Semua Bab Mendadak Menikahi Dokter Kaya Misterius: Bab 91 - Bab 100

112 Bab

Korban Mati yang Ke-dua

Dinda penasaran apa isinya kotak itu.Andra melihat arah tatapan Dinda. Laki-laki itu menghampiri dan mengambil kotaknya. "Kamu pasti ingin tau apa isi kotak ini," tanyanya. Dinda mengangguk. Sang dokter kemudian membukanya. "Ini baju yang aku pakai saat penyekapan. Baju ini menjadi saksi betapa arogannya aku saat itu. Aku ingin memusnahkannya. Tapi seperti melihat aib sendiri, aku selalu ingin menghindarinya dan enggan menyentuh kotak ini lagi.""Dinda bisa bantu membakarnya.""Tidak. Kamu sudah banyak membantu dengan turun tangan membakar rekaman videonya. Temani aku saja, aku akan membakarnya sendiri."Dinda tersenyum dan mengangguk. Andra melangkah menghampiri sebuah tong sampah yang dipakai tukang untuk membuang potongan kayu tak terpakai dan membakar kotak itu di sana. Kotak berisi jaket kulit hitam dan celana hitam itu terbakar bersama kayunya.Hari telah siang, panas matahari lumayan terik ditambah panasnya bara api yang menyala cukup besar itu."Dinda haus," lirih Dinda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-10
Baca selengkapnya

Komar

"Dr. Andra?" Reza mencekal lengan Alex.Alex menghentikan langkahnya dan menoleh dengan raut dingin. Matanya beralih pada lengan yang dicekal Reza dan melepaskannya dengan kasar."Kenapa Anda kemari setelah membunuh dua nyawa yang tak bersalah? Anda ingin menyerahkan diri?" Alex mengerutkan keningnya. Andra dituduh membunuh dua nyawa? Sejenak kemudian Reza juga mengerutkan keningnya. Ia baru sadar kalau lelaki di hadapannya itu bukan dr. Andra. "Maaf, saya salah orang. Anda mirip sekali dengan Dr. Andra," ucapnya.Alex tak menjawab. Dengan ekspresi yang sama ia berbalik dan pergi dari tempat itu. Ia harus memberitahu Andra tentang apa yang didengarnya barusan. *Tring. Andra mendesah berat. Baru saja gangguan dari seorang bocah kecil terselesaikan karena Pak Bahri menjemput putranya itu, kini waktu romantisnya kembali terganggu dengan sebuah telepon. "Alex," gumamnya. "Sebentar ya, Din. Aku angkat telepon dulu," ujarnya pada Dinda yang sedang menggigit ayam kecap buatan istri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-12
Baca selengkapnya

Bukan Komar dan Bukan Jamal, Jadi Siapa?

"Aku melihatmu masuk kemari, dr. Razi. Apa kau sudah selesai mengambil organ anak itu?" tanya Komar begitu masuk, tanpa meliha siapa yang duduk di atas sofanya. "Ternyata dugaan ku benar, kau masih Komar yang dulu. Penjahat yang berkedok pelindung anak-anak," sinis Andra. Komar tersentak. Ia langsung menoleh dengan wajah terkejut. Matanya yang lebar dengan alis tebal itu semakin membesar saat melihat orang yang sedang duduk di sofanya ternyata bukan dr. Razi. "Siapa kau?!"Andra menatap laki-laki berambut keriting dan gondrong yang memakai peci itu tajam."Aku adalah orang yang akan menghentikan kezaliman mu! Preman jahat seperti mu tak pantas memakai peci itu dan dipanggil kiai. " Komar mengernyit. "Kau mengenalku?!""Ya aku mengenalmu dan tak akan pernah melupakan apa yang kau lakukan padaku dan anak-anak lain 20 tahun yang lalu. Kau memperbudak kami dan menyiksa setiap kali kau marah."Komar tertawa mengejek. "Oh ternyata kau anak terlantar juga, atau anak yang tak diharapka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Bukti Yang Ditemukan Sang Detektif

