Beranda / Horor / AFRAID / Bab 104

Share

Bab 104

Penulis: Vie Junaeni
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 23:44:07

Kembali mereka menelisik. Ada sosok menyeramkan yang sedang duduk menatap kosong. Ada juga yang dibaringkan, dan ada juga yang menggantung begitu juga. Mereka digunakan untuk menakuti para pengunjung.

Boneka yang menggantung itu ada

yang berbentuk pocong, ada juga hantu kuntilanak, bahkan ada pula hantu kepala

buntung yang kepalanya diletakkan di atas kedua paha boneka tersebut yang

sedang dalam posisi duduk.

“Serem banget, sih?" gumam Alina.

Pandangan gadis itu mulai beralih

pada sosok boneka kuntilanak yang ternyata bisa bergerak.

“Itu, bukan boneka ya, Ris,” gumam

Alina berbisik di samping Haris.

Benar saja dugaan Alina. Sosok yang mereka lihat itu adalah hantu sesungguhnya. Hantu perempuan itu tampak kesulitan saat menarik daster putih lusuhnya yang tersangkut. Anta tau kalau sosok itu bukan manusia karena kedua kaki wanita itu melayang tak napak di permukaan lantai.

“Bantuin, Ris, kasian dia nyangkut." Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AFRAID   Bab 105

    Pandangan anak itu kini tertuju padapermukaan danau, ia melihat sosok wajah anak laki-laki tersenyum kepadanya di permukaan danau tersebut. Lisa menoleh ke samping kiri dan kanan karena ia masih berpikir kalau itu pantulan bayangan wajah seorang anak yang mungkin saja berada di sampingnya."Kamu lihat apa, Lis?" tanya Indra."Aku takut, Om, pulang aja yuk!" ajak Lisa yang langsung ketakutan. "Ya udah, Om telepon Haris dulu. Kita sambil jalan ke parkiran aja, yuk!" ajak Indra. Pria itu dan keponakannya lalu pergi ke parkiran mobil. Indra menghubungi ponsel Haris agar membawa Alina dan lainnya ke parkiran mobil. Dia takut jika nantinya Lisa akan bertambah parah jika melihat atau merasakan makhluk gaib dengan kekuatan besar. Apalagi dia juga mulai merasakan kalau taman hiburan yang baru itu terasa menyeramkan.***Malam itu di kamar kos Alina yang baru, ia tertidur bersama Rossa di ranjang berukuran king yang sama. Gadis itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • AFRAID   Bab 106

    Rossa terbangun dan meregangkan tubuhnya. Ia terkejut kala melihat Haris tertidur di samping sofa. Sementara Alina sudah tertidur dengan pulas. Apalagi suster sudah memberinya obat malam itu.Perut Rossa tiba-tiba berbunyi, gadis itu merasa sangat kelaparan. Haris sampai bangun dan menoleh ke arahnya."Hehehe ... aku lapar," ucap Rossa."Elo mau gue anterin cari makan? Mau makan apa?" tanya Haris."Tukang makanan yang jam segini masih ada tukang apa, Ris?" tanya Rossa."Mana gue tahu, kalau mau gue anterin ayo sekarang, mumpung Alina lagi pules," ucap Haris.Pemuda itu bangkit menuju meja kabinet samping ranjang Alina untuk meraih botol minum."Tadi gue tanya sama elu, elu makan apa?" tanya Haris lagi."Udah jam setengah dua belas malam gini, emang ada makanan apa ya di luar sana?" tanya Rossa."Ada lah, namanya rumah sakit pasti adanmini market 24 jam, terus kayaknya tukang nasi goreng masih ada, mau g

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • AFRAID   Bab 107

    "Nungguin, ya?" tanyanya seraya menunjuk Haris dan Rossa sembari melayangkan senyum meringis."Lama banget nih, buruan Pak lanjutin cerita yang tadi," pinta Haris mulai tak sabaran."Iya sebentar saya lanjutin, eh kalian mau ngopi, nggak?" tanya Pak Heru."Pak, gini deh saya nggak sabaran soalnya, pernah nggak ngerasain minum kopi item terus dicampur sambel nasi goreng?"Haris mulai mengancam kesal."Ris, sabar sabar sabar. Orang sabar disayang Alina," ucap Rossa."Habisnya gue gemes, Sa, ini si Bapak ngajakin ngelawak mulu dari tadi," tukas Haris mulai kesal."Ya biar seru aja, biar tambah penasaran gitu. Nah, saya lanjut nih, pas saya melihat jenazah yang datang dari mobil ambulans tadi, saya baru sadar kalau jenazah yang datang ke ruangan saya itu ternyata remaja cantik yang menghampiri saya beberapa waktu yang lalu," tuturnya."Jadi yang datang ke Bapak itu hantunya?" tanya Rossa.“Kayaknya gitu, lh

