Share

498. Part 2

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 01:03:03

Kali ini Dewi Berlian mengerutkan keningnya, sementara Dewa Pemarah yang sudah melangkah sejauh tiga tombak, menghentikan langkahnya dan mendengus. "Anak gadis! Kalau kau mau meneruskan perjalanan, ayo cepat! Kau tak perlu urusi orang yang sedang bermesraan! Apakah kau tidak berpikir, kalau Si Buta dari Sungai Ular, pemuda yang kau cintai itu barangkali saja sedang berada dalam pelukan seorang janda kembang yang montok?"

Si gadis melotot gusar dengan bibir cemberut. "Apa kau tidak dengar kata-kata pemuda konyol ini? Enak saja dia bilang tidak kenal dengan kita Mentang-mentang sudah bersama seorang gadis, dia jadi lupa! Huh! Dipikirnya, kita mau mengganggu dia pacaran apa?"

Tanpa menghiraukan kata-kata si gadis yang sebenarnya cukup menyakitkan, pemuda berbaju putih itu mengatupkan kedua tangannya di dada.

"Maafkan aku. Bukan maksudku untuk membingungkan kalian. Tetapi pada kenyataannya, justru aku yang bingung melihat sikap kalian. Sungguh! Aku tak mengenal kali

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   499. Part 3

    "Hhh! Bila saja sebelumnya kita tak pernah berjumpa, ingin rasanya kuhajar kau sampai babak belur!""Jangan berbicara kurang ajar!” terdengar bentakan Angin Racun Barat bersamaan langkahnya yang bergerak satu tindak ke depan. Walaupun sebenarnya dia bermaksud untuk menjernihkan segala kebingungan ini, tetapi mendengar ucapan orang yang bernada melecehkan pemuda yang dicintainya, hatinya tak urung menjadi jengkel.Dewi Berlian yang memang sudah kesal melihat sikap Pendekar Judi, mementangkan kedua matanya ke arah Angin Racun Barat."Urusan yang ada di hadapanku ini tak ada urusannya denganmu!”"Jangan bicara ngaco! Rupanya kau perlu diajar adat!”Mengkelap wajah Dewi Berlian mendengar ancaman orang. Dengan kegusaran yang nyata dia maju selangkah. "Aku tak tahu ada urusan apa kau dengan pemuda yang mendadak menjadi dungu itu! Bila kau..."Bentakan Sri Kedaton alias Dewi Berlian terhempas begitu saja tatkala terdengar suara ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   500. Part 4

    TATKALA kesimpangsiuran yang melanda orang-orang di bagian utara Hutan Seratus Kematian, di Padang Seratus Dosa yang semula hanya berupa dataran tandus tanpa sebuah pohon pun yang tumbuh dengan pasir-pasir panas yang menyilaukan, kini nampak sebuah gundukan pasir yang cukup tinggi. Mengherankan, karena sebelumnya gundukan pasir itu tidak ada. Akan tetapi, di dalam gundukan pasir itulah saat ini Si Buta dari Sungai Ular tengah meringkuk dengan tubuh yang terasa sakit. Butiran pasir-pasir panas itu seakan melesak masuk ke dalam tubuhnya.Kedua matanya dipejamkan bila tak ingin kemasukan pasir-pasir panas.Bagaimana hal ini bisa terjadi?Tatkala Manggala memutuskan untuk berlalu dari Padang Seratus Dosa karena diyakininya akan semakin banyak jebakan demi jebakan yang ada, mendadak saja pasir sepanjang dua tombak rengkah hingga memperlihatkan tanah liat di dalamnya. Menimbulkan suara yang menggidikkan, pasir yang seolah terangkai menjadi sebuah permadani, bergerak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   501. Part 5

    "Gila! Semalaman aku terpendam di timbunan pasir celaka itu. Iblis Sesat. Kau berhasil menjalankan permainanmu, dan sekarang tibalah giliranku untuk membalas!"Manggala tiba-tiba menolehkan kepalanya ke belakang. Dilihatnya sosok putih berkelebat ke arahnya. "Hmmm... Pendekar Judi. Rupanya dia telah tiba di tempat ini. Apakah Dewi Berlian yang kutinggal bersamanya juga berada di sini?"Orang yang dilihat Manggala dengan cepat sudah berdiri dua tombak di hadapannya. Pemuda berbaju putih yang dipenuhi keringat karena panas yang menyengat ini nyengir."Wah! Kupikir kau meninggalkan kami untuk mencari Dewi Kembang Maut, tidak tahunya berada disini?"Manggala balas nyengir. Tak sebutir keringat pun yang mengaliri tubuhnya. Ini disebabkan karena Tenaga Inti Geledek yang dimilikinya memusnahkan setiap keringat yang mengalir."Begitu pula salah satu tujuanku. Hmm... Kau beruntung karena baru tiba di sini.""Apa maksudmu?""Sudahlah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   502. Part 6

    Pemuda berbaju putih yang sesungguhnya adalah Iblis Seribu Muka tersenyum aneh. Tanpa sadar tangannya mengusap pipinya yang terkena pasir panas. "Keparat! Panas sekali pa... Oh"Untuk sesaat dia tercekat tatkala merasakan pipi kanannya agak lengket. Segera dilihatnya telapak tangannya. Ada sedikit cairan getah di sana. "Jahanam! Aku tak sadar kalau panas yang menyengat ini bisa melelehkan getah-getah yang kusamarkan pada wajahku. Sialan! Apakah Manggala melihatnya?"Sejenak orang ini terdiam dan mengingat-ingat. "Hmm... Pasti dia belum melihatnya dan aku yakin getah ini baru saja mencair setelah Si Buta dari Sungai Ular berkelebat. Setan keparat!”Lalu dengan cepat diambilnya sebuah tabung dari balik pakaiannya. Ditumpahkannya ke telapak tangan kanannya. Lalu digerakkan tangan itu ke wajahnya. Gerakannya sangat cepat sekali Iblis Seribu Muka memang mempunyai keahlian menyamar yang sangat tinggi. Tanpa bercermin lagi dia bisa melakukannya. Sesaat, cairan ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   503. Part 7

