Beranda / CEO / Sekretarisku Jilbaber / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Sekretarisku Jilbaber : Bab 131 - Bab 140

214 Bab

Bab 131

Bu Wartini, Farid dan Gendhis sedang berbincang-bincang di ruang keluarga. Emak Farid begitu bahagia, ia terus tersenyum dari tadi sambi mengobrol dengan Gendhis dan Farid. “Mak nggak nyangka akhirnya kalian berjodoh, padahal Farid sudah bertunangan, Mak pikir Gendhis juga sudah menikah, Mak akan bahagia kalau kalian berdua juga bahagia,” ucap Bu Wartini.“Alhamdulillah Mak, inilah yang namanya mencintai dalam diam, berdo’a setiap sepertiga malam agar Allah memberikan jodoh yang terbaik, ternyata jodohku Gendhis,” ucap Farid kemudian ia menyeruput tehnya. Gendhis tersenyum mendengar pernyataan sang suami. “Oh iya Seruni kok bisa tiba-tiba datang kemarin Farid? Emak benar-benar ketakutan waktu itu, mengapa dia bisa tahu kalau kamu menikah dengan Gendhis ya?” tanya Bu Wartini kemudian. Ia begitu khawatir melihat Seruni yang histeris ingin merusak pernikahan Gendhis dan Farid kemarin. “Tadi orang kantor bilang, ia mencari tahu pada teman-teman di kantor entah dia menyamar jadi klien
Baca selengkapnya

Bab 132

Apartemen Clarissa pukul 22 : 00 Wib.Clarissa terbangun dari tidurnya, ia merasakan haus dan sakit di bagian perutnya, tapi tak terlalu sakit, sehingga dia pikir itu hanya kontraksi palsu yang sering terjadi, kemudian ia beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Clarissa menuju meja makan menuangkan air putih ke dalam gelas, sambil memegangi perutnya yang kini sedang menunggu hari persalinan. Kini dia sudah pasrah pada keadaan apa Damar mau tanggung jawab atau tidak, bahkan Ayah bayi tersebut tak saja tak mau bertanggung jawab, apa lagi orang lain. Tapi ia tetap berusaha, mungkin saja Damar bisa menjadi miliknya walaupun hanya menjadi yang ke dua setidaknya bayi dalam perutnya ini akan menjadi ahli waris, karena Bu Widya juga masih percaya bahwa padanya dan mendukungnya, ia berpikir bahwa bayi yang ia kandung adalah anak dari Damar pewaris perusahaan besar itu. Ia membawa gelas berisi air putih tersebut dan duduk di sofa, ia mengelus perutnya dan meneguk air putih di dalam
Baca selengkapnya

Bab 133

Tangannya bergetar memegang bayi Clarissa, jika benar ini anaknya, ia pasti akan sangat bahagia sekali. Tapi sayang bayi ini bukan anaknya. Ia menatap bayi laki-laki mungil tanpa dosa tersebut, wajahnya mirip sekali dengan Clarissa. Andai saja anak ini adalah terlahir dari rahim Annisa, tentu saja lengkap lah sudah kebahagiaannya.“Damar, azankan bayinya, dia kan anakmu, lihat bayi itu lucu dan menggemaskan,” ucap Bu Widya yang tidak menghiraukan perasaan Annisa. Damar yang sedang termenung seketika tersadar. Clarissa yang melihat akan hal itu hanya tersenyum getir. Clarissa berharap Damar terbuka hatinya untuk menikahi Clarissa saat melihat bayi itu.Annisa menatap suaminya yang sedang menggendong bayi orang lain, ia merasa bersalah karena sampai saat ini, Annisa belum juga memberikan Damar seorang anak. Netranya mengembun, tak terasa bulir bening nan hangat mengalir di pipinya, Annisa tertegun menatap suaminya yang sedang menggendong bayi Clarissa yang digadang-gadang bayi itu ada
Baca selengkapnya

