Home / Horor / AFRAID / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of AFRAID: Chapter 61 - Chapter 70

140 Chapters

Bab 61

Haris, kenapa kau menolongku?" Alina masih sadar hanya mulai melemah."Kau tak boleh mati, itu semua bukan salahmu, aku akan memberitahukan kebenarannya, kau tak boleh mati, Alina," ucap Haris seraya membopong gadis itu.Haris membopong Alina yang tak berdaya, tapi detak jantungnya masih terasa berdetak."Kamu harus kuat, Lin, kamu harus kuat," bisik Haris saat membopongnya."Suster, tolong teman saya!" Haris dan Rossa berteriak memanggil suster yang berada di ruang instalasi gawat darurat. Setelah dua orang suster datang, pemuda itu membaringkan Alina di atas ranjang setelah sampai di depan ruang instalasi darurat.Gadis itu segera ditangani oleh dokter. Haris bergegas menghubungi Indra agar segera menghampiri Alina di rumah sakit tersebut. Ia dan Rossa menatap sang gadis dengan cemas. Untung saja Rossa membawa pembalut wanita yang bisa ia gunakan untuk menekan luka pada pergelangan Alina yang tersayat."Bagaimana keadaan Alina, Ris?" tanya Indra setelah sampai di rumah sakit terseb
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Bab 62

"Kenapa kamu harus menolongku, aku 'kan gadis yang jahat dan menakutkan seperti yang kamu bilang," lirih Alina seraya mengusap rambut Haris. Haris tiba-tiba bergerak, gadis itu langsung berpura-pura menutup kedua matanya."Perasaan tadi ada yang ngomong, kirain aku si Alina sudah sadar, hmmm… mimpi kayaknya nih aku," Haris meregangkan tubuhnya.Lalu, ia menegakkan lagi tubuhnya dan menatap ke arah gadis itu. Entah kenapa Haris malah ingin sekali menatap wajah gadis yang terbaring di hadapannya kala itu."Untung saja kamu selamat, kalau enggak saya bakal sedih banget kehilangan gadis manis dan cantik kayak kamu," ucap Haris seraya mencolek hidung Alina dengan telunjuknya.Perut pria itu berbunyi tiba-tiba, membuatnya langsung merasakan lapar dan memutuskan untuk pergi ke luar ruang perawatan Alina menuju kantin rumah sakit."Aku dibilang cantik sama Haris, aaarrgghh … gemes banget, apa ini keajaibanbuat aku, ya? Tuhan masih baik banget sama aku," ucap Alina membanting-banting kedua ka
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Bab 63

Keesokan harinya, sepulang sekolah Rossa mengajak Aldo untuk bersama-sama menjenguk Alina."Hmmm beli buah apa bunga ya? Menurut kamu beli apa nih enaknya?" Rossa menoleh pada Aldo."Buah aja yang bisa dimakan, tapi bunga juga boleh biar romantis," ucap Aldo."Ya udah, buah aja lah masa iya Alina mau makan bunga," gumam Rossa."Nah, itu tahu!" "Mana uangnya, Do, sini aku beliin," pinta Rossa."Lah, kirain yang mau beli kamu, ujung-ujungnya aku juga, huuuu…!" Aldo menyerahkan selembar uang ratusan ribu ke tangan Rossa. Mereka membeli buah apel dan jeruk lalu melangkah menuju rumah sakit tempat Alina dirawat.Sesampainya di halaman parkir rumah sakit, Aldo melihat sosok Haris yang terlihat keren dengan kaus putih dan celana jeans."Hmmm… saingan aku buat dapetin Alina nambah lagi gara-gara tuh orang," gumam Aldo.***Aldo melihat ke arah depan lift yang sudah padat dengan para pen
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Bab 64

