“Mas Farid kami mau bertemu Mbak Seruni,” ucap Aisya, Hani mengangguk bersemangat.“Ayo Mas kita lihat wajah Mbak Seruni,” ajak Hani. Farid menggeleng.“Biarkan nanti saja setelah menikah, aku tak mau mengotori hatiku, biarkan nanti jadi kejutan di malam pertama, setelah halal,” jelas Farid.“Oh, begitu, ya sudah Mas, lebih baik begitu agar hati juga terjaga sampai halal nanti, ya sudah, ayo kita pulang,” ajak Aisya.Setelah acara selesai Farid dan keluarganya berpamitan.“Mak, perasaanku mengatakan kalau ada yang aneh dari Seruni,” ucap Farid setelah di rumah.“Maksud kamu aneh bagaimana Rid?”“Seruni seperti mau-mau saja ketika keluarganya menyuruhku untuk memasang cincin, mengapa dia tak menolak?”“Yah, itu kan saudara-saudaranya saja yang heboh tadi, dia kan anteng-anteng saja,” ucap Bu Wartini yang masih duduk istirahat di atas sofa.“Maksudku apa dia tidak memberi tahu keluarganya, jika aku tak mungkin menyentuh dia, dia kan belum jadi istriku baru tunangan saja,” ungkap Farid
Baca selengkapnya