Semua Bab Jerat Gairah Paman Kekasihku: Bab 81 - Bab 90

279 Bab

Bab 81 - Suami Istri Salah Tingkah

“Aku benar-benar harus minta maaf pada Stevan malam ini juga!” tekad Elisa sambil mengepalkan tangan erat-erat, berdiri di beranda menantikan kepulangan suaminya. Penjelasan dari Maria benar-benar menyadarkannya. “Tapi … apa Stevan mau berbicara denganku? Tadi pagi aku sudah memprovokasinya dengan sengaja. Sepertinya dia marah, bahkan melempar sendok garpu di tangannya.” Elisa berlari kembali ke kamar, melompat ke atas ranjang dan menyembunyikan wajahnya dengan bantal. “Apa aku bicara besok pagi saja saat sarapan?” Tangannya meraba-raba sisi lain kasur, mengambil ponsel. Dia ingin membaca artikel yang mungkin bisa membantunya. “Cara meminta maaf,” gumam Elisa, mengucapkan kata yang tengah diketik di laman mesin pencarian yang bisa memberikan segala macam informasi kepada penggunanya. Mata indah Elisa mengerjap, menatap deretan huruf di depannya. “Kenapa banyak sekali artikelnya? Aku harus membaca semuanya?” Elisa meletakkan ponsel, tapi kembali diambil tiga detik berikutnya. Sat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-05
Baca selengkapnya

Bab 82 - Kamu Menyukainya?

 “Apa yang kamu lihat?” tanya Sera sambil menatap sekeliling, tetapi tidak ada satu pun yang menarik perhatian kecuali lalu lalang kendaraan di jalan. “Kamu menunggu seseorang?”Elisa menggeleng, berbalik dan memasuki gerbang universitas tanpa mengatakan apa pun. Dia masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Stevan mengacak rambutnya, tersenyum, bahkan juga melambaikan tangan. Itu tiga hal yang mustahil. Di luar nalar.“Benar-benar mustahil. Pasti aku hanya berhalusinasi.”Lagi-lagi Elisa menggeleng-gelengkan kepala, menyangkal memorinya. Tidak masuk akal bagi seorang pria tanpa perasaan yang suka menindas, tiba-tiba bersikap begitu baik. Bahkan juga bisa disebut sedikit romantis.“Ah, atau dia berusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-06
Baca selengkapnya

Bab 83 - Konsultasi Perasaan

Wajah Elisa merona mendengar pertanyaan Sera. Ia tidak bisa menyembunyikan bisikan hati kecilnya yang mulai menaruh rasa pada pria itu. “Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan,” jawab Elisa, mencoba berkilah sambil menolehkan muka ke arah lain. Dia tidak bisa berbohong pada Sera. Gadis itu pasti akan mengetahui kebenaran yang terlihat di matanya. “Ayolah, jujur saja padaku. Sejauh mana hubunganmu dengannya?” “Hubungan apa? Aku tidak—” “Aah, kamu tidak perlu malu padaku. Apa kalian sudah tidur bersama?” Elisa menggeleng, malu sendiri dengan pertanyaan Sera. Gadis itu benar-benar menggodanya, menanyakan hal-hal yang tidak seharusnya diceritakan. “Bukankah sudah kukatakan, aku dan Stevan tidak sepenuhnya—” “Tidak perlu menutup-nutupinya dariku, Elisa. Malam sebelum fashion show, kalian tidur bersama bukan?” “Aku memang tidur di kamarnya, tapi kami tidak melakukan apa-apa!” “Ahaha, apa aku harus percaya ucapanmu?” Sera mengedipkan sebelah matanya, “Kalian pasangan yang sah, buka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-06
Baca selengkapnya

