Semua Bab ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN: Bab 191 - Bab 200

277 Bab

191. Menggali Motif Flo

 “Sekarang katakan saja apa motif kamu ingin menghabisi papi tiriku?” Aku semakin menegaskan kata-kataku. Wanita itu masih memejamkan matanya. Terlihat sangat enggan untuk menentang tatapanku. Aku menjadi sangat tak sabar menghadapi pengabaiannya padaku. “Jangan berpura-pura hilang ingatan seperti yang sudah kamu tampilkan di hadapan para penyidik tadi.” Aku semakin mendesak keras. Nyatanya Flo sekarang mulai membuka matanya, sorot matanya menentangku dengan kecewa. “Kamu pasti tidak akan percaya dengan apa yang akan aku katakan.” “Apa kamu sudah disuruh seseorang? Katakan siapa dia dan kamu dibayar berapa sama mereka?” Aku mendesak lagi semakin menyudutkannya. Flo menggeleng sembari mengunggah tatapannya yang luruh, menyiratkan kesediha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

192. Menyiapkan Hadiah Untuk Rindu

“Katakan di mana kita pernah bertemu sebelumnya Flo?” tanyaku kian menegas. “Aku tak akan menceritakan apapun padamu,” gumam Flo menolak sembari memalingkan muka untuk menghindari tatapanku. Aku menelisiknya dengan sorot penasaran meski kemudian menjadi geram karena dia malah menolak untuk menceritakan apapun. Aku menanggapi pengabaiannya dengan cebikan sarkas. “Sepertinya kamu memang hanya memancing rasa ingin tahuku saja, walau kamu bungkam pada akhirnya aku tetap akan bisa mendapatkan apapun informasi yang aku inginkan dengan caraku.” Setelah itu aku kembali bangkit, lalu mulai melangkah pergi tanpa mengucapkan kata apapun lagi, meski aku tahu sekarang Flo mulai mengikuti sosokku dengan ekor matanya, karena aku bisa merasakannya dengan lugas. Selanjutnya segera aku mengajak Hamdan dan beberapa anak buahku berkoordinasi a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

193. Semakin Berlebihan

Rindu POV “Mas, kamu beli tas, dan sepatu sebanyak ini buat apa? Terus perhiasan ini juga, Ya Allah Mas, ini terlalu berlebihan!” Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang sudah Mas Bara lakukan sekarang. Bisa-bisanya dia membelikan aku begitu banyak barang-barang mahal ini, yang mungkin jika diuangkan bisa digunakan untuk membeli semua sawah yang ada di kampungku. Padahal aku sudah memiliki begitu banyak perhiasan juga sepatu dan tas branded yang sekarang malah aku takutkan hisabnya karena semua ini jelas sangat berlebihan. Nyatanya Mas Bara malah melebarkan senyumnya, justru terlihat bangga dengan apa yang sudah dia lakukan saat ini. “Aku mau membuatkan kamu galeri di rumah ini yang berisi barang-barang mahal ini. Aku sudah memilihkan ruangan di rumah ini yang bisa kamu pakai untuk memajang tas dan sepatu-sepatu kamu.” Aku langsung ternganga saat mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-22
Baca selengkapnya

194. Persiapan Ke Pesta

“Syarat apa Mas memangnya?” Aku mengunggah rasa ingin tahuku. Aku menjadi curiga kalau sudah menyangkut soal syarat biasanya selalu tak jauh dari ranjang karena aku tahu semesum apa suamiku ini. “Pasti kamu mau mengajakku bercinta semalaman kan?” tebakku apa adanya. Mas Bara malah tergelak panjang saat mendengar tebakan itu. “Jadi kamu maunya seperti itu? Baiklah aku akan mengabulkannya nanti malam,” ucap Mas Bara sembari meraih tubuhku ke dalam pelukannya. Dengan sangat nakal tangan Mas Bara mulai meraba-raba tubuhku. Aku langsung berkedik kegelian. “Mas, bilang saja kamu mau syarat apa?” Aku kembali bertanya dengan kesal. “Aku mau kamu ikut pesta nanti malam bersama para nyonya sosialita di kota ini, kamu bisa datang bersama oma karena acara itu memang dikhususka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-22
Baca selengkapnya

195. Tak Kalah Bersaing Dengan Lina

Sungguh aku menjadi terlalu canggung saat mendapati tatapan dari semua orang yang sedang tertuju padaku. Sembari mengunggah rasa percaya diriku aku menyajikan sebuah keanggunan yang dibutuhkan saat menyambut keramahan yang kemudian mulai dihaturkan. “Kata siapa kemarin kalau istrinya Richard yang sekarang itu wanita kampungan?” Seorang wanita sepantaran oma masih saja memindaiku ketika mendekat dan sempat menyapa aku dan oma. “Kalau menurutku sih cucu menantu kami ini cantik banget Meylani,” imbuh wanita yang menyasak rambutnya ke atas, untuk menutupi rambut abu-abunya yang mulai menipis itu. Oma mengembangkan senyumnya lalu melirikku dengan ekspresinya yang penuh kebanggaan. Aku hanya membalasnya dengan kedipan tipis sebelum kembali memusatkan perhatian pada beberapa nyonya dari kalangan old money yang mulai mendekati kami.&nb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-23
Baca selengkapnya