Dinda membuka matanya. Seraut wajah tampan langsung terlihat dan mempesona. Andra tidur di sampingnya dengan menopang kepala. Laki-laki itu tidak menutup matanya. Pandangannya menerawang dengan tatapan kosong. Dinda menyentuh wajah itu lembut."Kanda udah bangun? Kok nggak bangunin Dinda?" "Eh? Aku tidak ingin mengganggu tidurmu.""Apa udah azan subuh?" "Belum, mungkin lima menit lagi. Dinda tersenyum dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Andra. "Kanda kenapa? Lagi mikirin sesuatu?""Hm. Aku lagi mikir, kapan kamu akan berinisiatif untuk mengajak bermesraan lebih dulu?" Dinda meninju pelan perut sixpack suaminya dengan pipi yang memerah. "Masa perempuan yang ngajak duluan? Malu dong. Dinda kan tugasnya nunggu.""Oh, jadi semalam kamu menunggu aku ajak duluan?" "Ya nggak gitu juga," Dinda makin menyembunyikan wajahnya. Andra terkekeh. Senang melihat Dinda malu karenanya sekaligus geli merasakan gesekan wajah ayu gadis itu di dadanya. "Dinda," panggilnya pelan. "Hm .
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-13
Baca selengkapnya

Surat Dari Masa Lalu Yang Membuat Andra Bergetar Hebat

Reza menggenggam flash disk itu dengan harapan besar, di dalam sana ada bukti yang ia cari. Keluar dari Rumah Pinus ia langsung melaju ke kota. Singgah di sebuah warnet dan menyewa komputernya.Tring.Ponselnya berbunyi. Reza mengangkat telepon itu dengan fokus tetap pada flashdisk."Halo Bang! Di mana sekarang? Pak komisaris datang. Dia menanyakan tentang penyelidikan kasus pembunuhan itu dan memberi waktu kita 3 hari untuk mendapatkan hasilnya. Gila nggak, sih?"Reza hanya diam. Menatap layar komputer yang mulai menayangkan isi flashdisk dengan bibir tersenyum puas."Bang, dengar nggak?""Ya, aku dengar. Tidak usah takut, aku sudah temukan pelakunya.""Yang benar, Bang?""Ya, bilang sama Bapak komisaris aku akan menangkap pelakunya hari ini juga."*Andra mengangkat sebuah telepon dari nomor asing, kala sore saat ia sedang beranjak pulang. "Halo assalamualaikum?" sapanya tak bersemangat. "Wa'alaikumsalam, Dokter. Ini saya Endang, pengurus panti.""Oh iya, Bu?""Saya cuma mau meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-15
Baca selengkapnya

Malam yang Penuh Gelora

Bab 96Dengan tubuh yang kehabisan tenaga, Andra turun dari mobilnya. Namun ia berusaha sekuat tenaga untuk melangkah masuk. Selembar surat ternyata mampu membuatnya merasa seperti terkena serangan jantung. Tangannya yang masih gemetar meraih gagang pintu dan membukanya. "Assalamualaikum," ucapnya dengan napas yang nyaris habis. "Wa'alaikumsalam!" jawab Dinda dari dapur. Suaranya terdengar menyenangkan, mengirimkan energi positif yang membuat Andra tenang. "Ya, aku telah pulang ke rumah. Aku telah kembali pada Dinda dan akan baik-baik saja," gumam laki-laki itu.Dinda keluar dari dapur dengan bibir tersenyum dan menghampirinya. Perempuan berwajah ayu itu langsung menyalami dan mencium punggung tangannya itu lembut."Dingin banget tangan Kanda. Apa di luar udaranya memang dingin?" tanya Dinda. Kemudian mengangkat wajahnya dan menyadari bahwa keadaan suaminya sedang tidak baik-baik saja."Kanda kenapa?"Andra tak bisa menjawabnya. Ia hanya meraih Dinda kedalam dekapan.Dinda membiar
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-16
Baca selengkapnya

Membacakan Surat Untuk Sang Dokter

Dengan tubuh yang kehabisan tenaga, Andra turun dari mobilnya. Namun ia berusaha sekuat tenaga untuk melangkah masuk. Selembar surat ternyata mampu membuatnya merasa seperti terkena serangan jantung. Tangannya yang masih gemetar meraih gagang pintu dan membukanya. "Assalamualaikum," ucapnya dengan napas yang nyaris habis. "Wa'alaikumsalam!" jawab Dinda dari dapur. Suaranya terdengar menyenangkan, mengirimkan energi positif yang membuat Andra tenang. "Ya, aku telah pulang ke rumah. Aku telah kembali pada Dinda dan akan baik-baik saja," gumam laki-laki itu.Dinda keluar dari dapur dengan bibir tersenyum dan menghampirinya. Perempuan berwajah ayu itu langsung menyalami dan mencium punggung tangannya itu lembut."Dingin banget tangan Kanda. Apa di luar udaranya memang dingin?" tanya Dinda. Kemudian mengangkat wajahnya dan menyadari bahwa keadaan suaminya sedang tidak baik-baik saja."Kanda kenapa?"Andra tak bisa menjawabnya. Ia hanya meraih Dinda kedalam dekapan.Dinda membiarkan tub
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya

