Beranda / Romansa / ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN / 192. Menyiapkan Hadiah Untuk Rindu

Share

192. Menyiapkan Hadiah Untuk Rindu

Penulis: Mastuti Rheny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Katakan di mana kita pernah bertemu sebelumnya Flo?” tanyaku kian menegas.

“Aku tak akan menceritakan apapun padamu,” gumam Flo menolak sembari memalingkan muka untuk menghindari tatapanku.

Aku menelisiknya dengan sorot penasaran meski kemudian menjadi geram karena dia malah menolak untuk menceritakan apapun.

Aku menanggapi pengabaiannya dengan cebikan sarkas.

“Sepertinya kamu memang hanya memancing rasa ingin tahuku saja, walau kamu bungkam pada akhirnya aku tetap akan bisa mendapatkan apapun informasi yang aku inginkan dengan caraku.”

Setelah itu aku kembali bangkit, lalu mulai melangkah pergi tanpa mengucapkan kata apapun lagi, meski aku tahu sekarang Flo mulai mengikuti sosokku dengan ekor matanya, karena aku bisa merasakannya dengan lugas.

Selanjutnya segera aku mengajak Hamdan dan beberapa anak buahku berkoordinasi a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   193. Semakin Berlebihan

    Rindu POV“Mas, kamu beli tas, dan sepatu sebanyak ini buat apa? Terus perhiasan ini juga, Ya Allah Mas, ini terlalu berlebihan!”Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang sudah Mas Bara lakukan sekarang. Bisa-bisanya dia membelikan aku begitu banyak barang-barang mahal ini, yang mungkin jika diuangkan bisa digunakan untuk membeli semua sawah yang ada di kampungku. Padahal aku sudah memiliki begitu banyak perhiasan juga sepatu dan tas branded yang sekarang malah aku takutkan hisabnya karena semua ini jelas sangat berlebihan.Nyatanya Mas Bara malah melebarkan senyumnya, justru terlihat bangga dengan apa yang sudah dia lakukan saat ini.“Aku mau membuatkan kamu galeri di rumah ini yang berisi barang-barang mahal ini. Aku sudah memilihkan ruangan di rumah ini yang bisa kamu pakai untuk memajang tas dan sepatu-sepatu kamu.”Aku langsung ternganga saat mend

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   194. Persiapan Ke Pesta

    “Syarat apa Mas memangnya?”Aku mengunggah rasa ingin tahuku. Aku menjadi curiga kalau sudah menyangkut soal syarat biasanya selalu tak jauh dari ranjang karena aku tahu semesum apa suamiku ini.“Pasti kamu mau mengajakku bercinta semalaman kan?” tebakku apa adanya.Mas Bara malah tergelak panjang saat mendengar tebakan itu.“Jadi kamu maunya seperti itu? Baiklah aku akan mengabulkannya nanti malam,” ucap Mas Bara sembari meraih tubuhku ke dalam pelukannya.Dengan sangat nakal tangan Mas Bara mulai meraba-raba tubuhku.Aku langsung berkedik kegelian.“Mas, bilang saja kamu mau syarat apa?” Aku kembali bertanya dengan kesal.“Aku mau kamu ikut pesta nanti malam bersama para nyonya sosialita di kota ini, kamu bisa datang bersama oma karena acara itu memang dikhususka

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   195. Tak Kalah Bersaing Dengan Lina

    Sungguh aku menjadi terlalu canggung saat mendapati tatapan dari semua orang yang sedang tertuju padaku.Sembari mengunggah rasa percaya diriku aku menyajikan sebuah keanggunan yang dibutuhkan saat menyambut keramahan yang kemudian mulai dihaturkan.“Kata siapa kemarin kalau istrinya Richard yang sekarang itu wanita kampungan?”Seorang wanita sepantaran oma masih saja memindaiku ketika mendekat dan sempat menyapa aku dan oma.“Kalau menurutku sih cucu menantu kami ini cantik banget Meylani,” imbuh wanita yang menyasak rambutnya ke atas, untuk menutupi rambut abu-abunya yang mulai menipis itu.Oma mengembangkan senyumnya lalu melirikku dengan ekspresinya yang penuh kebanggaan.Aku hanya membalasnya dengan kedipan tipis sebelum kembali memusatkan perhatian pada beberapa nyonya dari kalangan old money yang mulai mendekati kami.&nb

