Home / CEO / Sekretarisku Jilbaber / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Sekretarisku Jilbaber : Chapter 91 - Chapter 100

214 Chapters

Bab 91

“Ah benar, handphone aku harus menelponnya.” Damar mengambil handphone di saku jasnya, kemudian memencet nomor sang istri, ia menghubungi Annisa.Tuut! Tuut! Tut!Tersambung, tapi tak diangkat, kembali lagi Damar menghubungi Annisa, tetap saja tak diangkat.Kemana Annisa? Pikir Damar, ia pergi ke parkiran ia harus menyusul Annisa, tapi kemana? Berkali-kali Damar menghubungi Annisa tapi tetap saja ia tak mengangkatnya.“Mungkinkah Annisa sudah menerima pesan dari Clarissa? Ah bodohnya aku mengapa tak lebih dulu aku memberitahu Annisa, kalau ini semua adalah skenario Mama dan Clarissa,” Damar menggerutu sambil menyetir mobilnya.Damar tak tau harus kemana, ia memutuskan untuk pulang ke rumah, ia bingung harus mencari Annisa kemana, lebih baik ia pulang dulu, siapa tau Annisa juga pulang ke rumah.Damar masuk ke dalam rumah tanpa mengucap salam, ada Bu Widya dan Pak Danu sedang duduk santai di ruang keluarga menatap heran pada Damar yang kelihatan panik.“Pa, dimana Annisa?” tanya Damar
Read more

Bab 92

Beberapa menit kemudian sebuah taxi berhenti di depan rumah Damar, seorang wanita berjilbab lebar turun dari taxi tersebut, menenteng sebuah plastik yang lumayan besar.Damar segera memburu wanita tersebut, langkahnya terhenti, benar istri tercinta yang ia cari keberadaannya dari tadi kini ada di depannya.“Annisa?” lirih Damar. Annisa berdiri menatap Damar dengan wajah datarnya. Ia tak memperlihatkan wajah kesalnya. Damar langsung menghampiri Annisa dan memeluknya.“Kau kemana saja sayang? Dari tadi siang aku khawatir mencarimmu,” ujar Damar. Annisa mematung.“Kau baik-baik saja bukan?” tanya Damar, Annisa hanya mengangguk. Damar merangkul bahu Annisa menuju mobil dimana Pak Danu dan Bu Widya menunggu.“Annisa kamu kemana saja? Kami semua mencemaskanmu, lihat bagaimana cemasnya suamimu mencarimu kemana-mana,” ujar Pak Danu.“Maafkan aku Pa, tiba-tiba aku jadi kengen Ibu, jadi tadi siang aku langsung ke kuburan Ibu,” ujar Annisa."Oh, Papa kirain kamu kemana," ujar Pak Danu.“Kamu ya
Read more

Bab 93

Damar beranjak dari duduknya dan mendekatkan tubuhnya pada Annisa, niat hati ingin memeluk sang istri, Annisa menepis tangan Damar.“Jangan sentuh aku, aku jijik padamu, Mas!” ungkapnya sambil menangis. Damar membiarkan Annisa larut dalam tangisnya, biarkan dia tenang dulu, akan sulit baginya untuk berbicara dalam keadaan kalut begitu.Setelah beberapa saat tangis Annisa reda, Damar terduduk di lantai dan menyandarkan tubuhnya di tepi tempat tidur dan mulai berbicara.“Annisa, Jangan percaya pada Clarissa, dia itu wanita licik Nis, Mama dan Clarissa telah bekerja sama untuk membuat sandiwara ini,” ujar Damar pelan.Annisa masih terdiam duduk dengan memeluk kaki yang ia tekuk.“Foto itu juga tidak benar, dia mengganti latarnya agar menyerupai kamar hotel, padahal itu di puncak Nis, ketika kita masih di Villa, kau ingat ketika aku tertidur pulas malam itu?” Annisa tak menyahut.“Sekarang, tak tau lagi siapa yang harus ku percaya Mas, kepercayaanku padamu juga sudah hilang, sirna begitu
Read more

