Home / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Si Buta Dari Sungai Ular: Chapter 161 - Chapter 170

1284 Chapters

161. Part 15

Pemuda berbaju kulit ular itu tidak membuang-buang waktu lagi. Dia segera melompat ke dalam kamar gadis yang lemas tertotok jalan darahnya. Bergegas dia mengangkat tubuh gadis itu, dan melesat ke atas sambil membopong gadis cantik yang bernama Murti. Begitu kakinya hinggap di atap, mendadak puluhan anak panah dan tombak bertebaran ke arahnya. Pemuda berbaju kulit ular itu mengumpat geram. Dia segera berlompatan sambil mengibaskan tangan kirinya, menghalau serbuan anak panah dan tombak. Tampak di sekeliling rumah itu sudah dipenuhi oleh puluhan orang dengan berbagai senjata. "Setan!" geram pemuda itu. Dia lalu memindahkan tubuh Murti ke atas pundaknya. Dan hanya dengan sekali lompatan saja, pemuda berbaju kulit ular itu meluruk ke bawah. Dan langsung disambut oleh mereka yang sudah mengepungnya. Pertempuran pun tak terhindarkan lagi. Sebentar, saja jerit kesakitan dan pekik kemarahan berbaur menjadi satu. Malam yang semula dingin, berubah hangat. Para penduduk
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more

162. Part 16

Belum lagi Manggala membuka mulutnya, mendadak mereka dikejutkan oleh munculnya orang- orang dari kalangan rimba persilatan. Di antara mereka, tampak Pendekar Pedang Emas, Pendekar Tongkat Ular dan para ketua padepokan di sekitar Gunung Panjalukan ini. Manggala langsung bangkit diikuti oleh Pengemis Tongkat Hitam. Orang-orang dari kalangan rimba persilatan itu langsung bergerak mengepung. Pendekar Pedang Emas langsung berdiri tegak di depan Manggala dengan jarak sekitar tiga batang tombak. "Si Buta dari Sungai Ular, sebaiknya kau menyerah dan jangan mengadakan perlawanan. Lihat tempat ini sudah terkepung rapat," kata Pendekar Pedang Emas dingin. Pengemis Tongkat Hitam ingin bicara, tapi keburu dicegah oleh Manggala. Si Buta dari Sungai Ular itu kemudian melangkah maju tiga tindak.. Tampak tempat itu sudah dipenuhi oleh tokoh-tokoh rimba persilatan dengan senjata terhunus. Sikap mereka jelas-jelas menunjukkan permusuhan. "Kalau kalian ingin menangkapku, tangka
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

163. Part 17

Sepuluh jurus telah dilalui dengari cepat, namun belum satu pukulan pun yang berhasil disarangkan oleh Ketua Padepokan Melati Putih itu. Dan sampai saat itu Manggala masih dapat menahan diri. Dia hanya berkelit menghindar tanpa membalas satu serangan pun. Hal itu tentu saja membuat Ki Suralala jadi bertambah berang. Mundur pun rasanya tidak mungkin lagi, bisa-bisa malah nama besarnya hancur malam ini juga. Sementara puluhan tokoh-tokoh rimba persilatan yang ada di tempat itu, dan tiga puluh orang murid pilihannya, terus menonton. Tampak Ki Suratala jadi tambah beringas, karena serangan-serangannya selalu kandas. Maka tanpa peduli akan ada yang tewas, Ketua Padepokan Melati Putih itu pun segera mencabut senjata dari balik jubahnya yang panjang. Sret! "Ki Suratala! Hentikan seranganmu!" bentak Pengemis Tongkat Hitam terkejut. Namun Ki Suratala sudah tidak bisa lagi diperingati. Pedang pendek berwarna putih dengan gagang berukir bunga melati, berkelebat
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

