Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 21 - Chapter 30

168 Chapters

Sakit

Anne ragu melihat kebaikan dari Raya. Entah kenapa perasaannya tidak enak karena Raya baik kepadanya bukannya tidak suka tapi melihat sifat Raya yang sebelumnya membuat Anne ragu mendengarkan apa yang Raya katakan. "Jangan takut, gue baik dengan lo. Lagian, Danda juga suka dengan abalon ini. Makan saja, Danda sayang mau tidak coba ini. Tante ini mau nyuapin kamu, bukannya dia mau jadi Mama kamu, jadi kamu tidak menolak jika dia mau kasih kamu ini. Ini kerang lo Sayang. Kamu boleh makan kerang selain udang. Kamu tahu, dia alergi udang jangan kamu kasih dia udang paham kamu," dusta Raya yang membuat Anne terkejut karena di piring Danda ada udang. "Bu-bukannya itu yang pesan papanya, kenapa dipesan juga. Sini, Sayang jangan makan itu," ucap Anne yang menarik piring Danda yang ada udangnya. "Tapi, ini sudah Papa pesan Ma. Nanti Papa marah." Danda mengatakan kalau makanan yang di depannya sudah dipesan oleh Darren. "Tapi kamu alergi nak, sudah makan ini saja ya," ucap Anne yang member
Read more

Aku Tidak Tahu

"Kamu bukannya Alan ya, teman Darren waktu kuliah itu?" tanya Raya kepada pria yang menyapanya . "Ya, kamu benar sekali, aku Alan teman dekat Darren. Sedang apa kamu di sini, apa kamu bersama Darren? Oh ya, bukannya Darren sudah bercerai dari istrinya ya?" tanya Alan dengan senyum yang sulit diartikan. "Iya, kamu benar Darren sudah bercerai dan aku adalah calon istrinya," jawab Raya dengan penuh percaya diri yang mengatakan jika dia adalah calon istri dari Darren. Alan yang mendengar pengakuan dari Raya tersenyum, dia benar-benar tidak menyangka jika Darren bisa melupakan istrinya itu dan mendapatkan Raya wanita yang sudah dia incar sejak dulu. "Wah, sepertinya Darren beruntung bisa mendapatkan istri secantik kamu. Bagaimana kalau kita minum kopi sambil berbincang. Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kamu tidak keberatan Raya?" tanya Alan yang mencoba untuk mendekati Raya. "Tidak apa-apa, Alan. Kita kan teman, ayo kita pergi," jawab Raya yang setuju dengan ajakannya. Alan yang me
Read more

Jangan Pergi, Mama

"Dia alergi abalon, seperti yang sudah kamu duga. Dia makan abalon itu beruntung dia makan sedikit tidak semuanya. Aku sudah katakan ke elu jangan kasih dia makanan itu, jika bawa ke tempat makanan seafood kasih makanan yang tidak ada abalonnya. Kamu mau anakmu itu semakin parah, beruntung tidak sampai melayang," jelas Dokter Angga yang mengatakan kondisi Danda dan beruntung Danda baik-baik saja. "Syukurlah, anakku baik. Gue tidak tahu karena gue ke toilet dan gue sudah memesan makanan untuk dia khusus. Gue melakukan hal itu juga jika kami makan seafood. Tapi, entah kenapa dia bisa makan itu. Ini semua karena kamu, kenapa kamu memberikan makanan abalon itu kepada anakku. Lihat, anakku alergi, apa kamu mau bunuh anakku?" tanya Darren yang benar-benar kesal dan dia tidak habis pikir kenapa Anne memberikan makanan yang berbeda kepada Danda. Mendengar tuduhan dari Darren, Anne tidak terima. Karena, bukan salahnya memberikan Danda makanan abalon. Dia saja tidak tahu Danda alergi akan mak
Read more

