Home / CEO / Kesayangan Sang Duda / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kesayangan Sang Duda: Chapter 11 - Chapter 20

168 Chapters

Bukan Sakit

"Kalau ke rumah sakit harus sakit apa? Gue mau konsultasi dan gue mau bertanya beberapa hari ini jantung gue nggak aman. Jadi, mau gue tanyakan kenapa dia tidak aman," jawab Darren yang membuat Komo mengerjapkan matanya. "Lu sakit jantung ya, tapi bukannya elu kagak ada riwayat sakit jantung kenapa elu mengatakan jantung elu nggak aman, elu salah makan atau coba elu ingat kira-kira elu ada makan apa beberapa hari belakang ini tidak? Hingga buat elu merasa jantung elu seperti itu?" tanya Komo yang panik karena sahabatnya ini mengatakan jika jantungnya tidak aman dan dia juga menanyakan apakah sahabatnya ini salah makan atau tidak. "Hahhh, makanya gue juga heran kenapa jantung gue seperti ini, sudah lah elu lanjut kerja sana!" usir Darren yang saat ini fokus dengan isi dalam amplop tersebut. Jadi, di sini rumah kamu wanita nakal. Baiklah, aku akan menemuimu nanti bathin Darren yang segera menyimpan kertas tersebut. Darren melihat ke arah depan si Komo masih di depannya dengan senyu
Read more

Ini Rumahnya

Dokter Surya menganggukkan kepala karena dia tahu arah dari apa yang akan Darren katakan. Darren menghela nafas dan tentu saja itu membuat Darren malu karena dia terlalu cepat mengatakan jika dia sakit jantung padahal tidak. Akhirnya Darren pun memutuskan untuk pergi dari hadapan Dokter Surya. "Saya permisi dulu Dokter. Terima kasih banyak maaf menganggu," ucap Darren yang bersalaman sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Darren segera keluar dari ruangan dan saat di luar terlihat Komo yang duduk dan segera berdiri mengikuti Darren yang berjalan menuju lobby. "Elu kagak dikasih obat ya? Mana obatnya biar gue tebus," ucap Komo yang merasa heran kenapa Darren tidak menebus obat bukannya tadi dia mengatakan jantungnya tidak aman. "Cepat ambil mobil, gue mau pulang ke rumah. Gue mau ketemu Danda," jawab Darren yang meminta Komo untuk segera mengambil mobil tanpa menjawab apa yang Komo ucapkan tadi. Komo tidak bertanya lagi, dia segera ke parkiran dan segera mengambil mobil. Setelah
Read more

Tu Kan

"Menurut gue emang rumah, jadi menurut elu apa hmm?" tanya Darren lagi yang membuat Komo menghela nafas. "Sudah ayo kita turun, ingat hari ini elu ada meeting dengan bagian pemasaran dan keuangan jadi kita tidak punya waktu lama," jawab Komo yang segera turun dan tidak lupa juga yang mengatakan jika hari ini Darren ada meeting dengan bagian pemasaran dan keuangan. Darren dan Komo akhirnya turun bersama mereka berjalan sampai di depan pagar rumah Anne. Darren menyerngitkan keningnya melihat rumah Anne. "Apa lagi, ayo masuk kenapa elu bengong aja, awas kesambet lo," ujar Komo yang meminta Darren untuk masuk ke dalam rumah Anne. "Sepi, sepertinya tidak ada orangnya. Apa dia sudah pergi ke toko? Dan kenapa rumahnya miring ya, apa mata gue yang salah?" tanya Darren yang membuat Komo menoleh ke arah Darren. "Kita belum mengetuk pintunya jadi tidak tahu dan masalah rumahnya miring gue nggak tahu. Sudah ayo cepat," jawab Komo yang menarik tangan Darren untuk masuk ke dalam rumah. Darre
Read more