164. Part 18

Teriakan-teriakan pemberi semangat langsung bergema membelah malam di Lereng Gunung Panjalukan itu. Tiga puluh orang yang berpakaian putih itu berlompatan menyerang Si Buta dari Sungai Ular. Pedang mereka berkelebatan cepat mengurung dari segala jurusan. Namun Si Buta dari Sungai Ular hanya berkelit memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, menghindari setiap sabetan dan tusukan pedang lawan-lawannya. Murid-murid Padepokan Melati Putih bukanlah tandingan Si Buta dari Sungai Ular. Dua kali lipat banyaknya dari jumlah itu pun, masih belum tentu bisa menandinginya. Tidak heran kalau dalam waktu singkat saja, hampir separuh dari jumlah mereka langsung menggeletak bersimbah darah. Teriakan-teriakan pertempuran, berbaur menjadi satu dengan pekik dan jerit kematian. Sementara Pengemis Tongkat Hitam tampak semakin gelisah saja. Dia mengkhawatirkan keselamatan Si Buta dari Sungai Ular, tapi tokoh-tokoh rimba persilatan yang ada di sekitar tempat itu, pasti tidak akan tinggal
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

165. Part 19

"Apa yang sedang kau lamunkan, Pendekar Pedang Emas?" tanya Malaikat Bayangan Hijau. Pendekar Pedang Emas hanya menarik napas panjang. "Ada yang menyusahkan hatimu?" tanya Malaikat Bayangan Hijau lagi. "Entahlah...," desah Pendekar Pedang Emas pelan. "Sepertinya kata-kata Pengemis Tongkat Hitam terngiang terus di telingaku..." "Terus terang, aku sendiri juga memikirkannya," kata Malaikat Bayangan Hijau. Pelan juga suaranya. Pendekar Pedang Emas segera menatap setengah tidak percaya pada Malaikat Bayangan Hijau. "Kita terlalu bangga dengan nama besar dan ilmu olah kanuragan yang tinggi. Aku seperti baru terbangun dari mimpi keindahan dan kemasyhuran. Aku merasakan seperti orang yang paling bodoh di dunia ini," nada suara Malaikat Bayangan Hijau sedikit mengeluh. "Bukannya bodoh, Malaikat Bayangan Hijau. Tapi hati kita seperti tertutup, tidak bisa mengambil sari dari semua peristiwa yang terjadi di sini," Pendekar Pedang Emas mel
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

166. Part 20

"Dewi Ranti," desis Pengemis Tongkat Hitam tersedak suaranya. Mata laki-laki tua Itu tidak berkedip, memandang pada sesosok tubuh wanita yang tergolek di atas bebatuan. Kepalanya berlumur darah yang sudah membeku. Tubuhnya hanya tertutup secarik kain yang sudah koyak di beberapa bagian. Pengemis Tongkat Hitam segera melompat mendekati mayat itu. "Biadab...!" geram Pengemis Tongkat Hitam sambil menggemeletukkan giginya. Laki-laki tua itu kemudian bangkit ketika pundaknya disentuh. Dia lalu menoleh pada pemuda tampan yang mengenakan pakaian dari kulit ular. Sejenak mereka hanya saling pandang tanpa berkata-kata. Kini sudah lima mayat gadis yang mereka temui di Gunung Panjalukan itu. Mereka tewas dengan keadaan yang benar-benar mengenaskan. "Dia pasti ada di sekitar tempat ini," kata Si Buta dari Sungai Ular yakin. "Aku tidak akan memberinya ampun Keparat itu harus kubunuh!" geram Pengemis Tongkit Hitam. Amarah laki-laki tua itu benar-benar sudah tidak d
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

167. Part 21

"Kakek Pengemis, tunjukkan siapa di antara kami Si Buta dari Sungai Ular yang asli," kata salah seorang pendekar itu."Benar, kau harus tunjukkan siapa yang asli," sambung satunya lagi.Pengemis Tongkat Hitam tidak bisa langsung menentukan. Meskipun dia sudah memandangi dengan teliti, namun sukar untuk menentukan siapa yang asli dan yang palsu. Pengemis Tongkat Hitam kemudian menoleh ke arah goa, ketika telinganya mendengar suara rintihan lirih."Murti...," desis Pengemis Tongkat Hitam dengan kening berkerut dalam.Lalu tanpa menghiraukan tatapan kedua pendekar itu, Pengemis Tongkat Hitam melesat masuk ke dalam goa. Tidak seorang pun dari kedua Si Buta dari Sungai Ular itu yang berusaha mencegah. Sedangkan Pengemis Tongkat Hitam langsung tersentak begitu melihat Murti menggeletak tak berdaya, dengan tubuh hanya tertutup oleh selembar kain.Pengemis Tongkat Hitam segera menghampiri, dan memeriksa tubuh gadis itu. Kemudian jari-jari tangannya bergera
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

