Главная / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Глава 151 - Глава 160

Все главы Si Buta Dari Sungai Ular: Глава 151 - Глава 160

1284

151. Part 5

"Ayo, Pendekar Pedang Emas. Kita buktikan bahwa bukan Si Buta dari Sungai Ular yang telah berbuat itu!"Pendekar Pedang Emas jadi bimbang hatinya. Dia masih berdiri diam dengan bingung. Sementara Pengemis Tongkat Hitam sudah melesat pergi, melompati pagar tembok yang tinggi dan tebal itu. Kata-kata Pengemis Tongkat Hitam barusan membuat semua orang yang ada di Padepokan Galuhung jadi terdiam dengan pikiran masing-masing."Ki Sandak, maaf. Bukannya aku tidak mendukung keputusan itu. Tapi kupikir kata-kata Pengemis Tongkat Hitam harus dipertimbangkan. Dan aku akan bersama kalian semua, jika memang terbukti bahwa Si Buta dari Sungai Ular-lah yang melakukan perbuatan keji itu," kata Pendekar Pedang Emas.Setelah berkata demikian, Pendekar Pedang Emas segera menjura memberi hormat, lalu dengan satu Iesatan saja, tubuhnya sudah lenyap di balik tembok yang mengelilingi padepokan itu. Suasana kini jadi hening, masing-masing jadi sibuk dengan pikirannya 
last updateПоследнее обновление : 2023-10-18
Читайте больше

152. Part 6

Dengan penuh emosi gadis cantik itu pun melompat menerjang pada Si Buta dari Sungai Ular. Serangannya sangat dahsyat, dan bertenaga dalam cukup tinggi. Sedang Si Buta dari Sungai Ular hanya berkelit ke kiri dan ke kanan menghindari setiap serangan gadis itu. Dewi Ranti jadi geram, karena serangannya selalu luput membawa hasil."Kau terlalu cantik untuk mati, Gadis Ayu," kata Si Buta dari Sungai Ular seraya berkelit menghindari pukulan Dewi Ranti.Pada saat itu, tangan kiri Si Buta dari Sungai Ular segera meluncur ke arah dada. Seketika Dewi Ranti memekik tertahan, buru-buru dia melompat mundur! Namun jari tangan Si Buta dari Sungai Ular Neiaka sempat menyentuh dadanya. Merah padamlah wajah gadis itu."Kurang ajar! Kubunuh kau!" bentak Dewi Ranti menahan malu dan marah luar biasa."Ah, kau semakin cantik bila marah begitu, Gadis Ayu," goda Si Buta dari Sungai Ular.Sementara Ki Sandak yang sudah bisa bangkit kembali, langsung melompat menerjang ke a
last updateПоследнее обновление : 2023-10-18
Читайте больше

153. Part 7

"Bagaimana keadaannya, Pendekar Pedang Emas?" tanya Pengemis Tongkat Hitam seraya bangkit."Ki Salaka masih berusaha mengobatinya," sahut Pendekar Pedang Emas. Dia kemudian menghenyakkan tubuhnya di balai-balai bambu dekat pintu."Hhh..., rasanya sulit untuk dipercaya kalau Si Buta dari Sungai Ular sampai bertindak sebrutal itu," desah Pengemis Tongkat Hitam, juga duduk disamping Pendekar Pedang Emas."Tapi luka-luka di tubuh Ki Sandak akibat dari 'Pukulan Tapak Wisa' dan Aji 'Batara Shiwa'. Dua jurus itu hanya dimiliki deh Si Buta dari Sungai Ular," sahut Pendekar Padang Emas."Hal itulah yang membuatku tidak habis mengerti, Pendekar Pedang Emas. Aku tidak mau percaya begitu saja, tapi bukti-bukti yang kudapatkan semakin menunjukkan, kalau semua itu adalah perbuatan Si Buta dari Sungai Ular," keluh Pengemis Tongkat Hitam."Kau ada sesuatu dengan pendekar itu?” pertanyaan Pendekar Pedang Emas bernada curiga."Ya," sah
last updateПоследнее обновление : 2023-10-19
Читайте больше