Kenapa Harus Dia

"Mama!" seru Darren yang terkejut dengan kedatangan Nyonya Dini yang raut wajahnya sangat datar. "Mana dia? Kenapa dia tidak ada? Apa kamu mengusirnya?" tanya Nyonya Dini yang melangkah kakinya ke arah Darren dan Danda yang masih menangis. "Pulang," jawab singkat Darren yang membuat Nyonya Dini kesal. "Pulang kamu bilang? Kamu tidak lihat itu cucuku menangis? Panggil dia ke sini cepat jika tidak kamu tidak akan melihat Danda lagi dan Mama!" tegas Nyonya Dini yang meminta Darren untuk membawa Anne ke hadapan Danda. Darren mendengus kesal karena kenapa harus dia yang diprioritaskan. "Apa harus dia ya? Aku tidak mau dia dekat dengan Danda. Ini semua karena dia. Aku tidak mau Danda terlalu dekat dan aku tidak mau Danda sakit seperti ini.""Apa kamu bilang ini semua karena dia? Apa kamu sudah tanya kenapa Danda di kasih makan itu sama dia?" tanya Nyonya Dini. Darren menganggukkan kepala karena mendengar pertanyaan dari Nyonya Dini. "Dia katakan kalau Raya yang mengatakan kalau Danda
Read more

Jonggol

"Di Jonggol!" ketus Anne yang segera berjalan ke arah Marlin yang saat ini menahan tawa karena Anne mengatakan si Tuan Tanah di Jonggol. Komo yang mendengar Anne mengatakan Darren di Jonggol menyerngitkan keningnya, dia heran buat apa Darren di Jonggol. Apa yang di cari oleh Darren saat ini. "Buat apa Tuan Darren ke Jonggol, Nona?" tanya Komo yang masih bingung dengan jawaban dari Anne. "Sudah bayar sana. Itu kasihan ojolnya yang saat ini kepanasan, nanti dosa elu membuat si ojol lama menunggu." Anne kesal karena pria ini bertanya terus padahal hanya sekali tapi Anne merasa jika pria Yunani ini bertanya terus terusan. "Baiklah, saya akan bayar. Hahh, siapa yang bayar siapa yang naik, dasar aneh. Kenapa juga Danda memilih wanita aneh ini," ucap Komo yang mengomel karena siapa yang naik ojol siapa yang bayar. Komo yang berjalan ke arah Bang ojol tersenyum kecut. Dia merasa si Abang ojol ingin menelannya hidup-hidup. Terlihat raut wajahnya menyeramkan, wajar dia seperti itu, wong o
Read more

Di Paksa Bos

"Siapa kamu, berani sekali mengatakan wanita nakal. Siapa wanita nakal itu?" tanya Ibu Mela yang tidak lain Bibi dari Anne. "Si penjual bunga dan namanya Anne," jawab Komo seenaknya yang mengatakan siapa wanita nakal itu. Mendengar nama keponakannya dikatakan wanita nakal oleh Komo, Bibi Mela segera mendekati Komo dan menampar pipinya Komo dengan sangat keras hingga Komo merasakan pedih di pipinya. "Awww, sakit sekali pipiku, Anda siapa main tampar saya? Anda bisa saya laporkan ke Komnas HAM dan ke kantor berwajib atas tindakan penganiayaan, mau Anda?" tanya Komo yang mengatakan siapa wanita yang menamparnya dengan sangat kejam hingga pipinya merah dan meninggalkan jejak. "Hei, pria nakal dengar baik-baik juga pasang kuping kamu dalam-dalam dan dengarkan baik-baik ya, saya ini Bibi dari Anne. Jika kalian berdua pria nakal jangan sekali-kali mengatakan keponakan saya wanita nakal, jika tidak itu kalian yang akan aku buat tidak bisa berdiri. Sampai di sini paham!" Tegas Bibi Mela y
Read more

Gue Cinta

Komo yang mendengar pertanyaan dari Darren membuat Komo ingin sekali menghajar sahabatnya ini. Darren yang melihat Komo menatapnya dengan wajah menyebalkan hanya bisa mendengus. "Jangan dipaksa saya akan hajar kamu jika dipaksa, sekarang pulang cepat sana pulang jangan datang lagi!" usir Bibi Mela kepada Darren dan Komo. Komo dan Darren yang diusir oleh Bibi Mela mengangga. Darren mulai protes, dia tidak mau di usir oleh Bibi Mela. "Tidak mau, saya ke sini mau ketemu dengan wanita nakal ini eh Anne. Jadi, jangan usir saya kamu ikut saya cepat!" tegas Darren yang protes karena dirinya diusir dia tetap ingin membawa Anne. Marlin yang melihat kegaduhan di tokonya langsung berteriak kencang. "CUKUP! Jangan teriak di sini keluar sana jangan pernah membuat kegaduhan di toko gue. Bibi Mela, maaf bukannya mengusir tapi tolong ya jangan buat ribut jika mau ketemu Anne silahkan di luar ya Bibi. Dan kalian berdua enyah dari hadapanku. Dasar kulkas, sudah di usir masih saja datang, kalau gu
Read more