Bab 135

Clarissa panik, ia menutup mulut bayi itu agar menghentikan tangisnya. Tapi tidak, nanti jika ia kehabisan nafas bagaimana? Kemudian Clarissa menyusui bayi itu agar diam. Syukurlah bayi tersebut segera diam. Clarissa menahan deru nafasnya agar tak ada yang mendengar.“Kau mendengar suara bayi menangis, Mas?” tanya Annisa menghentikan langkahnya. Damar dan kedua petugas kesehatan tersebut juga ikut berhenti.“Tidak, aku tidak mendengarnya, mungkin kau salah dengar,” ucap Damar. “Tapi aku juga mendengarnya Pak,” ucap salah satu petugas tersebut, Damar memicingkan matanya, mempertajam pendengarannya, otaknya langsung bekerja, Jangan-jangan itu Clarissa, apa dia membawa bayinya karena ia takut di tes DNA, ia takut kebenaran terungkap. Kemudian Damar meletakkan jari telunjuknya di bibir memberi isyarat agar mereka semua diam, Damar mendekati Annisa,” Suaranya di mana?” tanya Damar sambil berbisik. “Itu.” Annisa menunjuk ke bagian mobil-mobil yang berjejer. Damar mengangguk, kemudian ia
Baca selengkapnya

Bab 136

Rumah Pak Danuarta Kini Annisa dan Damar bisa bernafas lega, akhirnya masalah yang berbulan-bulan tak terselesaikan, selesai dengan mudahnya, mereka pikir akan memakan proses yang sulit karena harus tes DNA sehingga butuh menunggu berminggu-minggu untuk menerima hasil tesnya. Tapi ternyata tanpa disangka Clarissa membeberkan semuanya, entah apa penyebabnya hingga Clarissa meminta maaf dan berkata jujur. Kemudian Annisa dan Damar masuk ke dalam rumah di mana ada Bu Widya Pak Danu, Gendhis dan Farid. Kebetulan Farid dan Gendhis kini berkunjung ke rumah Pak Danu, setelah resepsi pernikahan mereka berdua tinggal di rumah Farid, berhubung Ibu Farid juga tinggal sendirian. Farid tak tega meninggalkan Ibu Farid sendiri.“Bagaimana Nis? Apa semuanya berjalan lancar? Kapan hasilnya akan keluar?”Gendhis memberikan pertanyaan beruntun pada Annisa. Semenjak Annisa ditimpa masalah ini Gendhis paling mengerti tentang sahabatnya itu. Kini semenjak menika
Baca selengkapnya

Bab 137

“Aku lega Mas, akhirnya urusan dengan Clarissa selesai juga, sebenarnya aku benar-benar tidak menyangka kalau Mama tega menjerumuskan anaknya, Kak Damar,” ucap Gendhis pada Farid ketika sudah menuju perjalanan pulang ke rumah Farid. “Jangan begitu, itu Mama kamu, nasehati Mama agar dia sadar, aku berharap sih Mama dan Papa juga bisa hijrah bersama kita,” ucap Farid. Memang Bu Widya masih saja belum mau berhijab sampai saat ini. Padahal usianya sudah tidak muda lagi. “Kalau Papa sih udah lumayan Mas, shalatnya juga sudah rajin, tinggal Mama nih yang agak susah,” ucap Gendhis. “Sabar sayang, insya Allah nanti ada saatnya,” tukas Farid, kemudian Farid melajukan mobilnya dengan agak cepat. karena hari juga sudah hampir hujan. Gendhis sebagai adik juga ikut kepikiran dengan masalah yang tengah dihadapi Kakaknya, tapi sekarang semua sudah berakhir, semoga nanti Damar dan Annisa segera diberi keturunan.Hari berganti hari, Bulan berganti bulan.Gendhis baru saja pulang dari cafenya, ia me
Baca selengkapnya

Bab 138

“Alhamdulillah, Masya Allah, Ya Allah Mas, aku hamil, aku tidak percaya ini,” ucap Gendhis seraya menitikkan air mata, ia menangis haru, kemudian memeluk Farid. “Jalan berapa bulan Dok?” tanya Farid bersemangat. “Usia kandungannya sudah lima minggu, jaga kesehatan ya, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, jangan stres, karena sepertinya kandungan istri kamu agak rentan. Tapi jangan khawatir saya sudah memberikan obat agar kandungannya kuat,” ucap Dokter Haris. Farid mendengarkan dengan seksama.“Baik Dok.”Sepertinya Farid harus ektra menjaga Gendhis, Krena Gendhis termasuk anak yang aktif, yang susah untuk diam, dia selalu saja ingin bekerja. Sepertinya Farid harus tegas, demi kesehatan Gendhis dan jabang bayi yang ada di rahimnya.Setelah selesai mereka segera berpamitan untuk pulang. Ketika di perjalanan pulang, Farid tak henti-hentinya mengingatkan Gendhis, agar menjaga kesehatan, istirahat yang cukup dan jangan banyak pikiran.“Gendhis, kamu dengar kata Dokter, kandunga
Baca selengkapnya

