Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 101 - Chapter 110

1284 Chapters

101. Sengketa Berdarah di Perguruan Elang Putih

"Hup..,!"Setan Cantik cepat melempar tubuhnya ke belakang. Dan sambil berloncatan, tangannya mengibas cepat.Set! Set!Seketika, beberapa sinar keemasan meluncur ke arah tubuh Bidadari Putih. Begitu dahsyat, dan nampak berkeredepan membawa maut. Namun Bidadari Putih tidak gentar dibuatnya. Melihat Sinar-sinar keemasan yang berupa puluhan jarum-jarum emas itu, baju putihnya cepat dikebutkan secara memutar."Hih...!"Dan begitu jarum-jarum emas rontok ketanah, Bidadari Putih cepat meloncat tinggi ke udara. Begitu meluruk tangan kanannya membentuk cengkeraman ke arah ubun-ubun kepala Setan Cantik. Sedang tangan kirinya siap mencengkeram pula dada perempuan itu. Hebat bukan main serangan-serangan Bidadari Putih ini.Apalagi tenaga dalamnya dikerahkan sepenuhnya. Setan Cantik tidak berani memandang remeh. Cepat tubuhnya digulingkan ke samping. Dan lagi-lagi, sambil berguling-gulingan seperti itu, kembali tangannya mengibas. Maka, kembali jarum-j
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more

102. Part 2

"Hm...! Murid-murid utama Bagaskara! Apa kalian belum kapok kugebuk delapan belas tahun lalu, he! Menyesal sekali aku dulu membiarkan pergi. Tapi, jangan harap kali ini aku melepaskan nyawa busuk kalian!" Sehabis berkata begitu, Setan Cantik segera meloloskan pedang tipisnya yang berwarna kuning keemasan di pinggang. Gagang pedang berbentuk kepala ular emas. Begitu pedang terangkat, bias-bias sinar keemasan memendar akibat jilatan sinar matahari.Seperti yang dikatakan Setan Cantik, keempat orang berpakaian putih-putih itu memang murid utama Bagaskara.Delapan belas tahun yang lalu ketika terjadi pertempuran hebat antara Bagaskara dengan Elang Emas yang dibantu oleh beberapa orang tokoh sesat dunia persilatan, mereka pun turut membantu sang guru. Cuma sayangnya, mereka yang dibantu beberapa murid lainnya belum sanggup menghadapi jarum-jarum beracun milik Setan Cantik dan Cantrik Tudung Pandan. Akibatnya ketika Bagaskara dan Bidadari Putih roboh di tangan Elang Emas, ke
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

103. Part 3

"Aku, memang terkena racun, Sindu. Seperti pendapatmu, aku memang tidak terkena Racun Ular Emas. Melainkan, terkena racun keji milik Elang Emas. Entah, racun apa itu. Yang jelas racun ini sudah mengeram dalam tubuhku selama delapan belas tahun," jelas Bidadari Putih seraya menggigit bibir bawahnya, menahan nyeri dalam dada."Ah...! Tak kusangka Paman Elang Emas demikian keji menyiksa Bibi seperti ini. Lantas, bagaimana aku harus membantu Bibi mengeluarkan racun yang mengeram dalam tubuhmu?" keluh Sindu sedih."Sudahlah! Jangan kau terlalu mencemaskan ku! Sebaiknya, cepat bantu kawan-kawanmu menghadapi Setan Cantik!" ujar Bidadari Putih seraya mengibaskan tangan kanannya. Sindu sebenarnya ingin membantah omongan bibi gurunya. Namun ketika melihat Bidadari Putih mulai pejamkan mata, niatnya diurungkan. Rasanya tak tega mengganggu bibi gurunya yang sedang bersemadi untuk memulihkan tenaga dalam. Maka ketika melihat ketiga adik seperguruannya terus menggempur Setan Cantik,
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