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • AFRAID   Bab 108

    "Baiklah, bertahan sebentar ya, kami akan segera mengirim bantuan ke sana.""Hmmm lama lagi, deh. Duh jadi khawatir sama Alina lagi sendirian semoga dia gak kenapa-kenapa," gumam Rossa."Kalian mau kemana?" tanya Hantu itu."Mau ke supermarket Mbak, belanja." Haris menoleh dengan lirikan tajam pada hantu wanita itu."Tapi ini kan rumah sakit? emang bisa belanja?" tanyanya."Ya ampun, udah tau ini rumah sakit masa iya beneran ditanggapi candaan saya, Mbak." Haris menepuk dahinya sendiri."Oh, bercanda."Rossa sampai menatap Haris yang terlihat berbicara sendirian."Mbak-nya ngeselin ya, kok lemot-lemot gitu bisa jadi suster ya?" celetuk Haris."Saya bukan suster, kok.""Lah terus ngapain pakai baju suster?" tanya Haris lagi."Kalian mau dengerin cerita saya, nggak?" tanya hantu itu."Hmmm ... sebenarnya mah nggak mau," jawab Haris.Dia duduk dan bersandar di dinding li

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • AFRAID   Bab 109

    Seminggu kemudian, Alina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Gadis itu sempat menatap rumah Tante Maya yang baru saat berada di mobil Indra sepulang sekolah. "Jadi, mau masuk apa nggak?" tanya Indra."Nanti aja, Kak, aku masih takut," ucap Alina.Ponsel Indra terasa bergetar di saku. Haris menghubunginya dan memerintahkan dia untuk datang ke Mall Galeria. Aldo yang sudah berulang tahun berniat untuk mentraktir makan mereka kala itu."Kita ke mall ya, si Aldo ulang tahun, katanya mau traktir kita," ucap Indra."Oke, tapi antar aku beli kado dulu ya, nggak enak kalau nggak bawa kado," ucap Alina yang dijawab anggukan oleh Indra. ***Sesampainya di Mall Galeria, Alina meminta Indra untuk diantarkan terlebih dahulu ke toko pakaian khusus pria."Duh, beli yang mana, ya? Mana ya yang Aldo suka?" ucap Alina seraya mengitari setiap bagian toko tersebut."Memangnya kamu mau beliin apa?" tanya Indra.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • AFRAID   Bab 110

    Setelah menghabiskan menu makanan yang sudah Aldo pesan seraya merayakan ulang tahun pemuda itu, mereka akhirnya menuju ke arah bioskop di lantai lima. Alina sempat tak sengaja menyentuh lengan Haris kembali kala ketakutan melanda. Banyak penampakan yang dia lihat di sana. Haris mengusap tangan wanita itu agar tenang."Tenang, Lin, pura-pura nggak ngeliat mereka," bisik Haris."Tapi tetep aja keliatan, Ris," sahut Alina."Makanya pura-pura jangan lihat," ucap Haris meyakinkan.Indra mengamati dengan tatapan berbeda dan terlihat cemburu.Alina menoleh lalu menghampiri Rossa."Sa, ke toilet, yuk!" ajak Alina."Oke. Kalian pesan tiket sama makanan popcorn apa minuman soda aja duluan, nanti kita nyusul," ucap Rossa pada tiga pria di hadapannya."Baru makan pizza udah minta makan lagi aja," keluh Aldo."Yeee, mumpung dibayarin tau. Makasih ya, Do." Rossa dan Alina meninggalkan Aldo yang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • AFRAID   Bab 111

    Senin pagi di SMA Angkasa, Alina dan Rossa melihat Adelia yang sedang menangis di dalam toilet. Mereka mendekati gadis itu."Kamu kenapa, Del?" tanya Alina."Eh, kalian. Aku nggak apa-apa," sahut Adelia yang langsung buru-buru mengusap air matanya. "Beneran nggak apa-apa?" tanya Rossa."Bener, aku nggak apa-apa. Aku hanya stres aja kali, ujian sekolah sebentar lagi dan ayahku mau aku masuk ke universitas negeri sedangkan nilai aku pas-pasan," jawab Adelia."Oh, hanya karena itu kamu nangis? Aku malah habis lulus sekolah langsung kerja, mana punya mamaku uang buat kuliahin aku, udah kamu tenang aja," ucap Rossa.Bel sekolah tanda upacara senin pagi akan dimulai. Alina dan Rossa mengajak serta Adelia untuk mengikuti upacara. "Kalian duluan aja, aku mau ke kelas ambil topi," ucap Adelia.Alina dan Rossa akhirnya melangkah lebih dulu menuju barisan para murid untuk mengikuti upacara. Sepuluh menit kemudian, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • AFRAID   Bab 112

