Beranda / Horor / AFRAID / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab AFRAID: Bab 101 - Bab 110

140 Bab

Bab 101

"Mau nanya aja, sih," sahut Indah."Haris suka ya sama Alina?" pertanyaan Indah terlontar begitu saja mengejutkan Alina dan Haris."Iya, Insha Allah kalau nanti masih berjodoh, aku akan melamar Alina jika sudah lulus sekolah dan bekerja nanti," jawab Haris dengan tegas."Ya ampun, aku dengernya meleyot, Lin!" Rossa sampai menepuk bahu gadis itu.Alina terasa terbang ke angkasa dan membuat pipinya merona kala mendengar penuturan Haris.Pemuda itu lalu kembali ke kursinya dan mulai merebahkan kepalanya di sandaran kursi seraya tersenyum. Hatinya sudah terpatri pada Alina. Tanpa perlu mengajak gadis itu menjalin hubungan sejak dini, Haris lebih memilih langsung menikahi gadis itu kelak.Haris yakin Alina juga menyukainya. Pemuda itu akan terus berdoa pada Tuhan agar gadis yang dia sukainya itu akan menjadi jodohnya kelak.*Alina memutuskan pamit dari pesantren dan kembali ke kota. Gadis itu berpamitan penuh haru p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 102

“Lin, apa-apaan sih?" Rossa sampai mendelik menatap Alina.“Loh, emangnya dari tadi bukan tangan elo yang gue gandeng, Lin?" tanya Aldo."Bukan, hehehe." “Masa, sih?” tanya Aldo memastikan lagi.“Iya, bukan tangan Alina, terus elo mau gandeng dia lagi?" Haris berdiri di hadapan Alina. Pemuda itu semakin menunjukkan rasa sukanya pada gadis itu. Alina langsung memukul bahu anak muda itu agar jangan membuatnya tersipu malu terus.Indra melihat perlakuan Alina dan Haris yang menunjukkan ketertarikan keduanya satu sama lain. Dia menahan diri dan menghela napas dalam untuk merelakan gadis yang juga dia sukai itu."Kalian lapar, nggak?" tanya Indra memecah suasana canggung itu.“Lisa lapar, Om," sahut gadis kecil itu.“Oke, kita ke stand makanan dan minuman di sebelah sana aja, yuk!" ajak Indra seraya menggandeng tangan keponakannya itu. Alina dan yang lainnya langsung pergi mengikuti langkah Indra.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-25
Baca selengkapnya

Bab 103

Hantu perempuan berwajah pucatmenatap ke arah Alina dan Haris dengan tatapan tajam dan kosong. Kepala hantu perempuan itu menoleh ke kiri dengan bekas jeratan di leher yang masih tampak terlihat. Dia berdiri di atas sebuah pohon besar dekat danau.“Ris, itu kayaknya si mbak bunuh diri,deh,” cicit Alina.“Bisa jadi, Lin. Liat tuh dia pakai seragam pelayan, mungkin bekas karyawan restoran terdahulu,” bisik Haris.Tiba-tiba, Aldo menepuk bahu Haris dari belakang dan mengejutkannya.“Di belakang aku bukan setan, kan,Lin?” tanyanya pada Alina dan tak mau menoleh.“Bukan, mereka napak kakinya,”jawab Alina.“Heh, ini aku Aldo. Kamu pikir aku setan apa?" seru Aldo.“Huft, manusia rupanya. Tadinya guepikir setan, Do.”“Sembarangan, Luh! Ayo, kitamain lomba lagi!” ajak Aldo.“Main apaan?" “Main bekel! Tuh, Main balap motor simulasi itu," ucap Aldo."Hmmm, oke lah."
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-26
Baca selengkapnya

