Home / Romansa / Di Bawah Kendali sang CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Di Bawah Kendali sang CEO: Chapter 51 - Chapter 60

141 Chapters

Sesi Panas Bagian Tiga

Starla menahan napas saat tangan Erik membelai punggungnya. Sentuhannya terasa ringan namun begitu memabukkan. Membuat bulu roma terasa berdiri lembut.“So beautiful,” puji Erik jujur. Ia berada tepat di belakang Starla, melihat pemandangan seorang gadis dengan posisi yang begitu menggoda.Ah, sebenarnya bagi Erik mau bagaimana pun posisi Starla akan selalu terlihat menggoda. Terlebih dengan adanya tali-tali yang mengikat kulit putih langsat dari gadis Asia tersebut.Erik amat sangat menyukainya.Mengelus bokong’ bulat Starla yang terpampang di depannya, Erik bisa mendengar erangan tertahan Starla. Hari ini, ia akan meningkatkan level batasan Starla dari sebelum-sebelumnya.“Kau siap, Starla?” tanya Erik, kini sudah pindah ke depan wajah Starla. Mengelus lembut wajah wanita den
last updateLast Updated : 2023-10-09
Read more

Ending Sesi Panas

Posisi Starla sudah berubah.Meski ia masih di meja yang sama seperti yang tadi, namun kini tubuhnya dalam keadaan telentang.Dengan tangan yang sudah dibentangkan lebar, Erik juga memposisikan kedua kaki Starla sama sepeti tangan gadis itu.Pada masing-masing tali di pergelangan kaki Starla, pria itu menariknya ke atas, menyebabkan kaki Starla membentuk garis lurus sejajar dengan tangan-tangan Starla yang terikat tanpa bisa Starla tekuk. Hmmm, mungkin bisa tapi hanya sedikit.Dan di sinilah letak fungsi dari olah raga yang Starla jalani bersama dengan Mike, ketika Erik menghedaki tubuh Starla dalam posisi-posisi yang mengharuskan menarik kaki atau anggota tubuh yang lain, Starla akan menjadi lebih siap dan tidak cepat merasa pegal.Dengan posisi ini, Starla bisa melihat dengan jelas wajah Erik, bahkan apa yang sedn
last updateLast Updated : 2023-10-10
Read more

A dan O

Maaf, Erik. Kau tau aku sangat menyayangimu. Tapi si kembar sudah amat sangat merindukanmu. Mereka merengek terus untuk mengunjungi mu sampai membuat aku, suamiku bahkan seluruh pembantu di mansionku kuwalahan menghadapi rengekan mereka. Kau tau bukan jika mereka menginginkan sesuatu maka mereka harus mendapatkan nya?Sekarang, aku titipkan mereka padamu. Sebenarnya aku ingin ikut dengan mereka karena Demi Tuhan! Kau tau sendiri jika aku juga sangat merindukanmu. Tapi suamiku mempunyai pertemuan bisnis penting untuk saat ini. Dan dia membutuhkanku untuk berada di sampingnya.I will be there in 3 days to take my twins back.Best regards,Ara.*** Erik mendengus kecil setelah membaca
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more

Kebun Binatang

“Starla!!”Teriakan dua bocah lelaki kembar membuat Starla yang hendak naik ke dalam mobil menoleh.A dan O turun dari kendaraan mereka, diikuti 2 baby sitter di belakang.“Hai, kiddos!” senyum Starla, langsung berjongkok untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan dua keponakan Erik. Sekali lagi, Starla menemukan dirinya langsung mengagumi dua lelaki kembar itu, dan bertanya-tanya akan setampan apa mereka kelak saat sudah dewasa.“Ke mana kau akan pergi?” tanya seorang dari mereka.“Pergi ke kelas.”“Kelas?”Starla mengangguk. “Aku sedang belajar bahasa Belanda. Bahasamu.”Bocah itu mengernyit, lalu menoleh menatap saudara kembarnya. Starla ingin sekali tertawa melihat keduanya mengernyitkan dahi dengan kompak.“Tapi ... kau sudah bisa bicara dengan bahasa Belanda. Kau sedang melakukannya sekarang.”Kembarannya mengangguk membenark
last updateLast Updated : 2023-10-12
Read more

Blacklist

Erik melangkah tegas memasuki gedung perusahaan. Menuju lift khusus eksekutif, dia melewati orang-orang yang menatapnya penuh puja. Membisikkan nama Erik dan berharap jika suatu hari nanti akan ada keajaiban di mana Erik menandai mereka.Tidak apa jika hanya sekedar menjadi pemuas ranjang satu malam. Karena mereka memang selalu memimpikan bisa sehari saja menempati hati pria berwajah dingin namun kelewat tampan itu.“Selamat pagi, Mr. Jensen.”Seperti biasa Rebecca menyapa dengan suara dibuat-buat agak mendesah. Pakaian ketat menempel di tubuhnya yang berlekuk. Kentara sekali jika ia sedang mencoba menggoda Erik.Erik hanya memberikan anggukan kecil sebelum ia masuk ke dalam ruangannya.“Sial! Susah sekali mendapatkan dia!” gerutu Rebecca kesal. Ia menendang kaki mejanya dan langsung mengaduh di tempat.Espen yang masih tertahan di tempat karena rasa ketertarikannya pada sekretaris itu tersenyum geli, menatap sekilas
last updateLast Updated : 2023-10-13
Read more

