"Bagaimana, Lin?" tanyanya lagi sambil menatap wajahku dengan ekspresi penuh harapan.Duh, mau menerima tidak mungkin sebab tidak mencintai dia, mau menolak juga rasanya tidak tega. Bagaimana ini? Aku juga tidak mungkin menyuruh dia kembali menunggu setelah bertahun-tahun lamanya ia menanti. Dia berhak bahagia dengan perempuan yang lainnya, yang lebih pantas menerima cinta darinya.Menghela napas dalam-dalam, aku memejamkan mata sebelum mengeluarkan kata lalu membukanya secara perlahan."Maaf, Daf. Untuk saat ini aku belum bisa membuka hati untuk cinta yang baru," ucapku pelan, tapi sangat yakin masih bisa tertangkap di indra pendengaran."Apa kamu masih cinta sama Alex, Lin?" "Cinta untuk dia sepertinya sudah mati.""Lantas, kenapa kamu tidak mau memberi aku kesempatan untuk menjadi pengobat luka di hati kamu? Apa karena aku tidak setampan Alex, atau, karena aku hanya seorang karyawan biasa yang gajinya hanya cuk
Read more