    Sesekali gadis itu terlihat berkeringat menahan kegelisahan. Santoso yakin kalau Adelia tidak akan pernah mau melakukan tindakan aborsi secara sukarela. Menurut gadis itu, bayi yang ada dalam kandungannya itu akan membuatnya mendapatkan seorang Santoso. Dia tak peduli meski harus merebut pria itu dari keluarga sahnya.Mereka sampai di sebuah ruangan, wanita itu mempersilakan Adelia untuk berbaring di atas ranjang. Lalu, wanita itu menyiapkan sebuah suntikan yang berisi obat bius untuk gadis itu"Aku mau diapain?" tanya Adelia."Dia belum tau, ya?" Ibu Ria menoleh pada Santoso.Pria itu menjawab dengan gelengan kepala. Santoso lalu mendekati Adelia dan memeluknya dengan erat untuk terakhir kali."Bapak, ada apa ini?" tanya gadis itu dengan nada panik."Maafkan Bapak, ya, Bapak terpaksa melakukan ini, demi kebaikan kita semua," ucap Santoso seraya melepaskan pelukan dari Adelia, lalu dia memberi kecupan di dahi gadis itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28

Bab terbaru

  • AFRAID   Bab 140

    Bab 140 AfraidTeriakan Nyi Asih nyaring terdengar, rupanya Rossa menusuk bola mata Nyi Asih dengan tusuk konde di tangannya."Rossa!" seketika Alina merasa dapat menggerakkan tubuhnya."Lari, Lin! Cepat lari!" pekik Rossa.Dengan mata berkaca-kaca, Alina masih enggan beranjak. Dia ingin lari bersama Rossa."Kita lari bareng!" ajak Alina."Aaaarrgghh, kalian kurang ajar! Aku akan habisi kalian berdua!" Nyi Asih mencabut tusuk konde di bola matanya. Wanita iblis itu lalu bergerak menghampiri Alina dan Rossa. Ia bersiap menghunuskan tusuk konde tersebut ke Alina. Tetapi Rossa menepisnya. Ia mengorbankan tangan kanannya dan tertusuk tusuk konde tersebut."Rossa!" teriak Alina seraya memegangi tangan Rossa.Darah mengucur dengan deras dari lukanya."Lari, Lin! Kamu harus lari! Selamatkan dirimu!" pinta Rossa."Nggak, aku nggak akan pergi tanpa kamu," lirih Alina.Nyi Asih semakin tertawa puas. Ia beranjak menghampiri dan kini hendak mencekik Alina. Tiba-tiba, sosok pria hadir dan mengha

  • AFRAID   Bab 139

    Bab 139 Afraid"Makhluk jadi-jadian, Do," bisik Indra."Aku juga tahu kalau itu mah. Jelasnya itu makhluk apa? Mana badannya gak lengkap gitu," bisik Aldo ketakutan.Indra dan Aldo yang sama-sama ketakutan akhirnya memutuskan untuk berteriak. Beberapa warga yang mendengar langsung menoleh dan menghampiri. Mereka lantas mengejar Ningsih.Anto terlihat kebingungan. Dia masih tak menyangka kalau yang dia pikirkan selama ini benar. Ningsih adalah makhluk yang meneror warga kampung selama ini. Hatinya sangat kalut. Namun, dia begitu mencintai Ningsih.Tubuh Anto gemetar hebat. Lemas dan tiada berdaya. Namun, lagi-lagi Anto menyerah. Dia tak bisa memburu sang istri. Dia tak akan meninggalkan sang istri, dia tak bisa.Malam itu, Anto menjerit dalam hati. Dia memaksa diri untuk mengejar sang istri. Dia mau melindunginya. Meskipun dia masih tetap ngeri dan ketakutan. Akan tetapi, Anto tetep nekat berlari."Ningsih, ingin rasanya aku pergi malam ini. Aku ingin pergi jauh dari tempat ini. Sung