Bab 104

Kembali mereka menelisik. Ada sosok menyeramkan yang sedang duduk menatap kosong. Ada juga yang dibaringkan, dan ada juga yang menggantung begitu juga. Mereka digunakan untuk menakuti para pengunjung.Boneka yang menggantung itu adayang berbentuk pocong, ada juga hantu kuntilanak, bahkan ada pula hantu kepalabuntung yang kepalanya diletakkan di atas kedua paha boneka tersebut yangsedang dalam posisi duduk.“Serem banget, sih?" gumam Alina.Pandangan gadis itu mulai beralihpada sosok boneka kuntilanak yang ternyata bisa bergerak.“Itu, bukan boneka ya, Ris,” gumamAlina berbisik di samping Haris.Benar saja dugaan Alina. Sosok yang mereka lihat itu adalah hantu sesungguhnya. Hantu perempuan itu tampak kesulitan saat menarik daster putih lusuhnya yang tersangkut. Anta tau kalau sosok itu bukan manusia karena kedua kaki wanita itu melayang tak napak di permukaan lantai.“Bantuin, Ris, kasian dia nyangkut." Al
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-26
Baca selengkapnya

Bab 105

Pandangan anak itu kini tertuju padapermukaan danau, ia melihat sosok wajah anak laki-laki tersenyum kepadanya di permukaan danau tersebut. Lisa menoleh ke samping kiri dan kanan karena ia masih berpikir kalau itu pantulan bayangan wajah seorang anak yang mungkin saja berada di sampingnya."Kamu lihat apa, Lis?" tanya Indra."Aku takut, Om, pulang aja yuk!" ajak Lisa yang langsung ketakutan. "Ya udah, Om telepon Haris dulu. Kita sambil jalan ke parkiran aja, yuk!" ajak Indra. Pria itu dan keponakannya lalu pergi ke parkiran mobil. Indra menghubungi ponsel Haris agar membawa Alina dan lainnya ke parkiran mobil. Dia takut jika nantinya Lisa akan bertambah parah jika melihat atau merasakan makhluk gaib dengan kekuatan besar. Apalagi dia juga mulai merasakan kalau taman hiburan yang baru itu terasa menyeramkan.***Malam itu di kamar kos Alina yang baru, ia tertidur bersama Rossa di ranjang berukuran king yang sama. Gadis itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-26
Baca selengkapnya

Bab 106

Rossa terbangun dan meregangkan tubuhnya. Ia terkejut kala melihat Haris tertidur di samping sofa. Sementara Alina sudah tertidur dengan pulas. Apalagi suster sudah memberinya obat malam itu.Perut Rossa tiba-tiba berbunyi, gadis itu merasa sangat kelaparan. Haris sampai bangun dan menoleh ke arahnya."Hehehe ... aku lapar," ucap Rossa."Elo mau gue anterin cari makan? Mau makan apa?" tanya Haris."Tukang makanan yang jam segini masih ada tukang apa, Ris?" tanya Rossa."Mana gue tahu, kalau mau gue anterin ayo sekarang, mumpung Alina lagi pules," ucap Haris.Pemuda itu bangkit menuju meja kabinet samping ranjang Alina untuk meraih botol minum."Tadi gue tanya sama elu, elu makan apa?" tanya Haris lagi."Udah jam setengah dua belas malam gini, emang ada makanan apa ya di luar sana?" tanya Rossa."Ada lah, namanya rumah sakit pasti adanmini market 24 jam, terus kayaknya tukang nasi goreng masih ada, mau g
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-26
Baca selengkapnya

Bab 107

"Nungguin, ya?" tanyanya seraya menunjuk Haris dan Rossa sembari melayangkan senyum meringis."Lama banget nih, buruan Pak lanjutin cerita yang tadi," pinta Haris mulai tak sabaran."Iya sebentar saya lanjutin, eh kalian mau ngopi, nggak?" tanya Pak Heru."Pak, gini deh saya nggak sabaran soalnya, pernah nggak ngerasain minum kopi item terus dicampur sambel nasi goreng?"Haris mulai mengancam kesal."Ris, sabar sabar sabar. Orang sabar disayang Alina," ucap Rossa."Habisnya gue gemes, Sa, ini si Bapak ngajakin ngelawak mulu dari tadi," tukas Haris mulai kesal."Ya biar seru aja, biar tambah penasaran gitu. Nah, saya lanjut nih, pas saya melihat jenazah yang datang dari mobil ambulans tadi, saya baru sadar kalau jenazah yang datang ke ruangan saya itu ternyata remaja cantik yang menghampiri saya beberapa waktu yang lalu," tuturnya."Jadi yang datang ke Bapak itu hantunya?" tanya Rossa.“Kayaknya gitu, lh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-27
Baca selengkapnya