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   196. Mulai Berubah

    Bara POVAku menatap kelu pada tubuh kaku yang terbujur di hadapanku yang tertutupi selimut putih. Wajah pucatnya terlihat menakutkan, jauh berbeda dengan dirinya yang sebelumnya bahkan tak pernah lepas dari make up.Kematian Flo menjadi terlalu mengagetkan, pilihannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri, sangat di luar dugaan. Segala motifnya juga menjadi aku pertanyakan dan sekarang malah menjadi misteri yang sangat ingin aku kuak.Semalam saat Hamdan mengabarkan tentang kematian Flo, aku sudah menjadi tidak tenang meski kemudian aku memilih untuk mendatangi rumah sakit di keesokan harinya saja.“Apa kamu tahu bagaimana Flo bisa memasukkan cutter ke dalam sel tahanan hingga dia bisa melakukan kebodohan ini?” tanyaku pada Hamdan yang sejak tadi mendampingi saat aku memasuki kamar mayat tempat di mana jenazah Flo terbujur kaku.“Aku masih akan me

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   197. Permintaan Mami

    “Katakan saja apa yang sedang kamu inginkan dariku?”Aku masih saja menegaskan sikapku di depannya meski Rommy Huang sedang memandangku dengan sangat luruh.“Kalau aku meminta agar kamu memperbaiki hubungan kamu dengan Raymond apa kamu bisa mengabulkannya?”Rommy mengungkapkan permintaannya dengan sangat terang, diiringi dengan rasa khawatir yang bisa aku lihat dengan jelas lewat pancaran matanya.Sejak awal aku tahu rasa sayang lelaki itu untuk anak kandungnya tak pernah pupus. Sekarang dengan sangat tak tahu diri Rommy Huang yang selama ini hanya tahu memberikan aku rasa kecewa itu mengungkapkan permintaan yang terdengar sangat keterlaluan untukku.Walau aku tahu aku dan Raymond adalah saudara satu ibu tapi dengan segala yang sudah dilakukan Raymond padaku, termasuk dengan apa yang coba dilakukannya pada Rindu, istriku benar-benar menjadi tak bisa aku ma

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   198. Jalan Bersama Anak-Anak

    Rindu POVAku melebarkan senyuman ketika melihat kedua anakku berlarian dari halaman sekolah untuk menghambur ke dalam pelukan ketika aku mulai merentangkan kedua tangan.“Bagaimana sekolah kalian hari ini?” tanyaku dengan sangat antusias kepada Raka dan Raya bergantian yang setiap harinya selalu tampak bersemangat untuk bersekolah.“Tadi aku sudah mulai diajari mengeja huruf dan aku bisa melakukannya dengan mudah,” ucap Raya, putri cantikku yang memiliki sepasang mata lebar nan jernih yang membuatnya selalu terlihat menonjol karena sepasang matanya yang memang sangat penuh pesona ini.Sebaliknya Raka malah memberikan tanggapan dingin dengan menipiskan bibirnya di depan kami.“Duh sombongnya,” ujar Raka yang memang masih sedikit mengalami kendala untuk merangkai huruf.Aku tak pernah membandingkan kedua anakku yang memang m

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   199. Protes Dari Mas Bara

