Share

Malam Spesial

Bab 82

Pukul 5 sore, akhirnya mereka selesai mensurvei. Keduanya sudah sepakat untuk menjadikan tanah itu tempat tinggal masa depan mereka. Sudah meluruskan masalah plus minusnya membangun hunian di sana, juga sudah deal masa harga dan luasnya.

"Daerah ini sudah banyak yang laku. Tapi kami akan batasi penghuninya. Agar bukit indah ini masih terlihat lapang dan hijau," terang pemilik tanah.

Andra mengangguk-angguk puas. Ini memang kriteria tanah yang ia mau. Apalagi Dinda juga sangat suka. Matanya melirik gadis yang sedang asik bermain dengan putra kecil si bapak pemilik tanah.

"Kami juga menolak pembangunan pabrik. Hanya satu pabrik yang sudah dapat izin. Itu pabrik roti," sambung di bapak.

"Pabrik roti?" sela Dinda sambil menghampiri dengan raut tertarik.

"Benar, Mbak."

"Wah, asik dong! Tiap hari bisa nyium aroma roti yang dipanggang," gadis itu kegirangan.

"Iya, Mbak. Karena pertimbangan itu juga, kami merasa pabrik roti bisa menambah estetika pemukiman bukit ini."

"Ya sudah, Pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status