Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 51 - Chapter 60

168 Chapters

Jangan Sakiti Dia

Angga menatap Darren dengan tajam dia tidak tahu kenapa belum begitu yakin dengan sahabatnya ini. Darren yang ditatap oleh Angga balik menatap ke arah Angga. "Kenapa, apa ada yang tidak gue ketahui atau yang tidak gue mengerti dengan tatapan matamu itu. Karena tatapan elu itu menyiratkan jika elu tidak percaya ke gue." Darren masih mempertanyakan kenapa Angga memandangnya seperti itu. Angga menghela nafas " Gue bukannya tidak percaya tapi gue itu hanya bisa mendoakan agar elu tidak terluka lagi. Dan satu minta gue ke elu, jangan sakiti dia. Karena dia tidak pernah jatuh cinta itu yang gue rasakan dan gue lihat. Dan elu, jika sudah mantap langsung nikah saja, biar Danda dan elu ada seseorang yang menemani, kasihan rudal elu yang tidak tersentuh," ucap Angga yang membuat Darren berdecih. Angga segera bangun dari tempat duduknya karena dia yakin jika saat ini Darren pasti kesal dengan dirinya. Darren melanjutkan pekerjaannya dia ingin segera balik dan bertemu Anne. Darren bekerja de
Read more

Malu

Darren menatap jengah dengan wanita satu ini. Karena sudah berkali-kali diusir masih saja tidak pergi dan sekarang masih menunjukkan wajahnya di depannya. "Mau apa lagi. Apa tidak dengar aku katakan apa. Din, kamu itu jangan ke sini lagi. Aku tidak butuh kamu lagi, bukan hanya aku tapi Danda dia sudah ada orang yang menyayanginya lebih dari kamu, jadi jangan kamu datang lagi, jauh-jauh sana," usir Darren yang terlalu lelah menghadapi mantannya ini. "Aku mau bersama Danda. Walaupun hak asuh Danda ada bersamamu, tapi Danda butuh Ibu kandungnya. Terlepas aku salah di masa lalu, tetap aku tidak ingin Danda kehilangan kasih sayang ibunya. Jangan egois kamu," ucap Dinda yang mengatakan jika Danda butuh kasih sayangnya. Darren terlalu malas untuk berbicara dengan Dinda. Darren balik dan meningggalkan Dinda begitu saja. Dia ingin bertemu dengan Danda dan Anne. Dinda yang melihat dirinya di tinggalkan oleh Darren hanya bisa mengumpat. "Awas kamu, aku akan buat kamu menyesal." Dinda segera
Read more

Enak

Darren menghentikan kegiatannya karena kedatangan seseorang yang tentu saja membuatnya kesal. "Kalau mau enak di rumah dan halalin, jangan di sini orang jomblo tidak akan sakit hati nantinya. Ayo Sayang, kita duduk jangan lihat sahabatmu yang sedang di goda oleh sahabatku yang karatan," ucap Komo yang datang dan dialah yang membuat Darren menghentikan kegiatannya. Marlin yang datang bersama dengan Komk menatap tajam ke arah Anne. "Gue butuh penjelasan yang konkrit dan tidak ada yang terpotong." Marlin ingin tahu apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. "Tidak perlu dia jelaskan, aku calon suaminya, jadi jangan buat masalah kamu dengan calonku. Seminggu lagi kami akan menikah," jawab Darren sontak membuat Anne, Marlin dan Komi terkejut. "Bentar dulu, apa yang elu katakan, Tuan Darren? Menikah minggu depan? Eh, seminggu lagi kenapa bisa? Apa elu hamili dirinya, gawat anak orang elu hamilin," jawaban dari Komo sontak membuat Darren melempar Komo dengan bantal hingga menutup wajah Komo. "
Read more

