Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 551 - Chapter 560

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 551 - Chapter 560

1284 Chapters

550. Part 16

Namun hal ini tentu saja sudah membuat nyali kedua wanita cantik itu makin ciut saja. Dan sebelum Si Buta dari Sungai Ular menerjang kembali, Bunda Kurawa cepat memberi isyarat kepada muridnya. Maka tanpa banyak cakap lagi, kedua wanita cantik itu pun cepat berkelebat keluar dari ruangan."Gggrrr...!"Si Buta dari Sungai Ular menggeram penuh kemarahan, menggetar-getarkan dinding-dinding ruangan. Sepasang matanya yang berwarna putih menyala terus memperhatikan ke arah Setan Cantik dan Bunda Kurawa yang melarikan diri. Sepertinya ia bermaksud mengejar kedua wanita cantik itu. Namun ketika pandangan matanya tertumbuk pada sesosok tubuh ramping yang tergeletak di tanah, entah mengapa niatnya diurungkan."Gggrrr...!"Dengan kemarahan meluap, Si Buta dari Sungai Ular kembali menggeram hebat. Dan belum hilang gaung suaranya, tiba-tiba saja sekujur tubuh Manggala sudah kembali mengecil seperti sedia kala."Kalau saja Angkin Maut tidak terluka parah sudah p
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

551. Part 17

Entah mengapa Angkin Maut menggeleng-geleng seraya memandang sedih pemuda gagah di hadapannya. Malah air matanya kembali merembes keluar membasahi kedua pipinya."Lekaslah pondong aku ke dalam! Lekas! Mungkin dia akan segera datang kemari!" pinta Angkin Maut gelisah sekali.Tanpa banyak cakap lagi, Manggala segera membopong tubuh ramping Angkin Maut. Kemudian sambil menyeret kaki kanannya yang seperti lumpuh, ia cepat berjalan terseok-seok menyusuri lorong bawah tanah Istana Ular Emas."Ah...! Kasihan sekali kau, Manggala! Ternyata racun ular emas telah membuat kakimu lumpuh!" desah Angkin Maut terharu ketika menyadari keadaan kaki kanan Manggala."Sudahlah! Jangan kau pikirkan aku! Sekarang kita mau ke lorong yang sebelah mana, Angkin?" tukas Manggala, tak mempedulikan kaki kanannya yang terluka.Di hadapan si pemuda kini terdapat dua lorong memanjang. Yang satu menuju ke timur, sedang yang satunya terus lurus ke depan."Manggala! Lekaslah
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

552. Part 18

Kemudian karena takut dipergoki Setan Cantik, Manggala tidak berani lagi mendorong pintu batu itu dengan kekerasan. Sehingga pintu batu itu tetap tertutup rapat-rapat. Meski demikian, Manggala tetap merasa penasaran sekali."Masa mendorong pintu batu itu saja tidak bisa," gumam Manggala dalam hati.Sehabis menggumam demikian, Si Buta dari Sungai Ular kembali mencoba mendorong pintu batu itu dengan sepenuh tenaga dalamnya. Namun, di saat demikian, tiba-tiba pintu batu itu terbuka dari dalam. Akibatnya...."Oh...!”Manggala yang tetap memondong Angkin Maut tersungkur akibat tenaga dorongannya sendiri. Dan belum sempat tahu siapa yang membuka pintu batu dari dalam, tiba-tiba dirasakannya angin dingin berkesiur menyerang pantatnya. Belum sempat serangan gelap itu ditangkis, tahu-tahu pantatnya telah terkena tendangan kaki seseorang!Desss...!Maka tanpa ampun lagi tubuh Manggala dan Angkin Maut jatuh bergedebungan didasar kubangan yang ter
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