104. Part 4

Manggala yang dibentak seperti itu hanya tersenyum. "Sudahlah, jangan marah-marah seperti ini! Aku takut nanti kau malah bisa cepat tua. Ayo, sekarang lekas ikut aku! Ada seseorang ingin bertemu denganmu," ajak Manggala kalem."Enak saja kau main perintah. Pikir mu, kau ini siapa, he!" sungut Gayatri jengkel. Tangan kanannya tahu-tahu telah menyodok keras perut Manggala. Pada bagian pusar.Dukkk!Manggala meringis. Sementara Gayatri tanpa rasa bersalah, duduk membelakangi Manggala.“Iya.. iya, maaf... maafkan aku Gayatri” ucap Manggala mencoba melunakkan hati Gayatri. Terbukti ucapan Manggal sedikit membuat dingin perasaan Gayatri.Lalu Manggala ikut duduk disebelahnya.“Aku hanyalah seorang buta Gayatri. Jadi bercanda itu sudah menjadi kesukaan, jika tidak begitu. Hidupku yang selalu gelap akan semakin gelap” ucap Manggal mendesah panjang, seakan tengah meratapi nasibnya sendiri.Iba juga hati Gayatri mendenga
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

105. Part 5

"Bagaimana ini, Gayatri? Apa tidak sebaiknya kita tinggalkan saja tempat ini?" tanya Manggala di antara gerakan-gerakan tongkatnya yang berkelebat cepat menghalang para pengeroyok .Dess! Plak!Beberapa orang murid Perguruan Elang Putih langsung roboh begitu terkena sabetan tongkat Si Buta dari Sungai Ular.Untung saja Manggala tidak mengerahkan tenaga dalamnya, karena hanya ingin membuat jera para pengeroyoknya saja. Namun rupanya para pengeroyok bukannya menjadi jera, malah semakin bertambah kalap dalam menyerang. Tentu saja hal ini membuat gemas Gayatri dan Manggala. Bagaimanapun juga lama kelamaan mereka bisa tertangkap juga kalau hanya sekadar menahan gempuran murid-murid Perguruan Elang Putih."Gayatri! Kita tidak mungkin terus-terusan begini. Ayo, lekas tinggalkan tempat ini!" teriak Manggala di antara tebasan-tebasan pedang murid-murid Perguruan Elang Putih. Gayatri yang merasa jengkel, tak dapat lagi membantah omongan Manggala. Kemudian ketika me
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

106. Part 6

Sementara itu Elang Emas yang baru sampai di Lubang Kematian hanya menggeram penuh kemarahan. Wajahnya yang garang menegang dengan rahang bertonjolan.Untuk beberapa saat, Elang Emas hanya dapat memandangi Lubang Kematian. Bibirnya berkemik-kemik siap melontarkan makian. Namun belum sempat membuat suara, mendadak terdengar suara gaduh dari belakang. Laki-laki tinggi besar ini segera memalingkan kepala ke belakang. Tampak beberapa orang muridnya tengah berloncatan ke atas tembok Pekarangan Terlarang yang kemudian disusul yang lain. Dengan menahan amarah menggelegak, Elang Emas menunggu murid-muridnya mendekat."Guru! Maafkan kami! Kami belum berhasil menangkap Nona Bidadari Kecil," ucap salah seorang murid Elang Emas, langsung berlutut di hadapan laki-laki tinggi besar itu.Elang Emas mengangguk-angguk garang. Wajahnya menegang. Sedang matanya yang memerah memperhatikan murid-muridnya yang sudah berlutut di hadapannya."Kenapa sampai gagal, he!" bentak Ela
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

107. Part 7

Suara laki-laki buntung itu terdengar bergetar. Wajahnya kuyu. Sepasang matanya berair. Namun, buru-buru orang tua buntung itu mengeraskan hatinya."Sekali lagi maafkan Ayah, Anakku! Aku tidak bisa," ucap Bagaskara, bergetar.Gayatri membelalakkan matanya lebar. Wajahnya yang cantik itu penuh air mata."Kenapa, Ayah?""Aku sudah bersumpah, tak mungkin menjilat ludah sendiri," jawab Bagaskara kelu."Jadi" Ayah tega membiarkan ibu pergi begitu saja?".Bagaskara tak mampu menjawab pertanyaan putri tunggalnya. Ia hanya mampu menggeleng lemah. ..."Bukannya aku tega, Anakku. Namun aku sudah terikat sumpah, Jangan paksa Ayah, Anakku! Sekarang sebaiknya duduklah di atas batu putih itu! Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu," ujar Bagaskara. Sehabis berkata begitu, dengan menggunakan ujung rambutnya yang mendadak menjadi kaku laksana puluhan batang-batang ijuk, sosok buntung Bagaskara pun melangkah mendekati dinding utara. Di sana, terdapat
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

