Semua Bab Membawa Lari Anak Kembar CEO: Bab 201 - Bab 210

362 Bab

Bab 201 - Hari Istimewa Lara

***Dunster akan menutup perjalanan Lara dan keluarga kecilnya. Musim semi yang indah dengan bunga yang bermekaran dan pohon yang hijau seperti melambaikan tangan pada mereka yang akhirnya pergi meninggalkan garis akhir di tempat mereka mengukirkan kenangan.Mereka sudah tiba di Jakarta sejak semalam. Pagi ini, kegiatan normal sebagaimana mereka melakukan hari-hari biasanya yang dibuka dengan pemandangan mengesankan.Asupan pagi untuk Lara saat dia melihat Alex yang berjalan dari ruang gym dengan rambutnya yang basah.Di tangan kanannya ada sebotol minuman dingin yang sedang dia bawa saat dia memasuki kamar dan berpapasan dengan Lara yang hampir keluar.Lara menelan salivanya dengan sedikit kasar, itu sangat tidak baik untuk kesehatan jantung. Rambut alwex yang berkeringat dan basah, dan senyum yang timbul saat dia bertemu dengan Lara adalah pemandangan yang sempurna. Seksi, atraktif, dan membuat Lara mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar Alex yang bertanya,"Mau ke mana?""K
Baca selengkapnya

Bab 202 - Tolong Jangan Sakiti Alex Lagi!

Berita apa yang didengar oleh Lara ini?Di hari ulang tahunnya?Yang harusnya menjadi momen yang sangat spesial untuknya?Lara tidak salah dengar akan apa yang baru saja disampaikan oleh pihak kepolisian. Bahwa Alex mengalami kecelakaan, bersama dengan Ron. Karena Ron yang menjemput Alex sore ini dengan keadaan Ron yang tewas di tempat.Hati Lara rasanya habis, tubuhnya meremang, dengung asing berkeliaran memenuhi telinganya hingga dia tak bisa membedakan mana suara yang nyata dan yang fatamorgana.“Bapak bohong, ‘kan?” tanya Lara dengan suara yang gemetar. Kakinya terasa lumpuh dan kehilangan tulang penyanggga. Dia akan jatuh ke lantai jika Nina tidak menahan bahunya dengan segera.“Maaf, Bu Lara. Tapi yang kami sampaikan adalah sebuah kebenaran. Pak Alex dalam kondisi kritis sekarang. Kecelakaan itu terbilang sangat fatal karena mereka ditabrak di perempatan dan terjepit dengan mobil yang lainnya. Tolong Bu Lara datang ke We care Hospital karena belum ada keluarganya yang ada di sa
Baca selengkapnya

Bab 203 - Tak Bisa Menepati Janji

Tidak, tolong jangan menyerah!Hanya itu yang berkali-kali dikatakan oleh Lara saat dia melihat para dokter sepertinya sudah melakukan segala cara untuk membuat Alex kembali merebut hidupnya.Lara merapatkan tangannya, berdoa agar Tuhan mengembalikan Alex kepadanya dalam keadaan hidup tanpa kekurangan satu apapun.Tubuh Lara rasanya gemetar. Dia melihat pulse benar-benar kosong dan menghasilkan garis lurus.Para dokter berpandangan dalam keputus asaan saat mereka melihat Alex yang terbujur kaku di atas meja bedah.“Tidak, Alex! Jangan! BANGUN! KAMU JANJI KALAU KITA AKAN SELAMANYA APAPUN KEADAANNYA! BANGUN! BANGUN! KAMU TIDAK BOLEH MATI!”Lara berteriak seperti akan merusak pita suaranya.Jika dia diperbolehkan masuk ke dalam, dia pasti akan mengguncang tubuh Alex dan dia paksa dia membuka matanya.Tapi bagaimana sekarang?Alex tidak akan bangun lagi.Alex meninggalkannya.Di hari ulang tahun Lara, kado yang tak akan pernah dia lupakan sepanjang sisa hidupnya karena Alex—Dia kembali!
Baca selengkapnya

