Home / CEO / Sekretarisku Jilbaber / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Sekretarisku Jilbaber : Chapter 111 - Chapter 120

214 Chapters

Bab 111

Bagaimana ini? Aisya membatin. Bolehkah dia memberi tahu Farid kalau sebenarnya Gendhis juga belum menikah, kasihan mereka berdua setelah sekian lama masing-masing dari mereka belum ada yang menikah, mungkinkah takdir Alla menyatukan mereka.“Bang Farid sebenarnya Gendhis sudah mewanti-wantiku agar tidak memberitahumu, ketika Abang masih bertunangan dengan Seruni dulu, dia takut merusak hubungan kalian, kalau sekarang Bang Farid sudah tidak bertunangan lagi bolehkah aku memberitahumu tentang Gendhis?” “Jadi kau pernah bertemu Gendhis Sya? Kapan? Kenapa kau tidak memberitahuku?” tanya Farid.“Gendhis tidak mau kau tahu Bang, dia takut kau akan goyah dan tidak melanjutkan hubunganmu dengan Seruni, tapi ternyata hubungan pertunangan mu harus putus juga dengan Seruni, Gendhis itu baik sekali Bang Farid,” ucap Aisya.“Jadi benar Gendhis belum menikah Sya?” tanya Farid. Aisya mengangguk.“Ya Allah, Alhamdulillah, Gendhis belum menikah, entah kenapa aku tidak bisa melupakannya, ternyata dia
Read more

Bab 112

Annisa sudah mempersiapkan semua barang-barangnya yang akan dibawa ke Singapura. Semalam Damar sudah bertanya pada Annisa, apakah dia sanggup menjalani bayi tabung untuk program kehamilan.“Insyaallah aku siap Mas,” ucap Annisa mantap.“Mungkin ini akan menyakitkan sekali bagimu sayang, apakah kau sanggup? Waktunya juga tidak sebentar mungkin butuh waktu berminggu-minggu untuk kita menjalaninya,” ujar Damar memberikan pandangan pada Annisa.“Insya Allah aku siap Mas,” ucap Annisa mantap.“Baiklah kalau begitu, kita berangkat besok siang,” ucap Damar.Pagi ini mereka tengah sarapan bersama, untuk beberapa Minggu ke depan mungkin Damar harus libur bekerja, ia mempercayakan kantor pada general manager, nanti Damar juga akan bolak-balik Singapura-indonesia untuk memantau kantornya.“Jadi, kalian berangkat nanti siang?” tanya Pak Danu sambil menyeruput kopinya.“InsyaAllah, jadi Pa, sekarang aku mau ke kantor dulu, untuk menandatangani beberapa berkas,” ucap Damar, kini dia tidak mau ambil
Read more

Bab 113

Dokter paruh baya tersebut, menyapa Damar dan Annisa dengan ramah. “Halo, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?” ujar Dokter Richard dalam bahasa inggris.“Terima kasih Dokter.” Damar dan Annisa duduk di depan sang Dokter. “Begini Dokter, ini istri saya Annisa, kami suda menikah cukup lama dan belum memiliki anak, ketika awal-awal menikah, sudah mempunyai anak, tapi tidak berumur panjang jadi kami ingin menjalani program bayi tabung dokter,” terang Damar dengan menggunakan bahasa inggris yang sangat pasih. “Oh, saya paham, apakah kalian pernah menjalani program bayi tabung sebelumnya?” tanya sang Dokter. “Belum Dokter.” “Baiklah, saya akan memeriksakan istri anda terlebih dahulu,” ujar Dokter Richard. Annisa berbaring di brankar yang telah disediakan, Dokter Richard memeriksakan Annisa dengan menggunakan alat USG. Pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan untuk mengukur kualitas sel telur dan mengukur kadar hormon estrogen, pemeriksaan penyakit menular Dan pemeriks
Read more

