Home / Romansa / Jerat Gairah Paman Kekasihku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jerat Gairah Paman Kekasihku: Chapter 61 - Chapter 70

279 Chapters

Bab 61 - Tidak Akan Tinggal Diam

 “Akhirnya selesai juga!” teriak Sera sambil meluruskan kakinya dan membuang napas kasar dari mulut. Dia lega karena stand milik Elisa selesai, masih ada waktu tiga puluh menit sebelum pembukaan acara dimulai.“Aku terkejut dengan pemberitahuan tiba-tiba itu. Untung saja semua sudah kamu siapkan semalam.”“Benar. Untung saja masih terkejar.”Sera berdiri dan mendekat ke arah Elisa, memeluknya erat-erat.“Elisa, aku benar-benar takut kamu gagal di pameran ini dan harus mengulang semester depan atau bahkan tahun depan. Kita masuk sama-sama, jadi harus selesai bersama!”Sebuah senyum terukir di wajah Elisa, menepuk-nepuk punggung Sera.
last updateLast Updated : 2023-08-27
Read more

Bab 62 - Ancaman

“Kamu belum sarapan?” tanya Bastian setelah mendengar perut Elisa berbunyi, mengalihkan perhatian mereka dari ponsel dan foto-foto yang diambil dua menit yang lalu.Elisa membenahi helai rambut ke belakang telinga sambil tersenyum canggung. Meskipun pagi ini duduk bersama Stevan, tapi dia tidak benar-benar makan. Pikirannya penuh susunan kata untuk mengajak pria itu menghadiri fashion show-nya. Namun, penolakan yang didapatkan.“Karena outlet makanan di sini belum siap, aku akan keluar untuk—”“Tidak perlu!” cegah Elisa dengan tergesa. “Aku punya makanan di sini,” ucapnya sambil membuka laci dan mengeluarkan bekal makanan yang Maria buatkan.“Mau makan bersama?” tawar Elisa sambil menatap jam mungil di pergelangan tangannya. Masih ada waktu dua puluh lima menit sebelum pembukaan pameran.Senyum bahagia terukir di wajah Bastian, tidak akan menolak ajakan Elisa. Kebetulan dia juga belum makan apa pun, tergesa datang ke sana demi memastikan terlaksananya acara.Pria dengan kemeja kotak-k
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 63 - Jatuh di Lubang yang Sama

Manager operasional itu tampak menahan rasa kesal. Ekspresinya mengeras. Tapi ia lantas mengangguk patuh pada atasannya. Dengan disertai embusan napas kasar, pria itu meninggalkan ruangan Clara dan langsung turun ke lantai dua. Isi kepalanya riuh oleh berbagai pemikiran, mencari alasan yang tepat untuk disampaikan pada pemilik stand pameran yang mungkin akan melontarkan protes padanya. Saat tiba di lantai dua, manager yang sudah bekerja untuk Clara selama lebih dari tiga tahun itu melihat sebuah baliho yang menampilkan informasi pameran dan fashion show pekan depan. Dia akan menggunakan alasan itu untuk ‘mengusir’ orang yang tidak diinginkan atasannya. Tanpa membuang waktu, empat orang staf segera dipanggil dan diminta membawa media promosi itu untuk mendekati booth milik Elisa. Pergerakan yang tiba-tiba itu cukup menyita perhatian, termasuk Sera dan Elisa yang sedang membicarakan beberapa hal. “Siapa pemilik stand ini?” tanya manager operasional sambil menoleh ke kanan kiri, berg
last updateLast Updated : 2023-08-28
Read more

Bab 64 - Kawan Lama

Elisa kehilangan semangatnya, menatap stand baru miliknya yang sedikit terpisah dari stand milik teman-temannya yang lain. Semarah apa pun, tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, pembukaan acara hanya tinggal hitungan menit.“Elisa, kamu baik-baik saja? Ada yang luka?”Bastian mendekati Elisa dan berjongkok di depannya, meraih tangan Elisa yang sedari tadi menopang bobot tubuhnya ke lantai.“Bas ….”“Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja,” kata Bastian menenangkan. “Ayo.”Bastian merengkuh bahu Elisa, membuat tubuhnya tak lagi berjarak dengan gadis itu. Dia tidak memedulikan urusan lain. Hal terpenting saat ini adalah mengamankan Elisa dari orang-orang yang masih memandanginya.Sera menyusul di belakang. Gadis itu membawa sebotol air mineral, memberikannya kepada Elisa setelah duduk di stand baru miliknya yang masih sedikit berantakan.“Minum dulu, El.”Elisa menggeleng, sama sekali tidak berselera makan atau minum. Pikirannya saat ini masih sedikit terguncang, heran dengan pi
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Bab 65 - Akui Saja, Stevan!

Seorang pria berkulit putih dengan mata sipit muncul setelah memutar kursi. Sebuah senyuman hangat terpatri di wajahnya yang tak lagi muda. “Long time no see, Steve!”Pelukan hangat dan tepukan berkali-kali mendarat di punggung Stevan bersama tawa yang menggema memenuhi ruangan. Pria itu menantikan pertemuannya dengan adik tingkat yang beberapa tahun ke belakang bertransformasi menjadi rekan bisnisnya yang begitu berharga.“Apa kabar? Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah benar-benar pulih sekarang?”Stevan menyunggingkan senyum simpul saat Thomas mengamati penampilannya dari ujung kaki hingga kepala. Tampak kebahagiaan yang tulus di wajah pria itu.“Seperti yang kau lihat, aku masih bernapas.”Lagi-lagi Thomas tertawa, kali ini menepuk lengan tamunya dan mengajaknya duduk.“Aku ikut senang mendengar kamu siuman. Aku bahkan ingin datang menemuimu ke sana, tapi kamu tahu, tidak banyak waktu yang aku punya.”“Aku tahu. Itu sebabnya aku yang mendatangimu ke sini.”“Ah, ya. Ada apa? Kamu butuh
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Bab 66 - Serangan Gagal