Bab 204 - (Berusaha) Tegak Meski Terkoyak

Jikalau pun Alex tidak bisa menepati janjinya, Lara baik-baik saja asalkan Alex bangun sebentar lagi, setelah ini. Membuka matanya.Lara lebih suka jika melihat dan mendengar Alex yang menggodanya daripada melihat Alex berbaring di dalam sana dengan tanpa daya dan tanpa gairah akan sebuah kehidupan seperti itu.Lara berjanji pada dirinya sendiri, nanti jika Alex bangun dan membuka matanya, Lara tidak akan menolak sikap manis manja dan romantisnya.“Kalau ingin melihatku mewujudkan janjiku padamu, jadi hal pertama yang harus kamu lakukan adalah bangun terlebih dahulu, Alex.”Lara menghapus air matanya yang terus saja berjatuhan tanpa henti malam ini. Malam yang tidak akan pernah dia lupakan sepanjang dia hidup karena saat usianya bertambah menjadi dua puluh enam tahun, Lara mendapatkan hadiah yang membuatnya melihat Alex yang dalam kondisi kritis dan koma, lalu merasakan kehilangan orang yang dia sayangi. Dan itu adalah Ron.Ron, bagi Lara adalah ayahnya, ayah ke duanya.Benar posisin
Baca selengkapnya

Bab 205 - Seandainya Papa Pergi Kepada Bintang

....Lara, dengan mengenakan dress hitam jauh di bawah lutut, hampir menutupi mata kakinya. Membawa buket bunga yang warnanya sangat kontras dengan pakaian yang dia kenakan.Dia sedang berdiri di tengah Ibra dan juga Nina. Untuk menghadiri prosesi pemakaman Ron pada pagi menuju siang hari ini.Upacara berjalan dengan diiringi oleh peziarah yang melantunkan doa untuknya. Yang kini beristirahat di dalam bentala dan tak akan pernah Lara lihat kembali.Keluarganya datang, isak tangis mengiringi selesainya langkah-langkah pemakaman yang dinaungi oleh mendung abu-abu yang berarak dari ufuk timur menutup matahari menjadi berkabut.Sekarang, mereka tidak akan bisa melihat Ron yang baik lagi. Loyalitasnya terhadap keluarga Alex, atau pengabdiannya tanpa memandang akan jadi apa dirinya saat terlibat perseteruan dengan musuh-musuh Alex.Seorang ayah bagi Lara yang bahkan sama-sama babak belur saat mereka dalam posisi sulit kala itu—saat Lara diculik Daniel, dan Ron ditangkap.Ron sekarang akan b
Baca selengkapnya

Bab 206 - Alex, Kenapa Jadi Seperti Ini?

Lara tidak tahu bagaimana caranya Neo selalu memiliki kalimat yang bisa memporak-porandakan hati Lara.Benar apa yang selama ini dia pikirkan bahwa Neo dewasa lebih cepat karena didewasakan oleh keadaan yang membuatnya melihat keadaan di sekitarnya dengan cara yang berbeda.Lara menahan air matanya, menghadapi Neo, ternyata bukan hanya dia saja yang dibuat patah hati melainkan juga semua yang mendengarnya.Shenina yang berdiri di samping Neo juga menunduk dan terisak-isak.Laras yang melihat dan mendengar apa yang mereka sampaikan pun juga sama, dia menangis. Nina yang berhenti di belakang Lara dengan membawa kue yang tadi dibeli Lara selama perjalanan pulang dari makam pun juga tak kuasa menahan air matanya.Yang membuat mereka menitikkan air mata itu adalah pada ujung kalimatnya, ‘Kalau pun dipanggil buat pergi—ke bintang—itu harus dengan Neo.’Lara meraih tangan Neo. Tangan Shenina juga. Sekali lagi menunjukkan senyumnya meski hatinya tercabik tercacah menjadi banyak bagian.“Saya
Baca selengkapnya

Bab 207 - Wanita Bergaun Merah

Lima belas menit sebelum Ibra bertemu dengan Lara di ruang tamu ........Ibra baru saja membuka pintu mobil untuk Lara dan melihatnya masuk ke dalam rumah bersama dengan Nina.Ibra juga ingin menyusulnya, setidaknya dia sebentar saja bertemu dengan Neo dan juga Shenina.Namun, sebelum keinginan itu terlaksana, Ibra berhenti dari langkahnya sebab dia mendengar dering ponselnya dari dalam saku jas hitam yang dia kenakan selama proses pemakaman Ron.Ada panggilan masuk dari salah satu anggota tim IT di JS Group. Ibra menjawabnya dengan segera karena tahu ini pasti berkaitan dengan hal penting.“Shawn?” sapa Ibra begitu panggilan mereka terhubung.“Pak Ibrani, saya sudah menemukan yang Pak Ibrani minta semalam.”“Soal rekaman kecelakaan yang terjadi di sekitar lokasi pak Alex?”“Iya.”“Bagaimana hasilnya?”Ibra menahan napas.Siap tidak siap, dia harus mendengarnya bukan?Memang Ibra yang semalam mengatakan tentang rekaman kecelakaan yang harus diperiksa oleh timnya. Itu berdasarkan peng
Baca selengkapnya

