Suara Maria membuat Elisa tersadar dan menyingkirkan tangannya dari perut, tersenyum kaku dan dengan hati-hati menyingkirkan jemari wanita itu. Dia tidak boleh membiarkan orang lain mengetahui fakta kehamilannya, takut akan melaporkannya kepada Stevan. Meskipun percaya pada pelayan yang setia itu, tapi Elisa tidak mau mengambil resiko.“Aku baik-baik saja, Maria,” kata Elisa sambil tersenyum pias. Ia mengusap keringat dingin pada pelipisnya.Maria tampak mengerutkan dahi, sama sekali tidak yakin. “Wajah Anda terlihat sangat pucat, Nona.”Elisa kembali menoleh ke arah cermin. Wanita itu benar, wajahnya pucat dan pipinya pun terlihat lebih tirus dari sebelumnya.“Aku pasti hanya kelelahan dan kurang istirahat. Bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan,” elak gadis itu sambil meninggalkan Maria, memilih duduk di kursi sofa yang ada di ruang tengah.“Bagaimana kalau Anda ke rumah sakit saja, Nona? Saya akan menyuruh sopir untuk menyiapkan mobil.” Elisa langsung menoleh dan menggeleng pelan
Terakhir Diperbarui : 2023-08-21 Baca selengkapnya