108. Part 8

"Kalau kau keberatan, ya sudah. Aku malah senang menemani ayahmu bersemadi.""Jadi... jadi, kau tidak mau menemaniku berlatih, Manggala?" tukas Gayatri gemas sekali. Entah mengapa hatinya jadi resah sekali."Habis kau tak menyukaiku sih!" jawab Manggala seenak dengkul."Kau... kau..," ujar Gayatri jengkel bukan main.Lagi-lagi Manggala tertawa bergelak."Baik-baik! Aku akan menemanimu berlatih. Tapi, kau jangan marahi aku, ya!" kata Manggala menggoda.Lalu kepalanya menoleh pada orang tua buntung di sampingnya."Nah, sekarang kau boleh melanjutkan semadi mu, Ki!"Bagaskara tersenyum. Dalam hati, ia merasa geli juga melihat tingkah laku pemuda buta di hadapannya."Ya ya ya...! Aku memang akan melanjutkan semadi ku. Kalau kalian ingin mencariku, carilah di lorong nomor tiga!" kata Bagaskara."Baik, Ayah."Bagaskara sempat memandangi pemuda buta di sampingnya, sebelum akhirnya 'melangkah' meninggalkan tempat i
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

109. Part 9

"Kenapa, Sindu? Apa kau takut menghadapi kedua belas penjaga itu?" tukas sosok ramping berpakaian putih yang tak lain Bidadari Putih, berbisik. Memang, keempat sosok kekar berpakaian putih-putih di belakang Bidadari Putih adalah empat orang murid utama Bagaskara. Setelah berhasil mengusir Setan Cantik ketika sedang bertarung melawan Bidadari Putih, keempat orang murid utama Bagaskara itu lantas mengajak Bidadari Putih untuk menemui Bagaskara, suaminya."Bukannya aku takut menghadapi mereka, Bibi Guru. Terus terang aku khawatir kalau Elang Emas keburu datang kemari sebelum kita berhasil meringkus kedua belas orang murid penjaga itu. Ya, kalau Elang Emas datang sendirian. Tapi, kalau ia datang bersama Setan Cantik dan Cantrik Tudung Pandan. Bagaimana kita harus menghadapi mereka, Bibi," kilah laki-laki yang tak lain Sindu."Baiklah kalau begitu," sahut Bidadari Putih akhirnya. Namun mendadak kasak-kusuk kedua orang itu telah diketahui salah seorang murid penjaga. Maka se
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

110. Part 10

Sesuai julukannya, sosok di belakang Elang Emas dan di samping Setan Cantik memang seorang perempuan bercaping lebar terbuat dari anyaman daun pandan. Rambutnya hitam panjang dibiarkan tergerai di bahu. Wajahnya cantik berbentuk lonjong. Sepasang matanya tajam, alis matanya tebal. Hidungnya mancung dengan kulit wajahnya kuning langsat. Sedang tubuhnya yang tinggi ramping dibalur pakaian warna kuning keemasan.Konon dulu sebelum diangkat menjadi murid perguruan Istana Ular Emas, wanita yang merupakan kakak seperguruan Setan Cantik adalah seorang cantrik di Kadipaten Kuripan. Berhubung waktu itu terjadi pemberontakan, Cantrik Tudung Pandan yang bernama asli Sumi ini mendapat tugas untuk menyelamatkan putra Adipati Kuripan. Cuma sayang, di tengah perjalanan ia dan putra Adipati Kuripan dihadang pasukan pemberontak. Untung saja pada saat pasukan pemberontak tengah memaksa putra Adipati Kuripan untuk dibawa ke kadipaten, mendadak muncul Bunda Kurawa pemilik Istana Ular Emas. Sehin
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
PREV
1
...
910111213
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status