"Baiklah. Oh iya nih ya kondisi Alina ini udah stabil, besok sudah boleh pulang. Biar dia habisin infus dulu ya, tapi jangan boleh beraktivitas berat dulu. Saya takut lukanya terbuka lagi, kan cukup dalam juga soalnya," ucap Dokter Tia."Syukurlah, akhirnya bisa pulang," ucap Alina tersenyum senang."Saya resepkan beberapa obat untuk di minum di rumah ya," ucap Dokter Tia menuliskan resep yang diserahkan pada suster di sampingnya."Iya, makasih banyak dokter," ucap Alina."Saya permisi dulu." Dokter Tia lalu pamit keluar ruangan."Maaf ini penanggung jawabnya Dokter Indra, kan? Nanti tolong Dokter ke bagian administrasi, biar diurus semuanya, nanti juga ada obat yang harus ditebus, saya keluar dulu ya, nanti saya kembali untuk melepas infus nona Alina," ucap Suster yang memiliki tanda pengenal bernama Ira."Oke suster, makasih ya," ucap Indra."Sus, tunggu sebentar," Haris menahan langkah suster tersebut saat hendak kelu
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Bab 65

Sesampai di depan dispenser samping ruangan suster, Haris tak sengaja mencuri dengar. Ia terperanjat dengan perbincangan yang sedang dibicarakan oleh para suster itu."Eh, kalian pada tau nggak pasien di kamar itu katanya ketemu suster Yuli?" ucap suster Tati pada temannya."Hah, yang bener kamu?""Iya, tadi dia bilang dia dibantu sama suster Yuli ke kamar mandi.""Ih, aku jadi merinding gini nih, suster Yuli bukannya sudah meninggal seminggu yang lalu," ucap suster satunya bergidik ngeri memeluk dirinya sendiri."Nah itu, kan aku jadi ngeri dengernya pas pasien itu bilang dibantuin sama suster Yuli," ucap Suster Tati.Haris yang mencuri dengar sampai tak sadar kalau air dalam galon dispenser itu ternyata habis. Akhirnya pemuda itu beranjak menuju para suster."Sus, maaf saya mau minta air panas, boleh?" pinta Haris."Memangnya air di dispenser itu habis, ya?" tanya Suster Tati.
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Bab 66

"Astaga! Ya Tuhan!" Alina merasa sesak napas saat mendapati dirinya sudah terbaring menatap langit-langit."Lin, kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Haris."Aku tahu, aku kini tau bagaimana rasanya jika melihat kematian seseorang," ucap Alina seraya memeluk Haris."Kamu lihat ya kejadian tentang suster Yuli?" Alina menjawab dengan anggukan dan tangisan."Maaf kalau saya membuat kamu takut, begitulah kejadian pada saat saya meninggal," ucap hantu Yuli dengan wajah pucat menatap Alina dan Haris.Alina memberanikan diri untuk menoleh perlahan ke arah hantu tersebut."Apa kami bisa bantu kamu untuk mengungkapkan kebenaran?" tanya Alina dari balik kaus Haris yang ia tarik menutupi wajahnya."Bisa, tentu bisa. Kalian bisa temukan surat yang saya tinggalkan ada di lemari kabinet di ruangan Dokter Toni. Saya menunggu kesempatan ini untuk mendapatkan para manusia yang dapat menolong saya." "Apa isi suratnya?" tany
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Bab 67

Sesampainya di halaman rumah sakit, kelima sekawan itu memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di sebuah rumah makan seafood yang ada di seberang rumah sakit."Aku mau ke toilet dulu," ucap Haris lalu bangkit dan menuju ke kamar mandi.Rossa dan Aldo terlihat memilih ikan segar yang hendak mereka santap siang itu. Indra menatap ke arah Alina yang masih tampak terlihat risau. Indra melihat gadis itu memilin kausnya dengan gugup. "Kamu kenapa, Lin?" tanya Indra."Aku takut, Kak.""Kenapa harus takut?" tanya Haris lagi."Aku takut karena sudah mencelakai Tante Maya," jawabnya dengan wajah cemas."Sudahlah, Tante Maya juga pasti akan mengerti sama apa yang terjadi dengan kamu." Indra mengusap rambut gadis itu."Tapi aku benar-benar takut kalau nantinya Tante Maya nggak maafin aku, Kak.""Dalam menjalani hidup, ada kalanya kita melakukan salah yang bahkan terkadang dapat membuat orang merasa sakit hati
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Bab 68

