Semua Bab Si Buta Dari Sungai Ular: Bab 131 - Bab 140

1284 Bab

131. Part 10

"Kalau begitu, kau urus saja persoalanmu sendiri. Dan aku...""Tidak semudah itu, Pengemis Tongkat Hitam, celetuk Manggala memotong."Apa maksudmu?""Kau telah mencampuri urusanku dengan membokongku dari belakang""Bocah setan! Kaulah yang memulai lebih dahulu tahu" sentak Pengemis Tongkat Hitam sengit."He..." Manggala jadi tersentak.-o0o-Pertengkaran dua tokoh rimba persilatan itu mendadak terhenti. Kini mereka mulai menyadari, bahwa persoalan yang sedang dihadapi terpusat pada satu tujuan. Meskipun belum terucapkan, tapi masing-masing sudah bisa mengerti. Dan hal itu benar-benar sangat mengejutkan. Mereka masing-masing sebenarnya tidak mau saling berurusan, tetapi kali ini mereka terbentur pada pokok persoalan yang sama tanpa diduga sebelumnya. Mereka sepertinya sama-sama menyesali pertemuan yang tidak diharapkan itu."Baiklah, Si Buta dari Sungai Ular. Meskipun aku tidak mengharapkan kehadiranmu, tapi tujuan kita sama," k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-11
Baca selengkapnya

132. Part 11

Pendeta Pasanta mendekati jendela, dan membukanya lebar-lebar. Cahaya matahari langsung menerobos masuk dan menerangi seluruh ruangan itu. Angin yang bertiup kencang pun segera mengibarkan kain tirai jendela. Di depan jendela ada sebuah taman yang cukup luas dan tertata indah. Di sana tampak tengah duduk seorang perempuan tua yang dikelilingi oleh gadis-gadis cantik berjumlah lima orang."Mak...," desis Lastri begitu mengenali wanita tua itu."Ibumu tidak apa-apa, dia tetap sehat dan terjaga di sini," kata Pendeta Pasanta.Lastri lalu mendekati jendela, dan memandangi wanita tua itu. Tak salah, wanita tua itu memang ibunya. Meskipun keadaan tubuhnya segar dan sehat, tapi raut wajahnya tidak mencerminkan kebahagiaan. Kemudian Lastri segera berbalik dan memandang Pendeta Pasanta yang kini sudah duduk di kursi dekat pintu."Mana Bapak?" tanya Lastri ketus."Tidak ada di sini," sahut Pendeta Pasanta kalem."Ke mana? Kau bunuh...?" agak tertahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

133. Part 12

Tampak di tengah-tengah padang rumput itu terdapat sebuah bangunan megah bagai istana. Bangunan itu berdiri tepat di tengah-tengah padang rumput yang luas terhampar bagai permadani. Bangunan itu sangat indah, dan berlapis bagaikan emas. Cahayanya begitu kemilau dan menyilaukan mata. Tapi anehnya, bangunan itu tidak dikelilingi dengan tembok benteng seperti pada umumnya bangunan-bangunan istana lainnya. Dan keadaannya juga sunyi, seperti tidak berpenghuni sama sekali.Namun untuk mendekatinya, mustahil kalau tidak ketahuan. Istana itu berada di tengah-tengah padang rumput yang luas dan datar. Satu gerakan sedikit saja, pasti akan ketahuan oleh pemiliknya. Dan serangan-serangan tadi sudah merupakan pertanda kalau di Puncak Bukit Batu ini ada penghuninya."Aku harus mengetahui tempat itu. Orang-orang yang kuintai tadi telah menghilang di sini. Hm..., pasti mereka berada di dalam bangunan istana itu," bisik pemuda berpakaian kulit ular itu dalam hati.Beberapa saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