    “Kalian sedang belanja juga?”Sapaan itu langsung menarik perhatianku ke arah wanita yang aku tahu adalah sahabat dekat Oma Meylani, yang beberapa kali aku jumpai di pesta-pesta sosialita meski aku tak terlalu sering menghadiri pesta yang cenderung menjadi ajang pamer itu.“Nyonya Silvia?!”Segera aku mendekat untuk memberikan ciuman basa-basi pada kedua pipinya yang sudah terlihat turun itu.“Wah lihatlah anak-anak lucu ini yang sudah sangat terkenal seantero negeri, chanel kalian benar-benar menarik dan menginspirasi lho,” ungkap wanita kaya raya itu ketika tatapannya mulai beralih ke arah Raka dan Raya yang berada di sampingku sejak tadi.Kedua anakku ikut mendekat untuk menyalami dan mencium punggung tangan dari wanita yang usianya sepantaran dengan buyut mereka itu.Senyum Nyonya Silvia terkembang sempurn

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   200. Semakin Marah

    “Biasanya kamu selalu tak pernah keberatan kalau aku mengajak anak-anak ke mall, tadi itu Raka sendiri lho Mas yang minta.”Aku berusaha menerangkan dengan gamblang meminta pengertian dari suamiku yang sekarang tampak uring-uringan tak jelas ini.“Kenapa Mas sekarang malah jadi nggak suka saat aku ingin menyenangkan anak-anak, lagian tidak sampai terlalu sore juga dan anak-anak tetap melakukan kewajibannya kok, seperti biasa sepulang dari mall?”Tatapan Mas Bara malah kian menegas yang membuatku sangat tak paham hingga aku mengernyit gelisah sembari menatapnya.“Apa kamu tahu apa salah kamu?”Aku menatapnya bingung lalu menggeleng pelan.Mas Bara kemudian malah mendekatiku dengan ekspresinya yang masih saja tajam.“Karena kamu sudah membuatku seperti orang bodoh di hadapan Abe yang sedang memamerk

Bab terbaru

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   277. Bahagia Selamanya

    “Diam, atau aku akan menembakmu seperti yang sudah aku lakukan pada Richard!” Aku terperangah saat mendengar pengakuan lelaki berwajah oriental itu. Pengakuannya jelas sangat mengagetkan aku. “Jadi kamu yang sudah menembak suamiku?!” sergahku tandas. Raymond malah tersenyum sarkas menanggapi. “Dia sendiri yang sudah memaksaku melakukan semua ini karena dia terlalu serakah,” tukas Raymond sengit. “Kamu gila!” Aku kembali memakinya dengan suara yang semakin kuat. “Tolong, tolong ....” Aku mulai berteriak ketika Raymond semakin kewalahan dan tak mampu lagi menutup mulutku. Pergerakan di pintu itu semakin intens bersamaan aku mendengar suara gebrakan yang sangat kuat beberapa kali. Raymond yang sedang menggila ini sudah menutup pintu dari dalam hingga sulit untuk dibuka. Pastinya orang-orang di luar ruangan sedang berusaha untuk mendobrak pintu itu. Sementara aku sendiri masih berjuang untuk membebaskan diri dari sergapan Raymond. Tapi beberapa detik kemudian kami malah dikejut

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   276. Di Bawah Ancaman Raymond

    Aku menjadi terlalu kaget mendapati kedatangan Raymond yang sangat tak terduga.Tapi aku malah tak kuasa untuk menghalaunya yang membuat sosok itu terus mendekat dengan penuh rasa percaya diri.“Aku tak menyangka kalau dia mampu bertahan sampai sejauh ini setelah apa yang sudah dia alami,” ungkap lelaki itu sembari mengarahkan pandangannya pada Mas Bara yang sekarang hanya bisa terbaring tanpa kesadaran di atas brankar.Gelisah mulai menerjangku ketika aku mulai melihat tatapan adik dari suamiku yang kini malah memindaiku dengan sangat intens.Aku segera bangkit dan memasang sikap waspada.Setelah kemarin aku melihat sikap Raymond yang tampak berbeda begitu rapuh dan sedih tapi sekarang dia kembali menjadi sosoknya yang dulu, yang terasa licik menakutkan.“Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam ruangan ini?”Selama ini mami melarang orang lain masuk menemui Mas Bara. Tak sembarangan orang boleh menemani Mas Bara. Hanya aku, oma dan mami yang memiliki akses untuk bisa memasuki ruangan. Kar