Jamal dengan Sosok Misterius

Seorang laki-laki berusia sekitar 70 tahun berdiri menatap halaman villa nya yang sejuk dengan senyuman. Sementara di belakangnya duduk satu sosok berpakaian serba hitam tanpa berkata-kata. "Hari ini aku akan menemui Ambarwati lagi. Apa kau tau? Menemuinya membuatku merasa muda setiap saat."Sosok itu masih terdiam. Dan laki-laki tua yang tak lain adalah Jamal itu meliriknya sekilas. "Apa kau sudah mengeksekusi korban yang ke-empat? Aku tak menyangka, seseorang meminta bantuan padaku untuk membuka jalan menjadi pembunuh. Dendam itu ternyata mengerikan.""Saya tidak menyimpan dendam apapun. Saya hanya bersenang-senang dan melakukan apa yang tidak bisa dia lakukan, hahaha ...." Sosok itu akhirnya menjawab dan tertawa keras."Baiklah. Aku akan meninggalkan mu dengan kesenangan mu itu. Sementara aku akan menuju kesenangan ku sendiri," ujar Jamal, laki-laki tua yang masih berbadan sehat dan tidak bongkok sama sekali, meski rambutnya telah berubah putih semua.Dengan kemeja pantai bermo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya

Paket Misterius

"Kalian tak akan bisa hidup tenang. Seseorang akan terus mempermainkan kalian dan membuat kalian menderita!"Kata-kata Jamal terngiang di telinga Andra. Sempat terpikirkan di kepalanya apa maksud laki-laki tua itu. Namun kemudian Komisaris Polisi tiba-tiba datang dan langsung menjabat tangannya."Terimakasih, Dokter. Saya benar-benar minta maaf karena telah berkali-kali memanggil Anda ke kantor untuk tuduhan yang buruk. Padahal karena Anda lah penjahat-penjahat kelas kakap bisa ditangkap. Dulu Dahlan, dan sekarang Jamal."Andra mengangguk. "Tapi saya tidak membantu menangkap Dahlan.""Ya, tapi tetap karena ada sangkut pautnya dengan Anda." Pak Komisaris tetap bersikeras.Edi yang sedang membantu petugas memeriksa kamar hotel langsung mencibir dari jarak jauh. Atasannya itu memang sangat pandai mencari muka, padahal dirinya yang dulu meminta mereka untuk menjerat dr. Andra dalam kasus Dahlan, agar berita kasusnya menjadi besar. Pak Komisaris kemudian memanggil Reza. "Cepat ajak dr. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-18
Baca selengkapnya

Teror

"Rekaman suara telah diterima. Korban selanjutnya telah terdeteksi."Dinda dan Fathimah saling berpandangan membaca pesan itu. Wajah keduanya semakin tegang. "Ini maksudnya apa?" tanya Dinda meski ia tahu Fathimah juga tak mengetahui jawabannya. "Mungkin ini salah kirim?" Fathimah balik bertanya.Dinda langsung menunjukkan namanya yang tertulis di kotak. "Ini untukku.""Ini nggak beres, Din. Kamu telepon dr. Andra sekarang!"Dinda mengangguk dan langsung mencari nomor suaminya. "Nomor yang hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan." Suara operator terdengar dan Dinda pun mematikan teleponnya."Kenapa?" Dinda menggeleng. "Tidak aktif. Aku akan menelepon Reza aja."Gadis itu kembali membuka kontak dan mencari nomor sang detektif. "Halo, assalamualaikum Din?" Suara Reza terdengar di seberang."Za, aku ada yang nggak beres di rumah aku. Kamu bisa kemari nggak?""Oke, aku ke sana sekarang!" jawab Reza tanpa bertanya apa-apa lagi. Lima belas menit kemudian laki-laki itu telah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status