Bab 84 - Sikap Posesif Stevan

Mario meneguk ludah sebelum bicara, “Itu hanya pendapat pribadi saya. Sejak siuman, Anda begitu temperamental dan sulit mengendalikan emosi. Namun, kehadiran Nona Elisa membuat Anda berubah perlahan, menjadi lebih tenang dan bersabar.” “Kau memujiku atau sebaliknya?” “Saya hanya mengatakan apa yang saya lihat.” Stevan melempar punggungnya ke belakang, bersandar pada kursi kebesaran miliknya. Dia tidak menyangkal pendapat Mario, bahkan mengizinkan pria itu bicara lebih banyak. “Anda pernah keliru memperlakukan Nona Elisa dengan mengurungnya dua hari di kamar. Jika itu wanita lain, pasti sudah meninggalkan Anda atau minimal meminta cerai.” ‘Itu memang yang Elisa katakan hari itu,’ batin Stevan, meremas jarinya gelisah. “Nona Elisa tetap bertahan di sisi Anda dan tetap mengurus Anda setelahnya. Perubahan Anda begitu kentara saat menolong Nona dari pengendara motor yang menyerempetnya sore itu di depan Miracle Company. Anda begitu panik dan segera membawa Nona Elisa ke rumah sakit.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-06
Baca selengkapnya

Bab 85 - Jangan Main-main Denganku!

“Dasar menyebalkan!” ucap Elisa seraya membanting pintu mobil, menimbulkan suara debam yang cukup kentara. Bibirnya mengerucut, kembali dibuat kesal oleh Stevan yang mendiamkannya sepanjang jalan, bahkan dia ditinggalkan tanpa alasan. “Tahu begini, lebih baik aku makan dengan Bastian saja!” Elisa merogoh saku tasnya dan mengambil ponsel dari sana, bersiap menghubungi asisten dosen yang berkali-kali berbuat baik padanya. Namun, langkah Elisa terhenti di hitungan ketiga. Matanya mengerjap, tidak percaya dengan pesan yang tampak di layar ponselnya. Nama Stevan tampak sebagai pengirimnya. (Aku di depan. Wanita tua itu menyuruh kita makan bersama.) Ibu jari Elisa bergerak cepat mengetuk layar sentuh, membuat tampilan berubah memasuki aplikasi pesan warna hijau. “Dia mengirimkan pesan?” Mata indah Elisa menyipit, melihat angka kecil di pojok kanan bawah pesan tersebut yang menunjukkan waktu Stevan mengirimkannya. “Tiga puluh menit yang lalu?” Otak Elisa berhitung cepat, “Dia sengaja d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

Bab 86 - Turuti Kata-kataku!

“Sa … saya akan membawakan minuman dan makanan baru untuk Anda berdua,” ucap Maria memecah keheningan yang tercipta. Tangannya sibuk mengambil serpihan kaca, dengan cepat membersihkannya. “Tidak perlu.” “Jangan.” Suara Stevan dan Elisa terdengar bersamaan membuat keduanya kembali saling pandang selama sepersekian detik. Sama-sama tidak menyangka akan terjebak di situasi yang benar-benar tidak nyaman. “Kau boleh pergi,” ujar Stevan angkuh dengan harga diri setinggi gunung Himalaya. Kakinya melangkah ke arah kamar mandi, tidak bisa terus berbagi udara yang sama dengan Elisa atau rasa panas di wajahnya semakin menggila. Maria masih terpaku selama beberapa detik setelah menghilangnya Stevan. Matanya fokus menatap Elisa yang masih terpaku di tepi ranjang sambil menundukkan wajahnya. “Saya permisi, Nona,” pamit Maria, mengangguk sekilas sebelum pergi dari sana dan menutup pintu kamar Stevan, meninggalkan Elisa sendirian. Elisa yang sesaat lalu menoleh patah-patah sambil menelan ludah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-07
Baca selengkapnya

Bab 87 - Guru yang Menyebalkan

“Pelajari ini.”Stevan meletakkan lima buah buku tebal dengan sedikit kasar ke atas meja, membuat Elisa terlonjak dan menengadahkan wajahnya yang terkantuk-kantuk sejak tadi. Matanya terasa berat dan lelah karena terlalu banyak membaca.“Kau bisa membawanya ke kamar. Baca sebelum tidur.”“Hah? Kenapa banyak sekali?!” protes Elisa dengan bibir mengerucut. “Banyak? Kau mau yang lainnya juga?” Stevan pura-pura menoleh ke arah rak yang penuh berisi buku-buku bisnis. “Aku bisa menambahkan beberapa yang lainnya.”“Sudah cukup!” teriak Elisa, terdengar seperti rengekan penuh derita. “Buku-buku yang kamu berikan siang tadi, aku belum selesai membaca semuanya.”“Itu karena kau yang terlalu lambat!” Stevan beralih ke belakang kursi Elisa, mengamati buku ketiga yang kini ada di hadapan gadis itu. Baru dibaca setengah bagian. Itu pun tidak yakin apakah Elisa bisa memahami isinya atau tidak.“Aku sudah mewarnai poin-poin penting dan menambah catatan di setiap buku yang kau baca. Apa kau tidak men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-08
Baca selengkapnya