  • AFRAID   Bab 138

    Bab 138 Afraid"Kita harus segera pergi dari sini, Lin. Tidakkah desa ini mengerikan jika ada kutukan seperti itu?" bisik Rossa pada Alina."Iya, kamu bener, Sa. Aku ingin segera pergi dari sini," sahut Alina."Tolong! Tolong! Tolong! Aaaaaaaaaa!" teriakan seorang wanita terdengar di kebun belakang dekat dengan arah Laras tadi berlari.Beberapa warga langsung datang mendekat. Mereka menemukan hal mengerikan lainnya. Rupanya, Laras yang tengah kerasukan baru saja menarik seorang wanita hamil dan membuatnya melahirkan. Laras merebut paksa bayinya lalu kabur."Apa yang terjadi dengan Laras?" pekik ibunya Laras."Dia pergi, Bu," jawab salah satu warga yang tengah membopong wanita korban yang baru saja kehilangan bayinya."Memangnya apa yang Laras lakukan?!" tanyanya lagi."Bu, dia bukan Laras yang kamu kenal. Dia sudah berubah seperti iblis," ujar kepala desa."Laras ditemukan, Pak Kades! Dekat sungai di sana. Katanya dia lagi makan ari-ari bayi dan menghisap darahnya," ucap salah satu w

  • AFRAID   Bab 137

    Bab 137 AfraidTiba-tiba, saat pencarian tengah berlangsung tadi, terdengar bunyi gemerisik dari daun kering yang terinjak sesuatu. Cepat-cepat salah satu penduduk mengarahkan obor."Suara apa itu?" tanya Tarno."Babi, No!" sahut Andi."Biasa aja ngomong babinya jangan sengaja banget muncrat ke muka aku," sungut Tarno. Sontak saja Indra dan Aldo menahan tawa mereka. Rupanya memang ada seekor babi hutan yang merasa terganggu muncul di sekitar mereka. Dua babi hutan yang induk dan anak itu, melarikan diri karena merasa terancam akan kedatangan manusia."Ahh... hanya babi, biarkan ia pergi. Ayo, kita harus secepatnya membawa Laras ke rumahnya. Soalnya nanti biar Pak Ustaz yang kasih air untuk menenangkan," kata salah satu penduduk. Indra akhirnya mengerti setelah dijelaskan karena memang sudah biasa para penduduk yang kesurupan atau diganggu hal di luar nalar yang mistis, mereka akan minta air kepada Pak Ustaz atau Kyai setempat. Mereka yakin kalau ada yang sakit atau kerasukan roh jah

  • AFRAID   Bab 136

    Bab 136 Afraid"Kamu kenapa, Istri?" tanya Indra cemas."A-aku, aku lihat–"Belum sempat Alina menjawab pertanyaan Indra seutuhnya, bus yang mereka kendarai menabrak sesuatu diikuti jeritan semua penumpang yang ada di dalamnya. Indra dengan sigap memegangi Alina. Ia melihat sekeliling dan mendapati para penumpang lainnya terhenyak di tempat duduknya. Lalu, seorang wanita berteriak ke arah jendela. "Ada yang ditabrak! Ada yang ditabrak!" serunya panik.Dua laki-laki di depan Indra dan Alina tadi segera melangkah turun dari dalam bus guna melihat siapa yang baru saja tertabrak. Beberapa penumpang lainnya mengikuti. Sementara itu, Indra tetap menemani Alina dan berusaha menenangkannya. Di depan bus tersebut langsung dipenuhi kerumunan orang yang penasaran dengan kejadian barusan. Setelah memberanikan diri, Alina mengajak Indra untuk turun. Saat itu lah mereka melihat seorang wanita tersungkur dengan darah tergenang dari tubuhnya. Tulang tangan serta kakinya patah. Perempuan ini pastil

  • AFRAID   Bab 135

    Bab 135 AfraidLastri dirawat di rumah sakit tempat Indra bekerja. Kejadian yang berlangsung di rumah kepala desa, Kakek Anjas, menggemparkan Kampung Hijau. Semua penghuni rumahnya meninggal dunia. Hanya Lastri yang tersisa. Namun sayangnya, wanita itu mengalami gangguan jiwa."Sa, aku kok deg deg an, ya?" tanya Alina pada Rossa saat menemaninya untuk cek ke dokter kandungan."Namanya juga mau liat dedek bayi. Terus Kak Indra mana? Katanya dia mau nyusul, kan?" tanya Rossa. "Harusnya udah dateng."Tak lama kemudian, Indra yang masih mengenakan jas putih seorang dokter, berlari kecil menghampiri Alina. "Nah, berhubung Kak Indra udah datang, aku mau kasih makan siang ke Aldo, ya. Sekali lagi aku ucapkan selamat buat kalian. Yeaaayy bentar lagi ada yang panggil aku aunty cantik hihihi," ucal Rossa lalu pamit menemui Aldo.Alina dan Indra pun masuk ke ruang dokter ginekolog, rekan kerja dari Indra juga di Rumah Sakit Pelita. Indra dan Alina melihat sang jabang bayi yang berusia hampir

