Beranda / CEO / Sekretarisku Jilbaber / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Sekretarisku Jilbaber : Bab 101 - Bab 110

214 Bab

Bab 101

Setelah pulang dari rumah lama Annisa, rumah tangga Annisa dan Damar sekarang sedang tak baik-baik saja, sikap Annisa yang dingin membuat Damar frustasi. Clarissa terus saja merongrong Damar untuk menikahinya, Damar sampai kesal dibuat olehnya. Hari ini Clarissa, Damar dan juga Annisa bertemu, mereka ingin menyelesaikan semuanya agar, andai saja benar apa yang dikatakan Clarissa, Damar harus bertanggung jawab. Suasana di rumah Danar nampak begitu tegang, Pak Danu benar-benar marah pada Damar, ia tak menyangka Damar akan berbuat seperti itu. “Clarissa, aku ingin bertanya, benarkah kau sedang hamil?” tanya Damar. Clarissa tak menjawab ia malah terisak di samping Bu Widya, Annisa yang masih terlihat kesal pada Damar membuang pandangannya, ia menahan air mata yang bisa saja lolos seketika “Nak, Damar bertanya apa kau benar-benar hamil?” Clarissa menyerahkan selembar kertas hasil pemeriksaan dari dokter, bahwa ia dinyatakan positif hamil. Damar mengambil kertas berisi hasil pemeriksaan
Baca selengkapnya

Bab 102

“Clarissa, benar-benar hamil Ma,” jawab Damar lemah. “Apa?” “Clarissa benar-benar hamil,” ulang Damar. Bu Widya membeliakkan matanya tak percaya, padahal kemarin Clarissa hanya berpura-pura hamil, jadi kenapa dia bisa hamil betulan. “Ah, baguslah, berarti kami harus menikahinya, mana mungkin Clarissa melahirkan tanpa seorang suami di samping, lagi pula ank itu kan anakmu,” ujar Bu Widya tak yakin. Damar masuk ke kamarnya, Annisa baru saja selesai mandi, ia menyisir rambut yang panjang. “Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam,” sahut Annisa. Annisa hanya diam saja, tak ingin menanyakan apa pun pada Damar, hatinya belum siap menerima kenyataan. Wajah Damar terlihat sangat kusut, sepertinya ada hal yang telah terjadi. “Ini Mas, handuknya, mandi dulu,” ucap Annisa. Damar menurut, ia masuk ke kamar mandi, kemudian Damar membuka bajunya, ia memutar shower, ia mengguyur seluruh tubuhnya. Ia menangis, entah kenapa rasanya ia terlalu berdosa pada Annisa, jika benar janin yang dikandung oleh
Baca selengkapnya

Bab 103

Pagi-pagi sekali Annisa sudah bangun, padahal hari ini Sabtu, akhir pekan, kemarin ia benar-benar kesal pada Bu Widya mertuanya, bisa-bisanya Bu Widya mengajak Clarissa tinggal di sini. Sedangkan Clarissa bukan siapa-siapanya Damar dia hanya mantan Damar yang tega menghianati Damar. Adu mulut sempat terjadi antara dirinya dan mertuanya, Annisa mengungkap keberatannya kalau Clarissa sampai tinggal di rumah ini. “Clarissa itu sedang hamil, sedang ngidam berat, kalau ada apa-apa bagaimana, kamu mau tanggung jawab?” Bu Widya terus menggerutu. “Lagi pula anak yang dikandung oleh Clarissa itu anak Damar, emang kamu yang nggak bisa punya anak,” lanjutnya. Annisa mencoba menekan rasa sedihnya, ia akan mengutarakan pendapatny kalau dia tak ingin ada Clarissa di rumah ini. “Tapi Ma aku keberatan ...” “Ini sudah keputusan Mama, jika kau setuju kau bisa pindah dari rumah ini, lagi pula ini kan rumah saya,” tukas Bu Widya sinis. Annisa terdiam ia tak ingin berdebat lagi dengan mertuanya yang
Baca selengkapnya

