Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 81 - Chapter 90

168 Chapters

Kabur

"Paman, mau apa Paman ke sini? Bukannya Paman tadi sudah pulang?" tanya Darren yang terkejut dengan kedatangan Paman Boni. "Paman mau ikut membantumu, untuk masalah suratmu sudah Paman sampaikan ke teman Paman yang berada di kantor KUA dan dia akan siapkan, kalian tidak perlu lagi ribet. Besok surat Anne dan kamu juga foto kalian berdua harus sudah ada. Paman akan bawa ke teman Paman," jawab Paman Boni. "Ya sudah, ayo kita ke rumahnya. Saya akan hubungi anak buah kita dulu, untuk mengepung dia," ucap Komo yang segera mengeluarkan ponsel tapi di tahan oleh Paman Boni. "Jangan, biarkan anak buah Paman yang kawal. Mereka sudah di sana dan yang akan awasi di rumah ini juga mereka kalian jangan takut. Dan untuk CCTV sudah ada yang menanganinya, kita fokus ke orang yang kalian cari, jangan sampai dia kabur," jawab Paman yang membuat Darren dan Komo terkejut karena Paman Boni sudah menyiapkannya. Rumah Paman Boni dan rumah Darren sangat dekat dan tentu saja membuat Paman Boni tidak kesul
Read more

Ampun Tuan

Darren benar-benar mengejar orang yang ada di dalam CCTV rumahnya. Darren tidak mau membiarkan pria tersebut kabur lagi. "Cepat kalian kejar dia jangan sampai lolos lagi, cepat!" pekik Darren dengan kencang mengejar mantan supirnya itu. Darren, Komo dan Paman Boni terus mengejar tanpa sedikitpun mereka berhenti. Anak buah Paman Boni dengan sigap menangkap dan pada akhirnya mereka dapat menghentikan pelarian si supir. "Dapat, mau kemana kamu hahh! Ikut saya, cepat jangan lari lagi kamu!" bentak anak buah Paman Boni. "Lepaskan saya, jangan tangkap saya, kalian tidak punya hak untuk menangkap saya, lepaskan saya, cepat lepaskan saya!" teriaknya dengan kencang dan memberontak untuk melepaskan diri dari anak buah Paman Boni. "Diam kamu, ayo cepat jalan. Jika kamu terus memberontak akan saya buat kakimu patah," ucap pria tersebut yang menarik paksa mantan supir tersebut. Darren, Komo dan Paman Boni senang akhirnya bisa menangkap pria tersebut. Darren yang sudah kesal mendekati pria it
Read more

Kesayangan Sang Duda

"Hai sayangku, sejak kapan kamu di sana. Sini sama aku, kita pergi jalan yuk jangan di rumah aja."Orang yang bertanya tadi adalah Marlin yang keluar dari kamar Danda bersama Anne dan Danda. "Marlin dan Anne juga Danda turun ke bawah menghampiri keduanya. Darren segera memeluk Anne dan Danda. Dua wanita beda usia ini lah yang membuat dirinya makin bersemangat untuk menjalani hidup. "Kamu dari mana Sayang, kenapa kamu pergi terus. Apa tidak rindu pada kami berdua?" tanya Anne yang dengan manja dan menatap Darren dengan sayu. "Aku ada urusan, Baby. Kamu merindukanku ya, kalau begitu ayo kita duduk di sana. Sambil menunggu makan malam," jawab Darren yang di anggukkan oleh Anne. Ketiganya duduk di sofa ruang tamu dan tidak berapa lama Nyonya Dini keluar dari kamar. Sedangkan Komo dan Marlin segera pergi dari rumah Darren. "Kita mau kemana? Kenapa kita pergi begitu saja, kita harus pamit dulu sama mereka" ucap Marlin yang kesal karena Komo main tarik saja. "Tidak perlu, karena ada ke
Read more