Tidak Bisa

"Temui Danda sekarang karena dia ingin bertemu dengan kamu. Sedari awal anakku ingin menemuimu, aku sudah berusaha untuk tidak membicarakanmu di rumah tapi dia terus memanggil namamu apa yang kamu lakukan kepada anakku, apa kamu mencuci otaknya?" tanya Darren yang membuat Anne seketika menatap nanar ke arah Darren dan Anne mengepalkan tangannya mendengar apa yang dituduh Darren kepadanya. "Aku mencuci otak anakmu? Ck, kamu pikir aku seburuk itu? Aku di minta untuk tidak mendekati anakmu, sudah aku lakukan. Tapi, sekarang kamu menuduhku mencuci otak anakmu picik kamu. Dengar baik-baik, Tuan yang baik hati dan tidak sombong saya tulus dengan Danda jadi jangan berpikiran saya seperti itu. Jika tidak ada yang perlu dibicarakan silahkan keluar dari rumah saya," usir Anne yang meminta Darren pergi dari rumahnya. Komo hanya bisa diam dia tidak menyangka jika Darren ini mengatakan hal itu. Bukannya, minta baik-baik malah mengatakan hal itu. Darren yang diusir segera berdiri dan meninggalka
Read more

Pengasuh

Nyonya Dinda: Danda, Darren, dia terluka ayo kita ke sekolah lihat Danda cepat Darren. Darren yang mendengar perkataan dari mamanya Nyonya Dinda terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Darren: Apa terluka, baiklah Darren akan ke sekolah Danda.Darren segera mengakhiri panggilan telpon dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah luar disusul dengan Komo yang terlihat ikut panik kenapa Darren berlari dengan sangat kencang keluar dan wajahnya terlihat cemas. "Tuan, ada apa apa yang terjadi? Kenapa Anda pergi tergesa-gesa?" tanya Komo yang ikut lari bersama dengan Darren sambil bertanya apa yang terjadi dan kenapa Darren lari terburu-buru. "Danda terluka, gue tidak tahu kenapa tapi intinya Mama menghubungi gue dan mengatakan seperti itu. Ayo cepat kita pergi, gue tidak ingin Danda kenapa-napa dan batalkan semua pekerjaan gue." Darren menjelaskan kepada Komo apa yang terjadi. Mendengar penjelasan dari Darren, Komo pun tidak banyak bertanya. Dia segera menghubungi sekretaris
Read more

Mama Danda

"Iya pengasuh, apa kamu tidak dengar apa yang Mama katakan. Pengasuh untuk Danda bukan untuk kamu," ucap Nyonya Dinda yang menegaskan kembali untuk menyewa pengasuh. Mendengar perkataan dari Nyonya Dinda Darren membolakan matanya. Dia segera melanjutkan kembali langkah kakinya meninggalkan Nyonya Dinda yang memanggilnya. Komo yang melihatnya hanya bisa diam saja. "Oalah, dasar anak tidak tahu diri wong aku itu ngasi dia kemudahan untuk bisa mengawasi Danda malah kabur!" kesal Nyonya Danda yang melihat anaknya malah meninggalkan dirinya. Danda memeluk Darren dengan erat, dia tidak mau melepaskan Darren. Darren tahu saat ini anaknya sedih karena dia lagi-lagi dibully karena tidak ada Mama. "Komo, langsung ke tempat biasa ya," ucap Darren yang mengatakan ke Komo jika mereka ke tempat biasa. "Maaf, tempat biasa gimana Tuan? Apa ke rumah?" tanya Komo yang ingin memastikan tempat biasa itu di mana. Darren menghela nafas karena Komo tidak mengerti dengan yang dia katakan. "Toko bunga
Read more

Berdetak Kencang

Nyonya Dinda yang melihat Anne berada di depannya segera mendekati Anne, dia sangat senang bisa melihat wanita yang sangat disayangi cucunya. "Kamu wanita yang waktu itu datang ke rumah saya ya? Wah beruntung sekali saya bisa melihat kamu lagi. Danda, ini dia yang kamu cari-cari selama ini. Ayo turun, Sayang. Jangan lupa kamu salim ya dengan Mama," ucap Nyonya Dinda yang meminta cucunya untuk turun dari gendongan Darren dan tidak lupa meminta Danda untuk salim dengan Anne. "Baik Uti," jawab Danda dnegan senyum mengembanb karena diminta turun dan bersalaman dengan Anne. Mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya Nyonya Dinda membuat Darren membolakan mata, bisa-bisanya mamanya ini malah membuat anaknya semakin terikat dengan wanita nakal yang ada di depan ini. "Papa, turunkan aku, aku ingin bersama dengan Mama. Cepat turunkan aku, ayolah Papa, turunkan aku," minta Danda kepada Darren untuk menurunkannya. Mau tidak mau Darren menurunkan Danda untuk mendekati Anne. Dengan cepat Dand
Read more