553. Part 19

Angkin Maut tersenyum kecut. Memang betul mereka mempunyai obat penawar racun ular-ular emas itu. Tapi apa mereka akan sanggup menghadapi gigitan ribuan ular-ular emas itu? Benar, kalau cuma beberapa ekor saja, mungkin tidak perlu khawatir. Tapi kalau jumlahnya ribuan? Apa mereka tahan? Biarpun tidak terkena racun, tetap saja tubuh mereka habis digerogoti ular-ular emas ganas itu.Sedang Manggala tampaknya tidak mau berpikir panjang lebar seperti Angkin Maut. Pemuda itu kini malah mulai bersiap-siap menghadapi ular-ular emas itu sambil melambai-lambaikan tangan kanannya."Sini maju kalau ingin kuremukkan batok kepalamu!" tantang Manggala.Ratusan ular emas rupanya seperti terpengaruh panggilan Manggala. Maka dengan saling susul menyusul, binatang-binatang menjijikkan itu cepat menggeleser mendekati tubuh Manggala dan Angkin Maut."Hip!"Begitu melihat ular-ular emas itu mulai mendekatinya, Manggala cepat menggerakkan tangan kanannya. Dan tahu-tahu,
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

554. Lembah Katak Bulan

RIBUAN ular emas di dalam kubangan lorong bawah tanah Istana Ular Emas semakin mendekati Si Buta dari Sungai Ular dan Angkin Maut. Malah ada beberapa ekor ular emas yang kembali menggigit kaki. Maka tanpa ampun lagi darah segar kembali mengucur, membuat kaki terasa nyeri bukan main. “Ah! Kenapa aku sampai lupa?!” kata Manggala seraya menepok jidadnya sendiri. “Bukankah Raja Siluman Ular Putih telah memberikan sebuah ajian untuk menundukkan segala macam jenis ular di dunia ini” Manggala benar-benar mengutuk kebodohannya sendiri karena lupa akan hal itu. Kini perlahan-lahan pemuda buta dari sungai ular itu mulai menangkupkan kedua telapak tangannya dan mendekatkannya ke mulut. Dan mulai ia meniupnya. Tulit... tut... tut.... Tulit...! Ternyata, ular-ular emas itu kontan diam terpaku di tempatnya, tak lagi menyerang dua calon korbannya. Malah mereka menggoyang-goyangkan kepala sambil melelet-leletkan lidahnya, mengikuti suara lembut dari alunan si
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

555. Part 2

"Bunda! Buat apa menghadang kami? Toh, di antara kita sudah tidak ada hubungan guru dan murid!" seru Angkin Maut, bernada khawatir.Sehabis berkata begitu Angkin Maut pun segera mendekatkan kepalanya ke telinga Manggala."Cepat tinggalkan tempat ini, Manggala! Jangan hiraukan aku!" ujar si gadis.Manggala tersenyum nakal seraya menggaruk-garuk kepala."Mendengar gertak sambal cecurut tua itu, mengapa mesti takut, Angkin? Justru seharusnya kau bersyukur dapat keluar dari kubangan manusia berhati ular macam nenek-nenek cantik itu, Angkin!"Merah padam wajah Bunda Kurawa mendengar ejekan si pemuda. Kedua pelipisnya bergerak-gerak pertanda wanita cantik pemilik Istana Ular Emas itu tak dapat lagi mengendalikan amarahnya."Kematian sudah di depan mata masih bisa jual lagak di depanku!" dengus Bunda Kurawa sarat ancaman.Tangan kanan wanita ini segera memberi isyarat pada beberapa orang muridnya untuk segera menyerang Manggala dan Angkin Ma
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more

556. Part 3

Manggala menggerutkan gerahamnya kuat-kuat. Se sepasang mata putihnya terus mencorong memandangi Bunda Kurawa penuh kemarahan."Jangan hiraukan aku, Manggala! Lekas tinggalkan tempat ini! Aku..., aku pasti akan me...menyertaimu. Mungkin di hari penitisan kita nanti. Lekas tinggalkan tempat ini, Manggala! Aku..., aku me... menyayangi mu...."Manggala menggeleng-gelengkan kepala lemah. Hatinya trenyuh mendengar ucapan gadis cantik itu. Maka diam-diam pun mulai dikerahkannya kekuatan batin!"Bunda Kurawa! Apa kau masih membandel tidak mau melepaskan Angkin Maut? Apa kau lupa kalau murid yang tengah kau ancam adalah murid kesayangan mu?" bentak Manggala dengan suara bergetar-getar aneh, menyerang jalan pikiran Bunda Kurawa.Wanita setengah baya ini terkesiap kaget dengan mata terbelalak liar. Sebentar dipandanginya pemuda dari sungai ular di hadapannya. Sebentar kemudian pandangannya beralih pada Angkin Maut dalam cengkeraman tangannya.Pegangan tangan
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