Namanya Aja Usaha

Nyonya Dini segera masuk saat mendengar Dandan berteriak sambil menutup mata. Anne yang mendengar teriakkan dari mertuanya segera melepaskan diri dari Darren yang masih saja mengukungnya. "Lepaskan aku, kamu tidak dengar Mama sudah manggil marah, itu lihat Danda ada di sana, duh anakku matanya tercemar karena ulah dari papanya yang aneh," ucap Anne yang menolak dada bidang Darren karena takut jika Mama mertuanya marah padanya. "Ihh, Papa dan Mama mau apa. Malu ihh, peluk-pelukan begitu, Papa genit, nanti Danda adukan dengan Uti," ujar Danda yang berlari keluar tapi Nyonya Dini sudah ada di depan mereka dan menatap tajam keduanya. "Bagus sekali kalian ya, sudah berani main pelukan segala. Lihat ini, cucuku jadi tercemar matanya karena ulah kalian, dasar anak nakal. Ini pasti karena ulah kamu Darren. Lepaskan menantu Mama!" teriak Nyonya Dini yang berjalan ke arah Darren dan menarik kuping Darren dengan cukup kencang dan meringis kesakitan. "Aduh, kenapa Mama menarik kupingku, saki
Read more

Wanita Halu

"Oh ya mana gembelnya?" tanya teman Raya yang memperhatikan ke sekeliling restoran untuk mencari gembel yang di maksud oleh Raya. "Iya ada gembel, kalian tidak tahu, di depan kalian ini gembelnya." Komo segera nyeletuk dan mengatakan ada gembel dan Komo melihat tajam ke arah Raya yang masih belum ngeh karena dirinya di katakan gembel. "Maksdunya gembel itu Raya ya?" tanya salah satu teman Raya yang membuat Raya membolakan matanya dan menatap ke arah temannya dengan tatapan yang tidak suka. "Iya, benar sekali. Kamu hebat sekali cantik, jadi kalau dekat dengan gembel pikirkan dua kali. Takutnya uang kalian dan pasangan kalian di rampok oleh gembel. Kalian mau itu terjadi?" tanya Komo yang benar-benar membuat Raya tidak berkutik apa lagi dia dipandang tajam oleh teman-temannya. "Tutup mulutmu, babu. Kamu itu hanya babu di perusahaan calon suami saya, jadi jangan mencoba untuk sok menjadi orang kaya. Jangan pernah berpikir jika kamu bisa lolos dari saya ya. Saya akan minta kepada cal
Read more

Menikah

Seseorang itu adalah Dinda yang saat ini melihat bagaimana Raya dipermalukan oleh Komo yang tidak lain adalah sahabat sekaligus asisten mantan suaminya itu. "Bagaimana mau kerja sama, lihat dia seperti itu saja aku muak, tidak bisa diajak kerja sama," ucap Dinda yang geleng kepala melihay kelakuan Raya. Dinda melihat ke arah Komo dan wanita yang berada di sampingnya. "Siapa yang bersama dengan Komo, apa dia kekasihnya?" tanya Dinda yang penasaran dengan wanita yang bersama dengan Komo. Komo segera menarik kursi untuk Marlin. Mendapat perlakuan manis membuat Marlin melupakan ketakutannya kepada pria yang ada di depannya ini. "Ayo, kita pesan makanan. Lupakan kejadian tadi, aku tidak akan seperti itu bila bersamamu," ucap Komo yang mengedipkan matanya ke arah Marlin. Melihat Komo mengedipkan matanya membuat jiwa jahil Marlin muncul. "Matamu kenapa? Kelilipan, sini aku kucek pakai garpu atau mau di tiup?" tanya Marlin yang menatap Komo dengan intens. Komo yang mendengarnya mengerj
Read more

Kencan Pertama

"Iya, kita nikah sama seperti sahabat kita itu, mau tidak? Mau ya, aku tidak ingin sendiri dan aku merasa kamu itu cocok dengan aku. Kamu lucu dan benar-benar membuat aku nyaman. Aku jarang bisa dekat dengan wanita lain, tahu kenapa? Karena aku sulit jatuh cinta tidak seperti saat ini," ucap Komo yang membuat Marlin terdiam. Wajah Marlin bersemu dan jangan di tanya bagaimana jantungnya saat ini. Marlin menundukkan kepala dan tidak berani menatap ke arah Komo. "Lihat aku, kenapa menunduk terus. Apakah tidak mau menjadi istriku? Aku tidak akan paksa kamu, jika mau kita menikah besok." Komo lagi-lagi membuat Marlin langsung memandang ke arah Komo. Marlin tidak dapat mengalihkan pandangan ke Komo yang masih tidak hentinya memandang dirinya. "B-bukannya aku tidak mau. Aku anak yatim piatu sama seperti Anne. Toko bunga aku bangun hasil utang di bank. Sampai sekarang belum bayar dan tidak mau nantinya merepotkanmu. Aku tidak mau menjadi wanita yang memanfaatkan kebaikkan orang lain." "
Read more

