Semua Bab Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius: Bab 81 - Bab 90

112 Bab

Bukit yang Pas Dalam Genggaman

"Oke. Lepasin saya sekarang, Kanda.""Lho, kok masih pakai sebutan 'saya'?" Dinda langsung memutar otak lagi. Apa ia harus pakai aku? Atau Dinda? "Ehm, lepasin Dinda, Kanda," ucapnya dengan pipi semerah tomat. Akhirnya ia lebih memilih pakai nama. Terdengar lebih menghormati. Bagaimanapun, rasa kagumnya pada sang dokter membuatnya tetap tak mau serampangan saat berinteraksi dengan laki-laki itu. Andra meneguk salivanya. Ia senang mendengarnya, bahkan hatinya gemas. Ingin rasanya melahap gadis manis yang terus tersipu malu di dalam dekapannya itu. "Nah begitu, dong. Aku suka mendengarnya."Tangan kokohnya kemudian melepaskan pelukan. Lalu meraup wajah karena terlanjur berhasrat. "Kita harus segera berangkat, atau aku tak akan bisa menahan diri lagi," ucapnya. Dinda menatap iba. Memang tak seharusnya seperti ini. Demi menjaga cita-citanya, sang dokter menunda hak sebagai suami. Gadis itu menggigit bibirnya. Haruskah ia yang menawarkan? Sungguh ia tak apa-apa jika harus memberika
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya

Malam Spesial

Bab 82Pukul 5 sore, akhirnya mereka selesai mensurvei. Keduanya sudah sepakat untuk menjadikan tanah itu tempat tinggal masa depan mereka. Sudah meluruskan masalah plus minusnya membangun hunian di sana, juga sudah deal masa harga dan luasnya. "Daerah ini sudah banyak yang laku. Tapi kami akan batasi penghuninya. Agar bukit indah ini masih terlihat lapang dan hijau," terang pemilik tanah.Andra mengangguk-angguk puas. Ini memang kriteria tanah yang ia mau. Apalagi Dinda juga sangat suka. Matanya melirik gadis yang sedang asik bermain dengan putra kecil si bapak pemilik tanah. "Kami juga menolak pembangunan pabrik. Hanya satu pabrik yang sudah dapat izin. Itu pabrik roti," sambung di bapak. "Pabrik roti?" sela Dinda sambil menghampiri dengan raut tertarik."Benar, Mbak.""Wah, asik dong! Tiap hari bisa nyium aroma roti yang dipanggang," gadis itu kegirangan."Iya, Mbak. Karena pertimbangan itu juga, kami merasa pabrik roti bisa menambah estetika pemukiman bukit ini.""Ya sudah, Pak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-25
Baca selengkapnya

Munculnya Korban yang Lain

Bab 83Keluar dari kamarnya, Andra menyusul Dinda ke dapur dan melihat gadis itu sedang memindahkan makanan ke dalam piring saji. Rambut hitamnya yang tak tertutup hijab dikuncir kuda. Tubuh rampingnya tertutup kaos Gembrong dan celana panjang. Andra meneguk salivanya. Begitu saja penampilan Dinda sudah membuatnya panas dingin, bagaimana lagi kalau berpakaian terbuka? Andra mengusap wajahnya gugup. Sepertinya jiwa kelelakiannya hanya hidup saat melihat Dinda. Karena sebelumnya begitu banyak wanita yang menggoda bahkan menyerahkan dirinya. Tapi ia malah jijik pada perempuan-perempuan yang tak tahu menjaga diri itu.Perlahan laki-laki itu mendekat ingin membantu. Berdiri di belakang Dinda membuat harum rambut gadis itu tercium di hidungnya. Sementara Dinda sendiri sama sekali tak menyadari kehadiran Andra di belakangnya. Hatinya sedang sibuk menenangkan dan memberanikan diri untuk hal yang akan terjadi setelah makan malam nanti. Sambal pedas udang dan tempe telah ia pindahkan kedala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Luka di Lengan Sang Dokter