Bab 108

"Baiklah, bertahan sebentar ya, kami akan segera mengirim bantuan ke sana.""Hmmm lama lagi, deh. Duh jadi khawatir sama Alina lagi sendirian semoga dia gak kenapa-kenapa," gumam Rossa."Kalian mau kemana?" tanya Hantu itu."Mau ke supermarket Mbak, belanja." Haris menoleh dengan lirikan tajam pada hantu wanita itu."Tapi ini kan rumah sakit? emang bisa belanja?" tanyanya."Ya ampun, udah tau ini rumah sakit masa iya beneran ditanggapi candaan saya, Mbak." Haris menepuk dahinya sendiri."Oh, bercanda."Rossa sampai menatap Haris yang terlihat berbicara sendirian."Mbak-nya ngeselin ya, kok lemot-lemot gitu bisa jadi suster ya?" celetuk Haris."Saya bukan suster, kok.""Lah terus ngapain pakai baju suster?" tanya Haris lagi."Kalian mau dengerin cerita saya, nggak?" tanya hantu itu."Hmmm ... sebenarnya mah nggak mau," jawab Haris.Dia duduk dan bersandar di dinding li
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-27
Baca selengkapnya

Bab 109

Seminggu kemudian, Alina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Gadis itu sempat menatap rumah Tante Maya yang baru saat berada di mobil Indra sepulang sekolah. "Jadi, mau masuk apa nggak?" tanya Indra."Nanti aja, Kak, aku masih takut," ucap Alina.Ponsel Indra terasa bergetar di saku. Haris menghubunginya dan memerintahkan dia untuk datang ke Mall Galeria. Aldo yang sudah berulang tahun berniat untuk mentraktir makan mereka kala itu."Kita ke mall ya, si Aldo ulang tahun, katanya mau traktir kita," ucap Indra."Oke, tapi antar aku beli kado dulu ya, nggak enak kalau nggak bawa kado," ucap Alina yang dijawab anggukan oleh Indra. ***Sesampainya di Mall Galeria, Alina meminta Indra untuk diantarkan terlebih dahulu ke toko pakaian khusus pria."Duh, beli yang mana, ya? Mana ya yang Aldo suka?" ucap Alina seraya mengitari setiap bagian toko tersebut."Memangnya kamu mau beliin apa?" tanya Indra.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-27
Baca selengkapnya

Bab 110

Setelah menghabiskan menu makanan yang sudah Aldo pesan seraya merayakan ulang tahun pemuda itu, mereka akhirnya menuju ke arah bioskop di lantai lima. Alina sempat tak sengaja menyentuh lengan Haris kembali kala ketakutan melanda. Banyak penampakan yang dia lihat di sana. Haris mengusap tangan wanita itu agar tenang."Tenang, Lin, pura-pura nggak ngeliat mereka," bisik Haris."Tapi tetep aja keliatan, Ris," sahut Alina."Makanya pura-pura jangan lihat," ucap Haris meyakinkan.Indra mengamati dengan tatapan berbeda dan terlihat cemburu.Alina menoleh lalu menghampiri Rossa."Sa, ke toilet, yuk!" ajak Alina."Oke. Kalian pesan tiket sama makanan popcorn apa minuman soda aja duluan, nanti kita nyusul," ucap Rossa pada tiga pria di hadapannya."Baru makan pizza udah minta makan lagi aja," keluh Aldo."Yeee, mumpung dibayarin tau. Makasih ya, Do." Rossa dan Alina meninggalkan Aldo yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status