“Apa katamu? Stand baru itu lebih ramai dibandingkan yang lainnya?!” Clara sampai terlonjak dari kursi saat mendengar penuturan salah satu karyawannya yang ditugaskan mengawasi pameran. “Benar, Nona.” “Bagaimana bisa?!” Tanpa menunggu penjelasan pria itu, Clara sudah lebih dulu meninggalkan ruangannya. Dengan langkah cepat, hampir seperti berlari, wanita itu menyibak kerumunan di eskalator dan langsung turun ke lantai tiga, satu tingkat di atas pameran seni Elisa dan teman-temannya. Clara berdiri sambil mencengkeram pagar kaca berbingkai besi di depannya, menatap stand Elisa yang dipadati oleh pengunjung. Padahal, dia sudah menempatkan gadis itu di bagian paling tidak strategis. Bisa dipastikan, tidak ada satu pun pengunjung yang berjalan ke sana. “Bukannya kemarin tidak ada satu pun pengunjung?!” Clara belum percaya dengan penglihatannya, mendengkus kesal melihat kesuksesan Elisa. “Benar, Nona. Dari pagi hingga malam, tidak ada satu pun yang melewati stand itu. Daftar pengunju
last updateLast Updated : 2023-08-29
Read more

Bab 67 - Ingin Melindungi Istriku

 “Yo design?!” Clara menggeram kesal ketika menyadari siapa pemilik logo yang sejak tadi tampak familiar itu.“Yohan!”Clara mengembalikan tablet di tangannya dengan gerakan yang kasar, tidak peduli pandangan beberapa orang yang ada disekitarnya. “Sial!” Terdengar gemeletuk gigi Clara yang saling beradu satu sama lain bersama kedua tangan yang terkepal erat di samping badan.“Stevan … jadi ternyata diam-diam kamu membantu Elisa!?” Clara berdecak lirih, merasa dibodohi oleh sikap acuh tak acuh Stevan. “Kamu bodoh atau memilih berpura-pura tidak tahu kalau wanita itu menyelingkuhimu, hah?!”C
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Bab 68 - Kepanikan yang Nyata

“Good job, Elisa!” puji Bastian sambil mengulurkan soft drink ke arah Elisa, membuat gadis yang sedang duduk santai dengan Sera menoleh seketika. Mereka saling pandang untuk beberapa detik lamanya. Sekarang waktunya istirahat. Setidaknya sampai tiga puluh menit ke depan, tidak akan ada pengunjung yang mendatangi stand mereka. “Ambillah. Ini untuk kalian berdua.” Bastian menatap Elisa dan Sera bergantian, lebih mendekatkan minuman dingin itu kepada kedua mahasiswi di depannya. Tangannya yang lain meletakkan kantong plastik berisi rice bowl di atas meja, santap malam untuk mereka bertiga. “Terima kasih,” ucap Elisa lirih, berusaha menyembunyikan binar di matanya karena kebaikan Bastian. Namun, semburat kemerahan di pipi tak bisa dienyahkan begitu saja. Elisa sampai menahan napas, meredam rasa gugup karena Bastian menatapnya lekat-lekat. Sera yang sedari tadi diam, tidak bisa menahan senyum melihat interaksi Elisa dan Bastian yang malu-malu tapi mau. Terlihat jelas keduanya saling
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Bab 69 - Takut Kehilangan

 “Elisa, tunggu!”Kali ini Sera yang menghalangi jalan gadis itu, berniat meminta penjelasan. Belum pernah dia melihat Elisa sepanik sekarang. Bahkan ketika booth-nya dipindahkan tiba-tiba, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan raut wajah Elisa saat ini.“Apa yang terjadi?” tanya Sera, terlihat khawatir.“Sera, tolong bereskan barang-barang milikku sebelum kamu kembali ke stand sendiri. Aku harus pergi sekarang.”Tanpa menunggu jawaban Sera, gadis itu lebih dulu berlari bersama Mario. Mereka bahkan terlihat tidak sabar menunggu lift, sampai akhirnya memutuskan beralih memakai eskalator dan menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalan.Hingga punggung Elisa menghilang,
last updateLast Updated : 2023-08-30
Read more

Bab 70 - Jangan Pergi …

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya Elisa kepada seorang dokter yang sesaat lalu memeriksa Stevan. Stetoskop yang semula menempel di dada dan perut Stevan, kini dilipat dan disimpan kembali ke dalam tas kerja.“Dari hasil pemeriksaan awal, kemungkinan suami Anda terkena gastroesophageal reflux disease atau GERD. Bahasa mudahnya, ada gangguan dalam sistem pencernaannya yang menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.”“Apakah itu berbahaya, Dok?” kejar Elisa tergesa. Dia pernah mendengar jenis penyakit itu, tapi tidak tahu akan menimbulkan gejala hebat seperti yang Stevan alami. Pria itu terlihat sangat kesakitan, bahkan kehilangan kesadaran.Dokter berusia paruh baya itu menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.“Sebenarnya, GERD umum terjadi pada pencernaan manusia, baik tua, muda, laki-laki, maupun perempuan. Namun pada beberapa orang, bisa menimbulkan risiko yang lebih parah karena adanya masalah tersendiri dengan kesehatan mereka.”Elisa meremas jari-jarinya, tidak bisa me
last updateLast Updated : 2023-08-31
Read more
PREV
1
...
56789
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status