Semua Bab Si Buta Dari Sungai Ular: Bab 121 - Bab 130

1284 Bab

121. Part 21

"Ah...! Mengapa repot-repot. Teruskan saja Perguruan Elang Putih ini seperti biasanya. Dan biarkan Bagaskara atau Bidadari Putih sendiri yang memimpin," kata Lelaki Berkumis Kucing."Tak mungkin. Tak mungkin kami memimpin Perguruan Elang Putih ini. Kami sudah enggan untuk berkecimpung dalam urusan padepokan. Malah, kami ingin menghabiskan masa tua di dalam Lubang Kematian," tolak Bidadari Putih, halus."Kalau begitu, suruh saja putri mu yang ayu itu memimpin. Kan beres! Cuma sebelumnya, kalau kau tidak keberatan, aku..., aku ingin sekali menjadi sua..., eh, salah! Maksud-ku, su... sudilah kau membagi Daun Lontar Merah itu padaku, Bidadari Putih!" tutur Lelaki Berkumis Kucing kacau-balau."Setan alas! Jadi, ini ya maksud kedatanganmu yang sebenarnya! Ingin merebut Daun Lontar Merah dari tangan kami! Apa matamu buta, Orang Tua! Ibuku sendiri masih membutuhkannya. Jadi, mana sudi kami membagi-bagikannya!" hardik Gayatri garang.Tangan kanannya cepat melolos
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

122. Tumbal Pengatin Dewata Cengkar

SUARA gamelan mengalun merdu mengiringi langkah-langkah rombongan manusia yang berjalan pelahan-lahan, menyusuri jalan setapak di sebuah bukit batu. Tampak delapan orang laki-laki bertubuh kekar, menggotong tandu berhiaskan kain warna-warni dan bunga-bunga indah. Berjalan paling depan adalah seorang laki-laki yang mengenakan jubah kuning gading dan berkepala gundul. Di tangan kanan laki-laki itu, tergenggam seuntai tasbih dari rangkaian batu hitam pekat dan berkilat.Di belakang orang berjubah kuning gading itu, berjalan dengan rapi sekitar tiga puluh orang pemuda tampan yang mengenakan jubah warna putih. Mereka terus berjalan pelahan-lahan dengan tangan melipat di dada. Lengan baju mereka yang panjang dan longgar, tergulung sampai ke siku. Pada bagian belakang tandu, tampak orang-orang dari berbagai golongan. Laki-laki, perempuan, tua dan muda, bahkan juga anak-anak. Mereka terus mengikuti dengan wajah tertunduk, tanpa mengeluarkan satu patah kata pun.Para nayaga ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-08
Baca selengkapnya

123. Part 2

Ki Sudra dan Nyi Sudra tidak bisa lagi berkata apa-apa. Dalam hati mereka memang membenarkan kata-kata anak gadisnya itu. Bagaimanapun kuatnya mereka berusaha memendam perasaan, namun tidak mungkin bisa berlangsung lama. Selama ini mereka selalu menunjukkan wajah gembira di depan Lastri, namun dalam hati mereka sebenarnya tidak gembira. Sudah beberapa kali Lastri memergoki kedua orang tuanya duduk termenung, dengan pandangan kosong dan mata berkaca-kaca. Dan Lastri sendiri bisa merasakan, apa yang tengah dirasakan oleh kedua orang tuanya. Lalu dia memutuskan untuk segera meninggalkan desa itu."Bagaimanapun juga, aku harus pergi" kata Lastri seraya bangkit dari duduknya."Lastri..." Nyi Sudra bergegas berdiri dan menahan langkah gadis itu. Dia memegangi tangan Lastri dengan mata berkaca-kaca."Biarkan aku pergi, Mak," pinta Lastri memohon."Lastri, pikirkan dulu niatmu itu. Sebenarnya aku tidak keberatan jika kau mau pergi juga, tapi Pendeta Pasanta sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

