Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 71 - Chapter 80

168 Chapters

Diserang

Komo berlari dengan kencang ke arah ruangan di mana tempat anak buahnya menyembunyikan pelaku fitnah. Brakkk! "Akhhhh, sial kemana mereka. Hei, kalian kemana kalian saat ini hahh? Keluar dan akhhhhh! Siapa yang melakukan ini! Awas kalian aku akan buat perhitungan dengan kalian semua!" pekik Komo yang marah dan kesal karena anak buahnya terluka dan sudah dipastikan meninggal. Darren ikut masuk dan melihat anak buah Komo sudah tidak bisa lagi ditanyakan siapa yang menyerang mereka. "Kita diserang, aku yakin kali ini kita akan buat perhitungan dengan yang menyerang markas kita. Aku tidak percaya jika mereka tahu di mana markas kita. Aku sudah katakan mereka harus hati-hati tapi lihat lah. Kita tidak tahu siapa yang melakukan ini, awas kalian!" geram Komo yang mengepalkan tangannya dengan erat. "Jangan gegabah, aku yakin kali ini ada yang ingin menjebak kita dan bisa saja ini ada hubungannya dengan wanita itu. Jika bukan dia siapa lagi yang melakukan ini, tapi aku heran kenapa dia b
Read more

Jangan Dipikirkan Bestie

Dalam perjalanan pulang, Darren masih memikirkan siapa yang melakukan ini. Apa benar ini perbuatan dari Dinda. Kalau iya, kenapa sekarang dia kejam seperti itu. Komo melirik ke arah Darren yang melamun. "Ehmm, jangan pikirkan itu. Sekarang elu harus fokus dengan pernikahan dan siapkan semuanya, dari surat menyurat dan kalau perlu di percepat agar yang ingin menghacurkan elu tidak bisa. Siapapun orangnya pasti iri dengan kebahagiaan elu. Kebanyakan orang seperti itu, iri dengan kebahagiaan orang lain itu karena dirinya tidak bisa sebahagia kita. Itu lumrah dalam kehidupan jadi jangan dipikirkan bestie," ucap Komo yang menyemangati Darren agar sang sahabat tidak memikirkan hal yang negatif. "Terima kasih Komo, gue bisa sampai di titik ini berkat elu dan gue bertemu Anne berkat Danda. Dialah yang membujuk Anne untuk bisa menerima guejika tidak, bisa saja ini gue sibuk pekerjaan tanpa peduli anak gue yang butuh kasih sayang seorang ibu walaupun gue dan Mama sudah memberikan semuanya ta
Read more

Teror

"Mama tidak tahu, tadi kata satpam yang antar toko bunga yang waktu itu kamu pesan. Kalau tidak salah toko bunga tempat Anne kerja." Nyonya Dini mengatakan jika pengirim barang itu dari toko bunga Anne. Ya, Darren mendapatkan karangan bunga dari toko Anne. Dan karangan bunga yang di dapat berisi selamat atas kematianmu. Kata itu yang membuat Darren marah dan keluarga besarnya marah besar karena ucapan di karangan bunga itu. "Tidak mungkin, toko bunga mereka tutup. Mama lihat bukan, sahabat Anne ada di sana dan Anne juga di sana. Toko itu hanya dia orang saja yang mengelola tidak ada yang lain, jadi tidak mungkin. Mana Danda?" tanya Darren yang khawatir kalau anaknya akan takut."Danda di kamar, sedari tadi dia tidak keluar kamar, kamu lihat sana dan ini biar Mama minta satpam buang," jawab Nyonya Dini yang mengatakan Dinda di kamar dan akan membuang rangkaian bunga tersebut. "Jangan aku akan menyelidiki dulu, jangan sentuh minta satpam yang menerimanya temui aku. Aku mau melihat D
Read more