Bab 104

Setelah ditangani dokter akhirnya keadaan Clarissa membaik, esoknya harinya Clarissa diperbolehkan untuk pulang. Bu Widya telah mewanti-wanti agar Damar tak sembarangan berbicara pada Clarissa, karena kehamilan muda seperti Clarissa ini sangat rentan keguguran. “Walaupun kamu nggak suka sama Clarissa, dia itu bakal jadi istrimu juga, perlakukan dia dengan baik!” ucap Bu Widya tegas. Damar tak bisa berkutik jika Bu Widya telah berbicara. Damar duduk di taman belakang sambil memandangi taman bunga dan pepohonan. Gendhis duduk di samping Damar dan menatap Kakaknya yang sedang runyam itu. “Kak, aku tau yang Kakak jalani ini berat, tapi Mama dan Papa yakin sekali bayi yang dikandung oleh Clarissa itu anakmu.” “Tapi aku yakin, dia bukan anakmu, Kakak masih menyimpan foto itu bukan? Mengapa Kakak tidak bawa ke ahlinya? dan ambil foto kamar sewaktu di villa itu, sebagai pembuktian” saran Gendhis. “Kakak juga pernah memikirkan hal itu, tapi bukti itu tidak akan cukup, malam itu aku tak in
Baca selengkapnya

Bab 105

“Insyaallah Mas, bulan depan kita ke Singapura ya, kiat program bayi tabung,” ucap Annisa. “Jadi, kau mau Nis? Alhamdulillah, akhirnya kau mau juga, Minggu depan aku akan urus semunya, kita berangkat ke Singapura, semoga Allah memberikan kita keturunan secepatnya,” ucap Damar seraya menatap istrinya. Annisa mengaminkan. Kemudian Damar memeluk istrinya dan mengecup pucuk kepala Annisa lembut. Annisa memejamkan matanya. Clarissa yang menyaksikan hal itu, menekuk wajahnya tak suka.“Ayo kita ke pasar, bayiku udah ileran nih, dalam perutku!!” ucap Clarissa ketus.“Sabar dong, ini juga mau jalan, cerewet banget jadi Ibu hamil,” ucap Annisa.“Emang.” Damar hanya tersenyum melihat tingkah Annisa yang kini tak lagi marah padanya, ini semua berkat Gendhis yang memberikan pengertian pada Annisa, sehingga Annisa kini percaya pada Damar.setelah sampai di pasar, Mereka bertiga turun dan mencari tempat orang menjual kue-kue tradisional.pasar tradisional ini lumayan ramai juga, Clarissa terliha
Baca selengkapnya

Bab 106

Seruni tengah duduk di beranda rumah, dengan pakaian lengkap dengan niqabnya, ia tengah merenungi nasibnya, kesalahan yang ia buat semasa SMA menjadi momok baginya. Kini calon suaminya Farid yang terlihat sempurna di matanya, hampir mengetahui rahasia yang ia dan keluarga tutup rapat. Seruni sampai pindah ke luar kota, agar tak ada tahu kalau ia sudah pernah melahirkan seorang anak tanpa seorang Ayah. Tapi, tiba-tiba saja disaat ia hendak menikah, Ratih sahabatnya satu-satunya yang mengetahui rahasia Seruni kini ada di kantor Farid. “Seruni?” Bu Laila membuyarkan lamunan Seruni. “Ini, makanannya sudah jadi, antar gih ke kantor Farid, sebentar lagi sudah waktunya makan siang,”ucap Bu Laila lagi. Seruni menggeleng lemah. Rasanya ia sudah tak ingin lagi ke kantor Farid, ia takut tiba-tiba Ratih mengenalinya. “Kenapa Nak? Kamu takut ketemu Ratih?” tanya Bu Laila. Seruni kembali mengangguk, ia memilin ujung jilbabnya sambil menunduk. “Nak, Ratih pasti tak bisa mengenali Kamu dengan p
Baca selengkapnya

Bab 107

Seruni tidak ingin meneruskan kebohongannya ini, ia harus mengungkapnya pada Farid. Semakin ia sembunyikan semakin ia ketakutan menghadapi kenyataan.Seruni masuk ke rumah setelah mengucapkan salam, kemudian ia duduk merenung di dalam kamarnya.Malamnya setelah makan malam, Seruni mengungkapkan maksudnya pada semua orang. Mereka semua sedang duduk di ruang keluarga, mereka tengah berbincang ringan tentang pekerjaan masing-masing. Semua nampak bahagia, apa lagi Sandika, kini ia tengah mengandung buah cintanya bersama Ryan, Bu Laila sangat bahagia sebentar lagi ia akan menimang cucu. Hanya Seruni yang terlihat murung dan tidak bersemangat. Tiba-tiba.“Pa, ada yang ingin aku sampaikan,” ucap Seruni. Tiba-tiba Susana menjadi hening, semua mata tertuju padanya.“Apa? Katakanlah.”“Aku ingin jujur pada Nas Farid tentang masa laluku,” ucap Seruni.“Apa? Mengapa kau bertindak bod0h Seruni, Farid tidak mengetahui masa lalu kamu, mengapa harus di ceritakan?” ucap Sandika. Seruni hanya menunduk
Baca selengkapnya