    "Orang penuh bulu ini tindak tanduknya tak ubahnya seekor serigala saja. Dan dari wujud yang ada pada dirinya, dia memang seperti seekor serigala. Keparat betul! Jangan-jangan yang jadi ramalan Malaikat Judi membawa kenyataan. Hhh! Tak akan pernah kubiarkan muridku yang jelita ini menjadi jodoh Manusia Serigala.!"Berpikir demikian, si nenek melesat dengan sentakan yang cukup kuat. Dan orang berbulu yang dijuluki si nenek Manusia Serigala, juga melompat dengan gerengan kemarahan dan kedua tangan penuh kuku runcing mengembang.Si nenek berhasil menghindari sambaran cakar yang mengerikan itu dengan cara memiringkan tubuh. Sambil menghindar, dilepaskan satu pukulan penuh tenaga dalam yang kuat. Tetapi Manusia Serigala, entah mengandalkan nalurinya atau karena dia memang berakal, memutar tubuh. Dan masih berputar, seperti layaknya seekor kuda, dia melepaskan tendangan kedua kaki belakang dengan cara membelakangi si nenek. Iblis Cadas Siluman mendengus dan mengibaskan tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   504. Part 8

    "Tadi kukatakan, kalau orang itu memang keras kepala dan memiliki naluri jahat setinggi langit, mungkin tak salah bila kita membunuhnya.""Sinting! Kau terlalu banyak berkhotbah!" Habis memaki demikian, Iblis Cadas Siluman berkelebat cepat meninggalkan Dewi Bulan yang hanya menggeleng-gelengkan kepala."Pada dasarnya, Iblis Cadas Siluman berhati baik. Dan sebenarnya dia tidak terlalu banyak berbeda dengan sifat Dewi Pedang. Entah ada Urusan apa dia menginginkan nyawa Manusia Serigala. Sungguh, baru kali ini aku melihat Manusia Serigala yang kupikir hanya sebuah legenda belaka. Siapa sebenarnya orang penuh bulu yang tindak tanduknya seperti seekor serigala. Dia tentunya lahir dari rahim seorang anak manusia. Dan mengapa dia bisa menjelma menjadi seperti seekor serigala? Apakah ada sesuatu di balik rahasia ini? Hmmm... Melihat ke mana perginya Iblis Cadas Siluman, sepertinya dia memang mencoba menembus Hutan Seratus Kematian. Bila orang sudah tiba di sini, tempat mana la

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   505. Part 9

    Lelaki tua berbaju hijau penuh tambalan itu terus berkelebat dengan cepatnya melewati padang tandus yang disebut Padang Seratus Dosa. Rambutnya yang putih panjang beriap-riap terbawa angin panas. Anehnya, saat berkelebat itu, si kakek yang di tangan kanannya terdapat sebuah tongkat berwarna putih memejamkan kedua matanya. Bila melihat ciri yang melekat pada si kakek, bisa dipastikan dia adalah Mata Dewa. Dan di belakangnya, seorang nenek berkonde yang mengenakan pakaian batik kusam pun melesat dengan mulut menggerutu. Dalam beberapa kejap mata saja si nenek berkonde yang tak lain Dewi Pedang telah bisa mengimbangi kecepatan lesatan Mata Dewa.Kedua orang berbeda kelamin yang sama-sama tua ini, tak ada yang membuka mulut saat melewati padang tandus yang sangat panas. Pasir-pasir yang mereka pijak saat berkelebat, tak terlalu mereka rasakan. Masing-masing orang menginginkan untuk segera melalui Padang Seratus Dosa yang berhawa sangat panas ini. Sayup-sayup keduanya mendengar su

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   506. Part 10

    Sementara itu, gadis yang mengenakan pakaian biru ketat yang tak lain Dewi Kembang Maut adanya, membatin, "Mata Dewa mencintai guruku. Oh! Lalu Guru meninggalkannya. Ada apa ini? Apakah ini sebabnya mengapa Guru menyuruhku untuk mencarinya. Tetapi untuk apa? Bukankah dia sudah meninggalkannya?"Sedangkan Dewi Pedang membatin, "Aneh! Pandangan Sandang Kutung yang tadi tajam, mengapa kini kelihatan resah. Dan nampaknya dia berusaha untuk tidak bersikap resah seperti itu. Hmm... ada apa ini?"Mata Dewa berkata lagi, "Sunarsasi... mengapa kau menutupi wajahmu dengan topeng perak itu? Apakah kau memang tak ingin dikenali lagi oleh orang-orang rimba persilatan?""Nama asli ku telah lama tenggelam dengan berkibarnya julukanmu. Tetapi sekarang, orang-orang mengenalku dengan julukan Dewi Topeng Perak.""Apakah dengan cara menutupi wajah, kau berharap orang tak mengenalimu lagi? Paling tidak, diriku. Hmmm... Sunarsasi, suaramu masih kuingat betul. Percuma kau menut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status