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   275. Sikap Dingin Mami Sally

    “Sekarang katakan saja apa kamu yang sudah membuat Richard seperti ini?” Abe malah melontarkan tuduhannya dengan terlalu lugas.Aku tak pernah menyangka jika sahabat terdekat suamiku itu akan mengungkapkan tuduhannya dengan sangat lugas pada Lina yang sebelumnya sempat kami bicarakan dan kami curigai.Lina membeliakkan mata, mengunggah kekagetannya yang terlalu ketara.Sejenak aku tak bisa mengartikan tentang ekspresi kekagetannya yang seperti itu.“Apa kamu yang sudah menembak Richard?”Abe kian menegaskan tuduhannya.Lina malah menanggapi dengan tenang hingga kemudian malah mencebik sarkas.“Jadi kalian sekarang mencurigaiku?”Aku dan Abe tak menjawab meski masih saja memberikan tatapan yang sangat lugas pada wanita yang sering mengunggah ekspresi sinisnya itu.“Aku merasa tak perlu untuk memberikan penjelasan apapun pada kalian,” pungkas wanita itu sembari langsung bangkit dari duduknya.Tapi sebelum melangkah wanita itu melemparkan pandangannya pada Abe yang sedang mengikuti perg

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   274. Dikepung Rasa Curiga

    “Apa yang sedang kalian bicarakan?” Segera aku menoleh ke ambang pintu dan menjadi sangat kaget ketika melihat sosok yang sedang kami bicarakan telah berdiri di sana dengan memberikan tatapan yang terlalu tajam.Sempat aku merasa kalau dia sempat mendengar pembicaraanku bersama Abe tadi, yang kemudian menelusupkan rasa gelisah di dalam dada.“Kalian berdua terlihat terlalu dekat, dan aku yakin jika Richard melihat kedekatan kalian, dia tidak akan bisa menerima ini,” sindir wanita berbaju merah itu sangat sarkas.Dengan tatapan yang sama tajamnya aku mulai menentang sorot matanya. Enggan menampakkan ketundukan atas sikapnya yang selalu saja mengintimidasi.Sejak dulu Lina selalu mengunggah keangkuhannya terutama di hadapanku yang pastinya dia anggap sebagai saingan terbesarnya karena nyatanya memang hanya aku yang bisa mendapatkan hati Mas Bara sepenuhnya, sesuatu yang kini membawa kesadaranku kembali atas apa yang sudah aku dapatkan selama ini. Nyatanya memang tak ada yang paling ber

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   273. Mulai Mencurigai Lina

    “Katakan padaku apa yang kamu ketahui tentang suamiku?”Aku segera mencecarnya dengan tak sabar, karena saat ini sekecil apapun informasi yang beredar sangat aku butuhkan karena aku benar-benar ingin menguak tabir misteri tentang penembakan suamiku yang sampai saat ini belum juga terungkap.Abe tampak memindaiku lebih lekat dan aku dengan tegas menentangnya tanpa keraguan.Lelaki bermata tajam itu kemudian menarik nafasnya sejenak sembari menautkan kedua tangannya di depan wajahnya yang lumayan good looking itu.“Sebenarnya sehari sebelum hari naas itu, aku dan Richard sempat bertemu di ruangan ini. Kami membicarakan banyak hal, terutama tentang dirimu dan segala penyesalannya.”Abe sengaja menghentikan kalimatnya kian intens memindaiku seakan ingin menebak apa yang ada di dalam pikiranku saat ini.Tapi aku memutuskan untuk membisu menunggunya melan