Ciumanku

"Kamu katakan dia akan ambil tanah dan rumah keponakan aku, wah kurang ajar sekali itu pria tersebut. Hei, kamu itu teman dia bukan jadi cepat katakan apa yang terjadi jika tidak saya akan potong kalian berdua menjadi sepuluh bagian setelah itu kalian akan saya buatkan sup untuk saya bagikan ke semua orang kalau perlu saya makan sendiri, jadi cepar katakan apa yang dikatakan Marlin itu benar atau tidak. Ayo katakan pada saya jangan diam saja!" bentak Bibi Mela yang kesal karena Komo hanya diam. Komo yang di cerca oleh Bibi Anne hanya bisa diam, dia saja tidak tahu mengenai hal itu. Baru kali ini dia tahu dan dia saja terkejut karena Marlin katakan jika Darren mau ambil tanah dan rumah Anne. "Maaf tante sa .... " Komo menghentikan omongannya karena dipotong oleh Bibi Anne. "Apa maaf-maaf jangan kamu pikir maaf bisa merubah semuanya. Tidak anak muda, saya ini orangnya baik tapi kalau sudah keluar tanduk jangan salahkan saya akan buat kamu dan teman kulkas kamu itu habis di tangan sa
Read more

Mau Sekali Lagi

"Permisi Pak, maaf menganggu, bisa pindahkan mobilnya tidak, itu tempat staff rumah sakit," ucap satpam ke Darren. Darren melihat sekeliling dan benar sekali jika dirinya parkir di tempat yang salah. Darren segera menstater mesin mobil dan melajukan mobil meninggalkan tempat parkir yang salah. Sampai di parkiran, Darren membuka suaranya. "Maaf ya," ucap Darren yang tiba-tiba mengatakan maaf kepada Anne yang saat ini tengah menahan malu karena ciuman tadi. Anne yang mendengar kata maaf dari Darren langsung menoleh ke arah Darren yang saat ini memandangnya. "Maaf untuk apa, apakah kamu punya salah kepadaku?" tanya Anne yang tidak mengerti kata maaf yang Darren ucapkan kepadanya. Darren menghela nafas karena Anne masih belum ngeh dengan apa yang dia katakan. Darren segera mencondongkan tubuhnya ke arah Anne kali ini baik Darren maupun Anne saling memandang satu sama lain dan jantung keduanya kembali berdetak dan kali ini lebih cepat dari sebelumnya. "Mau apa kamu. Ayo kita turun,
Read more

Canggung

Mendengar apa yang dikatakan oleh Anne membuat Darren tersentak, dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang ada di depan ini. Sejak kapan dia mengatakan kalau dirinya membutuhkan tubuh wanita ini. "Apa maksudmu mengatakan hal itu. Sejak kapan aku mengatakan jika aku membutuhkan tubuhmu. Asal kamu tahu aku bisa membayar wanita manapun untuk menikmati tubuh mereka tapi aku tidak seperti itu. Aku bukan lelaki yang bejat dengar baik-baik, aku melakukan itu denganmu karena itu dari hatiku. Entah kenapa aku terdorong untuk melakukan itu, aku baru melakukan itu dan itu hanya denganmu saja. Setelah sekian lama tidak mencium dan oh ya Tuhan ada apa ini ... Jika bukan karena Danda mungkin aku akan menjadi pria yang dingin dan tidak tersentuh," jawab Darren yang menegaskan kepada Anne bahwa dia tidak seperti yang dipikirkan oleh Anne. Anne menatap ke arah Darren, dia mencari kebohongan dari mata pria tersebut, Namun, terlihat raut wajah Darren yang tersirat kekecewaan amara
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status