Home / Horor / AFRAID / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of AFRAID: Chapter 71 - Chapter 80

140 Chapters

Bab 71

Tak lama kemudian, Irwan datang dengan membawa seutas tali tambang di tangannya. Ia memasangnya pada kayu penyangga atap di gudang kosong itu. Ia menjangkau dengan menumpuk beberapa kayu untuk dinaiki agar ia dapat menjangkau atap. Setelah itu, Irwan meraih tubuh korban dan menjerat lehernya dengan tambang tersebut lalu menariknya sampai menggantung. Semua dilakukannya dengan rapi tanpa jejak apapun. Ia sudah merencanakan semuanya karena pria tersebut menggunakan sarung tangan dan jaket lengan panjang yang ia kenakan. Ia sengaja menggunakannya agar tak ada kontak fisik yang menempel di tubuh Sandra.Haris kembali ke dimensi waktu nyata dan pemuda itu terlihat pusing serta lunglai. Alina sampai terkejut dengan posisi pemuda itu sampai duduk di sampingnya. Gadis itu menatap Haris dengan wajah panik."Kamu lihat apa, Ris?" Alina meraih lengan Haris berusaha mencari jawaban."Dia nggak bunuh diri, Lin. Dia dibunuh sama pacarnya. Aku pernah lihat wajah pria itu," ucap Haris."Kamu lihat di
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 72

Malam itu, arloji bertali kanvas hitam di tangan Alina menunjukkan pukul sembilan malam."Indah, anterin aku yuk bersihin muka," ajak Alina pada kawan barunya itu."Ayuk, sekalian aku mau pipis," jawab Indah.Keduanya lantas berjalan dan memasuki toilet bersama tiga anak perempuan lainnya. Saat Alina menyelesaikan hajatnya, terdengar sayup-sayup suara anak perempuan yang menangis."Duh, nggak ada apa-apa aku harus yakin kalau enggak ada apa-apa. Tapi, iitu nangisnya dari mana ya?" gumamnya sambil menyiramkan air pada kloset jongkok di hadapannya.Tiba-tiba, Alina melihat kepala manusia dengan rambut hitam berantakan keluar dari dalam kloset. Sedikit demi sedikit memperlihatkan wajahnya. Wajahnya yang rata, tanpa mata, hidung, mulut dan segalanya makin menambah keseraman saat melihat kepala hantu itu keluar dari lubang kloset."Astagfirullah." Alina langsung ketakutan dan berusaha membuka kunci toiletnya berkali-kali, tetapi sulit untuk terbuka.Cekrek.Seorang santriwati membuka pintu
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 73

"Astagfirullahalazim."Alina langsung ketakutan dan gemetar. Ia mundur beberapa langkah nyali nya ciut juga kala melihat penampakan tersebut. Terlihat bagian leher seragam sekolah pesantren hantu itu penuh darah. Bau busuk menyeruak bercampur dengan anyir darah yang menusuk ke dalam hidung, membuat mual menyeruak ke dalam tubuh yang isinya ingin memberontak minta di keluarkan."Ma-maaf, sa-saya nggak bermaksud mengganggu kamu."Alina mencoba kembali lagi ke atas tempat tidurnya dan bersembunyi di balik selimut hijau motif bunga. Gadis itu merebahkan tubuhnya sambil mencoba untuk terlelap. Sesuatu menggelinding seperti bola menuju ke arah ranjang. Sesuatu itu yang sempat terantuk kaki ranjang."Aduh, apa itu?" tanya Alina pada diri sendiri.Seketika gadis itu membuka matanya dan langsung membuatnya terbelalak. Sesuatu yang menggelinding itu adalah kepala perempuan yang sedang menatapnya sambil tersenyum menyeringai. Wajahnya pucat pasi den
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 74

