Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 91 - Chapter 100

1284 Chapters

91. Kecurigaan

Malah suaranya kali ini terdengar begitu menggema. Dan sambil berkata begitu, telunjuk jari tangan si pemuda menunjuk ke batang sebuah pohon. Ajaib sekali! Batang pohon yang ditunjuk Si Buta dari Sungai Ular, seketika berubah menjadi sesosok perempuan berpakaian putih-putih yang tadi dikejar-kejar Gayatri!Mata Gayatri terbelalak lebar begitu melihat ke arah yang ditunjuk pemuda itu. Seolah-olah ia tak percaya dengan apa yang dilihat. Gadis itu segera mengucek-ngucek kedua bola matanya. Namun tetap saja apa yang dilihatnya adalah sosok ibunya."Kenapa bengong saja, Gadis galak. Bukankah itu ibumu. Tapi, kok tubuhnya semakin membesar" Coba deh perhatikan baik-baik!"Bukan main kagetnya hati gadis cantik itu. Apa yang dilihatnya kali ini benar-benar membuat hatinya makin ciut. Seperti yang dikatakan pemuda sinting di sampingnya, sosok tubuh Bidadari Putih entah mengapa perlahan-lahan menjadi berubah sesosok raksasa putih berwajah mengerikan. Dua taringnya yang seb
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

92. Menyelidik

Gayatri tidak menyahut. Saat itu, gadis ini sedang termenung memikirkan mulut pintu gua yang tertutup. Bukannya bingung cara menggeser batu sebesar kerbau yang menutupi mulut gua, melainkan heran melihat mulut gua yang telah tertutup kembali. Karena ia yakin, kemarin siang belum menutupkan pintunya kembali."Pasti ayahku telah menyuruh murid-muridnya untuk menyelidiki gua ini, begitu aku memberitahu kalau telah menyelidiki tempat ini. Dan kemungkinan besar murid-murid suruhan Ayah itulah yang telah menutupnya," gumam Gayatri dalam hati."Gayatri! Sedang apa kau di situ? Mana gua yang kau maksudkan! Apa kau tidak mendengar ucapanku tadi, he?" teriak Si Buta dari Sungai Ular kesal."Inilah gua yang kumaksudkan!" teriak Gayatri jengkel."Mana?" Manggala melototkan matanya lebar-lebar."Ini! Yang tertutup batu ini!"“Kau ini bagaimana, mana aku melihat ada gua yang tertutup!” dengus Manggala. Gayatri hampir saja tersentak kaget, saat
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

93. Ayah kandungku, pembunuh keji itu?

"Kau.... Kau menemukan apa, Manggala?" tanya Gayatri tidak canggung lagi seperti tadi. Hatinyamerasa penasaran melihat sikap Manggala."Hm...!"Manggala kini mengangguk-angguk."Tidak banyak yang kuketahui sebenarnya. Aku hanya tahu kalau yang membunuh keempat mayat ini adalah seseorang yang berkepandaian tinggi sekali. Apalagi menurut keteranganmu, mereka adalah empat murid utama di perguruan ayahmu. Coba perhatikan baik-baik, Gayatri! Aku yakin, wajah mereka pasti terkena cakaran-cakaran maut yang mengandung racun keji. Kalau tidak percaya, coba perhatikan wajah mereka baik-baik. Memang wajah keempat mayat ini tidak matang biru seperti terkena racun pada umumnya. Ini saja sudah membuktikan kalau cara kerja racun itu keji sekali, dengan menyerang urat-urat saraf si korban. Sayang sekali aku bukan ahli racun. Sehingga, aku tidak mengetahui jenis racun apa yang menyerang mereka."Gayatri menghela napasnya resah. Entah mengapa, tiba-tiba saja ia jadi
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