124. Part 3

Pada saat mereka berdua tengah terdiam itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Sejenak pasangan tua itu saling berpandangan, lalu hampir bersamaan mereka menoleh ke arah pintu yang tertutup. Ketukan itu terdengar kembali, kali ini ketukannya lebih keras dan yang pertama."Siapa...?" tanya Ki Sudra seraya bangkit dari duduknya.Namun tak ada sahutan dari luar. Ki Sudra melangkah mendekati pintu rumahnya. Sejenak dia ragu-ragu untuk membuka pintu. Matanya melirik istrinya."Ah..." Ki Sudra tersentak ketika dia membuka pintu.Tampak laki-laki gemuk dan berperut buncit sudah berdiri di depannya. Jubahnya yang berwarna kuning gading, terus berkibar-kibar tertiup angin. Sedang di belakangnya tampak berdiri empat orang berpakaian serba putih, dengan tangan yang terlipat di depan dada. Sejenak Ki Sudra melangkah mundur dengan wajah yang pucat pasi."Tuan Pendeta..., ada apa gerangan hingga malam-malam begini datang ke rumahku?" tanya Ki Sudra, aga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

125. Part 4

Gadis itu langsung menjatuhkan dirinya begitu sampai di tepi sungai yang berair jernih. Begitu jernihnya, sehingga dasar sungai itu tampak jelas seperti dalam kaca. Dengan pelahan tangan yang kecil halus itu terulur berusaha menarik tubuhnya untuk lebih ke tepi. Seperti seorang musafir yang sudah tiga hari tidak bertemu air, gadis itu segera membasuh muka dan tubuhnya. Lalu tanpa menghiraukan dinginnya air itu, dia pun meneguknya sepuas-puasnya."Ohhh...," gadis itu mendesah lirih, dan menggelimpangkan tubuhnya kembali menjauh dari tepi sungai. Kelopak matanya yang dihiasi bulu mata lentik, terpejam rapat. Buru-buru gadis itu membuka matanya ketika mendengar suara ranting patah. Dia langsung membeliak kaget dan segera bangkit berdiri."Maaf, kalau aku telah mengejutkanmu," terdengar sebuah suara lembut.Gadis itu memperhatikan seorang pemuda dan tegap yang sudah berdiri di depannya. Senyum pemuda itu begitu memikat, tapi Gadis itu terhenyak saat melihat kedua ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-09
Baca selengkapnya

126. Part 5

"Boleh aku tahu, ke mana tujuanmu?" tanya Lastri agak ragu-ragu."'Untuk apa kau tanyakan itu?" pemuda itu malah balik bertanya."Aku..., eh, tidak. Maaf, memang tidak sepantasnya aku bertanya begitu," kata Lastri semakin tergagap."Aku hanya seorang pengembara yang tidak menentu tujuannya. Ke mana kakiku melangkah, ke sanalah aku menuju," kata pemuda itu menjelaskan."Boleh aku ikut?" tanya Lastri memberanikan diri."Ikut...?" pemuda itu tersentak heran."Aku tahu, kau pasti keberatan. Tapi aku merasa bahwa kau bukan orang jahat. Dan aku hanyalah seorang wanita lemah yang tentunya akan membuatmu kerepotan. Ah, sudahlah. Kita berpisah saja di sini," kata Lastri lesu."Sebentar...," cegah pemuda itu saat gadis di depannya mau pergi.Kini ganti Lastri yang mengurungkan niatnya. Sebentar mereka berdiri saling berpandangan. Namun baru sejenak, kepala gadis itu sudah tertunduk dengan wajah bersemu merah dadu. Kedua mata putih pemuda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

127. Part 6

"Kau pernah belajar ilmu olah kanuragan?" tanya Manggala tertarik juga."Tidak," sahut Lastri."Kenapa?""Ayah tidak pernah mengijinkan.""Tentu ada alasannya, kan?""Entahlah, yang jelas aku tidak diperbolehkan untuk belajar ilmu olah kanuragan. Padahal itu kan penting, apalagi kalau dalam keadaan seperti ini. Yaaah..., seandainya aku dulu sempat belajar, pasti tidak akan melarikan diri seperti ini," agak pelan suara Lastri."Aku yakin, ayahmu pasti punya alasan atas tindakannya itu," Manggala membesarkan hati gadis itu."Mungkin," desah Lastri. "Oh, ya. Siapa sebenarnya nama julukanmu?" tanya Lastri kembali teringat dengan pertanyaannya yang belum terjawab."Si Buta dari Sungai Ular," sahut Manggala berterus terang."Ihhh..." mendadak Lastri bergidik."Kenapa?""Seram. Kenapa memilih nama julukan itu? Kan masih banyak nama julukan yang baik. Siapa yang telah memberimu nama julukan seperti itu?" tanya Last
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

