Share

135. Part 14

last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 01:01:47

MALAM kian merayap semakin larut. Suasana di sekitar istana megah di Puncak Bukit Baru itu kembali sunyi, seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Namun pemuda tampan yang dipanggil Prabu Dewata Cengkar, masih duduk di kursi indah yang berukir dan berwarna keemasan. Di depannya tampak duduk bersila seorang laki-laki tua yang berkulit hitam, dan mengenakan jubah putih yang panjang dan longgar.

Di dalam ruangan besar dan indah itu hanya terlihat mereka berdua saja. Kesunyian masih menyelimuti ruangan itu. Tampak laki-laki tua berkulit hitam dengan nama Branta Mudya itu menundukkan kepalanya. Di tangannya masih tergenggam Tulang Ekor Naga Emas milik Si Buta dari Sungai Ular.

"Paman Branta Mudya, apa sebenarnya yang hendak kau bicarakan?" tanya Prabu Dewata Cengkar memecah kesunyian.

"Tentang senjata ini, Gusti Prabu," sahut Branta Mudya sambil mengangkat kepalanya.

"Hm..., ya. Apa yang ingin kau bicarakan, Paman Branta Mudya?"

"Itulah yang ingin hamba bi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   136. Part 15

    Manggala masih tetap diam dengan otak yang terus bekerja keras menduga-duga."Antara aku dan Raja Siluman Ular Putih adalah saudara seperguruan. Aku adik seperguruan dari Raja Siluman Ular Putih. Meskipun di antara kami banyak terjadi perbedaan, tapi aku sangat menyayanginya. Aku juga sangat sedih dan merasa kehilangan ketika mendengar kabar tentang dia menghilang seperti ditelan bumi," Branta Mudya mulai membuka diri.Tentu saja Manggala terkejut setengah mati mendengarnya. Dia benar-benar tidak menduga, kalau laki-laki tua itu masih saudara seperguruan dengan gurunya. Kini Manggala tidak bisa lagi berkata-kata, namun sinar matanya menyiratkan belum sepenuhnya percaya."Seperti halnya Raja Siluman Ular Putih. Aku juga sudah bersumpah pada diriku sendiri untuk melepaskan segala urusan dunia. Lebih-lebih dengan urusan dendam yang tidak akan pernah berakhir. Dan aku sudah memutuskan untuk mengabdi pada Prabu Dewata Cengkar, karena kehidupan di sini selalu dalam ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   137. Part 16

    Manggala tampak duduk bersila di lantai yang beralaskan permadani tebal dan berwarna merah hati. Di sampingnya duduk pula Branta Mudya. Sementara di belakang Branta Mudya adalah si Kembar Iblis Biru. Kini ruangan yang besar dan indah itu sudah dipenuhi orang-orang yang berpakaian putih dan hitam. Sedangkan di depan mereka tampak duduk dengan penuh wibawa, seorang pemuda tampan yang mengenakan pakaian indah dan bersulamkan benang emas. Pemuda itu duduk di kursi yang berukir dan berlapis bagai emas."Aku sudah dengar semua tentang dirimu dari Paman Branta Mudya. Dan sekarang aku hanya ingin tahu, apa tujuanmu datang ke Istana Dewata Cengkar ini?" tanya Prabu dengan suara besar dan berwibawa."Aku hanya kebetulan lewat. Tadinya aku sedang mengejar empat orang yang berpakaian serba putih yang..., maaf, sama persis dengan yang mereka pakai," sahut Manggala sambil menunjuk orang-orang yang mengenakan baju serba putih yang ketat."Apakah mereka ada di antara orang-oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   138. Part 17

    "Ilmu sihir, maksud Paman?""Semacam itu.""Hm...," Manggala bergumam tidak jelas. "Paman tahu, siapa orang itu?""Aku hanya menduga, mungkin benar, mungkin juga salah. Tapi dugaanku sangat beralasan.""Siapa?""Pendeta Pasanta.""Ah..." Manggala tersentak kaget. Dia memang sudah menduga, kalau orang di balik semua kemelut ini adalah Pendeta Pasanta. Dan itu pernah diucapkan oleh Lastri padanya."Kau sudah tahu, Manggala?""Belum," sahut Manggala cepat."Beberapa tahun lalu, Pendeta Pasanta memang berada di istana ini. Dia adalah seorang pendeta murtad yang ingin bertobat. Tapi kedatangannya rupanya bukan untuk bertobat, melainkan punya maksud tersembunyi. Dan hal itu dapat diketahui dengan cepat oleh Prabu Dewata Cengkar. Dan atas kesepakatan bersama, kami mengusir Pendeta Pasanta, dan tidak boleh kembali lagi sebelum dia benar-benar bertobat," Branta Mudya menjelaskan."Hm..., aku mengerti sekarang. Rupanya Pend

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   139. Part 18

    "Kelihatannya Pengemis Tongkat Hitam mampu menandingi mereka," gumam Manggala dalam hati.Si Buta dari Sungai Ular itu kemudian duduk di bawah pohon. Dia terus memperhatikan jalannya pertarungan itu. Dugaannya memang tidak meleset. Dalam beberapa gebrakan saja, satu orang sudah terjungkal dengan bersimbah darah. Dan disusul dengan satu orang lagi ambruk dengan leher menganga lebar."Hebat..." seru Manggala seraya bertepuk tangan seperti anak kecil.Pengemis Tongkat Hitam menoleh saat dia sudah menewaskan lawan terakhirnya. Dia segera mendengus kurang senang melihat Si Buta dari Sungai Ular menyaksikan pertarungannya. Dan dengan sekali lompatan saja, laki-laki tua itu sudah berada di depan Manggala."Bocah setan Apa saja kerjamu di sini?" dengus Pengemis Tongkat Hitam."Lho Kok, marah...? Sejak tadi aku duduk di sini. Aku kagum padamu, Kek. Kau hebat""Bukan waktunya untuk bergurau""Heh...""Huh! Menyesal aku telah menyel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   140. Part 19

