Share

530. Part 14

last update Last Updated: 2024-02-03 01:04:11

Si Buta dari Sungai Ular menarik napas panjang. "Urusan jelas belum selesai. Ada apa di balik semua ini? Lalu ke mana perginya roh Dewa Petir raksasa itu? Sebaiknya kupanggil saja mereka."

Lalu ditepukkan tangannya. Dan seperti pertama tadi Si Buta dari Sungai Ular mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir', diusapnya kedua telapak tangannya. Lalu didahului dengan yang kanan, diusapnya rajahan petir di dadanya.

Mendadak saja, entah dari mana datangnya bayangan dewa petir raksasa itu muncul dengan mencengkeram Keranda Kematian. Manggala terhenyak tatkala bayangan dewa petir ini menukik. Karena dirasakannya sedotan bertenaga dahsyat menyeret tubuhnya.

"Lemparkan benda jahanam itu ke gugusan batu kapur!"

Bayangan dewa petir itu melakukan perintahnya. Kejap lain terdengar suara berdebam yang sangat keras di gugusan batu kapur. Menyusul muncrat dan bergugurannya batu-batu kapur itu.

Manggala segera memanggil kembali bayangan dewa petir itu yang segera masu

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Norma Yunita
ini gimana ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   531. Part 15

    "Setan alas! Siapa sudi takluk di bawah kaki Bunda Kurawa! Ia tak ubahnya bajingan yang Cuma berani main keroyok!" teriak Ki Denawa alias Tangan Baja seraya tudingkan telunjuknya ke arah Bunda Kurawa.Bunda Kurawa hanya tersenyum dingin. Namun tidak demikian Teratai Emas. Mendengar tantangan Tangan Baja, gadis itu sudah menjadi gusar."Percuma! Percuma saja kau tantang Bunda kami kalau akhirnya roboh juga. Bukankah itu hanya membuang-buang waktu?""Babi buntung! Kalian benar-benar merendahkan kami. Ayo, sekarang lepaskan rantai baja ini. Dan kita bertanding sampai ada yang modar! Apa kau terlalu pengecut untuk menerima tantanganku, Bunda Kurawa!" teriak Naga Buta kalap."Percuma! Apa kalian tidak dengar omonganku, he! Apa pun yang kalian inginkan, tetap saja percuma kalau akhirnya harus menghadapi tiang gantungan. Sebaiknya buang saja keinginan kalian yang aneh-aneh itu! Atau cepat kalian berlutut di hadapan Bunda kami. Siapa tahu beliau mau mengampuni ke

    Last Updated : 2024-02-03
  • Si Buta Dari Sungai Ular   532. Part 16

    "Pernah, Bunda. Bukan saja pernah bertemu, bahkan hamba pun pernah bentrok dengannya," sahut Setan Cantik semangat."Hm...!" Bunda Kurawa menggumam tak jelas seraya mengangguk-anggukkan kepalanya angkuh."Setan Cantik! Kuminta kau pancing pendekar buta itu kemari. Kalau bisa, bunuh sekalipun tak mengapa. Pokoknya semua tokoh sakti dunia persilatan harus tunduk di bawah perintahku!""Hamba akan berusaha sekuat tenaga, Bunda.""Baik! Memang itu yang kuinginkan. Sekarang, cepat bergabung dengan teman-temanmu.""Baik, Bunda," sahut Setan Cantik.Kemudian setelah menjura hormat sebentar, Setan Cantik pun cepat berkelebat bergabung dengan teman-temannya yang berbaris rapi mengelilingi tiang gantungan.Sementara itu Bunda Kurawa maju dua tindak. Sepasang matanya tajam memandang tiga orang tawanannya. Bibirnya pun sunggingkan senyum dingin."Puah...! Lagakmu bak seorang ratu saja, Perempuan Keparat! Padahal kau tak ubahnya pelayan. Mem

    Last Updated : 2024-02-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   533. Part 17

    Wajah Tangan Baja dan Naga Buta pun makin pias. Perasaan tegang jelas menyelimuti hati kedua orang itu. Bagaimanapun mereka menyesali mati dengan cara sekonyol itu. Mereka lebih suka mati dengan cara bertarung.Dan sewaktu mendengar celotehan tadi, bukan main murkanya tokoh sesat dari Istana Ular Emas itu. Wajah dinginnya terlihat makin kelam. Bibir tipisnya mendesis-desis penuh kemarahan. Dan saking tidak kuat menahan amarahnya, ia sampai tidak dapat berkata-kata. Melihat kemurkaan Bunda Kurawa, tanpa banyak cakap lagi Teratai Emas segera memerintahkan ketiga orang adik seperguruannya untuk segera melepas pengait yang diinjak para tawanannya. Dengan demikian papan yang berada tepat di kaki ketiga orang itu akan terlepas, menciptakan tiga buah lubang berbentuk segi empat."Hekkkhhh...!"Terdengar tiga kali suara napas tertahan, serta erangan lirih memilukan. Seketika itu juga tubuh ketiga orang tawanan itu langsung tergantung di atas panggung. Tangan Baja dan Na

    Last Updated : 2024-02-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   534. Part 18

    "Jangan-jangan pemuda gondrong inilah yang bergelar Si Buta dari Sungai Ular," duga salah seorang murid Istana Ular Emas dalam hati."Terima kasih atas bantuanmu, Anak Muda. Siapa pun kau, mari kita hadapi murid-murid Istana Ular Emas yang pongah ini!" ucap Ki Bagus Jelantik senang.Sekali tubuh lelaki ini berkelebat, kembali tongkat baja di tangan kanannya bergulung-gulung menyerang murid-murid Istana Ular Emas. Meski Ki Bagus Jelantik telah terluka cukup parah, namun serangan-serangan tongkat bajanya tidak boleh dianggap ringan. Malah belum sempat serangannya mengenai sasaran, terlebih dahulu telah berkesiur hawa dingin menyerang murid-murid Istana Ular Emas."Lekaslah kalian enyah dari hadapanku sebelum tongkat bajaku meremukkan batok kepala kalian!" bentak Ki Bagus Jelantik, di antara gulungan-gulungan tongkat bajanya yang mengurung pertahanan murid-murid Istana Ular Emas.Sementara Manggala pun cepat mengerahkan jurus 'Terjangan Maut Ular Putih'. Tan