Hasrat Yang Bergelora

Darren sudah tidak lagi bisa menahan hasrat yang bergelora di dalam hatinya. Dia sudah merasakan panas dingin saat melihat tubuh Anne yang terlihat aduhai. Apa lagi saat ini pakaian yang digunakan Anne tersingkap hingga memperlihatkan perut rata. Darren menelan salivanya dengan kasar, kepalanya berdenyut. Tangan Darren terulur ke arah perut ramping Anne. Di usapnya perlahan dan getaran yang sama muncul kembali. "Ughh, aku mau kamu, Sayang."Anne menggeliat karena merasa terganggu. Anne merasakan ada tangan yang mengusap perutnya. Anne mulai meracau dan tentu saja itu membuat Darren makin gemes dan makin mendekati diri Anne. "Euhmm, ikan Marlin, jangan ganggu gue. Elus perut elu sendiri gue geli, ikan Marlin." Anne menepis tangan Darren yang saat ini masih mengusap dengan lembut. Anne menggeliat, jari Darren turun perlahan dibawah pusat hingga membuat Anne mengeluarkan suara manjanya. "Ughmmm, akhhasss, ja-jangan geli. S-sudah cukup, shhh!" Anne benar-benar tidak bisa menahan suara ja
Read more

Aku Tidak Tahan

Darren yang mendengar pertanyaan dari Anne tersenyum karena dia tahu jika saat ini Anne pasti belum tahu atau malah pura-pura tidak tahu dengan apa yang akan dia lakukan. Darren membisikkan di telinga Anne dengan lembut. "Yang enak dan aku pastikan kamu akan sangat menyukainya," jawab Darren yang saat ini dadanya bersentuhan dengan dada Anne yang berisi lagi padat hingga caca berwarna pink menyentuh kulit Darren yang entah sejak kapan sudah mengeluarkan keringat. 'J-jangan lakukan itu, ini salah. Kita belum menikah, nanti saat sudah menikah baru kita lakukan, aku mohon padamu, jangan. Ughhh, cu ...." Anne tidak bisa berkata-kata dia merasakan benda keras menusuk intinya yang sudah tidak tertutup sehelai benang pun. Darren mengecup kening Anne dan perlahan dia menggesekkan adik kecil nan panjang di inti Anne. Anne benar-benar kehilangan akal sehatnya, tangan Anne di kalungkan di leher Darren. Keduanya saling bertukar saliva dan tentu saja keduanya menikmati kegiatannya. "Enak sekal
Read more

Sembuh

Darren dan Anne segera bergegas memakai pakaian yang sudah berserakan di lantai. Anne bingung melihat kasur yang sudah tercemar oleh keringat bercinta mereka. "Tuan, bagaimana ini, ada bekas bercinta nanti Suster tahu dan itu akan membuat kita malu. Kita harus apa sekarang?" tanya Anne yang khawatir jika ada yang tahu bekas itu. Darren mendekati Anne dan mencari di kasur dan terlihat ada sisa percintaan dirinya. Dengan cepat Darren membuka seprai dan melipatnya. Anne melihat kelakuan Darren. Setelah selesai, Darren menyimpan seprai di paper bag. Cup Darren masih sempat mengecup bibir Anne dengan tiba-tiba hingga membuat Anne tersentak. Dan menutup mulutnya. "Jangan panggil aku, Tuan lagi. Karena aku bukan tuanmu, aku calon suami yang sebentar lagi akan menjadi suami sahmu, ingat itu, Sayang," ucap Darren yang mengedipkan matanya setelah itu keluar dari kamar. Di luar kamar, Dokter yang merawat Danda dan Suster masih terus mengetuk pintu. "Dok, kenapa pintu ini terkunci. Apa ada o
Read more

Mau Lagi Nggak

"Coba lihat, aku rasa dia ini tidak tahu malu ya, sudah diusir berkali-kali, masih saja muncul di depan elu. Eh, perempuan, apa kamu ngga punya malu atau apa ya? Kenapa kamu nggak mau nyerah juga, bukannya sudah diusir sahabatku kenapa muncul lagi di sini?" tanya Dokter Angga kepada Dinda yang lagi-lagi muncul di depan Darren. Anne yang melihat kedatangan mantan istri dari Darren hanya bisa diam. Tidak ada yang dia katakan toh dirinya tidak mau mencari masalah sama sekali. Darren benar-benar muak karena sudah diusir masih saja tidak mau pergi. "Mau apa lagi ke sini? Bukannya sudah aku usir dari sini. Sudah tidak ada kepentingan kepentingan di sini, tapi tetap ke sini. Aku sudah katakan jangan pernah datang tapi kamu ... Dinda, tidak bisakah kamu mengerti, jangan dekati anak aku. Pergi jauh-jauh dari anak aku, kamu yang mulai menjauhi anakku dan kamu juga yang membuat surat hitam di atas putih untuk tidak lagi berhubungan dengan anakmu itu, tapi kenapa berubah seperti ini." Darren s
Read more

