Home / Pernikahan / Dinikahi Grand Duke Beracun / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Dinikahi Grand Duke Beracun: Chapter 101 - Chapter 110

131 Chapters

Menyuap Anak

Yuksel tidak mau ke kamar sendiri. Malah mandi di kamar miliknya dan memakai baju yang ada di lemarinya. Kimberly menemani Alesha bermain di lantai yang dialasi oleh karpet.Lantas Kimberly melirik begitu pintu kamar mandi terbuka. Terlihat Yuksel yang seperti biasanya. Dibalut pakaian kerajaan dengan tubuh kekar itu."Jangan dimakan Sayang," ujarnya sembari merampas mainan di tangan Alesha, dan mengganti dengan yang lain.Yuksel mendekat, namun hanya mengusap kepalanya. Kemudian berjalan pergi meninggalkan kamarnya. Hal itu membuat Kimberly kesal."Apa ini tempat numpang mandi?" sindirnya.Yuksel menoleh dan tersenyum. "Sebentar Sayang, aku ingin ke kamar Isabella dulu.""Apa yang akan kau lakukan di sana?""Yuksel?"Kimberly menghela napas karena Yuksel tak menyahut. Justru menutup pintu kamar dan benar-benar telah pergi. Namun, rasa kesalnya hilang saat melihat Alesha yang tertawa karena mainan terlempar ke arahnya."Baiklah, lupakan ayahmu dan ibu akan fokus main dengan Alesha, ba
Read more

Rencana Merebut Wilayah

Senja yang mulai singgah itu. Menyaksikan keluarga kecil Kimberly dan Emma duduk bersama di atas tikar dengan mulut mengunyah buah serta makanan. Terkadang berbagi cerita dan tertawa bersama."Saya benar-benar tidak menyangka, hari itu Yang Mulia Raja berguling-guling di lumpur," ujar Aiden sembari tertawa.Yuksel yang menatap tajam ke arah sang bawahan. "Bukankah sudah sepakat untuk tidak membicarakannya?"Kimberly berdecak. "Hanya bercerita saja, lagi pula kami kan ingin tahu. Bukan begitu anak-anak?""Ya!" seru Isabella semangat, sementara Noah dan Prisa hanya tersenyum.Yuksel menghela napas. "Itu cerita yang memalukan Sayang.""Lebih memilih mana, cerita memalukan itu atau bertengkar denganku?"Mendengar pertanyaan darinya, Yuksel langsung menuangkan teh untuk Aiden. "Ceritakan lebih banyak lagi, istri dan anakku sangat menyukainya."Noah menatap ke arahnya yang tertawa senang. Kemudian memenjarakan Prisa yang tersenyum manis ketika Isabella menyuapkan buah. Isabella yang menyada
Read more

Anak Tumbuh Gigi

"Kita tidur sekarang ya Sayang," bujuk Yuksel.Kepala Kimberly mengangguk setuju. Yuksel tersenyum lega atas tidak adanya pertengkaran yang terjadi. Kimberly merebahkan dirinya di sisi suaminya lagi. Namun, kali ini Yuksel memeluknya lebih erat.***"Sayang, matahari sudah terbit," ujar Yuksel sembari keluar tenda."Suamiku," sebutnya dengan sedikit panik.Yuksel memasuki tenda dan menatap dirinya yang sedang menyentuh dahi Alesha. Putri kecilnya ini tertidur nyenyak, tapi tubuh sangat panas.Yuksel mendekat dengan cemas. "Alesha sakit?"Kepalanya mengangguk. "Panggil dokter kerajaan secepatnya.""Tentu Sayang."Berkemah di luar harusnya berakhir dengan bahagia dan rasa senang. Tapi, Kimberly justru sedang menenangkan Alesha yang menangis keras. Meski digendong dan jalan ke sana-sini, tapi Alesha tak berhenti menangis."Sayang," sebut Yuksel langsung masuk ke kamarnya ketika pintu dibuka oleh pembantu."Tolong cepat periksa putriku," pinta Kimberly sedikit cemas.Dokter kerajaan ini y
Read more