Bab 114

Esok harinya Annisa dan Damar berkunjung ke chinatown, berbagai oleh-oleh dijual di sana. Chinatown dulunya merupakan kawasan pusat imigran China yang datang ke Singapura. Sekarang, tempat ini disulap menjadi salah satu spot wisata populer di Singapura. Terdapat arsitektur bangunan ala Negeri Tirai Bambu di sana. Selain itu, aneka kuliner otentik China, seperti nasi ayam hainan, mi, dimsum, dan sebagainya banyak dijual di sana, hanya saja harus memilih makanan yang halal yang bisa dimakan oleh muslim. “Mas, kita makan ditempat lain aja ya? Takut salah pilih,” ujar Annisa, Damar menganguk, mereka berjalan menyusuri toko-toko di Chinatown sambil berpegangan tangan. Mereka berbelanja sepuasnya di Chinatown, mulai dari pakaian, produk kerajinan, barang antik, dan sebagainya. Tak lupa ia membeli oleh-oleh untuk kedua sahabatnya, Cellin dan Andina. Chinatown juga dilengkapi dengan tempat ibadah yang bisa menjadi destinasi wisata religi, seperti Sri Layan Sithi Vinayagar Temple, Buddh
Read more

Bab 115

Clarissa sedang duduk di ranjangnya ia mengelus perutnya yang sudah sangat besar. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.“Bagaimana jika Damar tidak mau menikahiku?” ujar Clarissa pada dirinya sendiri. “Aku harus mencari cara agar ketika tes DNA nanti hasilnya anak ini benar-benar anak Damar, tapi bagaimana caranya. Ah siap, mengapa cinta satu malam ini membuatku hamil, jika saja aku minta pertanggung jawaban pada David pastilah tidak tidak akan percaya, Ahhhh....mengapa semua ini terjadi padaku,” keluh Clarissa, ia terduduk di lantai, memegang perutnya yang membesar air matanya mengalir deras.Hubungan Damar dan Annisa kini juga sudah memulai membaik, Clarissa gagal menghancurkan hubungan mereka, padahal sudah berbagai cara ia lakukan tapi tak berhasil, cinta mereka begitu kokoh. Clarissa kembali mengambil ponselnya, ia menekan nomor David mencoba menghubungi David. Stelah sekian lama mereka tak pernah bertemu. Clarissa menghapus sisa air mata yang mengalir di pipinya.
Read more

Bab 116

“Lho emang ada apa sih? Kok wajah kalian kusut sekali?” tanya Gendhis melepaskan pelukannya. “Programnya gagal Ndis,” jawab Annisa menunduk dalam.Gendhis menghela nafas, ia tahu sahabatnya itu sangat sedih dan kecewa. “Belum rejeki itu namanya, nanti kita usahain lagi, yang penting jangan berputus asa, Allah tidak suka loramg yang berputus asa,” ucap Gendhis. “Iya Ndis, aku tahu.” Akhirnya mereka pulang ke rumah, tak bisa dibayangkan reaksi Bu Widya, setelah tahu jika program bayi tabung Annisa gagal. Ia pasti akan menertawakan Annisa dan pastilah ia menyalahkan Annisa. Mereka bertiga sampai di rumah, ada Bu Widya da Pak Danu yang sedang menunggu kepulangan Damar dan Annisa dari Singapura. “Bagaimana hasilnya? Berhasil nggak?” tanya Bu Widya sewot.“Ma, biarkan mereka istirahat dulu kek, kok langsung ditanyai begitu, Papa heran dengan sikap Mama, sama Clarissa aja baik tapi sama menantu sendiri disewotin terus,” ucap Pak Danu. Bu Widya meruncingkan mulutnya tanda tak suka.“Bag
Read more

Bab 117

Annisa menyambut kedatangan ukhti Aisya dengan menyalaminya begitu juga dengan Gendhis, Farid dipersilahkan duduk oleh Annisa. Farid terlihat sangat tampan dan bersahaja, ia mengenakan baju semi Koko berwarna abu-abu.Sedangkan Gendhis duduk sambil menundukkan pandangannya, entah kenapa disaat Farid ada di depannya ia malah tak berani mengangkat kepalanya, sedangkan jika tidak berhadapan langsung Ia akan mencarinya. “Apa kabar Ukhti, sudah lama kita tak pernah ngumpul-ngumpul begini, aku juga sibuk sekali di kantor,” ujar Annisa sambi memegang tangan Aisya.“Iya Nis, aku juga sibuk, kadang-kadang bantuin Abinya anak-anak di toko, sibuk ngurus anak-anak, mana sempat lagi untuk bersantai,” timpal Aisya pula sambil tertawa kecil. Farid dan Gendhis dari tadi hanya menyimak perbincangan teman lama ini, biasanya Gendhis yang ceplas-ceplos dan agak pecicilan kini terdiam seribu bahasa, mungkin saja karena ada pujaan hati yang sudah sekian tahun ada di lubuk hati yang paling dalam. “Ndis,
Read more