94. Pergi Menyelidik

"Mengapa kau tidak mau tidur sekarang, Gayatri? Kulihat matamu sudah ngantuk. Lekaslah tidur duluan!" ujar pemuda ini diam-diam telah mengerahkan kekuatan batinnya. Suaranya yang mengundang perintah terdengar bergetar-getar aneh, mempengaruhi jalan pikiran Gayatri.Gayatri terkejut. Tiba-tiba saja matanya jadi ngantuk sekali. Tubuhnya limbung, sulit dikendalikan. Dan akhirnya ia rebah di atas tanah rerumputan."Me..., mengapa mataku jadi ngantuk begini.. Ah...! Kau... kau pasti mengerjaiku lagi, Manggala...," ucap Gayatri makin melemah, sebelum akhirnya tertidur pulas.Manggala tertawa perlahan. Sejenak dipandanginya Gayatri yang sudah terlelap dengan begitu manisnya. Lalu, ia pun segera beranjak dari tempat duduknya."Baik-baik bobo di sini, ya! Jangan ke mana-mana! Awas, kalau ke mana-mana! Nanti kusentil kupingmu, lho!" ujar pemuda murid Raja Siluman Ular Putih itu, persis seseorang yang sedang menggoda anak kecil. Dan sehabis berkata begitu, Si Buta d
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

95. Bertarung di Dasar Lubang Kematian

"Ke mana kunyuk itu? Kok, tak ada? Tadi aku benar-benar melihat kalau ia menyelinap ke balik pohon ini. Tapi, sekarang kok tak terlihat?" tanya murid penjaga yang berada paling depan seraya menunjuk ke batang pohon asam tua di depannya."Oh...! Jangan-jangan kunyuk itu setan gentayangan penunggu lubang Kematian ini! Ih...! Ngeri...!" duga salah seorang murid yang lain ketakutan. Wajahnya seketika itu juga pucat pasi. Matanya memandang ngeri ke arah Lubang Kematian."Maaf, Kawan-Kawan! Aku pergi dulu. Aku tak sudi jadi tumbal...!" teriak yang lain langsung mengambil langkah seribu.Tiga orang murid lain sejenak hanya bisa saling pandang. Kemudian entah siapa yang memulai, tahu-tahu mereka telah lari meninggalkan Lubang Kematian. -o0o-Kabut asap putih jelmaan Manggala terus melesat masuk ke dalam Lubang Kematian. Kecepatannya sungguh mengagumkan, hingga akhirnya kabut asap putih itu sampai di dasar lubang Kematian. Begitu menyentuh tan
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

96. Kau dan Elang Emas sama saja!

"Tutup mulut, Bocah! Aku tidak pernah membiarkan calon korbanku banyak mengeluarkan suara! Terima saja kematianmu hari ini!" bentak lelaki tua itu garang setelah berbalik. Dan diam-diam sebenarnya dalam hati ia mulai mengagumi kepandaian musuh mudanya. Dan sehabis berkata begitu, tubuh lelaki tua itu kembali melesat dengan kecepatan luar biasa, bagai sebatang anak panah meluncur dari busurnya. Rambutnya yang memencar bagai puluhan ijuk baja menyerang tubuh Manggala penuh tenaga dalam tinggi.Wesss!"Uts...!"Manggala cepat melenting ke atas, hingga serangan-serangan orang tua buntung itu mengenai tempat kosong. Hebatnya, begitu rambut-rambut yang menjuntai-juntai itu menancap ke dinding Lubang Kematian, maka seketika tubuh buntung orang tua itu kembali melenting menyerang."Ya, ampun! Kalau begini terus caranya, aku bisa modar!" gerutu Manggala yang baru saja mendarat. Kesal juga hatinya. Diam-diam kekuatan batinnya pun mulai dikerahkan untuk menghadapi s
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

97. Siapa yang membunuhi murid-murid Perguruan Elang Putih ?

"Geeerrr...!"Manggala melesatkan tongkat ditangannya ke tanah dan langsung menerjang garang Bagaskara. Orang tua buntung itu cepat meloncat ke samping menghindari terjangan dengan sekali menghentakkan ujung-ujung rambutnya ke tanah. Kemudian dengan mengerahkan jurus-jurus saktinya dibalasnya serangan Si Buta dari Sungai Ular.Si Buta dari Sungai Ular ini pun tidak kalah cerdik. Melihat serangan-serangan orang tua buntung yang demikian hebatnya, cepat dipapakinya dengan kedua tangannya.Wuttt! Prattt!Tentu saja hal ini sangat merepotkan Bagaskara. Apalagi ketika disadari, pukulan-pukulan rambutnya yang mengenai tubuh lawannya itu hanya seperti membentur lempengan baja yang keras!Tak urung juga matanya memandang penuh kagum. Rambutnya yang berbenturan dengan tubuh raksasa Si Buta dari Sungai Ular itu serasa pedih bukan main. Bahkan kepalanya sampai berdenyut-denyut tidak karuan. Namun Bagaskara tidak mau menyerah begitu saja. Dengan mengeluarkan j
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