Kamu Licik

Darren yang berlari dengan kencang dan saat berada di tempat di man Nyonya Dini berada terkejut karena ada kotak yang isinya bangkai binatang. "Bagaimana bisa sampai di sini? Siapa yang membawa masuk benda ini di dalam rumahku!" teriak Darren dengan kencang karena dia benar-benar emosi dan marah. "Tadi, ada yang antar dari toko bunga yang waktu itu. Kami sudah menolaknya dan dia katakan ini dari Nona Anne. Makanya kami bawa dan kami tidak tahu jika ini yang terjadi," ucap pelayan yang ketakutan karena melihat majikan mereka marah besar. "Ren, sudah jangan teriak seperti itu. Anakmu nanti takut. Sudah, kita selesaikan ini nanti. Kalian bawa ini dan buang. Mulai sekarang apapun yang datang ke sini jangan terima dan jika tidak ada konfirmasi dari majikan kalian jangan dibawa masuk. Paham tidak?" tanya Paman Boni. Pelayan segera membawa kotak dan membuangnya keluar semua benda yang menjadi keributan di rumah mereka akhirnya segera mereka singkirkan. Darren menghela nafas dan memijit k
Read more

Aku Bahagia

Tamu yang datang adalah Raya. Raya benar-benar menjadi mata-mata Dinda. Karena dia tahu jika Dinda pasti membuat Darren menderita seperti saat ini. Saat anak buah Raya mematai rumah Darren dan terlihat kegaduhan di sana dan dari sana lah anak buah Raya memberitahukannya dan Raya yang mengetahuinya langsung ke rumah Dinda dan di sini lah dia saat ini. "Pergi dari hadapanku jangan menganggu aku, lagian jangan fitnah itu tidak baik. Urus diri kamu jangan jadi manusia yang suka mencari tahu kehidupan orang lain, itu tidak baik," sindir Dinda yang membuat Raya mengepalkan tangannya. "Aku akan mencari tahu, jika itu benar kamu yang melakukan hal itu maka bersiaplah Darren membencimu seumur hidup dan jangan bermimpi untuk mendapatkan Danda dan ayahnya," ucap Raya yang pergi dari hadapan Dinda. Raya meninggalkan kediaman Dinda. Raya benar-benar kesal dengan Dinda yang ingin mencelakai Darren. Raya hanya mau mencelakai Anne bukan Darren. ****Komo yang mendapatkan pesan dan foto dari Darre
Read more

Aku Ada Untuk Mu

"Elu terlihat bahagia, sangat bahagia, sampai-sampai gue tidak bisa berkata-kata. Pancaran wajah elu itu membuat elu makin cantik. Sudah, ayo kita lihat mau apa si Komodo itu." Marlin jujur mengatakan jika Anne terlihat bahagia malah lebih bahagia sekarang dari dulu. "Terima kasih sahabatku yang tersayang, cepatlah kamu mencari pria yang bisa membuat kamu bahagia." "Iya, nanti aku cari. Kamu jangan khawatir," jawab Marlin yang tersenyum dan mencubit pipi sahabatnya itu. Keduanya yang sudah berada di luar tersenyum melihat Komo berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua. "Ada angin apa ini ke sini? Apa ada yang ketinggalan sesuatu?" tanya Marlin. "Gue mau ajak Anne keluar dan elu ikut juga. Ayo cepat bersiap gue tunggu di sini. Gue kasih waktu 5 menit." Komo memerintahkan Anne dan Marlin bersiap untuk ikut dengan dirinya. "Elu mau bawa gue dan Anne ke mana?" tanya Marlin yang heran dengan ajakan Komo. "Sudah ikut saja, gue nggak bakalan bawa elu berdu
Read more

Kamu Yakin, Nak

"Apa tidak salah kamu katakan itu, kita belum siapkan surat menyurat dan tidak mungkin kita ...." Anne menghentikan ucapannya dan menatap Darren dengan lekat. "Kamu yakin, Nak? Nikah bukan berdasarkan nafsu maksud Paman, kamu jangan nikah karena teror ini, hingga kamu menikahi dia, dia wanita jadi pikirkan lagi," ucap Paman Boni yang meminta kepada Darren untuk memikirkan apakah dirinya benar-benar menikahi wanita ini dari hati atau hanya karena ingin menghindari teror yang terjadi. "Teror apa maksudnya, bisa jelaskan kepada aku?" tanya Anne yang menatap seluruh keluarga dan Darren yang berdiri di depannya. Darren menjelaskan semuanya dan tentu saja penjelasan Darren membuat Anne terkejut. Anne menutup mulutnya. "Kita harus laporkan ke polisi, ini tidak bisa dibiarkan. Karena tidak mungkin kita biarkan mereka terus meneror kita dan apa rumah ini ada cctv?" tanya Komo yang melihat ke sekeliling rumah Darren."Ada, gue pasang CCTV dan itu elu yang pasang waktu itu. Tapi, aku jujur
Read more