168. Part 22

Satu ledakan keras terdengar memekakkan telinga, ketika dua pasang telapak tangan berbenturan, di udara. Kedua Si Buta dari Sungai Ular itu langsung terpental kebelakang, dan jatuh bergulingan di tanah. Namun mereka segera bangkit kembali tampak dari lubang hidung dan sudut bibir mereka mengeluarkan darah.Kedua Si Buta dari Sungai Ular itu kembali saling mengeluarkan jurus-jurus simpanannya. Sungguh sulit dipercaya, seperti ada yang memberi komando saja, mereka melakukan gerakan yang sama persis, lalu kembali melenting sambil berteriak nyaring. Kembali terdengar suara ledakan keras menggelegar, bersamaan dengan berbenturannya tangan mereka. Dan untuk kedua kalinya, mereka terlontar ke belakang dengan keras!Namun kali ini ada sedikit perbedaan. Satu dari Si Buta dari Sungai Ular itu tidak sampai jatuh terguling, dan berhasil menjejakkan kakinya di tanah. Sedangkan satunya lagi bergulingan beberapa kali di tanah sebelum bisa bangkit."Ugh!" Pendekar yang berguli
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

169. Pusaka Tulang Ekor Naga Emas

SESOSOK bayangan berkelebat cepat, tanpa menyadari kalau satu sosok tubuh ramping yang mengeluarkan aroma harum tengah mengikutinya. "Mataku tak mungkin salah menangkap. Tongkat ditangannya itu bukan tongkat biasa, itu adalah Tulang Ekor Naga Emas. Rupanya pemuda buta itu yang telah mendapatkan Tulang Ekor Naga Emas. Berarti, dia ada hubungannya dengan Raja Siluman Ular Putih. Kini, kesempatanku untuk mendapatkan Tulang Ekor Naga Emas. Hm... sebuah senjata yang sangat tangguh...."Sosok ramping yang mengeluarkan aroma harum dari tubuhnya terus berkelebat mengikuti sosok bayangan yang ada dihadapannya yang tak lain adalah Manggala alias Si Buta dari Sungai Ular.Dia berusaha menjaga jarak agar tidak ketahuan. Baju panjangnya yang terbuka rendah di bagian dada dan terbelah dari bawah hingga pangkal paha, berkibar saat berkelebat. Dan perempuan itu terus mengikuti Manggala, menembus kegelapan malam dan jalan berliku.Cukup lama juga perempuan itu mengikuti Man
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

170. Part 2

Sementara tubuh Manggala terjajar ke belakang dengan kedua tangan terasa nyeri. Cepat tenaga dalamnya dialirkan ke kedua tangan untuk menghilangkan rasa nyeri."Bukan main tenaga dalam Dewi Kematian. Aku harus berhati-hati. Karena bukan hanya Tulang Ekor Naga Emas yang pindah tangan. Tetapi, nyawaku pun akan lenyap."Namun baru setengah Manggala mengalirkan tenaga dalam pada kedua tangannya, Dewi Kematian yang ingin segera memiliki Tulang Ekor Naga Emas menghentakkan tangannya lagi.Sratt!Seberkas sinar merah menyala langsung meluruk, membuat suasana jadi agak terang. Terkesiap kembali Si Buta dari Sungai Ular dibuatnya.Kali ini dia tak ingin mengadu tenaga lagi. Maka dengan gerak lincah dari jurus 'Tarian Ular', tubuhnya meliuk seraya berputaran menghindari serangan.Brak! Brak! Byuuurrr!Dua pohon langsung tumbang terkena hantaman pukulan Dewi Kematian. Bahkan langsung terhempas ke sungai yang cukup deras alirannya, membu
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
129
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status