134. Part 13

"Hm..., rupanya kehadiranku memang sudah ditunggu," gumam Si Buta dari Sungai Ular dalam hati.Matanya terus beredar berkeliling. Seketika dia tersentak ketika mereka keluar dari balik persembunyiannya. Jumlah mereka tidak terhitung lagi karena banyaknya. Dan semua sudah menghunus senjata masing-masing. Tampak mereka yang memegang panah sudah mengarahkannya pada Si Buta dari Sungai Ular.Menyadari dirinya sudah terkepung, Manggala segera mencari jalan untuk bisa keluar dari tempat itu. Tapi semua sudut dan celah sudah terisi rapat. Dan pada saat Manggala tengah berpikir keras itu, mendadak dua buah bayangan biru berkelebat ke atas atap. Sebentar saja di samping kiri dan kanan Si Buta dari Sungai Ular itu kini sudah berdiri dua orang yang berpakaian biru dan ketat. Dan tanpa banyak bicara lagi mereka langsung berlompatan menyerang.Sementara tidak ada pilihan lain lagi bagi Si Buta dari Sungai Ular. Dia pun terpaksa menghadapi dua orang itu. Kini pertempuran di a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

135. Part 14

MALAM kian merayap semakin larut. Suasana di sekitar istana megah di Puncak Bukit Baru itu kembali sunyi, seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Namun pemuda tampan yang dipanggil Prabu Dewata Cengkar, masih duduk di kursi indah yang berukir dan berwarna keemasan. Di depannya tampak duduk bersila seorang laki-laki tua yang berkulit hitam, dan mengenakan jubah putih yang panjang dan longgar.Di dalam ruangan besar dan indah itu hanya terlihat mereka berdua saja. Kesunyian masih menyelimuti ruangan itu. Tampak laki-laki tua berkulit hitam dengan nama Branta Mudya itu menundukkan kepalanya. Di tangannya masih tergenggam Tulang Ekor Naga Emas milik Si Buta dari Sungai Ular."Paman Branta Mudya, apa sebenarnya yang hendak kau bicarakan?" tanya Prabu Dewata Cengkar memecah kesunyian."Tentang senjata ini, Gusti Prabu," sahut Branta Mudya sambil mengangkat kepalanya."Hm..., ya. Apa yang ingin kau bicarakan, Paman Branta Mudya?""Itulah yang ingin hamba bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

136. Part 15

Manggala masih tetap diam dengan otak yang terus bekerja keras menduga-duga."Antara aku dan Raja Siluman Ular Putih adalah saudara seperguruan. Aku adik seperguruan dari Raja Siluman Ular Putih. Meskipun di antara kami banyak terjadi perbedaan, tapi aku sangat menyayanginya. Aku juga sangat sedih dan merasa kehilangan ketika mendengar kabar tentang dia menghilang seperti ditelan bumi," Branta Mudya mulai membuka diri.Tentu saja Manggala terkejut setengah mati mendengarnya. Dia benar-benar tidak menduga, kalau laki-laki tua itu masih saudara seperguruan dengan gurunya. Kini Manggala tidak bisa lagi berkata-kata, namun sinar matanya menyiratkan belum sepenuhnya percaya."Seperti halnya Raja Siluman Ular Putih. Aku juga sudah bersumpah pada diriku sendiri untuk melepaskan segala urusan dunia. Lebih-lebih dengan urusan dendam yang tidak akan pernah berakhir. Dan aku sudah memutuskan untuk mengabdi pada Prabu Dewata Cengkar, karena kehidupan di sini selalu dalam ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

137. Part 16

Manggala tampak duduk bersila di lantai yang beralaskan permadani tebal dan berwarna merah hati. Di sampingnya duduk pula Branta Mudya. Sementara di belakang Branta Mudya adalah si Kembar Iblis Biru. Kini ruangan yang besar dan indah itu sudah dipenuhi orang-orang yang berpakaian putih dan hitam. Sedangkan di depan mereka tampak duduk dengan penuh wibawa, seorang pemuda tampan yang mengenakan pakaian indah dan bersulamkan benang emas. Pemuda itu duduk di kursi yang berukir dan berlapis bagai emas."Aku sudah dengar semua tentang dirimu dari Paman Branta Mudya. Dan sekarang aku hanya ingin tahu, apa tujuanmu datang ke Istana Dewata Cengkar ini?" tanya Prabu dengan suara besar dan berwibawa."Aku hanya kebetulan lewat. Tadinya aku sedang mengejar empat orang yang berpakaian serba putih yang..., maaf, sama persis dengan yang mereka pakai," sahut Manggala sambil menunjuk orang-orang yang mengenakan baju serba putih yang ketat."Apakah mereka ada di antara orang-oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-13
Baca selengkapnya