Bab 108

Bu Laila dan Seruni datang diantar oleh sopir mereka. Bu Laila tersenyum bahagia akhirnya Seruni mendapatkan jodoh yang baik. “Mama seneng banget, berarti Farid benar-benar cinta sama kamu, tuh buktinya dia tidak memutuskan hubungan kalian,” ujar Bu Laila. “Amin, semoga saja Ma.” Suasana kantor tidak terlalu ramai, Seruni dan Bu Laila berjalan memasuki kantor. Mereka langsun naik menggunakan lift ke lantai atas ke ruangan Farid, Mereke berdua masuk, setelah diizinkan masuk oleh Farid. “Oh Tante, silahkan duduk Tan, tumben datang nggak ngabarin dulu.” “Ah iya, tadi Tante sekalian lewat, jadi mampir ke mari, oh iya Nak Farid sibuk tidak?” tanya Bu Laila. “Ada kerjaan sedikit Tan, memangnya ada apa?” “Seruni mau ngajak kamu fitting baju, dia nggak berani ngajak kamu, nelpon tidak berani, jadinya Maa temani kemari,” jelas Bu Laila. Farid manggut-manggut. “Em, bukan Farid tidak mau Tan, Farid sedang sibuk sekali, begini saja nanti
Baca selengkapnya

Bab 109

“Seruni maafkan aku, aku meminangmu dengan baik hari itu, sekarang aku memutuskan tali pertunangan kita secara baik-baik pula, maafkan aku karena telah mengecewakanmu,” ujar Farid lemah. Seruni terisak, tangis yang dari tadi ia bendung ini tumpah, niqab yang ia kenakan basah oleh air mata. Sandika memeluk adiknya, ia merasa sangat iba melihat nasib Seruni, sebentar lagi akan menikah tapi malah Farid membatalkan pernikahannya. Bu Laila bngrun dari duduknya dan menghampiri Seruni, ia memeluk putri bungsunya itu dengan perasaan tak karuan. Semua yang berada di ruangan itu merasa iba melihat Seruni menangis sesenggukan, selain karena sedih ditinggalkan oleh Farid, ia juga sedih dan menyesal mengapa waktu itu ia melakukan hal bod0h yang membuat masa depannya hancur, impiannya mendapatkan suami yang mengerti agama hancur sudah, padahal Seruni ingin memperbaiki diri tapi karena satu kesalahan, ia membohongi Farid akhirnya semua hancur berantakan.“Seharusnya kau mengingat Sandika, ia tela
Baca selengkapnya

Bab 110

“Gendhis! Tunggu! Gendhis!!” seru Farid tapi Gendhis terus berlalu meninggalkan Farid yang terpaku. Farid menyusul Gendhis ke luar restoran tapi mereka sudah pergi jauh dengan terburu-buru. Farid tak menyusul Gendhis lagi, ada apa dengan Gendhis mengapa dia menghindari Farid.“Ada apa tho Rid? Kok kayak orang kesetanan begitu?” tanya Bu Wartini menghampiri Farid. Ia tak menyadari jika Farid telah bertemu Gendhis.“Mak, aku melihat Gendhis, aku melihat Gendhis,” ucap Farid.“Dimana? Kok Emak nggak lihat.” “Tadi di situ, tapi kini mereka telah pergi dan sepertinya menghindari ku, Gendhis tidak mau bertemu denganku,” ucap Farid sambil terus melongok ke sana ke mari mencari keberadaan Gendhis.“Mereka? Apa dia bersama suaminya? Tentu saja dia menghindar, takut suaminya salah paham.”“Bukan, dia bersama Annisa Mak, apa mungkin Gendhis juga belum menikah?” Farid menerka-nerka. Kemudian Bu Wartini mengajak Farid untuk kembali duduk dan melanjutkan makan. Bu Wartini menatap wajah anakny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status