154. Part 8

"Kau harus segera menghentikan kebiadabannya," kata Pendekar Pedang Emas. "Aku tidak tahu lagi, apa yang mesti kulakukan," Pengemis Tongkat Hitam mengeluh. "Kau sudah berjanji untuk menyelamatkan putri Ki Sandak. Tepatilah janjimu." Pengemis Tongkat Hitam kembali menarik napas panjang-panjang. "Aku bisa memahami perasaanmu, Pengemis Tongkat Hitam. Tapi sebagai seorang pendekar sejati, kita harus mampu menyingkirkan perasaan pribadi. Kau bisa membayar hutangmu dengan tidak membunuhnya. Kau cukup menyelamatkan Dewi Ranti dari tangannya, biar aku yang menghadapi pendekar berhati iblis itu," kata Pendekar Pedang Emas lagi. "Yaaah..., memang tidak ada jalan lain. Bagaimanapun juga aku berkewajiban memberantas keangkaramurkaan," pelan suara Pengemis Tongkat Hitam. "Sebaiknya kita segera berangkat mencari Si Buta dari Sungai Ular, sebelum terjadi sesuatu pada Dewi Ranti," kata Pendekar Pedang Emas mengusulkan. "Benar, sebaiknya kalian
last updateПоследнее обновление : 2023-10-19
Читайте больше

155. Part 9

Buk!"Hegk...!" Tubuh Pendekar Pedang Emas meluruk deras ke bawah setelah kaki Manggala menghantam punggungnya. Pendekar Pedang Emas bergulingan beberapa kali di tanah, namun dengan cepat dia bisa bangkit kembali.Pada saat yang bersamaan, Si Buta dari Sungai Ular sudah mendarat dengan manis di tanah. Jarak mereka cukup jauh sekarang. Sementara Pengemis Tongkat Hitam hanya memperhatikan saja dengan sikap ragu-ragu."Kakek Pengemis, kenapa kau diam saja. Jelaskan, kenapa dia ingin membunuhku?" Manggala meminta penjelasan."Maaf, Manggala. Aku memang berhutang nyawa padamu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa," sahut Pengemis Tongkat Hitam."Tunggu dulu!" sentak Manggala ketika Pendekar Pedang Emas bergerak hendak menyerang lagi. "Aku tidak kenal siapa kau, kenapa kau ingin membunuhku?""Kau memang harus mati, Si Buta dari Sungai Ular!" dingin kata-kata Pendekar Pedang Emas."Aku tidak bisa diam melihat kau membantai orang-orang tidak b
last updateПоследнее обновление : 2023-10-19
Читайте больше

156. Part 10

"Hhh! Seharusnya kita bisa memaksa dia.""Pendekar Pedang Emas..., aku jadi tidak mengerti. Kau yang dikenal sebagai pendekar arif bijaksana, kini jadi mudah terbakar amarah.""Aku juga manusia, Pendekar Tongkat Hitam. Aku sudah tidak tahan lagi melihat tingkah lakunya. Semakin hari, semakin brutal saja!""Aku mengerti, tapi cobalah untuk berkepala dingin. Sekarang ini kita tengah menghadapi persoalan yang bukan hanya menyangkut nama baik seseorang, tapi juga seluruh kalangan rimba persilatan. Apa kau tidak bisa melihat, akibat dari kemelut ini bisa membuat seluruh tokoh rimba persilatan terpecah belah, karena tidak bisa saling mengendalikan emosi."Pendekar Pedang Emas hanya bisa diam. Dalam hati, dia mengakui kebenaran kata-kata Pengemis Tongkat Hitam. Kemudian dia memasukkan kembali pedangnya, dan berjalan tanpa berkata-kata lagi. Sementara Pengemis Tongkat Hitam mengikuti dibelakangnya.-o0o-SIANG ITU, Manggala sampai di sebuah desa yan
last updateПоследнее обновление : 2023-10-20
Читайте больше

157. Part 11

"Hiya...!" Manggala berteriak keras. Si Buta dari Sungai Ular itu berlompatan ke sana kemari menghindari serangan yang dalang dengan cepat silih berganti. Keadaan Si Buta dari Sungai Ular kini benar-benar tidak menguntungkan. Dia diserang dari segala jurusan. Ketiga puluh orang itu makin mengepungnya dengan rapat. Tidak sedikit pun memberi kesempatan pada Manggala untuk menarik napas.Manggala benar-benar kewalahan menghadapi tiga puluh orang yang rata-rata memiliki kepandaian cukup tinggi. Si Buta dari Sungai Ular itu hanya mampu berkelit, berlompatan dan menghindar tanpa mampu membalas. Mereka semua tidak memberi kesempatan pada Si Buta dari Sungai Ular untuk membalas.Setiap kali pendekar itu hendak melakukan pembalasan, selalu terhalang oleh serangan yang datang dengan cepat.Buk!Mendadak satu tendangan keras berhasil mendarat di punggung Si Buta dari Sungai Ular. Seketika pemuda berbaju kulit ular itu terjungkal keras! Pada saat yang bersamaan, sebu
last updateПоследнее обновление : 2023-10-20
Читайте больше