Bab 118

“Ma, apa Papa menerima lamaran Mas Farid?” Sesaat Pak Danu terdiam, ia tak menyangka Farid kembali lagi dan kini melamar Gendhis untuk kedua kalinya, padahal dulu hubungnereja benar-benar ditentang oleh istrinya dan Ibu Farid, mungkin inilah yang namanya jodoh, sekuat apa pun manusia menghalangi jika Allah berkehendak akan bersatu jua. “Tapi Farid udah nggak miskin lagi kayak dulu kan ? Dia sudah bisa menghidupi kamu dengan layak kan?” celutuk Bu Widya.“Ya ampun Ma, kok masih membahas soal itu, dulu juga Mama biar keroknya sehingga Farid dan Gendhis putus, kali ini jika Mama menentang Farid dan Gendhis lagi Papa tidak akan tinggal diam,” ujar Pak Danu agak beramg tingkah istrinya, sudahlah Gendhis sudah terlalu lama menikah, dia masih memikirkan Farid. “Mas, Farid sekarang sudah kaya Ma, kini dia mengelola perusahaan keluarga milik Eyang dan ayahnya, kemudian dia juga sudah rumah yang besar dan punya mobil, bagaiamana apa Mama puas? Mau yang seperti apa lagi yang Mama mau?” ujar G
Read more

Bab 119

Beberapa hari sebelum hari lamaran, Gendhis sudah mendapatkan baju cantik yang ia beli di butik bersama Annisa. Baju kebaya berwarna biru muda dan bawahan batik, sangat serasi untuk kulit Gendhis yang putih, tak lupa jilbab panjang berwarna senada dengan kebayanya tapi agak lebih terang sedikit. sebenarnya Gendhis juga sudah membeli kemeja untuk Farid juga yang berwarna biru muda juga namun lebih lebih soft dari kebaya yang ia punya. Tapi Gendhis lupa meminta nomor ponsel Farid saat itu. Setelah tak berhubungan lagi waktu itu Gendhis langsung menghapus nomor Farid, ia pikir tak ada gunanya lagi menyimpan nomor Farid, karena waktu itu ia akan menikah dengan Ryan.Annisa tertawa melihat Gendhis yang seperti orang linglung. Kebetulan Annisa sedang berada di Kama Gendhis, melihat Gendhis sedang mencoba-coba kebayanya."Gimana Nis?" tanya Gendhis sambil mematut diri di depan cermin."Coba aku lihat!""Cantik kok, cocok sama kulitmu," ucap Annisa."Gimana Nis, kita telepon Ukhti Aisya aja
Read more

Bab 120

Rumah Pak Danu kelihatan sibuk hari ini, kerabat-kerabat dekat sudah berdatangan, mereka semua menanti rombongan Farid yang akan melamar Gendhis. Bu Widya yang bolak balik ke kamar Gendhis, melihat sang putri yang akan akan dilamar ia merasa bahagia. "Mama bahagia banget Ndis, akhirnya kamu bisa dilamar oleh orang kaya juga, kalau Farid dari dulu kayak gitu pasti Mama tidak menolaknya," ucap Bu Widya."Ma, tidak semua kebahagiaan itu diukur dengan harta dan kekayaan Ma, yang penting sekarang pasangan kita memperlakukan kita dengan baik," ucap Gendhis."Ya, ya, Mama tau, cuma Farid Iitu kini sudah berada, walaupun perusahaan kita masih besar dari perusahaannya, yang penting dia punya usaha yang bisa menghidupi mu, " ucap Bu Widya. Gendhis diam tak menanggapi.Jika mungkin Farid masih berprofesi sebagai guru belum tentu Bu Widya menerimanya. Ini semua karena Farid sudah menjadi Bos besar di suatu perusahaan. Makanya dengan senang hati ia menerima pinangan Farid tanpa harus bertemu
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status