Bab 139

Kediaman Farid Malam ini Bu Widya sekeluarga ingin menjenguk Gendhis, begitu mendengar Gendhis hamil Bu Widya dan Pak Danu begitu bahagia, entah dari mana kabar tersebut mereka ketahui sehingga mereka mengetahui kalau Gendhis sudah hamil, sudah barang tentu Bu Widya sangat murka. “Ma?” Gendhis yang sedang makan buah terkejut akan kedatangan mereka. “Nisa, Papa, Kak Damar mau datang kok nggak bilang-bilang,” Gendhis berusaha untuk memperbaiki duduknya, tapi segera di cegah oleh sang Bunda. Farid dan Bu Wartini juga ada di kamar itu.“Kami dengar kamu tidak sehat, Mama juga kepikiran terus, sudah dua Minggu kamu nggak pernah datang ke rumah, jadi Mama menelepon Farid,” ucap Pak Danu.“Jadi Mas Farid memberitahu Papa tentang keadaan Gendhis?” ucap Gendhis melihat ke arah suaminya. “Jangan salahkan Farid, Mamamu yang mendesak Farid, sehingga dia mengatakan kalau kami sedang hamil, mengapa kau merahasiakannya dari kami?” “Iya! Ini Mama kandung kamu, Mama berhak tahu keadaan kamu, seti
Baca selengkapnya

Bab 140

Annisa memegang perutnya, kemudian berucap pada dirinya sendiri,” Mungkinkah kalau aku hamil?” Annisa kembali tertegun, program bayi tabung saja yang menggunakan alat-alat canggih, Annisa tak kunjung hamil juga, mungkinkah dengan tanpa program apa pun dia bisa hamil. Apakah aku harus tes pack?’ ucap Annisa dalam hati. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Hingga ia tak sadar jika Damar masuk ke kamar, Damar menatap Annisa dengan tatapan heran. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, ‘Tidak, tidak, aku tak ingin kecewa untuk ke sekian kalinya, lebih baik aku tak memberitahu Mas Damar dulu, sebelum semua ini pasti’ “Sayang... Kamu kenapa? Kok bolak balik aja kayak setrikaan rusak,” ucap Damar yang baru saja masuk, ia keheranan melihat sang istri bolak balik.“Ah, eh, enggak Mas, nyariin kecoak tadi ada di sini, tiba-tiba menghilang, entah kemana,” dusta Annisa. “Oh.” Damar melengos. “Eh, tapi perasaan di kamar ini tidak pernah ada kecoaknya,” ucap Damar
Baca selengkapnya

Bab 141

Pagi ini mereka segera berangkat ke Dokter, sebelum ke dokter mereka sarapan bersama di meja makan, Damar terlihat begitu memperhatikan Annisa. Bu Widya sampai menatapnya sinis, mengapa Damar begitu? Tentu saja Damar tak mengataknya pada Bu Widya, biarkan setelah ini mereka menunjukkan surat dokter agar Bu Widya percaya, bahwa Annisa benar-benar hamil. Setelah sarapan Annisa dan Sabar berangkat ke sebuah klinik Ibu dan Anak, Begitu sampai di ruangan Dokter, Annisa segera diperiksa, Dokter memeriksa rahim Annisa dengan seksama. “Dokter apakah janinnya sudah terlihat?” “Sebentar saya lihat dulu.” Dokter kembali memeriksa dengan hati-hati, ia menggerakkan gagang USG ke kiri dan Kanan. “Oh, ini dia, masih mungil sekali, perkiraan kehamilannya sudah 6 Minggu,” ucap Dokter. Annisa dan Damar melihat ke layar USG tersebut dengan penuh rasa haru. Dokter membuatkan hasil pemeriksaan bahwa Annisa positif hamil dan sudah berjalan 6 Minggu pada selembar kertas.Setelah memeriksakan diri ke dok
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status