128. Part 7

"Kenapa?" tanya Manggala yang merasakan kalau nada suara gadis itu telah berubah. Seperti ada yang dicemaskannya."Aneh..., tidak biasanya gelap begitu," sahut Lastri seperti untuk dirinya sendiri.Manggala menatap ke arah rumah yang tidak begitu besar itu. Memang tidak seperti rumah-rumah lainnya, yang semuanya menaruh pelita pada bagian depan rumahnya. Manggala sedikit menggeser kakinya untuk lebih mendekati Lastri. Telinganya yang selalu terpasang tajam, kembali mendengar suara gemerisik dari arah samping kanan. Suara itu sangat halus, dan Lastri pasti tidak merasakannya. Kini Si Buta dari Sungai Ular itu semakin yakin, pasti ada seseorang yang sedang mengintainya. Dan orang itu tentu memiliki tingkat kepandaian yang cukup tinggi. Terbukti dari desahan napasnya yang halus tersamar oleh hembusan angin.Manggala sengaja tidak memberitahukan hal itu pada Lastri. Dia tidak ingin melihat gadis itu jadi terkejut dan ketakutan. Manggala memang baru sekali datang ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

129. Part 8

Si Buta dari Sungai Ular benar-benar terkejut. Sama sekali dia tidak menyangka, kalau serangan dua orang itu sangat cepat dan terpadu rapi. Untung saja tendangan yang sempat mendarat di punggungnya tidak disertai dengan pengerahan tenaga dalam penuh, sehingga tidak menimbulkan luka dalam. Namun begitu, tendangan orang itu sangat keras dan membuat punggungnya terasa nyeri."Itu baru peringatan, Kisanak. Dan jika kau tidak segera meninggalkan desa ini, kami akan berbuat lebih dari itu" kata laki-laki yang mungkin sebagai pemimpinnya."Heh Jangan besar kepala dulu, Sobat. Aku mampu membunuh kalian semua jika kuinginkan' sahut Manggala sengit."Dan kami bisa lebih kejam darimu" sahut salah seorang dari mereka tak kalah ketus.Manggala benar-benar jengkel. Selama ini belum pernah ada seorang pun yang berani merendahkan dirinya begitu rupa. Biasanya, baru mendengar namanya saja orang pasti sudah gemetar. Tapi empat orang laki-laki di hadapannya itu sama sekali
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya

130. Part 9

Si Buta dari Sungai Ular segera berlari cepat dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya. Tubuhnya bagaikan sebuah bayangan yang terbawa angin, meluncur cepat ke arah rumah yang tampak gelap itu. Dan dalam waktu yang singkat saja, dia sudah berada di depan pintu rumah itu.Sebentar matanya memperhatikan keadaan sekelilingnya. Sepi, tak terlihat satu manusia pun di tempat itu.Pelahan-lahan Manggala mendekati pintu rumah itu. keningnya agak berkerut, karena pintu itu tidak tertutup sepenuhnya. Maka dengan pelahan, tangannya terjulur dan membuka pintu yang memang sudah sedikit terbuka itu. Sejenak Manggala mengerjapkan matanya, walaupun dalam keadaan gelap. Tapi Mata Kilat Manggala dapat melihat dengan jelas dalam kegelapan.Kemudian dengan hati-hati sekali kakinya melangkah masuk. Namun belum lagi Si Buta dari Sungai Ular itu masuk lebih ke dalam, mendadak telinganya mendengar desiran angin halus dari arah belakang.Buru-buru dia mengegoskan tubuhnya ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
129
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status