Bab 208 - 02.15

Lalu, Ibra menyampaikan hal itu pada Lara.Mereka bertemu setelah Lara berlari menuruni anak tangga dan memanggilnya.“Pramita?” tegas Lara yang mendapat anggukan dari Ibra. Membenarkan apa yang baru saja dia sampaikan.“Iya, Lara. Pramita ada di sana dan melihat kejadian itu. Seolah dia memastikan apa yang harusnya dia lihat lalu pergi begitu saja.”Bibir Lara gemetar saat mendengar itu.Sesak dan panas memenuhi dadanya. Waktu berhenti dengan amarah yang bergejolak naik turun bak kurva sin-cos-tangen.Dia menatap Ibra dan mata mereka bertemu dalam kecemasan yang dibalut oleh kemarahan membakar sanubari.“Tunjukkan padaku mana rekaman video itu! Aku ingin melihatnya sendiri, Ibrani!”“Baik,”Toh, Ibra juga tidak bisa menyembunyikannya. Karena Lara memiliki kuasa untuk tahu penderitaan yang diterima oleh Alex dan nyawa Ron yang terenggut.Lara menerima ponsel dari Ibra, membawnaya duduk di ruang tamu dengan Ibra yang berdiri dengan posisi istirahat di tempat—di hadapannya.Seolah dia si
Baca selengkapnya

Bab 209 - Separuh Hatiku Terluka

Karel seketika terdiam. Dia memandang Lara yang menatapnya dengan matanya yang berair."Lara," ucapnya dengan suara yang gemetar."Aku ...." Dia tertahan hanya pada satu kata, mengindari mata Lara dengan menunduk dan menggertakkan rahangnya."Kamu tidak perlu menjelaskan apapun, Karel. Aku cukup tahu saja kalau kamu tidak ada bedanya dengan manusia lainnya. Aku harus sadar kalau kamu juga tidak sempurna. Aku harus sadar kalau rasa hormatku yang aku berikan padamu selama ini ternyata tidak ada artinya."Lara menyeka air matanya. Rasanya terus berjatuhan padahal Lara sudah menahannya sekuat tenaga."Padahal selama ini aku mengagumimu, Karel. Rasa hormatku padamu tidak pernah berubah sampai hari ini karena aku tahu kalau kamu berperan besar dalam hidupku. Aku tidak akan memungkiri itu. ...."Apa kamu menyimpan sakit hati padaku? Sampai kamu memilih untuk hanya menjadi penonton saat melihat ada orang yang sekarat di depanmu. Apa kalau yang terlibat kecelakaan saat itu bukan Alex kamu aka
Baca selengkapnya

Bab 210 - Pecundang (?)

“Pergilah, Karel! Aku tidak perlu memberi tahumu apa alasannya, ‘kan? Karena kamu sudah mengetahui sendiri. Bagimana perasaan kami sekarang ini, bagaimana cara kami memandangmu, kamu tahu itu.”Kalimat Ibra mengakhiri kediaman Karel yang selama beberapa saat menjadi maskot di antara mereka yang berdiri di depan jendela ruang ICU.Karel memandang Ibra yang merotasikan matanya dengan malas, menghidarinya sedangkan Lara sama sekali tidak mau melihatnya.Karel undur diri dari hadapannya dan berjalan meninggalkan mereka. Dengan langkah kaki yang tersandung gamang, dia sadar telah kehilangan kepercayaan dari semua orang. Terutama dari Lara.Sakit?Ya ... rasanya sangat sakit sekali sampai dia tak bisa mengatakan apapun.Mungkin, lebih sakit dari cintanya yang tidak mendapatan balasan, lebih sakit dari cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Karena ... cinta yang bertepuk sebelah tangan itu, Karel masih bisa menjangkau Lara. Masih bisa betergur sapa dengannya, masih bisa melihat senyumnya s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
37
DMCA.com Protection Status