Ucapan panjang lebar Rossa malah membuat Alina terdiam, karena ia melihat sosok mengerikan baru saja mengintip dari balik pintu menuju ke kamar mandi."Lin, aku lagi ngomong sama kamu, dijawab apa?" seru Rossa dari seberang sana."I-iya-iya, Ros, aku tadi hanya … ada banyak hantu tau di sini, aku takut deh semenjak bisa lihat mereka," bisik Alina."Kan ada Haris, kamu minta tolong lah sama dia, minta ajarin biar nggak takut lihat hantu," ucap Rossa."Aku nggak kuat, aku mau minta tutup penglihatan aku aja deh pas diruqyah nanti," ucap Alina."Ya udah, kamu banyak berdoa aja sama belajar Al quran sama Haris tuh, aku juga nanti mau belajar baca tulis Al quran juga pas di sana." "Ya udah, pokoknya cepet sampai sini, ya. Aku tungguin kamu banget, nih," ucap Alina lalu ia menutup sambungan teleponnya dengan Rossa.Ia kembali melihat sosok gadis berwajah rusak dan bersimbah darah kembali mengintip di tempat yang sama sampai m
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 77

"Kalau menurutku harusnya ada sih, Ndah. Tapinya pakai bahan cd kamu, mau?" goda Alina."Ah, Alina mah ... kan aku cuma nanya, cuma nawar juga, kali aja boleh ditawar gitu hehehe, yang lima puluh ribu, deh," pinta Indah"Nggak ada, Ndah, udah ini aja sih, tenang aja aku yang beliin, kan." Alina mengambil tas rajut berwarna hijau itu yang kebetulan pas sekali karena stok tas itu tinggal dua buah."Kalau itu sih ya saya mau, hehehe. Tapi nanti ditotal nggak sama semua yang kamu beliin buat saya tadi?" tanya Indah mulai takut."Coba lihat wajah aku baik-baik, ada gitu tampang ku itu kayak debt collector atau rentenir?" tanya Alina mulai menunjukkan dengan nada kesal pada Indah."Hehehe, nggak ada, Lin, nggak ada. Malahan wajah kamu mah kayak bidadari yang jatuh dari surga, tapi … pas jatuh sempet kepleset hihihi," sahut Indah.Alina memandang Indah dengan tatapan sinis sampai membuat Indah tertunduk malu. "Sinis
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Bab 75

Malam itu, Alina sudah bersiap untuk melakukan pembersihan tubuhnya dari jin jahat yang dikirim untuk memusnahkan seluruh anggota keluarganya. Sayangnya, Pak Kiai harus bergegas ke desa di kota sebelah karena ada yang membutuhkan bantuannya segera. Kepergian pemilik pesantren itu memakan waktu sekitar tiga hari."Nggak apa-apa kan, Lin?" tanya Haris yang malam itu menemaninya bersama Indah dan santri lainnya."Nggak apa-apa, aku masih kuat kok. Doain aja nggak akan terjadi apa-apa di sekitarku," ucap Alina."Mudah-mudahan sih enggak ada apa-apa, toh buktinya kamu udah terbiasa sama dering ponsel.""Iya bener. Semua ini berkat Kak Indra." Alina menunjukkan ponselnya ke hadapan Haris. Di sudut samping kamar para santriwati, Marisa memperhatikan kedekatan Haris dan Alina dengan tatapan sinis."Aku ngantuk nih, balik aja yuk!" ajak Indah.Alina lantas bangkit dan pamit pada Haris. Namun, sandal yang ia pakai tak sengaja men
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Bab 76

Sesudah menuntut ilmu di kelas, Ayu membawa sebuah brosur ke hadapan Alina dan Indah."Ada pasar malam, nih. Gimana kalau kita minta izin buat jualan di sini?" tanya Ayu."Jualan apaan?" tanya Indah."Kita jualan makanan sama minuman, lumayan tau buat nambah pemasukan pesantren," sahut Ayu."Iya tuh, kayaknya banyak juga anak-anak yang bisa buat prakarya tas anyaman, keset topi yang bagus-bagus," sahut Marisa yang ikut menimpali."Ya udah aku bilang sama Ibu Ustazah ya buat minta izin," ucap Indah.Sore itu setelah mendapat izin dari Ibu Ustazah, Alina mengikuti rombongan santriwati dan santriwan At Taqwa menuju ke pasar malam. Ternyata ada Haris juga yang ikut untuk membantu berjualan buah segar hasil kebun pesantren."Lucu - lucu banget sih nih kausnya aku mau beli ah buat kalian," ucap Alina."Buat kalian siapa?" tanya Indah."Ya, buat kalian lah teman-teman baru aku," sahut gadis itu seraya menghitu
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Bab 78