158. Part 12

"Kau..., Si Buta dari Sungai Ular...?" bergetar suara Murti."Ya," sahut Manggala mengangguk."Oh...," Murti langsung jatuh tertunduk lemas."Hey, ada apa?" Manggala tersentak, dia segera berlutut dengan mata menatap heran pada gadis itu."Dewata Yang Agung.... Jika kau menghendaki nyawaku. Ambillah tapi jangan kau biarkan dia memperkosaku”, rintih Murti lirih. Setitik air bening tampak menggalir dari sudut matanya.Seketika Manggala terduduk lemas mendengar rintihan Murti. Dia menjambaki rambutnya sendiri. Sungguh, dia tidak bisa memahami semua yang terjadi di Kaki Lereng Gunung Panjalukan ini. Segala peristiwa yang ditemui, membuat kepalanya serasa mau pecah! Dia tidak mengerti, kenapa semua orang jadi membenci dirinya? Mungkinkah ada orang yang telah mengaku dirinya, dan membuat kebodohan? Melakukan keonaran, menculik gadis-gadis, memperkosanya lalu membunuhnya? Kalau memang benar, apa maksudnya?Keheningan menyelimuti sekitar tepia
last updateПоследнее обновление : 2023-10-20
Читайте больше

159. Part 13

"Manggala.. ""Eh!" Manggala tersentak kaget ketika tiba-tiba namanya disebut dari belakang. Belum lagi pemuda itu menoleh, Pengemis Tongkat Hitam sudah berada di sampingnya. Manggala segera menghenyakkan tubuhnya di bawah pohon yang rindang. Sementara Pengemis Tongkat Hitam mengambil tempat di depan pemuda berbaju kulit ular itu."Sejak semula aku memang tidak percaya, kalau kau yang telah melakukan perbuatan tercela dan brutal itu," kata Pengemis Tongkat Hitam.Manggala diam saja. Pandangannya tetap ke arah Desa Galuhung yang sepi. Hanya ada satu dua orang saja yang kelihatan keluar rumah, itu pun hanya laki-laki tua."Aku sengaja meminta Murti untuk ke sungai. Semula niatku untuk memancing Si Buta dari Sungai Ular palsu, tapi yang muncul malah kau, Manggala," kata Pengemis Tongkat Hitam lagi.Manggala langsung memandang laki-laki tua di depannya."Aku pun mendengar semua percakapanmu dengan Murti. Sekarang aku yakin, kaulah Si Buta dari S
last updateПоследнее обновление : 2023-10-21
Читайте больше

160. Part 14

MALAM terus merayap semakin larut. Udara pun semakin bertambah dingin. Gunung Panjalukan tampak angker, hitam pekat berselimut kabut tebal. Namun suasana malam yang seperti itu tidak menghalangi sesosok tubuh yang tengah berlari cepat menuruni Lereng Gunung Panjalukan. Gerakannya sangat cepat dan ringan, sehingga yang terlihat hanya bayangan berkelebatan saja. Sosok tubuh itu berhenti berlari setelah sampai di batas Desa Galuhung. Tampak wajahnya tampan. Orang itu mengenakan pakaian dari kulit ular. Dia berdiri tegak bertohk pinggang, sambil menatap lurus ke arah Desa Galuhung di depannya. Desa itu tampak sepi, tak terlihat seorang pun yang berada di luar rumah. Kakinya kembali terayun melangkah tegap dan mantap memasuki Desa Galuhung. Sepanjang perjalanan, hanya kesunyian yang dilaluinya. Bahkan, beberapa rumah yang tadinya masih terang, langsung gelap. Pemuda tampan berbaju kulit ular itu tersenyun lebar, melihat rumah-rumah langsung memadam lampunya. Bahkan terden
last updateПоследнее обновление : 2023-10-21
Читайте больше
Предыдущий
1
...
1415161718
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status