138. Part 17

"Ilmu sihir, maksud Paman?""Semacam itu.""Hm...," Manggala bergumam tidak jelas. "Paman tahu, siapa orang itu?""Aku hanya menduga, mungkin benar, mungkin juga salah. Tapi dugaanku sangat beralasan.""Siapa?""Pendeta Pasanta.""Ah..." Manggala tersentak kaget. Dia memang sudah menduga, kalau orang di balik semua kemelut ini adalah Pendeta Pasanta. Dan itu pernah diucapkan oleh Lastri padanya."Kau sudah tahu, Manggala?""Belum," sahut Manggala cepat."Beberapa tahun lalu, Pendeta Pasanta memang berada di istana ini. Dia adalah seorang pendeta murtad yang ingin bertobat. Tapi kedatangannya rupanya bukan untuk bertobat, melainkan punya maksud tersembunyi. Dan hal itu dapat diketahui dengan cepat oleh Prabu Dewata Cengkar. Dan atas kesepakatan bersama, kami mengusir Pendeta Pasanta, dan tidak boleh kembali lagi sebelum dia benar-benar bertobat," Branta Mudya menjelaskan."Hm..., aku mengerti sekarang. Rupanya Pend
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

139. Part 18

"Kelihatannya Pengemis Tongkat Hitam mampu menandingi mereka," gumam Manggala dalam hati.Si Buta dari Sungai Ular itu kemudian duduk di bawah pohon. Dia terus memperhatikan jalannya pertarungan itu. Dugaannya memang tidak meleset. Dalam beberapa gebrakan saja, satu orang sudah terjungkal dengan bersimbah darah. Dan disusul dengan satu orang lagi ambruk dengan leher menganga lebar."Hebat..." seru Manggala seraya bertepuk tangan seperti anak kecil.Pengemis Tongkat Hitam menoleh saat dia sudah menewaskan lawan terakhirnya. Dia segera mendengus kurang senang melihat Si Buta dari Sungai Ular  menyaksikan pertarungannya. Dan dengan sekali lompatan saja, laki-laki tua itu sudah berada di depan Manggala."Bocah setan Apa saja kerjamu di sini?" dengus Pengemis Tongkat Hitam."Lho Kok, marah...? Sejak tadi aku duduk di sini. Aku kagum padamu, Kek. Kau hebat""Bukan waktunya untuk bergurau""Heh...""Huh! Menyesal aku telah menyel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

140. Part 19

Manggala jadi termenung. Dulu dia mempelajari  Pukulan Tapak Wisa dari gurunya, Raja Siluman Ular Putih. Dan di Istana Dewata Cengkar dia telah berjumpa dengan seorang laki-laki tua bernama Branta Mudya, dan mengaku masih saudara seperguruan dengan Raja Siluman Ular Putih. Kalau mengingat itu semua, Manggala jadi berpikir lagi. Jurus 'Pukulan Tapak Wisa' tidak dimiliki orang lain lagi menurut Raja Siluman Ular Putih. Dan kini Manggala mendapatkan ada orang lain yang telah mempunyai jurus itu."Ada apa, Si Buta dari Sungai Ular? Kau kelihatan termenung," kata Pengemis Tongkat Hitam, yang memperhatikan sejak tadi."Kakek Pengemis, siapa yang telah memukulmu dengan jurus 'Pukulan Tapak Wisa?" tanya Manggala."Si Iblis Hitam," sahut Pengemis Tongkat Hitam."Iblis Hitam...?" Manggala langsung tersentak kaget."Ada apa? Kau tampaknya terkejut mendengar nama itu."Manggala tidak segera menjawab. Dia jadi teringat dengan kata-k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
129
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status