Kecurigaan Komo

Komo segera menghentikan tawanya dan menoleh ke belakang. Orang yang di curigai oleh sahabatnya ada di belakang dan orang tersebut membuat dia ingin sekali menjahit mulutnya. "Aku sepertinya mendengar ada sesuatu, tapi tidak ada wujudnya. Apa di sini ada hantu ya? Tapi, hantu apa ya?" tanya Komo yang sengaja mengatakan hal itu. Marlin yang mendengar Komo mengatakan mendengar sesuatu dan menyebut nama hantu mulai takut. Marlin berpikir jika yang Komo katakan itu wanita di belakang mereka. Tapi, malah sebaliknya. "H-hantu mana? Apa ada hantu di sini? Jangan nakuti kamu Komo," jawab Marlin yang terbata-bata. "Beneran, kalau tidak percaya ya sudah. Aku melihatnya dengan mata bathin eh salah mata kaki," sahut Komo yang sengaja menyindir Dinda yang sudah mulai kesal dan marah karena dirinya dikatakan hantu. "Hei, babu, jaga mulut lo ya, sejak kapan gue hantu. Elu emang tidak tahu diri, gue pecat baru tahu elu. Jawab saja pertanyaan gue, jangan mengalihkan cerita." Dinda benar-benar ke
Read more

Ketahuan

Dinda pergi begitu saja meninggalkan Komo dan Marlin yang saat ini raut wajahnya terlihat berbeda. Komo menoleh ke arah Marlin. "Ayo kita pergi, sudah malam takutnya mol tutup dan tidak bisa kita beli pakaian. Abaikan saja dia jangan pikirkan wanita aneh itu," ucap Komo yang menarik tangan Marlin untuk segera pergi dan masuk ke dalam mobil. Marlin pun ikut pergi tanpa peduli dengan wanita yang mengaku istri dari calon suami sahabatnya itu. Keduanya pun meninggalkan parkiran menuju mol. ****Di rumah besar Darren berbaring di ranjangnya. Besok ranjang ini akan di isi oleh wanita pilihan anaknya. Wanita yang dia jumpai dan wanita itu juga yang sudah membuat hatinya yang telah lama mati berdetak kembali hanya dengan menyentuh tangannya saja. "Besok akan ada wanita yang menemani aku, aku tidak tahu apakah aku bisa membuat diriku ini nyaman untuknya. Haishh, memikirkannya saja aku pusing, semoga dia mau menerima kekuranganku," ucap Darren dengan senyum mengembang. Darren berusaha unt
Read more

Dia Latah, Ya

"Mau apa elu ke sini, menganggu gue aja, sudah tahu gue ini sedang asik berduaan, masih saja ganggu. Bukannya kalian keluar, kenapa pulang cepat sekali, kalian sengaja ya ganggu kita?" tanya Darren yang kesal karena sahabatnya ini datang dan menganggu kesenangan antara dirinya dan Anne kekasihnya. "Ck, gue ke sini emang mau recokin elu pada. Lagian, elu berdua nggak sabaran sekali, jadi orang ya, harusnya elu itu sabar. Dan oh ya, bagaimana dengan pakaian pengantin kalian berdua, apa sudah kalian siapkan? Atau, Tante Dini yang siapkan semua?" tanya Komo yang duduk di sofa santai bersama Marlin. Darren mengajak Anne untuk duduk bersama Komo dan Anne. "Kami dibantu oleh Mama, elu tahu sendiri jika persiapan kami sangat mendesak. Gue tidak mau ada yang menganggu pernikahan gue, eku tahu sendiri seperti apa kejadian hari ini," jawab Darren yang mengenggam tangan Anne dengan lembut. Komo tahu kenapa Darren menikah secara dadakan, dia tidak mau teror itu menimpa orang-orang yang dia say
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status