    Manggala jadi termenung. Dulu dia mempelajari Pukulan Tapak Wisa dari gurunya, Raja Siluman Ular Putih. Dan di Istana Dewata Cengkar dia telah berjumpa dengan seorang laki-laki tua bernama Branta Mudya, dan mengaku masih saudara seperguruan dengan Raja Siluman Ular Putih. Kalau mengingat itu semua, Manggala jadi berpikir lagi. Jurus 'Pukulan Tapak Wisa' tidak dimiliki orang lain lagi menurut Raja Siluman Ular Putih. Dan kini Manggala mendapatkan ada orang lain yang telah mempunyai jurus itu."Ada apa, Si Buta dari Sungai Ular? Kau kelihatan termenung," kata Pengemis Tongkat Hitam, yang memperhatikan sejak tadi."Kakek Pengemis, siapa yang telah memukulmu dengan jurus 'Pukulan Tapak Wisa?" tanya Manggala."Si Iblis Hitam," sahut Pengemis Tongkat Hitam."Iblis Hitam...?" Manggala langsung tersentak kaget."Ada apa? Kau tampaknya terkejut mendengar nama itu."Manggala tidak segera menjawab. Dia jadi teringat dengan kata-k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   141. Part 20

    SEORANG PEMUDA yang mengenakan baju dari kulit ular penuh sisik, tahu-tahu sudah berdiri di depan Branta Mudya. Seperti biasanya, kedua tangannya melipat di depan dada. Sedangkan bibirnya terkatup rapat dengan mata menatap tajam penuh sinar kebencian. Sejenak Branta Mudya menggeser kakinya ke samping. Dia segera bisa meraba, apa yang akan terjadi. Sebentar Branta Mudya melirik ke samping kiri. Dan di sana juga sudah berdiri seorang laki-laki tua berpakaian kumal memegang tongkat hitam. Branta Mudya pun segera mempersiapkan diri untuk menghadapi kedua tokoh yang sudah kondang namanya itu. "Manggala, apa maksudmu membuat kekacauan ini?" tanya Branta Mudya. "Jangan banyak tanya, Iblis Hitam" dengus Manggala geram. "He.. Apa yang kau katakan, Manggala?" Branta Mudya langsung tersentak kaget, karena Manggala sudah tahu nama julukannya dalam rimba persilatan. Tapi begitu matanya melirik pada Pengemis Tongkat Hitam, dia segera tahu siapa biang keladi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   142. Part 21

    "Mampus kau, bocah setan Hiyaaa..." teriak Branta Mudya sambil melompat. "Hup Yeaaah...!" Dua tokoh kondang tersebut kemudian saling berlompatan dengan kedua tangan yang menjulur kedepan. Dan tepat pada satu titik, kedua telapak tangan mereka bertemu. Seketika terdengarlah satu ledakan keras, disusul dengan terlontarnya tubuh Branta Mudya. Sedangkan Manggala hanya terdorong dua langkah ke belakang. "Phuih!" Branta Mudya segera menyemburkan ludahnya yang bercampur darah. Dia pun kembali melompat dan berusaha berdiri. Namun tubuhnya masih sempoyongan. Kekuatan dari jurus 'Pukulan Tapak Wisa' yang dimilikinya masih jauh di bawah Si Buta dari Sungai Ular. Kalau saja Branta Mudya tidak memiliki jurus pukulan itu, mungkin dia telah tewas karena racun dahsyat yang ada di dalam 'Pukulan Tapak Wisa'. "Ayo kita mulai lagi, Bocah" bentak Branta Mudya geram. "Kau memang sudah tidak pantas untuk hidup lagi, Iblis Hitam Bersiaplah untuk mati" sambut Manggal

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   143. Part 22

    "Manggala..., aku mohon padamu. Jangan memandangku seperti yang dulu. Aku bukan lagi Iblis Hitam, tapi aku Branta Mudya. Iblis Hitam sudah mati. Aku mohon padamu, Manggala. Bawalah mayatku..., dan kuburkan dekat tempat tinggal Raja Siluman Ular Putih. Aku mohon...," Branta Mudya tidak mampu lagi melanjutkan kata-katanya. Dia tersentak, dan langsung diam dan tak bergerak-gerak lagiManggala hanya bisa diam memandangi. Hatinya masih diliputi kebimbangan dengan kata-kata terakhir laki-laki tua itu. Sementara itu pertempuran antara Pengemis Tongkat Hitam dengan si Kembar Iblis Biru sudah terhenti sejak tadi. Dan Manggala tidak menyadari, kalau mereka semua mendengarkan apa yang barusan dibicarakan. Kini dia baru tersadar saat dua orang kembar itu berlari dan menubruk mayat Branta Mudya."Guru...""Hhh..." Manggala menarik napas panjang. Manggala tampak menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia tidak tahu lagi, apa yang harus dilakukannya. Sementara dua orang laki-laki

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status