Ban 94

Annisa dan Damar makan tanpa bersuara, Damar begitu lahap menikmati sarapan nasi uduk yang jarang mereka santap ketika sedang berada di rumah, Bahkan nyaris tidak pernah.Setelah sarapan Damar kembali mencoba berbicara pada Annisa. Annisa sudah terlihat lebih tenang sekarang.“Annisa, maafkan aku, aku tak pernah melakukannya, semua ini akal-akalan mereka agar aku menikahi Clarissa.” Damar menceritakan semuanya dari awal ketika Clarissa masuk ke kamar mereka dan Damar mengira itu Istrinya, sampai ia bertemu dengan Clarissa dan memintanya untuk jadi istri kedua. Annisa tak sapatah kata pun menanggapi cerita Damar yang mengalir begitu saja.“Jadi sekarang kau percaya padaku?” tanya Damar sambil menggenggam tangan Annisa dengan kedua tangannya.“Saat itu kau bilang kau tak sadar bukan? Kau pikir Clarissa adalah aku, cukup lama lho Mas aku berada di kamar Mama, hampir satu jam lebih, bisa saja kau melakukannya tanpa kau sadari,” ucap Annisa tenang, kini air mata itu tak mengalir lagi, sema
Read more

Bab 95

Ruang tamu rumah tersebut tampak kosong tak ada perabot apa pun di sana, hanya ada bekas ban motor diparkirkan di ruangan ini. Farid masuk ke ruang keluarga terdengar suara seorang perempuan memanggil Ratih.“Ratih? Kau kah itu Nak?”Suara perempuan itu berasal dari salah kamar satu-satunya di rumah itu, Farid masuk ke kamar tersebut, terlihat seorang perempuan yang paruh baya berbaring lemah di ranjang tua.“Bukan Bu, saya temannya Ratih, maaf Bu saya langsung masuk ke rumah, dari tadi saya mengucapkan salam tak ada yang menyahut, jadi aku langsung masuk saja,” ucap Farid.“Oh, ndak apa-apa, masuklah kemari, Ibu Ndak bisa bangun, apa kamu mencari Ratih?” Farid masuk ke kamar Ibunya Ratih yang sedang berbaring sakit. Farid mengangguk. Ia memindai seluruh kamar, ada lemari tua samping kiri rtemoat tidur dan ada meja kayu di Kananya, di tas meja ada tudung saji kecil, sepertinya nasi untuk makan siang yang diletakkan oleh Ratih tadi pagi.“Duduklah Nak, sepertinya Ibu tidak pernah meli
Read more

Bab 96

Flash back.Ratih sibuk menghubungi nomor Seruni ketika kabar Seruni pindah sampai ke telinga Ratih dari orang lain.“Kemana anak itu? Kenapa dia tak memberi tahuku jika dia mau pindah dari kemarin-kemarin, kenapa mendadak begini?” gerutu Ratih sambil terus menghubungi Seruni melalui ponselnya.Tapi tetap saja tak diangkat. Setelah memesan ojek online Ratih memasukkan benda pipih itu ke dalam saku rok sekolahnya.Tak lama kemudian ojek yang dipesan oleh Ratih pun tiba di depan sekolah. Ia segera naik setelah memakai helm yang diberikan oleh Bang ojol.“Ke perumahan Indah permai ya Mas,” ujar Ratih, Bang ojol mengangguk, motor berjalan pelan karena kemacetan, Ratih kelihatan gelisah duduk di jok belakang.“Mas cepetan!” “Macet Neng, gimana mau cepat,” jawab sang ojol. Satu jam kemudian barulah Ratih tiba di perumahan elite tersebut. Ia segera masuk ke rumah bertingkat dua itu setelah mengucapkan salam, seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuknya.“Masuk Neng Ratih.” Ratih m
Read more

Bab 97

Flash backSeruni pulang ke rumahnya di antar oleh Rendy pagi itu, Seruni mengaku kalau dia pulang dari Rumah Ratih.Seruni langsung masuk ke kamar dan menangis, ia membenamkan wajahnya di bantal menangis sesenggukan. Entah kenapa ia melakukan kesalahan terbesar menyerahkan keper*wan*nnya pada Rendy, orang yang baru sesaat menjadi kekasihnya.Seruni bangun dari tempat tidur, ia masuk ke kamar mandi, ia memutar kran shower, ia basahi seluruh tubuhnya dengan air, sambil menangisbsesegukan.“Aku sudah tak suci lagi, aku tak suci lagi,” isaknya. Penyesalan datangnya belakangan, nasi sudah menjadi bubur.Cukup lama Seruni duduk dalam guyuran air shower, ia menangis tersedu menyesali perbuatannya, bisa-bisanya ia terpedaya oleh ajakan Rendy.“Seruni! Seruni!” panggil Sandika.“Aku di kamar mandi Kak!!” sahut Seruni.“Oh ya sudah, Kakak pikir kemana kok nggak keluar-keluar dari kamar,” ujar Sandika.Esoknya Seruni berkunjung ke rumah Ratih, ia tak sanggup menyimpan semua ini sendirian, ia s
Read more