196. Mulai Berubah

Bara POV Aku menatap kelu pada tubuh kaku yang terbujur di hadapanku yang tertutupi selimut putih. Wajah pucatnya terlihat menakutkan, jauh berbeda dengan dirinya yang sebelumnya bahkan tak pernah lepas dari make up. Kematian Flo menjadi terlalu mengagetkan, pilihannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri, sangat di luar dugaan. Segala motifnya juga menjadi aku pertanyakan dan sekarang malah menjadi misteri yang sangat ingin aku kuak. Semalam saat Hamdan mengabarkan tentang kematian Flo, aku sudah menjadi tidak tenang meski kemudian aku memilih untuk mendatangi rumah sakit di keesokan harinya saja. “Apa kamu tahu bagaimana Flo bisa memasukkan cutter ke dalam sel tahanan hingga dia bisa melakukan kebodohan ini?” tanyaku pada Hamdan yang sejak tadi mendampingi saat aku memasuki kamar mayat tempat di mana jenazah Flo terbujur kaku. “Aku masih akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-23
Baca selengkapnya

197. Permintaan Mami

“Katakan saja apa yang sedang kamu inginkan dariku?” Aku masih saja menegaskan sikapku di depannya meski Rommy Huang sedang memandangku dengan sangat luruh. “Kalau aku meminta agar kamu memperbaiki hubungan kamu dengan Raymond apa kamu bisa mengabulkannya?” Rommy mengungkapkan permintaannya dengan sangat terang, diiringi dengan rasa khawatir yang bisa aku lihat dengan jelas lewat pancaran matanya. Sejak awal aku tahu rasa sayang lelaki itu untuk anak kandungnya tak pernah pupus. Sekarang dengan sangat tak tahu diri Rommy Huang yang selama ini hanya tahu memberikan aku rasa kecewa itu mengungkapkan permintaan yang terdengar sangat keterlaluan untukku. Walau aku tahu aku dan Raymond adalah saudara satu ibu tapi dengan segala yang sudah dilakukan Raymond padaku, termasuk dengan apa yang coba dilakukannya pada Rindu, istriku benar-benar menjadi tak bisa aku ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

198. Jalan Bersama Anak-Anak

Rindu POV Aku melebarkan senyuman ketika melihat kedua anakku berlarian dari halaman sekolah untuk menghambur ke dalam pelukan ketika aku mulai merentangkan kedua tangan. “Bagaimana sekolah kalian hari ini?” tanyaku dengan sangat antusias kepada Raka dan Raya bergantian yang setiap harinya selalu tampak bersemangat untuk bersekolah. “Tadi aku sudah mulai diajari mengeja huruf dan aku bisa melakukannya dengan mudah,” ucap Raya, putri cantikku yang memiliki sepasang mata lebar nan jernih yang membuatnya selalu terlihat menonjol karena sepasang matanya yang memang sangat penuh pesona ini. Sebaliknya Raka malah memberikan tanggapan dingin dengan menipiskan bibirnya di depan kami. “Duh sombongnya,” ujar Raka yang memang masih sedikit mengalami kendala untuk merangkai huruf. Aku tak pernah membandingkan kedua anakku yang memang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-24
Baca selengkapnya

199. Protes Dari Mas Bara

 “Kalian sedang belanja juga?” Sapaan itu langsung menarik perhatianku ke arah wanita yang aku tahu adalah sahabat dekat Oma Meylani, yang beberapa kali aku jumpai di pesta-pesta sosialita meski aku tak terlalu sering menghadiri pesta yang cenderung menjadi ajang pamer itu. “Nyonya Silvia?!” Segera aku mendekat untuk memberikan ciuman basa-basi pada kedua pipinya yang sudah terlihat turun itu. “Wah lihatlah anak-anak lucu ini yang sudah sangat terkenal seantero negeri, chanel kalian benar-benar menarik dan menginspirasi lho,” ungkap wanita kaya raya itu ketika tatapannya mulai beralih ke arah Raka dan Raya yang berada di sampingku sejak tadi. Kedua anakku ikut mendekat untuk menyalami dan mencium punggung tangan dari wanita yang usianya sepantaran dengan buyut mereka itu. Senyum Nyonya Silvia terkembang sempurn
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

200. Semakin Marah

“Biasanya kamu selalu tak pernah keberatan kalau aku mengajak anak-anak ke mall, tadi itu Raka sendiri lho Mas yang minta.” Aku berusaha menerangkan dengan gamblang meminta pengertian dari suamiku yang sekarang tampak uring-uringan tak jelas ini. “Kenapa Mas sekarang malah jadi nggak suka saat aku ingin menyenangkan anak-anak, lagian tidak sampai terlalu sore juga dan anak-anak tetap melakukan kewajibannya kok, seperti biasa sepulang dari mall?” Tatapan Mas Bara malah kian menegas yang membuatku sangat tak paham hingga aku mengernyit gelisah sembari menatapnya. “Apa kamu tahu apa salah kamu?” Aku menatapnya bingung lalu menggeleng pelan. Mas Bara kemudian malah mendekatiku dengan ekspresinya yang masih saja tajam. “Karena kamu sudah membuatku seperti orang bodoh di hadapan Abe yang sedang memamerk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
28
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status