Hukuman Nikmat

Mendengar pertanyaan dari Anne hukuman apa yang akan dia berikan segera Darren mengucapkan satu kata yang membuat Anne merinding terlebih lagi di akhir kalimat Darren menghembus nafas ke arah telinga Anne. "Hukuman nikmat, kamu mau? Tenang saja dan jangan takut. Yang pasti hukuman nikmat dari aku akan membuat kamu menjerit, huuff." Darren benar-benar membuat Anne tidak bisa berkata apa-apa. Apa lagi terpaan nafas Darren membuat bulu kuduk Anne benar-benar berdiri. Darren tersenyum nakal ke arah Anne, dia benar-benar membuat Anne menjadi salah tingkah. Marlin, Nyonya Dinda dan Komo yang melihat interaksi keduanya hanya bisa tersenyum. Baru kali ini Darren dekat dengan wanita dan itu semua karena Danda. "Ehm, kalian bicara apa dan kenapa wajah dari wanita ini memerah dan apa yang sudah membuat wajahnya merah. Apa kamu mengatakan sesuatu anakku?" tanya Nyonya Dinda yang menggoda Darren dan membuat Darren segera menjauh dari Anne. "Ayo kita pergi sekarang. Mama, apa mau ikut dengan k
Read more

Jangan Di Paksa

Komo dan Marlin saling memandang satu sama lain, tentu saja keduanya tidak memutuskan pandangan mereka masing-masing. Terlebih lagi mendengar apa yang dikatakan oleh Komo. "Kenapa kamu bertanya apa yang ingin aku lakukan hmm? Apa kamu takut jika aku melakukan sesuatu padamu, Sayang?" tanya Komo yang membuat Marlin menundukkan kepala. Marlin membuang wajahnya, dia tidak mau sedikitpun melihat ke arah Komo. Entah kenapa wajah pria yang dia katakan ini membuat hatinya porak poranda begitu juga dengan Komo. Dia yang baru saja dekat dengan wanita merasakan jantungnya berdetak. Apa ini yang dirasakan oleh Darren pikirnya dalam hati. "Jangan dipaksa untuk melihatku jika kamu tidak sudi untuk melihatnya," ucap Komo yang kecewa karena Marlin memalingkan wajahnya.Komo segera berdiri dan kembali ke arah meja kasir meninggalkan Marlin yang saat ini mencoba menyibukkan dirinya untuk menghilang rasa gugup dihatinya. "Marlin, kamu jangan gugup ingat kamu harus segera fokus. Dia seperti ingin me
Read more

Jangan Ganggu

"Kenapa wanita ini ada di sini dan dia selalu menjadi jelangkung selalu muncul di mana ada Tuan Tanah ini, ujung-ujungnya pasti drama televisi ikan terbang deh," gumam Anne yang melirik ke arah Raya dan juga Darren. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Darren yang menatap nanar ke arah Raya yang berusaha mendekati Danda dan menarik Danda untuk dekat dengannya. Danda yang tangannya ditarik oleh Raya berusaha untuk melepaskan tangannya yang ditarik dengan kasar hingga Danda meringis kesakitan. Danda memandang ke arah Anne untuk meminta bantuan, Anne yang melihatnya segera menepis tangan Raya dari tangan Danda. "Tolong lepaskan tangan kamu, bukan seperti ini caranya kamu memperlakukan anak kecil." Anne kesal karena Raya yang membuat Danda tidak nyaman dan kesakitan. "Raya, jangan ganggu anakku, dia tidak mau ikut denganmu. Menjauhlah dari anakku, lepaskan dia!" tegas Darren yang melihat situasi makin tidak kondusif karena Anne, Raya tarik menarik tangan Danda hingga Danda kesakitan. Darren
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status