Bab 98

Farid mendengarkan cerita dari Ratih dengan seksama, ternyata inilah yang disembunyikan oleh keluarga Pak Hartono tentang Seruni. “Jadi dimana anak Seruni Sekarang?” tanya Farid. “Aku tak tau dimana, katanya anaknya diserahkan kepada orang tua angkat di Bali,” ucap Ratih. Farid manggut-manggut. “Apakah Seruni tidak meminta pertanggung jawaban pada Rendy, setelah mengetahui kalau dia hamil?” tanya Farid masih belum jelas dengan cerita yang disampaikan Ratih. “Sudah, tapi Rendy tak mau bertanggung jawab, ia tak mau mengakui kalau yang ada dalam rahim Seruni itu anaknya, lagi pula Papa Seruni tak ingin anaknya menikah secepat itu.” “Kemudian mengapa dia bisa ke Kairo?” “Seruni menamatkan SMA nya dengan homeschooling, setelah satu tahun barulah dia kuliah ke Kairo, katanya dia ingin belajar agama,” Ratih menyudahi ceritanya. “Apa Ibumu mengetahui semua ini?” tanya Farid. “Ya, dia mengetahuinya, Ibuku mengetahui semuanya tentang Seruni,” ucap Ratih. Hidup Ratih kini sangatlah suli
Read more

Bab 99

“Gendhis, kelihatannya Bang Farid masih mengharapkan kamu,” ujar Ukhti Aisya.Deg!Gendhis terkejut, mungkinkah Farid masih masih mengharapkannya sementara sudah bertahun-tahun yang lalu Gendhis tak pernah bertemu Farid lagi.“Tidak mungkin Ukhti, Bang Farid kan sudah bertunangan, lagi pula cinta kami terhalang restu, Mamaku dan Emaknya tak merestui hubungan kami,” ujar Gendhis.“Tapi jodoh tidak ada yang tau bukan, ini buktinya ternyata kamu belum menikah, dan dia juga sedang bermasalah sama calon istrinya,” ucap Ukhti Aisya.“Kalau dia tau kamu belum menikah, pastilah dia akan sangat senang mendengarnya,” lanjut Ukhti Aisya seraya tersenyum.“Jangan bilang kalau aku belum menikah ya Ukhti, kasihan tunangannya, pernikahannya kan tidak lama lagi,” ujar Gendhis sambil mengambil kacang di dalam toples kaca di atas meja.“Iya, tapi Farid begitu berat menerima masa lalu Seruni, padahal Seruni sudah berhijab dan berniqab pula.”“Menurutku ya Ukhti, semua orang punya masa lalu, mungkin s
Read more

Bab 100

Keramaian di kota ini menjadi pemandangan di waktu malam, pedagang-pedagang makanan sudah dipenuhi oleh pengunjung yang hendak menikmati kuliner di waktu malam hari, melepas penat setelah seharian bekerja. Malam ini keluarga Pak Hartono betandang ke rumah Farid, mereka tak memberi tahu Farid sebelumnya supaya menjadi kejutan.Tak ada banyak percakapan di dalam mobil, Seruni juga lebih banyak diam, dari tadi ia hanya gelisah dan takut jika Farid tak mau menikahinya lebih cepat.Begitu sampai di rumah Farid, Bu Wartini sangat terkejut karena keluarga Seruni tiba-tiba berkunjung.“Kok tiba-tiba datang tanpa memberi tahu dulu Jeng Laila?” tanya Bu Wartini, Bu Wartini mempersilahkan semuanya untuk duduk di ruang tamu.“Iya nih, kebetulan ada yang ingin kami sampaikan, oh iya Farid mana?” tanya Bu Laila kemudian.“Ada, di kamarnya, sebentar saya panggilkan dulu,” ucap Bu Watini, kemudian ia berlalu ke kamar Farid. Setelah mengetuk pintu Bu Wartini masuk ke dalam.“Farid, Seruni dan orang t
Read more
PREV
1
...
89101112
...
22
DMCA.com Protection Status