Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 81 - Chapter 90

1284 Chapters

81. Masuk ke dalam lubang kematian

"Sobatku Lelaki Berkumis Kucing..," panggilnya dengan suara perlahan."Tutup mulutmu, Elang Emas!"Elang Emas tidak jadi melanjutkan kata-katanya, saat lelaki tua pendek itu seperti tak ingin diganggu. Malah Lelaki Berkumis Kucing kini mengangkat kepalanya, memandang tajam Elang Emas. Kedua bibirnya yang bergetar-getar dengan napas mendengus-dengus dari lubang hidung. Dan sebelum perhatian Lelaki Berkumis Kucing kembali ke lubang, mendadak...."Aaakh...!"Tiba-tiba saja dari dalam Lubang Kematian terdengar satu pekikan yang teramat menyayat hati. Buru-buru Lelaki Berkumis Kucing melongokkan kepalanya lagi ke dalam Lubang Kematian. Dan ia melihat satu bayangan hitam tengah berkelebat naik ke atas dengan susah payah. Lelaki tua pendek ini tahu kalau Kumbara sudah sampai di dasar, dan sedang berusaha naik."Elang Emas! Lihat! Kumbara sedang berusaha naik ke atas dengan membawa kotak daun Lontar Merahmu!" teriak Lelaki Berkumis Kucing kegirangan.
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

82. Pekarangan Terlarang

Lelaki Berkumis Kucing mengeluh. Kekuatan gaib dari sepasang mata Elang Emas begitu kuatnya mempengaruhi batinnya. Dan tanpa sadar, dadanya makin bergetar-getar hebat. Wajahnya makin pias seperti mayat. Dan dari kedua bibirnya yang bergetar-getar..."Elang Emas! Kau... kau...!" Lelaki Berkumis Kucing tak dapat lagi meneruskan ucapannya. Kedua lututnya goyah pegangan pada sosok mayat yang dikepit dan kotak kecil berisi daun Lontar Merah itu melemah. Dan akhirnya, kedua benda itu kembali terjatuh ke dalam lubang Kematian. Sepasang mata Elang Emas begitu kuatnya mempengaruhi batinnya. Sehingga, membuat sukmanya seolah melayang entah ke mana.Namun biar bagaimanapun juga, Lelaki Berkumis Kucing bukanlah tokoh sembarangan. Meski dalam keadaan sangat berbahaya, kedua lututnya yang goyang masih dapat dikendalikan. Kemudian tanpa banyak pikir lagi segera kedua kakinya ditutulkan, lalu meloncat keluar dari Lubang Kematian.Sembari meloncat demikian, sebelah tangan Lelaki
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

83. Jurus 'Cakar Maut Elang Emas'!

"Hup!"Kedua kaki Gayatri mendarat manis di jalan setapak tanpa menimbulkan suara sama sekali. Sekali menutulkan kedua kakinya ke tanah, tahu-tahu tubuhnya melesat cepat menuju mulut gua yang tertutup. Begitu sampai, sejenak Gayatri memperhatikan tonjolan batu kecil yang tadi digunakan oleh keempat orang murid Perguruan Elang Putih.Tanpa ragu-ragu lagi segera diraih dan ditariknya tonjolan itu. Seketika itu juga, terdengar suara menggemuruh dari batu sebesar kerbau yang perlahan-lahan bergeser ke kiri, sehingga menampakkan mulut gua yang menganga lebar.Begitu mulut gua terbuka, mendadak hawa anyir yang bukan alang kepalang menyeruak keluar membuat perut si gadis terasa mual. Buru-buru Gayatri memencet hidungnya rapat-rapat.Hampir saja ia tidak kuat menahan gejolak dalam perutnya. Namun ia segera berkelebat masuk kedalam mulut gua. Begitu sampai, Gayatri kontan membelalakkan matanya. Dilihatnya di dalam gua itu banyak sekali dijumpai tumpukkan ten
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