557. Part 4

LANGIT angkasa raya masih kelam. Cahaya bulan dan kerlip berjuta bintang tampak tertutup awan tebal, membuat suasana makin dikuasai kegelapan. Dari balik kegelapan malam Si Buta dari Sungai Ular terus berlari cepat keluar dari halaman Istana Ular Emas. Hanya dalam beberapa jejakan kaki, pemuda dari sungai ular itu pun telah sampai di pinggir parit lebar berisi ribuan ular emas. Sejenak kepalanya digaruk-garuk. Matanya jelalatan mencari-cari akal bagaimana cara melompat keluar dari parit di hadapannya. Dan mendadak, pandang matanya tertumbuk pada serumpun pohon bambu tak jauh dari tempatnya berdiri."Ah...! Mengapa aku tidak menggunakan pohon bambu itu untuk menyeberang seperti yang telah dilakukan orang tua pendek berkulit hitam legam tempo hari?" desah Manggala seraya menepuk jidatnya sendiri.Orang tua pendek berkulit hitam legam yang dimaksudkan pemuda dari sungai ular itu tidak lain dari Ki Sorogompo yang telah diselamatkan dari tiang gantungan kemarin siang. Maka
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

558. Part 5

"Kau selalu begitu! Setiap bertemu aku pasti marah-marah! Hayo, sekarang bantu aku mencincang Tiga Setan Ruyung Baja ini dulu! Awas, jangan sampai lolos! Nanti baru ku jelaskan, mengapa aku bentrok dengan ketiga kecoak tua ini," kata Gayatri bersungut-sungut."Baik! Tapi harus ada imbalannya!""Apa?""Kau harus mau mencarikan kutu rambutku!" seloroh Manggala."Ah...! Kau ini...! Dalam keadaan seperti ini saja masih sempat bercanda! Hayo, lekas bantu aku menghajar tiga kecoak tua ini!""Baik"Gayatri langsung mengempos tenaganya. Tubuhnya berkelebat cepat begitu melihat tiga lawannya yang berjuluk Tiga Setan Ruyung Baja telah bangkit berdiri. Sepasang Pedang Elang Putih warisan Bagaskara telah pula diputar-putar sedemikian rupa, seolah menciptakan pertahanan yang kokoh.Sementara Manggala telah pula berkelebat, membantu serangan."Hm...! Jadi, kalian tiga monyet tua yang bergelar Tiga Setan Ruyung Baja? Ah.... Tapi aku melihat k
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

559. Part 6

"Aku heran, mengapa sedikit pun kau tidak mempunyai rasa welas asih, Gayatri?! Kalau saja ayahmu tahu apa yang telah kau perbuat di sini, tentu akan marah," cetus Si Buta dari Sungai Ular.Gayatri tidak mempedulikan ocehan Manggala, kecuali hanya membesut darah yang membasahi sepasang pedangnya pada baju hitam salah seorang musuhnya. Lalu dimasukkannya sepasang Pedang Elang Putih kembali ke sarungnya."Sebenarnya kenapa kau jadi demikian keji?" tegur Si Buta dari Sungai Ular lagi."Aku jengkel. Jengkel sekali! Juga padamu yang cerewet! Kalau saja kau bukan temanku, sudah pasti kuremukkan batok kepalamu!" jawab Gayatri ketus.Sekali lagi Manggala berdecak-decak heran. Lalu tangannya menggaruk-garuk kepala."Bagaimanapun juga kau tidak bol...""Jangan cerewet!" potong Gayatri, "Justru di samping aku mengejar musuh-musuh Perguruan Elang Putih, aku ada sedikit kabar buruk untukmu! Tapi, kau malah cerewet seperti nenek-nenek kehilangan sirih!"
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more
PREV
1
...
5455565758
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status