Bab 73. Perebut Kekasihku"Ayu?" Kedua alis Ainun saling bertaut. Untuk apa gadis itu bertamu di siang bolong seperti ini? Bukankah seharusnya dia tidur siang?Entahlah, meskipun bingung, Ainun tetap memintanya masuk dulu. Tanpa menjawab, Ayu langsung masuk, melipat kedua kaki, mengangkat dagu begitu angkuh menatap Ainun dan Alia bergantian."Apa yang membawamu ke sini, Ay? Bukannya kamu bilang selalu tidur siang, lalu sorenya kumpul sama Santi dan Nina lagi?"Gadis yang memakai jilbab segitiga warna krem itu tersenyum sinis. Dia merasa muak ketika mengingat wajah Ainun, apalagi sampai harus melihat secara langsung. Akan tetapi, jika terus diam atau mengomel lewat Whats-App juga tidak memuaskan bagi Ayu karena gadis itu akan terus beralasan.Maka walau terpaksa, dia tetap saja datang. Menghela napas, lalu bertanya, "kamu pernah sakit hati, kan?""Maksud kamu apa nanya kayak gitu?""Waktu tahu Nizar melamar Alia, kamu sakit hati, kan?"
Baca selengkapnya