98. Elang Emaslah pelakunya

"Apa?! Elang Emas...?" sentak Manggala seraya menarik mundur dadanya, seolah-olah tidak mempercayai keterangan Bagaskara.Kali ini Bagaskara memandangi Si Buta dari Sungai Ular seksama."Benar. Memang Elang Emaslah pelakunya," tegas Bagaskara, seraya mengangguk."Tapi..., tapi, bukankah murid-murid Perguruan Elang Putih itu adalah murid-murid Elang Emas sendiri?" tukas si pemuda dengan kening berkerut."Tidak! Sebenarnya tidak demikian. Mungkin untuk sekarang ini, murid-murid Perguruan Elang Putih memang muridnya. Murid-murid Elang Emas maksudku. Tapi, tidak untuk sebelum masa delapan belas tahun lalu, Bocah!" jelas Bagaskara."Aku belum mengerti maksudmu, Orang Tua." Bagaskara menghela napasnya sebentar."Singkatnya begini, Bocah. Sebenarnya Perguruan Elang Putih bukanlah milik Elang Emas, melainkan, milik seseorang.""Milik seseorang...? Siapakah dia, Orang Tua?" tanya Manggala heran.Bagaskara menyunggingkan senyum. "Tentu k
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

99. Dia pasti anakku!

"Mungkinkah gadis yang kau katakan itu anak kandungnya Elang Emas dengan Surtini, istriku. Atau, jangan-jangan Gayatri yang kau katakan justru anak kandungku sendiri?""Bisa jadi Gayatri itu anak kandungmu sendiri, Ki. Sebab menurut keterangannya Gayatri sudah beberapa kali akan dibunuh oleh Elang Emas. Jadi, bisa jadi Gayatri anak kandungmu sendiri. Kalau tidak, mana mungkin ada ayah yang tega akan membunuh anak kandungnya?""Kau benar, Anak Muda! Gadis yang kau maksudkan pasti anakku!" tandas orang tua buntung itu dengan mata berbinar."Kalau kau cukup mengenalnya, tolonglah kau ajak gadis itu kemari! Aku ingin sekali melihatnya. Kau mau menolongku, Anak Muda?""Jangan khawatir, Ki! Aku pasti akan membantumu. Sekarang kau tenangkan hatimu dulu! Aku akan keluar sebentar. Dan yang jelas, aku pasti akan mengajak putri kandungmu kemari."Si Buta dari Sungai Ular cepat meloncat bangun. Pandangan matanya sejenak menyapu ke seputar ruangan dalam lorong
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more

100. Kalau mereka melawan, bunuh!

"Aku tahu, kali ini kau bisa bicara pongah seperti ini. Tapi, tunggu sebentar, Kakang! Kau tentu akan menyesal dengan kata-katamu!""Hidupku sudah hancur. Buat apa menyesali?" teriak Bagaskara nyaring, namun suaranya kali ini sedikit melemah. Mungkin terpengaruh juga dengan ancaman Elang Emas. Elang Emas tidak lagi meladeni omongannya. Hanya matanya saja yang berkilat-kilat, memperhatikan Lubang Kematian. Kemudian dengan perasaan panas, segera ditinggalkan tempat ini. Begitu kaki kanannya menutul ke tanah, bayangan tinggi besar Elang Emas pun tahu-tahu telah berkelebat cepat keluar dari Pekarangan Terlarang.Gerakan kedua kakinya cepat sekali laksana terbang, pertanda ilmu meringankan tubuhnya telah sangat tinggi. Sebentar saja Elang Emas telah sampai di padepokannya. Beberapa orang murid asuhannya berlari-lari menyambut kedatangannya, ia langsung duduk berlutut mengitari."Semuanya berkumpul di ruang utama!" perintah Elang Emas galak."Baik, Guru!" sahut
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status