Bab 88 - Sikap Hangatnya

“Aku tidak boleh membuat Stevan curiga,” ucap Elisa sambil melilitkan stagen dan mengaitkannya dengan peniti. Itu semacam korset berbentuk kain panjang yang dililitkan di perut untuk menyembunyikan kehamilannya yang mulai tampak. “Fokusku saat ini adalah memastikan kerja sama dengan Thomas and Co. berjalan dengan lancar. Urusan lain, pikirkan nanti saja!” Elisa menurunkan sweater rajut lengan panjang menutupi perutnya, merapikan penampilannya sebelum keluar kamar dengan buku catatan di tangan. Tak lupa, dua buku tentang bisnis ikut ada dalam genggaman. “Nona, Tuan sudah menunggu Anda di ruang kerja.” Maria menyambut Elisa di samping tangga, tahu gadis itu akan menghabiskan waktu dengan tuannya hari itu. Elisa mengangguk, menilik jam tangan. Masih ada lima menit sebelum jam tujuh. Dia tidak akan terlambat. “Maria, coba lihat. Apa penampilanku terlihat aneh?” Elisa memutar tubuhnya sebelum kembali memperhatikan wanita yang pantas dia panggil Nenek. “Tidak. Anda cantik, Nona.” “Buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-08
Baca selengkapnya

Bab 89 - Mencuri Kecupan

“Aku tidak mengerti!” cetus Elisa sambil menggigit ujung bolpoin, menggeleng dan berusaha memasang wajah bodoh.“Apa?” Stevan terkejut, menatap lekat-lekat gadis yang duduk di depannya. “Bagian mana yang tidak kamu mengerti?”“Semua.”“Hah?!”“Tadi kamu menjelaskannya terlalu cepat, lompat dari topik yang satu ke yang lainnya. Sedang membahas profit share, kemudian kamu menyebutkan arus kas. Aku belum memahaminya, kamu sudah membuka lembar berikutnya dan menjelaskan proses produksi.”“Elisa ….”“Ah, Ini juga,” tunjuk gadis itu di lembar ke sekian. “Pelaksana utama tertulis Miracle Company, tapi kenapa produksi di-handle oleh anak perusahaan Thomas and Co.? Bukankah mereka hanya sponsor? Eh … investor? Eh … apa ya?”Elisa sengaja memasang wajah bingung sambil menggaruk kepala.“Kau bahkan tidak tahu perbedaan sponsor dan investor?”“Tidak tahu,” jawab Elisa mengangkat bahunya, “Lalu ini apa? Kenapa diagramnya dibuat seperti ini?”“Jangan katakan kau tidak bisa membaca diagram lingkaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-09
Baca selengkapnya

Bab 90 - Aku Menginginkanmu ...

WARNING! ADULT CONTENT Lewat tengah malam, Stevan masih berdiri di beranda lantai dua. Pikirannya tak bisa tenang, menghubungkan semua kejadian dalam hidupnya. Percakapan dengan Mario kembali terngiang-ngiang di telinga. “Nona Elisa sama sekali tidak mengenal Nyonya Renata sebelumnya. Setelah Tuan Andara menikah lagi, Nona memilih keluar dari rumahnya dan tinggal di asrama. Bisa dipastikan, kehidupannya benar-benar tertutup dari dunia luar.” Ucapan itu memupus kecurigaan Stevan. “Dari rumor yang saya dengar, Tuan Alex mendekati Nona Elisa sejak pertama masuk kuliah. Namun, tidak ada yang tahu kepastian hubungan mereka karena Tuan Alex sering keluar masuk kelab malam dengan gadis lain, tapi tidak pernah sekali pun bersama Nona.” “Kau yakin informasi itu valid?” “Yakin, Tuan. Semua terekam dalam CCTV jika Anda ingin memeriksanya sendiri.” Stevan mendengkus, tidak memiliki waktu sebanyak itu. “Bagaimana dengan pernikahanku?” Mario tampak menghela napas sejenak, membuka catatan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
28
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status