Malam, pukul setengah sebelas. Dinda menunggu resah di ruang makan. Makanan sudah ia panaskan karena Andra akan pulang sebentar lagi. Sementara hujan semakin lebat di luar sana. Laki-laki itu sudah mengabari akan pulang terlambat malam ini. Namun Dinda tetap merasa cemas sebelum Andra tiba di rumah. Hujan yang lebat seperti itu bisa membuat perjalanan berbahaya. Di bawah meja, Bingo tampak tidur berbantalkan kakinya. Sesekali kucing itu mengeong lembut sambil menatap gadis itu. Berusaha menenangkan hati pemilik barunya itu. Duk! Terdengar suara pintu ditutup dari luar. Dinda langsung duduk tegak. "Dr.Andra pulang, Bingo!" serunya. "Alhamdulillah ...."Tanpa menunggu lagi ia bangkit dari kursinya dan bergegas menuju ke depan. Sementara Bingo mengikutinya di belakang. Ceklek! Dinda membuka pintunya. Kosong. "Kok nggak ada ya, Bingo? Padahal tadi kayak suara pintu mobil?" tanyanya dengan suara yang sedikit kencang, mengalahkan derasnya suara hujan.Dengan wajah kecewa ia melang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Kenyataan Yang Tak Diketahui Dinda

Begitu lengan sweater itu tersingkap sedikit, tangan Dinda seketika terhenti. Ada perban yang membalut lengan kokoh itu. Artinya, Andra telah berbohong padanya. Yang dilihatnya tadi bukan noda saos, melainkan noda darah. Dinda menarik kembali lengan sweater laki-laki itu perlahan. Kemudian kembali berbaring dengan perasaan yang bercampur aduk. Mungkinkah yang dikatakan Reza benar adanya? Tapi selama ini dr.Andra tak pernah membunuh. Apa mungkin karena tidak sengaja? Mungkin mahasiswi itu memberontak dan melukainya, sehingga tanpa sengaja ....Ah, ia tak bisa membayangkannya. Hatinya takut jika benar nyawa perempuan itu melayang di tangan laki-laki yang telah menjadi suaminya itu. Dadanya terasa sakit dan sesak. Apalagi sang dokter menyembunyikan hal itu darinya. Hingga subuh menjelang, Dinda tak bisa menutup matanya. Ia bangkit dari ranjang, dan duduk di tepinya dengan pikiran yang kacau. Setelah beberapa saat, gadis itu menghela napas berat. Ia sudah memutuskan, jika ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya

Pin Nama di Lokasi Kejadian

Di dalam ruangan bernuansa putih, laki-laki berwajah tampan dengan hidung mancung yang tak lain adalah dr. Andra Janson itu duduk termangu.Netra coklat terangnya tampak terbalut kesedihan. Bibirnya yang menarik beberapa kali mendesah berat. "Huff ...," Tangan kokohnya yang masih diperban mere mas rambut dengan raut frustasi. Hatinya benar-benar kacau. Ia tak tahu apa yang telah terjadi sampai Dinda menuduhnya telah menyekap seorang mahasiswi hingga meninggal. Klek.Suara pintu ruangannya dibuka. Seorang perawat muda yang baru bekerja di rumah sakit itu melongok melalui celah pintu. "Boleh saya masuk, Dok?" Andra melepaskan cengkraman di rambutnya dan mengangguk. "Ya, silahkan."Gadis cantik berseragam perawat itu tersenyum senang dan melangkah masuk. Matanya tampak terpana menatap ketampanan sang dokter yang semakin tampak seksi dengan rambut yang berantakan. "Dokter lagi pusing? Atau mungkin kecapean? Saya bisa buatkan teh hangat untuk Dokter sekarang."Andra menghela napas m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Baca selengkapnya

Rumah Impian dan Luka yang Mendalam

Tring. Ponselnya tiba-tiba berdering. Andra bergegas mengambilnya, berharap Dinda yang menelepon balik karena melihat panggilan tak terjawab darinya. Namun ternyata di layar ponselnya tertera nomor yang tak terdaftar. Andra mengernyit, namun tetap mengangkat telepon itu. "Halo?" Suara seorang laki-laki terdengar di seberang. "Halo, ini dengan siapa?""Saya Basri, Pak Dokter. Yang di padang bukit.""Oh, iya Pak?" Andra langsung mengenali, ini adalah di bapak pemilik tanah yang dibelinya untuk hunian impiannya bersama Dinda. "Ada apa?" "Ini ... anu, Pak Dokter. Saya mau ngasih tau kalau Neng Dinda ada di sini.""Oh ya? Syukurlah," Andra menghempaskan napas lega sambil merebahkan punggungnya di sandaran jok mobil dengan mata terpejam. Ia benar-benar lega. "Saya sudah menduga kalau Pak Dokter tidak tau. Makanya saya coba nelpon biar Pak Dokter tak khawatir.""Iya, Pak. Terimakasih banyak. Saya langsung ke sana sekarang."Andra memutuskan sambungan teleponnya. Lalu dengan penuh sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya

Penyesalan Dinda dan Mata yang Mengawasi

Pagi menjelang. Setelah melaksanakan shalat subuh, Dinda mengintip keluar rumah Pak Basri itu dan melihat mobil Andra masih terparkir di depan. Gadis itu menghela napas. Sang dokter mungkin tidur di dalam mobilnya dan belum bangun untuk shalat subuh. Ia harusnya bagaimana? Membangunkan laki-laki itu? Tapi hatinya masih marah. Ia marah karena sang dokter masih saja tak terbuka. Padahal mereka bisa mencari jalan keluarnya bersama. Kenapa laki-laki itu tak benar-benar berubah jika memang mencintainya? Dinda akhirnya memutuskan untuk menunggu. Namun hingga lima belas menit kemudian, pintu mobil itu tak juga terbuka. Kalau ia terus menunggu maka waktu subuh bisa habis. Setelah menarik napas dalam-dalam, akhirnya Dinda memutuskan untuk membangunkan. Ia membuka pintu dan melangkah menghampiri mobil mahal itu. Ragu-ragu kepalanya mendekat untuk mengintip pada jendelanya yang gelap. Memang ada dr. Andra di dalam sana. Laki-laki itu masih tertidur di kursi belakang. Tuk tuk. Dinda men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-04
Baca selengkapnya

Prewedding?

Bab 89Alex menemui Bos Mario yang masih meringkuk di dalam tahanan dengan menenteng sebuah tas besar. "Beraninya kau kemari?!" desis laki-laki paruh baya itu dengan tatapan penuh dendam."Aku membawa kesepakatan bagus untukmu.""Cih! Apa yang bisa dilakukan anak bau kencur sepertimu?"Alex membuka tas yang dibawanya sebagai jawaban. Berpuluh-puluh ikat uang menumpuk di dalamnya. Membuat mata mantan bosnya itu membelalak tak percaya. "Dari mana kau dapatkan uang itu?" Mario menyipitkan matanya. "Kau merampok uangku? Atau jangan-jangan selama ini kau korupsi?"Alex masih tak menjawab. Ia mengambil dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama, kartu yang belum pernah diketahui bosnya. "Owner Semanggi Mobil?" Mario mengernyit dalam. Ia tau Semanggi Group, di mana-mana ada usahanya. Dan ia juga tahu pemiliknya bernama Alex, tapi sungguh ia tak tahu Alex yang bersamanya selama ini adalah orangnya. Ia menemukan Alex saat pemuda itu berlari dari jeratan Komar dan menjadikannya anak buah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-06
Baca selengkapnya

Isi Kotak Hitam

Andra menghentikan mobilnya di hadapan sebuah rumah dengan halaman luas yang sangat indah dan instagrameble. Penuh dengan bunga berwarna-warni dan meja taman. Ada juga bunga rambat yang dibentuk melengkung seperti gerbang. Dinda melihat sebuah papan nama bertuliskan Prewedding Photo. "Prewed?""Kalo kita harusnya after wedding, ya? Aku ingin kita punya foto pernikahan buat dipajang di rumah baru nanti. Waktu ijab qobul kan tukang fotonya punya si Dahlan."Dinda menggigit bibirnya. Ia tak percaya diri untuk difoto bersama Dr. Andra. Lelaki itu teramat tampan dan pasti akan sangat gagah saat difoto. Sementara dirinya selfi pun tak berani. Begitu tiba di teras rumah megah itu, seorang laki-laki langsung keluar menyambut dengan senyuman lebar. "Dokter Andra Janson! Senang sekali saya waktu Dokter ngasih kabar akan datang untuk difoto."Andra mengulurkan tangan dan menjabat tangan laki-laki itu. "Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik.""Insyaallah, Dokter. Saya akan berusaha mendap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status