung hawa panas. Kini perlahan-lahan hawa panas dari telapak tang
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

538. Part 4

"Untuk memperdalam ilmu kepandaian golongan Ular Emas, aku memang harus banyak minum darah ular emas hidup. Dan kenapa berani lancang mencampuri urusanku. Malah kau pun telah memusnahkan tenaga dalamku yang telah kulatih selama belasan tahun. Dan kini, aku terpaksa harus melatih tenaga dalamku lagi, sehingga harus banyak meminum darah ular emas hidup sebanyak mungkin. Sebetulnya aku tak sudi mengatakan semua ini padamu. Tapi.... Tapi... ah! Sudahlah! Lekas pergi dari sini! Kalau mbakyuku melihatmu berada di sini, pasti kau akan celaka di tangannya...," kata si gadis.Manggala tersenyum. Kata-kata yang diucapkan Angkin Maut barusan kini telah berobah nadanya. Tidak lagi ketus maupun dingin. Malah kata-katanya tadi menyiratkan kekhawatiran terhadap Manggala. Dan si pemuda itu sendiri pun juga sudah merasakan perobahan sikap gadis itu."Menurut penglihatanku, sebenarnya gadis ini bukanlah orang jahat. Hanya mungkin karena terlalu banyak minum darah ular emas, sehingga mem
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

539. Part 5

Bak orang kesurupan setan, tak henti-hentinya Manggala terus mengoceh tidak karuan sambil terus memeluk tubuh Angkin Maut erat-erat. Tapi si gadis seolah-olah tidak mempedulikan ocehan itu. Ia hanya diam saja berada dalam pelukan pemuda buta yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular itu.Selang beberapa saat, Angkin Mautpun sudah dapat disembuhkan Manggala. Darahnya yang tadinya dingin, kini pun mulai dijalari kehangatan ke sekujur tubuhnya. Dan entah karena terharu dengan ocehan Manggala tadi, tiba-tiba saja dibalasnya pelukan Manggala erat-erat. Dan tanpa malu-malu lagi, ia menangis sesenggukan dalam pelukan si pemuda."Manggala...," desah Angkin Maut akhirnya mulai buka suara. "Kuharap, jangan teruskan niatmu ke Istana Ular Emas! Percuma saja kau pergi ke Istana Ular Emas, karena akan celaka. Kumohon dengan sangat, Manggala! Sebaiknya urungkan saja niatmu...!"Manggala yang mendapat sambutan hangat dari Angkin Maut segera balas memeluk lebih erat. Sekalipun tubu
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more
PREV
1
...
5253545556
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status