    Last Updated : 2024-02-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   535. RATU ULAR EMAS

    MANGGALA terus berlari kencang menuju muara Kali Angkrik. Gerakan kedua kakinya aneh sekali seperti bersejingkat. Namun hebatnya, tubuh tinggi kekar pemuda buta itu terlihat ringan sekali laksana kilat. Dan kecepatan larinya pun luar biasa. Itulah ilmu meringankan tubuh 'Jejak Kilat'. Maka tak heran bila dalam waktu kurang dari setengah hari, Si Buta dari Sungai Ular pun telah sampai di sebuah hutan jati, tak jauh dari muara Kali Angkrik.Dan kini di hadapan pemuda buta ini membentang sebuah sungai. Itulah aliran sungai Kali Angkrik. Lebarnya kurang lebih lima puluh tombak dan cukup dalam. Namun pada saat musim kemarau seperti hari itu arusnya tidak terlalu deras. Sehingga, mudah bagi orang yang ingin menyeberangi menggunakan perahu.Manggala buru-buru lari mendekati tepi sungai. Dan tiba-tiba sepasang mata putihnya melihat sebuah perahu kecil tengah berjalan perlahan. Penumpangnya adalah seorang gadis cantik berpakaian ketat warna kuning keemasan."Jan

    Last Updated : 2024-02-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   536. Part 2

    "Sebenarnya kau ini siapa, pemuda buta! Cepat katakan terus terang! Jangan kau kira Angkin Maut bisa gampang menerima hinaan orang! Di samping itu, siapa pun yang berani masuk ke dalam Istana Ular Emas berarti mati!" bentak gadis cantik yang mengaku berjuluk Angkin Maut dengan tangan ikut juga bergerak dua kali. Dan....Serrrr! Serrrr!Seketika tiga sinar kuning keemasan yang berkerdepan cepat melesat menyerang tiga bagian jalan darah di tubuh Manggala. Kemudian menyusul sosok bayangan tipis memanjang berwarna kuning keemasan turut pula menyerang. Bahkan sebelum serangan- serangan itu menemui sasaran, terlebih dahulu telah berkesiur angin dingin menyerang pemuda dari sungai ular itu.Manggala terkesiap kaget."Eh...! Kalau begitu, kau juga salah seorang murid Istana Ular Emas, Angkin Maut!" seru Manggala seraya mengibaskan tangan kirinya, menghalau rontok sinar-sinar kuning yang ternyata jarum-jarum emas Angkin Maut. Sedang jari-jari tangan kanannya cepat

    Last Updated : 2024-02-04
  • Si Buta Dari Sungai Ular   537. Part 3

    Setelah kantung kecil itu ditanggalkan dari tempatnya, baru Manggala mulai memeriksa dan mencari-cari letak keanehan tubuh gadis cantik itu. Namun tetap saja si pemuda tidak berhasil. Padahal tadi ia sudah menotok beberapa jalan darah di iga, punggung, dan tengkuk gadis itu. Namun hasilnya tubuh Angkin Maut tetap dingin seperti es!Si Buta dari Sungai Ular heran bukan main."Celaka...! Jangan-jangan gadis cantik ini memang berdarah dingin...," keluh Manggala kebingungan.Dan karena saking bingungnya, Manggala menggaruk-garuk kepala. "Ah! Bagaimana ini? Kalau dibiarkan saja, bukan mustahil ia bisa mati. Ah! Biarlah kucoba menyalurkan tenaga dalam. Siapa tahu ada hasilnya...," gumam Manggala lagi dalam hati.Maka tanpa banyak pikir panjang lagi Si Buta dari Sungai Ular menempelkan telapak tangan kanannya di punggung Angkin Maut. Langsung dikerahkannya 'Tenaga Inti Geledek' yang mengandung hawa panas. Kini perlahan-lahan hawa panas dari telapak tang

    Last Updated : 2024-02-05
  • Si Buta Dari Sungai Ular   538. Part 4

    "Untuk memperdalam ilmu kepandaian golongan Ular Emas, aku memang harus banyak minum darah ular emas hidup. Dan kenapa berani lancang mencampuri urusanku. Malah kau pun telah memusnahkan tenaga dalamku yang telah kulatih selama belasan tahun. Dan kini, aku terpaksa harus melatih tenaga dalamku lagi, sehingga harus banyak meminum darah ular emas hidup sebanyak mungkin. Sebetulnya aku tak sudi mengatakan semua ini padamu. Tapi.... Tapi... ah! Sudahlah! Lekas pergi dari sini! Kalau mbakyuku melihatmu berada di sini, pasti kau akan celaka di tangannya...," kata si gadis.Manggala tersenyum. Kata-kata yang diucapkan Angkin Maut barusan kini telah berobah nadanya. Tidak lagi ketus maupun dingin. Malah kata-katanya tadi menyiratkan kekhawatiran terhadap Manggala. Dan si pemuda itu sendiri pun juga sudah merasakan perobahan sikap gadis itu."Menurut penglihatanku, sebenarnya gadis ini bukanlah orang jahat. Hanya mungkin karena terlalu banyak minum darah ular emas, sehingga mem

    Last Updated : 2024-02-05

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status