84. Pembunuh itu orang sendiri

"Siapa?""Aku memang belum mengetahui sepenuhnya. Tapi, aku tahu. Pembunuh keji itu pasti orang-orang sekitar Perguruan Elang Putih sendiri," jawab Gayatri berapi-api."Jangan sembarangan menuduh, Anakku!" desis wanita cantik berpakaian putih-putih itu."Tidak, Ibu. Tadi aku sudah memeriksa mayat Kakang Jalu, Kakang Permadi, Kakang Simo dan Kakang Suro yang dibuang di gua tersembunyi tak jauh dari Curug Kuripan di mana aku biasa berlatih!"Sampai di sini Gayatri menghentikan bicaranya sebentar. Matanya kembali memerah begitu teringat mayat orang yang dicintainya. Namun buru-buru perasaannya dikendalikan.Diam-diam wanita cantik berpakaian putih-putih itu mengeluh dalam hati. Entah mengapa tiba-tiba hatinya jadi berdebar tidak karuan. Ada satu perasaan cemas menghantui pikirannya."Tahukah Ibu" Me..., mereka semua mati karena terkena pukulan jurus-jurus sakti 'Cengkeraman Maut Elang Sakti' dan jurus-jurus sakti 'Cakar Maut Elang Emas'..."
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

85. Gua Kematian

"Maaf Ayah! Bukan maksudku mengganggu. Tapi..., tapi ketahuilah! Setelah memeriksa mayat Kakang Jalu, Kakang Suro, Kakang Simo, dan Kakang Permadi, aku dapat menyimpulkan kalau mereka terkena cakaran dan cengkeraman jurus-jurus sakti 'Cengkeraman Maut Elang Sakti' dan 'Cakar Maut Elang Emas' dari perguruan kita," tegas si gadis, berani Elang Emas mendengus sinis.Diam-diam hatinya gusar sekali, karena tidak menyangka kalau putrinya mengetahui jurus-jurus maut simpanannya yang tidak pernah diajarkannya kepada murid-muridnya. Kendati belum diturunkan, namun Gayatri tahu nama jurus-jurus itu dari ayahnya."Bagus kalau kau sudah mengetahui itu semua! Berarti, kau pun telah menemukan Gua Kematian di tepi barat lereng Gunung Sumbing. Dan kalau kau sudah mengetahui, lantas mau apa he!” desis Elang Emas,"Aku ingin tahu, siapa orang yang telah menebarkan maut di perguruan kita ini, Ayah.""Kau ingin bertanya padaku?" tanya Elang Emas dengan wajah dingin.
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

86. Seranglah aku sepuasmu, Istriku!

Bidadari Putih menggeram penuh kemarahan. Disadari, dalam tubuhnya memang mengeram Racun Elang Putih yang sulit sekali dicari obat penawarnya. Dan tentu saja ini membuat gerakannya lamban. Tenaga dalamnya pun berkurang. Terpaksa kedua tangannya yang sudah siap mengeluarkan tenaga dalam diurungkan. Namun tiba-tiba dadanya terasa nyeri sekali. Tanpa sadar perempuan berpakaian putih-putih itu meringis ngilu. Wajahnya pias. Bibirnya bergetar-getar. Dan ia hanya bisa memandangi suaminya dengan mata melotot. Elang Emas mendengus."Seranglah aku sepuasmu, Istriku! Mungkin kau ingin cepat modar!” Bidadari Putih mendelik gusar. Walau semarah apa pun, tak mungkin menyerang suaminya. Di samping belum tentu mampu menandingi, ia pun takut kalau racun yang mengeram dalam tubuhnya selama delapan belas tahun akan lebih cepat menggerogoti tubuhnya. Dan akhirnya, mati!"Sudahlah! Tak usah terlalu kau pikirkan! Pokoknya selama masih berada di sisiku, kau pasti masih dapat menghirup
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

87. Ibu sudah bersumpah...,

"Kau heran dengan makianku tadi, ya. Memang kenyataannya begitu, kok. Habis aku harus bilang apa. Gigimu kuning, mancung lagi. Apa itu bukan Giman Kuning namanya. Hik hik hik...!" ejek Manggala, mengira kalau Lelaki Berkumis Kucing marah mendengarmakiannya tadi.Lelaki bertubuh pendek menggereng hebat. Kedua pelipisnya bergerak-gerak pertanda amarahnya sudah mencapai puncaknya. Lalu dengan kemarahan memuncak diserangnya Si Buta dari Sungai Ular. Namun baru saja tenaga dalamnya dikerahkan, tiba-tiba ia terbatuk-batuk hebat."Hoek!"Lelaki Berkumis Kucing memuntahkan darah segar akibat luka-lukanya yang belum sembuh sekeluarnya dari dalam lubang Kematian!Manggala terkesiap. Matanya terbelalak lebar seolah tidak percaya apa yang dilihatnya. Sebenarnya ia tadi sudah tahu kalau lelaki tua pendek di hadapannya sedang terluka dalam, tapi sungguh tidak disangka lukanya separah itu."Ah...! Ternyata lukamu cukup parah juga, Orang Tua. Tadi kukira kau
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