Rumah Pohon

Mereka sudah tidur,” kata Starla, melirik pada dua bocah lelaki yang sudah terpejam.Orion tidur di pangkuan Starla sementara Arion tidur di pankuan Erik. Untung mereka sudah berganti kendaraan dengan limosin sehingga ruang kendaraan jadi lebih luas.Erik, meletakkan tubuh Arion dengan hati-hati agar terbaring sepenuhnya di kursi. Lalu, ia juga membantu Starla untuk membaringkan rubuh Orion di sisi Arion. Beres, Erik berpindah tempat duduk di samping Starla.“Biarkan aku mengecekmu.”Starla terkesiap karena Erik tiba-tiba mengangkat tubuh dan memangkunya. Dengan posisi berhadapan dengan Erik, Starla berpegangan ke bahu lebar Erik yang masih terbalut setelan jas.“E-Erik ... Aku baik-baik saja,” ucap Starla setengah gugup. Menoleh ke belakang untuk melihat apakah si kembar bangun atau tidak.Tanpa mengatakan apapun, Erik langsung membuka kancing kemeja Starla. Mendekatkan wajah untuk mengendus leher jenjang putih
last updateLast Updated : 2023-10-14
Read more

Cara Membedakan A dan O

“Selamat pagi, Nona.” Adrie menyapa Starla seperti biasa tepat ketika Starla masuk ke dalam ruang makan.“Selamat pagi, Adrie,” sapa Starla balik. Menyerah untuk meyakinkan wanita paruh baya itu –dan juga Espen— untuk tidak memanggilnya Nona. Mereka keras kepala sekali dengan terus saja menyebut Starla sebagai Nona majikan mereka.“Di mana Espen?” tanya Starla kemudian, baru sadar jika pria yang biasanya sudah duduk di meja makan bahkan sebelum ia datang tidak ada di sana.Adrie menggeleng kecil. “Aku tidak tahu, Nona. Mungkin dia sangat sibuk sampai tidak bisa datang sarapan di sini,” jawab Adrie, meletakkan sepiring nasi dan semangkuk soup bakso di depan Starla. Merasuk dengan manja di indera penciuman Starla. Membuat perut kecilnya langsung mengeluarkan suara.Adrie tersenyum geli.“Selamat makan, Nona.”Starla meringis tapi tak lantas membuat ia malu. Adrie adalah wa
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

Di Atas 36 Ribu Kaki

Bangun dalam keadaan disorientasi, Starla mengerjab menatap sekitar. Ia mengernyit kala melihat langit-langit kamarnya menjadi lebih rendah dari biasanya. Dan lagi pula ... perasaan apa ini? Kenapa Starla merasa ia seperti melayang?“Sudah bangun?”Suara itu membuat Starla menoleh dan langsung merasa seperti deja vu. Dulu kali kedua ia bertemu Erik—setelah yang pertama dari tempat perdagangan manusia— dan membahas tentang kontrak di apartemen, Erik juga mengatakan hal yang sama. Sekarang Starla mendapati pria itu berada di tepi jendela. Anehnya, Starla merasa jendela itu terlalu kecil untuk ukuran kamarnya.Beringsut bangun, Starla mendapati dirinya sudah memakai piyama satin. Heran karena ingatan terakhirnya ia berada di rumah bersama dengan A dan O.Si kembar!Ke mana mereka?&ld
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

Body Writing

Beberapa jam yang lalu, Starla bertanya pada Erik ke mana pria itu akan membawanya pergi. Tapi Erik sama sekali tidak menjawab bahkan memberikan clue. Begitu juga dengan A dan O. Mereka malah sibuk berlarian ke sana ke mari, sesekali menggoda para pramugari yang menatap mereka gemas.Sekarang Starla menuruni tangga pesawat. Erik memeluk pinggangnya sementara si kembar sudah berlari turun lebih dulu, disusul dengan 4 baby sitternya yang tergopoh-gopoh mengikuti mereka.“Jadi, kau masih tidak mau memberitahuku, di mana kita?” tanya Starla.Angin musim panas bertiup menerpa rambut panjang hitamnya, membuat Erik terpaku sejenak sebab kecantikan dari Starla yang kian hari terasa kian nyata.Bibir Erik melengkung ke atas, menyodorkan sebuah kaca mata hitam pada Starla.“Kau akan tau nanti. Pakai ini agar
last updateLast Updated : 2023-10-17
Read more

Bertemu Ara

Starla keluar dari kamar setelah selesai memake-up tipis wajahnya. Ia membiarkan rambut hitamnya tergerai dan ... baru saja memotong poninya dengan gunting yang ia temukan di laci.Sempat gugup dengan penampilan baru, Starla menarik napas panjang dan berjalan menyusuri lorong panjang. Sampai tibalah ia di ruang tengah, di mana Erik sudah menunggu membelakangi.Starla menarik napas sekali lagi. Meremas kedua tangan sebelum berdehem kecil. Membuat Erik menoleh dan membalikkan badan.“H-hai,” sapa Starla, menelan saliva kasar.Erik menatapnya dalam diam. Iris abu-abunya mengawasi, memperhatikan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dahinya sedikit mengernyit, membentuk beberapa kerutan di sana. Hal yang sudah menjadi salah satu kebiasaan Erik dan membuat tangan Starla selalu gatal untuk mengelusnya.“Kau memotong ponimu?” Suara Erik memenuhi ruang tengah.Starla mengangguk. Melangkah mantap menghampiri Erik.
last updateLast Updated : 2023-10-18
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status