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   272. Jatuh Koma

    Sudah nyaris sebulan Mas Bara terbaring koma. Selama itu aku bertahan untuk tetap mendampingi walau keadaanku masih sering diserang mual dan rasa tak nyaman di perut.Tak ada alasan bagiku untuk menyerah karena saat ini prioritas utamaku tetap Mas Bara yang selalu aku yakini tetap bisa mendengar setiap kata yang aku ucapkan di telinganya.Bahkan setiap kali aku datang aku selalu membacakan ayat-ayat Ilahi, sebelum aku mulai mengajaknya mengobrol.“Mas, hari ini aku bawakan lavender, aromanya harum sekali. Kamu bisa menciumnya kan Mas?” tanyaku sembari mendekatkan bunga yang aku bawa di hidungnya.Aku selalu yakin jika Mas Bara selalu bisa merasakan apapun yang aku lakukan walau dia tak memberikan respon apapun. Bahkan tidak dengan kedipan mata, karena mata itu selalu terkatup rapat.Saat melihatnya tetap diam dan beku, hati ini mulai dirasuki kesedihan yang kian pekat

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   271. Kehamilan Kedua

    Rasa tidak nyaman kian menyerangku membuat sekujur tubuhku seakan melemah. Tapi saat ini aku memaksa untuk tetap tegar demi aku bisa memastikan bagaimana keadaan Mas Bara. Gelisah yang menyergapku memaksaku untuk bertahan dan tetap kuat meski sejak tadi rasa mual semakin menekan di dalam perutku.Bahkan ketika aku sampai di Jakarta, beberapa kali aku sudah memuntahkan isi perutku saat berada di dalam pesawat.Oma dan mami sempat menganggap apa yang aku rasakan hanya sekedar mabuk kendaraan.Tapi sesuatu di dalam diriku semakin tak bisa menampik praduga ini. Dengan pengalaman yang sempat aku dapatkan ketika mengandung Raka dan Raya, aku mulai bisa menegaskan pada diriku sendiri jika sekarang aku memang sedang berbadan dua.K

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   270. Kembali Lagi Ke Kota

    “Sesuatu telah terjadi pada Richard!”Ketika oma memekikkan nama suamiku segera aku mendekat dengan hati yang sudah diselimuti kabut kecemasan.“Ada apa dengan Mas Bara, Oma?” tanyaku menjadi kian khawatir.Sementara mami malah menatapku dengan gamang dan mulai menghampiriku untuk bisa memelukku dengan lembut.“Kita harus kembali ke Jakarta hari ini juga Rin.”Mami berucap dengan sangat sungguh-sungguh.Hatiku menjadi kian kuat memendam praduga yang buruk. Aku merasa sangat yakin jika sesuatu telah terjadi pada suamiku saat ini.“Katakan padaku, apa yang sudah terjadi Mi?” desakku semakin gelisah.“Richard membutuhkan kamu,” balas mami masih dengan mengunggah gurat kecemasan di wajahnya.Aku mengernyit penuh kecemasan.

  • ISTRI LUGU MANDOR TAMPAN   269. Sesuatu Terjadi Pada Mas Bara

    Setiap orang bisa menganyam harapan tapi Tuhan yang akan menentukan segalanya. Walau berbagai macam cara telah diusahakan nyatanya, kehendak Tuhan yang tetap berlaku. Takdir telah menggariskan bahwa saat ini adalah perpisahan kami.Hatiku terus memendam rasa kehilangan yang bahkan membuatku terus menangis kala melepas jenazah ibu di pemakaman. Kini jasad yang sosok yang sangat aku sayangi itu telah berbaring di sisi makam bapak. Mereka akhirnya bersama lagi yang membuatku menghadirkan kembali segala kenangan kebersamaan keluarga kami dulu di permukaan ingatan.Tangisku semakin kuat nyaris menyedot segala ketegaran meski oma dan mami mendampingi untuk menguatkan. Sampai akhirnya semua saudaraku ikut mendekat dan kami mulai saling berangkulan berusaha untuk saling menularkan ketegaran.Bahkan Laras telah kembali dari Australia mengejar penerbangan pertama demi bisa ikut mengantarkan ibu menuju peristira

DMCA.com Protection Status