Alina memandang seorang anak perempuan yang tak jauh dari posisinya sedang mendekap bonekakesayangannya. Wajahnya hancur penuh dengan darah bercampur nanah. Bola mata sebelah kanannya juga hampir lepas dari sarangnya. Gadis itu langsung mencengkeram erat tangan kanan Indra itu."Lin, kamu gak apa-apa kan?" tanya Indra."Itu, Kak." Haris dan Indra langsung menoleh ke arah yang Alina tuju. "Oh, anak itu. Sudah cuekin aja!" pinta Haris. Alina menutup kedua matanya sambil mengikuti Indra yang membimbingnya untuk berjalan ke arah mobil. Rasanya tak sanggup berlama-lama disana karena banyak lagi penampakan yang mendekati gadis itu seperti pocong dan kuntilanak yang terbang melintas."Do, Sa, kita sewa hotel, ya?" tanya Indra saat masuk ke dalam mobilnya."Memangnya masih jauh, Kak?""Lumayan, sih, lagian kayaknya kita bakal kemalaman, lagian kalian bilang nggak dicariin kalau ngikut," ucap Indra."Iya juga sih,
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Bab 69

Ketiganya lantas keluar dari kamar hotel. Rossa dan Alina sudah menunggu di depan kamar para pemuda itu. Akan tetapi, sebelum Haris menutup pintu kamar hotelnya, Alina melihat ke arah cermin. Sosok perempuan mengenakan daster putih dengan rambut panjang terurai sampai selutut, sedang berdiri di samping cermin. Kepalanya selalu menunduk. Alina langsung terperanjat dan ketakutan. Gadis itu bersembunyi di belakang tubuh Rossa. Haris tahu kalau Alina melihatnya, ia menutup pintu kamar hotel dengan segera. Ia meninggalkan sosok hantu perempuan itu di kamar hotel.Indra memutuskan untuk mencari makan di restoran dalam hotel ketimbang harus keluar. Dia juga tak tau daerah tersebut sehingga berada di dalam hotel rasanya lebih nyaman dan aman."Mau pesen apa, nih?" tanya Indra dengan tangan yang sudah siap mencatat di atas kertas menu."Aku mau nasi goreng sama air putih aja, Bang," sahut Haris."Aku juga, tapi minumnya teh hangat," sahut Alina.
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Bab 70

"Ini di lantai berapa sih?" tanya Alina ke arah Haris yang sama-sama memandang angka yang tertera di atas pintu lift."13"Kelima orang dalam lift itu saling berpandangan tak mengerti."Emang tadi ada lantai tiga belas? Kan kata si mas tadi sore kalau di sini nggak ada lantai tiga belas," ucap Aldo.Mendadak kemudian, sebuah tangan anak kecil muncul dari dinding luar lift."Nah, ini kali nih tangan yang iseng." Aldo lantas menarik tangan tersebut segera."Waaaaaaaaaaaaaa!!!"Aldo dan Rossa langsung teriak bersamaan saat melihat tangan yang tadi di tarik pemuda itu ternyata hanya sebatas siku. Tangan buntung itu penuh luka berongga dengan darah bercampur nanah."Semuanya baca ayat kursi!" perintah Haris."Aku nggak hapal, Ris, gimana dong?" Aldo lantas melempar tangan buntung tersebut pada Indra."Kok dikasih ke aku sih? Tuh, buang nih ke sana!"Indra lantas melempar tangan buntung itu
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status