  • AFRAID   Bab 134

    Bab 134 AfraidPasca membantu proses melahirkan makhluk halus, kini rumah Alina sering didatangi makhluk halus lainnya untuk meminta tolong. Sampai suatu hari, Indra berpapasan dengan seorang pria paruh baya. Seorang pria tua dengan rambut yang disanggul. Dia tampak begitu gagah meski usianya mulai renta. la berdiri di salah satu rumah yang Indra dan Alina lewati saat sedang lari pagi. Pria itu bersama seorang lelaki tua lainnya yang ada di belakangnya. Dia tersenyum ke arah Alina dan Indra.Selama beberapa saat, Alina dan suaminya melihat si kakek. Ada sesuatu yang membuat Alina tiba-tiba memperhatikannya dengan sorot mata yang tidak biasa. Setelah mata mereka akhirnya bertemu satu sama lain, akhirnya Indra menundukkan kepala sekilas memberi hormat kepada dua orang pria renta itu."Nak Indra, kan? Sini mampir! Ada yang mau saya bicarakan!" seru salah satu kakek.Indra menoleh ke Alina yang mengangguk mengiyakan. Mereka menghampiri si kakek. Namanya Kakek Anjas dan Kakek Mara. Mereka

  • AFRAID   Bab 133

    Bab 133 AfraidSatu bulan berlalu.Pukul satu dini hari, Alina tengah terlelap dalam tidurnya ketika sayup-sayup pintu rumahnya diketuk seseorang. Alina membangunkan Indra setelah membuka mata. Suara ketukan itu makin jelas terdengar. Saat Alina dan Indra keluar kamar, Rossa juga keluar dari kamarnya."Lin, kamu dengar juga ya kalau ada yang ketok-ketok?" tanya Rossa.Alina mengangguk. "Bangunin Aldo aja apa ya. kita suruh bukain," ucap Rossa."Kita aja yang liat." Indra melangkah menuju ke pintu utama."Suami, kalau rampok, gimana?" Alina menahan lengan Indra."Istri, mana ada rampok ketok rumah? Terus mereka ngucap salam, permisi bapak, ibu, mbak, mas, saya mau ngerampok, boleh?" Indra terkekeh."Nggak lucu, Suami! Aku tuh lagi takut gini tau," sahut Alina ketus.Alina dan Rossa lantas mengikuti Indra. Hanya Aldo yang tak tampak batang hidungnya karena sangat terlelap. Indra lantas mengintip dari balik tirai. Dia mendapati seorang pria dan wanita dengan perut buncit menahan sakit m

  • AFRAID   Bab 132

    Bab 132 Afraid"Tuh kan nggak ada siapa-siapa, Kak. Balik ke dalam aja, yuk!" ajak Aldo."Kalau gitu anterin aku ambil buku di mobil!" titah Indra yang sebenarnya agak takut juga setelah tak menemukan apa pun di atap dapur dan halaman belakang rumah.Suara misterius itu pun menghilang dan tam terdengar lagi. Pasalnya Alina dan Rossa yang ketakutan memutuskan untuk membaca Al-Qur’an Surah yasin dan memohon perlindungan pada Allah. Suara misterius itu pun hilang. Mereka pun bisa tertidur lelap dan tenang malam itu. Malah Indra akhirnya memutuskan untuk tidur satu kamar dengan Aldo dikarenakan takut diganggu lagi oleh makhluk halus seperti tadi.***Keesokan harinya, Indra dan Aldo berangkat ke rumah sakit untuk menemui Tuan Dadang dan memulai bekerja di sana. Indra akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan untuk Aldo sebagai tenaga medis yang menangani kamar mayat. Meskipun takut, tetapi demi mendapatkan uang untuk menikahi Rossa, Aldo siap dipekerjakan di kamar mayat. Toh, Indra juga aka

DMCA.com Protection Status