Sumpah Enak Sayang

Anne yang mendengar pertanyaan dari Darren yang frontal membuat pipinya bersemu. Bohong jika dia tidak menginginkan lagi. Dirinya sudah terkontaminasi dengan si duda keren ini. "Mau tidak? Kalau mau aku akan lakukan, Sayang. Tenang saja tidak akan ada yang ganggu," goda Darren sambil meremas benda kenyal yang sedari tadi membuat Anne menggeliat. "Ehmm, ufthhh, s-sudah jangan lagi, aku tidak kuat. Nanti, Danda bangun aku tidak mau ia mendengar suaraku yang se ...." Anne tidak bisa menguasai dirinya dengan permainan Darren yang profesional hingga membuat tubuhnya panas dingin. Darren terus merasakan benda kenyal milik Anne dengan memejam matanya. Tidak mendengar apa yang Anne katakan. Anne menarik rambut Darren hingga Darren sedikit meringis tapi nikmat. "Auhhh, Sayang. Kamu nakal sekali, jangan ditarik," ucap Darren yang akhirnya meminta kepada Anne untuk tidak menariknya. "Makanya jangan seperti itu, ughhh. Nanti Danda bangun. Lihat itu, terlihat dari sini ranjang Danda, kalau d
Read more

Pulang

Anne di tanya ada apa dengan Darren menundukkan kepala, dia tidak menjawabnya karena baginya itu sangat memalukan. "Tidak apa, aku ingin tidur. Mataku sangat ngantuk, kamu tidur lah. Aku akan tidur di sebelah Danda," jawab Anne yang segera bangun. Darren menahan tangan Anne dia tidak suka jika Anne menutupi apa yang terjadi. Dia tidak mau ada rahasia di antara mereka."Aku tidak mau ada rahasia di antara kita. Aku mau terbuka kepadamu. Apa kamu tidak suka dengan apa yang kita lakukan? Jika tidak suka, aku tidak akan menyentuhnya. Biar kita lakukan saat kita menikah. Aku janji, hanya kali ini saja. Ingat besok kita siapkan pernikahan besok ya," kata Darren yang segera memeluk Anne. Anne membalas pelukkan Darren dengan erat. Kelegaan Anne dengan perkataan Darren membuat Anne percaya jika Darren pria yang bertanggung jawab. "Sudah kamu tidur di dalam saja. Biar aku jaga Danda. Besok dia juga sudah pulang, pergi tidur sana," ucap Darren yang meminta Anne untuk tidur di dalam kamar. A
Read more

Persiapan Pernikahan

Pagi ini suasana semakin semangat, Nyonya Dini datang untuk melihat anak, cucu dan calon menantu. Darren tersenyum karena yang datang Nyonya Dini. "Ma, sama siapa ke sini. Pagi sekali datangnya," ucap Darren yang menyapa Nyonya Dini dan tidak lupa nyalamanin Nyonya Dini. "Sama supir, ini Mama bawa makanan buat kamu dan pakaian untuk Danda dan Anne. Kamu pasti ngak dibolehin untuk pulang oleh anak yang satu ini kan, sudah mandi dan kita sarapan sama-sama," kata Nyonya Dini menyerahkan pakaian yang akan di kenakan oleh Anne. "Terima kasih," jawab Anne singkat dan meraih paper bag. Anne segera ke kamar mandi, tubuhnya lengket karena ulah Darren tadi malam. Darren menatap kepergian Anne. Nyonya Dini yang melihat Darren menatap Anne ikut melihat ke arah wanita tersebut. "Kenapa kamu melihat dia, apa kamu mau mandi bareng dia? Jangan berharap ya, nanti belum sah. Apa Anne mau menikah dengan kamu?" tanya Nyonya Dini yang penasaran dengan jawaban Anne. "Eh, Mama, sejak kapan mau mandi
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status