Penyusup

"CCTV elu sudah di retas aish, apa ya kata lainnya ... Itu lah pokoknya. Jadi, mereka tahu seluk beluk di rumah elu dan sepertinya elu kagak bisa nikah di sini besok," jawab Komo yang membuat Darren terkejut. "K-kamu tidak bohong dengan yang kamu katakan, Mo?" tanya Darren di jawab Komo geleng kepala. "Gue serius, ada penyusup di rumah elu. Gue heran kenapa bisa rumah elu ada penyusup, bukannya di rumah elu semuanya sudah lama ikut elu. Apa pernah elu masukkan orang ke sini. Maksudnya, gue orang luar kerja di sini entah itu tukang kebun atau apalah gitu," jawab Komo dengan wajah yang serius. Darren diam karena rumah dia sangat ketat dan tidak mungkin ada yang masuk begitu saja. Mamanya pasti tahu siapa yang datang ke sini tanpa izin dia tidak ada yang boleh masuk," ucap Darren yang tahu betul bagaimana sang Mama bila ada orang baru. "Ya sudah kalau gitu, gue pinjam laptop dan gue tadi kirim berkas perjanjian kerja sama dan gue juga udah cetak elu cek balik dan tanda tangan. Besok
Read more

Ayo Kita Cari

"Lihat itu, dia orangnya. Apa kalian menyewa orang untuk tukang kebun. Itu bukan Pak Diman, lihat lah orang ini sangat mencurigakan sekali, coba lihat itu," ucap Komo yang menunjuk ke arah layar dan di sana ada pria yang gerak geriknya berbeda. "Apa Pak Diman meminta orang lain ke sini gantikan dia, tapi tidak mungkin. Kalau pun dia cuti atau tidak masuk kerja dia tidak akan meminta orang lain. Bisa di zoom kan lebih dekat lagi, agar kita bisa tahu siapa pelakunya," ujar Darren yang meminta Komo untuk melihat secara langsung pria yang saat ini mereka lihat di layar monitor. Komo menganggukkan kepala dan memperbesar tampilan dan saat melihatnya dengan jelas, terlihat pria yang dia kenal dan itu adalah mantan supirnya yang dulu. Pria itu supir pribadi Dinda sebelum dia dan Dinda bercerai. "Sial, gue sudah tahu itu pasti dia. Dan tidak mungkin orang lain. Hanya dia yang tidak suka jika gue bersama dengan dia. Awas dia, gue akan buat perhitungan dengan dia." Darren benar-benar geram d
Read more

Bukan Saya

Darren dan Komo masih menunggu jawaban dari Pak satpam. Pak satpam terlihat pucat, dia segera berbalik dan berjalan menuju tempat yang membuat Darren dan Komo menyerngitkan kening karena saat ini Pak satpam berjalan ke arah belakang tembok pagar rumahnya. Pak satpam berjalan menyusuri taman, tapi saat langkah kakinya berhenti di belakang pagar, terlihat kotak yang membuat dia ketakutan. Kotak yang sama seperti didapat kan oleh majikannya. "Ayo, cepat kita lihat apa yang Pak satpam itu ingin tunjukkan kepada kita. Oh ya, gue lupa mengatakan kepada lu mereka sudah mengganti kamera yang ada di sini maksud gue, sistem CCTV. Mereka menukar apa yang ada di sistem kita, elu mengerti kan maksudnya, gue sulit untuk menjelaskannya karena gue bukan orang IT. Pasti apa yang elu lihat tadi di monitor tidak sama dengan apa yang seharusnya paham sampai di sini?" tanya Komo. "Ya, gue tahu maksudnya, kita melihat monitor berbeda dengan kenyataan, bukan. Kurang ajar, ternyata mereka sudah menyabota
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status