Kesayangan Ayah

Seperti dugaan Kimberly. Sepanjang malam Alesha terus saja menangis. Hingga Kimberly harus berjalan-jalan demi menenangkan putrinya. Meski pun ada banyak pelayan di sekitarnya yang bersiap menggantikan. Tapi, Alesha tidak mau dengan siapa pun. Padahal sudah terbiasa dengan para pelayan."Masih sakit ya Sayang?" gumamnya sembari mengusap kepala Alesha.Hingga pintu kamar terbuka. Dan Yuksel masuk sembari berjalan cepat ke arahnya. Suara tangis putrinya pasti terdengar hingga lorong."Alesha tidak mau selain dengan aku," ujarnya saat Yuksel sudah di hadapannya."Coba saja dulu."Tangan Yuksel terulur ke arah sang putri yang semula tak ingin digendong siapa pun. Begitu melihat Yuksel, kepala Alesha terangkat dan tangan meraih suaminya. Hal itu membuat Kimberly senang."Kangen sama ayah iya?" tanya Yuksel begitu Alesha sudah digendongan.Kimberly mengusap kepala Alesha. Kemudian mata saling tatap dengan suaminya. Yuksel mengelus pipinya dengan lembut."Tidurlah, kau pasti lelah Sayang,"
Read more

Rencana Besar

Yuksel bukannya langsung bekerja, justru tetap duduk di kursi dengan mata menatap ke arahnya yang makan santai. Juga pada Alesha yang berusaha membuka kancing bajunya. Melihat hal itu, Yuksel langsung memberi tahu."Sayang, sepertinya Alesha ingin minum susu."Kimberly menatap kegiatan Alesha. "Putri ibu ingin minum?"Alesha menatap mata Kimberly sangat antusias, kemudian mengoceh sendiri dan memukul-mukul pundaknya. Kimberly tersenyum, kemudian bersiap untuk membuka kancing bajunya. Namun, matanya menatap ke arah Yuksel yang begitu menantikan."Suamiku, apa kau tidak bekerja?"Yuksel yang menyadari hal itu langsung menghela napas. "Aku kasihan padamu Sayang. Kau fokus makan saja ya, biar aku bantu Alesha minum susu."Mata Kimberly menyipit dengan sedikit kesal. "Aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Sana cepat kerja, bukankah hari ini ada pertemuan?""Biarkan aku tinggal beberapa menit lagi," bujuk Yuksel.Kimberly sudah menatap kesal, membuat Yuksel tersenyum. "Kau masih tidak pergi?"
Read more

Rosalind Menikah

Kimberly yang semula tetap ingin menguping. Pada akhirnya tertegun karena Alesha yang tiba-tiba menangis. Jelas membuat ayah mertua dan suaminya akan mengetahui keberadaan dirinya.Jadi, Kimberly sangat terpaksa membuka pintu dan bertindak seolah tidak sedang menguping. Ia harus kelihatan seperti baru datang. Bahkan sempat menyuruh pelayan yang mengikutinya untuk tutup mulut."Cucu kakek, giginya masih sakit?" tanya Pangeran kelima langsung meminta Alesha darinya.Kimberly pun menyerahkan Alesha pada ayah mertuanya. Dan Alesha duduk di pangkuan Pangeran kelima. Sementara dirinya mendekati Yuksel yang sudah tersenyum."Aku membawa buah untukmu, aku tidak tahu Ayah mertua di sini juga, jadi aku akan membaginya menjadi dua."Para pelayan pun mendekat sembari membawa teh dan disajikan di hadapan Pangeran kelima. Juga di atas meja Yuksel. Kimberly membereskan berkas yang sedikit berserakan di atas meja."Kau sudah meninjaunya kan? Karena aku akan membereskannya," ujarnya karena tak ingin m
Read more

Kediaman Barnes

Kimberly tertegun. "Kak Rosalind mau menikah?""Iya."Kimberly sedikit diam. Selama bertahun-tahun, ia telah mendengar berita ini. Namun, kakaknya itu juga mengalami kegagalan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Julia menghela napas. "Setelah beberapa kali dia menolak calon suaminya, akhirnya minggu ini dia akan menikah.""Sepertinya kak Rosalind sudah menemukan pria yang cocok, Bu," sahutnya.Kepala Julia mengangguk. Padahal dulu, kakak perempuannya itu selalu mengharapkan Yuksel menjadi suami. Karena memang sejak awal, bukan Kimberly yang menikah dengan Yuksel.Hanya saja, karena rencana ayahnya. Kimberly berakhir menjadi istri dari Yuksel. Hal itu membuatnya tersenyum, karena ayahnya ternyata sangat memikirkan kehidupan pernikahannya."Memangnya siapa yang akan menikah dengan kakak, Bu?" tanyanya dengan penasaran."Kata ayahmu, dia dari keluarga Lewis di kota Lefan saja."Kimberly mengerutkan dahi. "Apakah ada di Lefan, keluarga bernama Lewis?"Julia tersenyum. "Lefan kan lua
Read more