88. Dialah Elang Emas!

Tiba-tiba saja anak beranak itu dikejutkan bentakkan kasar dari seseorang."Celaka!" keluh perempuan berpakaian putih-putih gelisah, begitu mengenali siapa sosok yang kini telah tegak di hadapan mereka.Orang yang barusan membentak adalah seorang lelaki bertubuh tinggi besar dengan pakaian warna putih-putih. Rambutnya panjang. Di kepalanya tampak melingkar ikat kepala juga warna hitam. Kumisnya lebat. Demikian pula cambang dan jenggotnya. Sepasang matanya tajam seperti serigala. Dan kini sepasang mata itu berkilat-kilat penuh kemarahan.Dialah Elang Emas!"Mandra...!" desah Bidadari Putih ketakutan. Gayatri yang melihat perubahan sikap ibunya jadi gelisah sekali. Sejak peristiwa di bangunan besar dekat Pekarangan Terlarang kemarin siang, gadis ini jadi benci sekali kepada ayahnya. Apalagi ia hampir saja celaka di tangan orang yang bergelar Elang Emas itu. Maka begitu melihatayahnya berlaku kasar terhadap ibunya, perasaannya tidak dapat dikendalikan
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

89. Racun Elang Putih

Elang Emas tertawa bergelak-gelak. Kepalanya didongakkan ke langit-langit kamar."Jangan mimpi, Surtini! Tak ada seorang pun di dunia ini yang mampu mengusir Racun Elang Putihku dari dalam tubuhmu selain aku. Untung saja aku masih sedikit menaruh iba padamu. Kalau tidak, jangan harap dapat menghirup udara alam mayapada ini, he!”"Manusia laknat kau telah sesat, Mandra!" geram Bidadari Putih penuh kemarahan. Tubuhnya yang tinggi kurus itu cepat mencelat ke udara. Kedua tangannya terkembang seperti sayap Elang, siap menembus ubun-ubun Elang Emas. Mandra cepat memiringkan tubuhnya sedikit ke samping menghindari serangan. Dan begitu angin dingin berkesiur beberapa rambut di sisi tubuhnya, Elang Emas cepat menggerakkan tangan kanannya, menyamplok pinggang Bidadari Putih.Dukkk!Tubuh tinggi kurus Bidadari Putih kontan terlempar ke samping, membentur dinding dan jatuh ke tanah. Wajahnya semakin pucat pasi. Mulutnya meringis menahan nyeri pada pinggangnya
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

90. Kekuatan batin Manggala

Gayatri berdiri mematung di tempatnya. Air matanya terus mengucur deras membasahi pipi. Kalau menurutkan perasaan hatinya, ingin rasanya ia mengejar ibunya ke mana saja. Namun bila teringat ayahnya, entah mengapa hati gadis itu jadi panas sekali. Untuk itu, diputuskannya untuk kembali ke Perguruan Elang Putih guna melacak siapa orang yang telah menebar maut di perguruannya itu.Namun belum sempat gadis cantik berpakaian putih-putih itu menggerakkan kedua kakinya meninggalkan tempat itu, mendadak...."Ck ck ck...! Macam-macam saja kehidupan yang menyelimuti bumi mayapada ini...."Gayatri mendadak menghentikan langkahnya dengan wajah terkejut ketika mendengar suara dari atas pohon. Matanya yang membelalak liar segera menghunjam ke arah datangnya suara. Lalu keningnya berkerut dalam, seperti menatap heran.Ternyata di atas pohon tak jauh dari Gayatriberdiri, seorang pemuda berpakaian dari kulit ular dan celana bersisik tengah asyik duduk ongkang-ongkan
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more
PREV
1
...
7891011
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status