Keesokan harinya, Indra memilih pamit karena harus berada di rumah sakit kota dengan segera."Kak Indra nggak capek apa?" Alina terlihat khawatir dengan kondisi Indra."Enggak kok, semalam juga aku tidur cukup, pas pulang ke sini juga si Haris yang bawa mobil," sahut Indra."Nanti kalau udah sampai rumah, hubungi aku ya, Kak," pinta Alina."Tenang aja, kamu baik-baik ya di sini." Indra mengusap kepala Alina yang sudah memakai penutup kepala itu meski hijabnya belum sempurna."Iya, Kak." Haris melihat perlakuan sang kakak yang sangat menunjukkan kalau dia menyukai gadis yang juga ia sukai itu. Namun, dia hanya terdiam dan berusaha tak menunjukkan kalau dia cemburu. Indra akhirnya pamit dan menitipkan Alina pada Haris. Indah mengajak Alina dan Rossa untuk menyiapkan kue yang akan mereka buat dan dijual di pasar tradisional nanti. Sore itu, para santri tiba di pameran kembali. Mereka berada di pasar tr
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

Bab 79

Pantes aja tiap saya mau kemalingan tuh selalu ada yang kasih tau atau malingnya sudah sial duluan. Waktu gas saya bocor tiba-tiba kompornya rusak nggak nyala, seolah-olah ada yang selalu melindungi saya," ucap bapak itu."Kalau soal melindungi mah ya kita tetap harus percaya sama Allah, Pak. Hanya saja mungkin si anak ini sebagai perantara ya buat melindungi ayahnya," sahut Haris yang sebenarnya sudah menyimak sedari tadi.Penjual bubur ayam itu lantas menoleh pada pemuda tampan yang hadir di sampingnya itu."Apa Aden bisa lihat anak saya juga?" tanya Kang Asep."Kalau soal lihat hantu, dia lebih pro, Pak," sahut Rossa."Emang gue pemain game sampai dibilang pro! Istri bapak ke mana, kok sendirian?" tanya Haris."Sudah meninggal saat Lidia lahir," jawabnya."Oh, maafkan saya kalau begitu." "Enggak apa-apa, Den." "Mungkin anak itu akan tetep menemani Bapak sampai Bapak mungkin sudah menemukan pendampi
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Bab 80

"Ris, i-ini kayaknya ada yang mendekat ke kita," bisik Alina sambil terbata-bata ketakutan."Udah aku bilang kan dari tadi, udah jangan diliatin terus! Ayo, kita buru-buru pergi dari sini! Lagian si Rossa sih pakai mau nungguin Jeff segala." Haris menggerutu sambil masih menundukkan kepalanya tak mau para hantu itu melihatnya."I-ini, ini kaki siapa, Ris, kok darah semua?" bisik Alina kala melihat sepasang kaki penuh darah dengan tulangnya yang terlihat karena daging kakinya sobek."Mundur aja, Lin, pelan-pelan aja," ucap Haris seraya membawa Alina mundur beberapa langkah berbarengan dengan Rossa yang masih melingkarkan lengannya di lengan Alina. Padahal Rossa juga masih tak mengerti dengan apa yang mereka lihat.Tiba-tiba, Alina menabrak seorang wanita berusia lima puluh tahun."Aduh, Neng, lihat-lihat dong kalau jalan main nabrak aja!"Alina yang tak sengaja menabrak pengendara motor itu langsung minta maaf. Pengendara motor it
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status