Terlalu Panas

Malam harinya. Di kamarnya, tertidur Alesha dengan Isabella, namun dijaga oleh para pengasuh. Sementara Kimberly sedang sibuk berolahraga dengan suaminya di kamar pribadi Yuksel."Ah."Kimberly menutup mulutnya. Ia tak boleh bersuara terlalu lantang, takut didengar oleh para pelayan dan menimbulkan gosip. Yuksel tersenyum senang karena telah membuat sang istri kewalahan.Yuksel mencium bibirnya dengan rakus dan tangan meraba dadanya. Sedang bagian bawah terus saja memompa dengan kecepatan yang luar biasa. Membuat Kimberly banyak melenguh."Sayang, bagaimana kalau sekali lagi?" tanya Yuksel setelah keluar di dalam.Kimberly meraup napas dengan rakus, tapi kepalanya mengangguk. "Boleh.""Apa kau kuat berdiri?""Ya?"Tubuhnya langsung diangkat oleh Yuksel. Kemudian begitu tiba di meja kerja yang lebih kecil ketimbang di ruangan kerja. Kimberly meletakkan kedua tangannya untuk bertumpu. Sedang dari belakang, Yuksel mulai memasuki dirinya."Hah, kau benar-benar menyenangkan Sayang," puji Y
Read more

Tidak Ada Keluarga Lewis

Mata Yuksel menjadi serius dengan tangan yang masih mengelus kepala Kimberly. Tapi, ketika pagi harinya. Yuksel berada di tempat kerja bersama sang asisten yang tengah memisahkan dokumen di atas meja."Yoshi," sebut Yuksel membuat sang asisten menoleh."Ya, Yang Mulia."Tangan Yuksel menulis sejenak. Membuat Yoshi menunggu dengan mata menatap apa yang sang Raja tulis. Begitu selesai, Yuksel langsung memberikan pada Yoshi yang mungkin sudah mengerti."Caesar Lewis," gumam Yoshi dengan mata menatap lekat tulisan tangan dari Yuksel."Cari tahu tentang keluarga Lewis, dan aku ingin kau menyuap mereka untuk membuat hidup seseorang seperti berada di neraka."Mata Yoshi mulai menatap pada Yuksel, namun langsung menunduk. "Baik Yang Mulia.""Tapi, apa boleh saya tahu, siapa seseorang itu?""Rosalind, calon mempelai wanita dari Caesar Lewis. Rosalind itu bisa di bilang kakak iparku," sahut Yuksel.Kata kakak ipar itu, jelas membuat Yoshi tertegun sejenak. Pria ini mengerti bahwa Rosalind adala
Read more

Rencanaku

Yuksel terlihat semakin berjalan lebih cepat. Begitu keluar dari pintu kediaman. Yuksel langsung memasang wajah senyum dan mendekati Kimberly yang sudah menyadari keberadaan suaminya."Sayang, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Yuksel.Kimberly dengan semangat mengangkat hasil sulamannya. "Aku menyulam wajah suamiku."Mendengar hal itu, Yuksel semakin mendekat dan dahi langsung mengerut. "Ini aku?""Iya. Tapi, sangat tidak mirip kan?"Yuksel tersenyum manis. Meski merasa bahwa sulaman sang istri benar-benar buruk. Sekali pun mata Yuksel sempat melirik pada hasil sulaman Emma yang bagus, namun Yuksel tetap mengacungkan jempol ke arah sang istri."Tetap saja, sulaman istriku yang terbaik."Kimberly merasa malu. "Bicara apa sih? Oh iya, apa kau tidak ada pekerjaan sampai punya waktu menemuiku?"Kimberly menatap pada pelayan yang langsung datang dan meletakkan kursi di sampingnya. Yuksel pun duduk di atasnya tanpa penuh keraguan. Menatap lekat hasil sulamannya lagi."Hanya rindu saja den
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status