Semua Bab Pembantuku di Atas Ranjang Suamiku: Bab 51 - Bab 60

134 Bab

Part 51

POV Author."Mbak Tiara, kok bisa sama Mas Alex?" tanya Alina seraya menatap wajah polos tanpa polesan perempuan yang sedang berdiri di hadapannya."Saya ini pengasuh anak-anaknya Mas Alex sekarang. Saya datang ke sini karena diajak Mas Alex untuk menjemput Maura anaknya. Mana dia?" jawab Tiara dengan nada kurang sopan."Maura ada di dalam. Saya tidak mengizinkan kalian membawa dia pergi. Kalau mau ketemu sama dia, silakan temui di sini saja!""Loh, nggak bisa begitu, Lin. Dalam surat keputusan pengadilan sudah ditetapkan kalau kita akan mengurus Maura secara bergantian. Dan sekarang jadwalnya dia sama aku. Kamu jangan egois dong, Lin. Maura itu anakku juga. Dia juga butuh ayahnya, bukan cuma bundanya.""Aku tidak egois, Mas. Cuma takut kamu berbuat macam-macam sama Maura. Aku itu trauma dengan kejadian di Bandung tempo hari. Kamu membawa anakku dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, tetapi ketika pulang tubuh Ma
Baca selengkapnya

Part 52

"Sudahlah, Mas. Lebih baik jalan sekarang sebelum Mas Aldo pulang dan melarang kamu membawa Maura!" titah Alina kemudian."Aku mencintai kamu, Alina. Kamu tidak akan pernah tergantikan." Alex berujar lagi seraya mengayunkan kaki meninggalkan pelataran rumah mantan mertuanya.Sepanjang perjalanan ia terus saja membayangkan wajah Alin, ekspresi datarnya ketika Alex mengatakan cintanya kembali membuat dirinya penasaran apakah cinta masih ada di hati sang istri."Apa Mas Alex masih mencintai Mbak Alin?" tanya Tiara memecah keheningan.Yang ditanya hanya mengulas senyum tipis tanpa menjawab apa-apa, akan tetapi Tiara tahu kalau suami dari sepupunya itu masih sangat mencintai mantan istrinya. Dia bisa membaca dari cara Alex menatap wajah Alina tadi. Sebagai seorang perempuan, ia paham betul kalau lelaki di hadapannya masih menyimpan perasaan begitu dalam di hatinya."Sudah. Lupakan saja, Tiara. Alina itu masa lalu aku,"
Baca selengkapnya

Part 53

Tiara meremas lengan Alex, memejamkan mata menikmati sentuhan lembut lelaki itu. Dalam hati dia ingin menolak, terapi reaksi tubuh malah terus membiarkan suami dari Siti itu terus melakukannya tanpa melawan ataupun memberontak. Hingga suara dehaman Robert mengagetkan mereka berdua yang sedang melakukan adegan kurang pantas di teras."Maaf, mengganggu. Anaknya Mas Alex yang besar bangun dan nyariin Mbak Tiara!" ucap Robert sambil berlalu dari hadapan dua insan yang sama-sama sedang menikmati sisa-sisa perbuatan mereka."M--maaf, Ra. Mas terbawa suasana tadi. Sekali lagi Mas minta maaf karena sudah lancang mencium kamu tanpa izin," kata Alex sambil menatap wajah Tiara yang sudah memerah menahan gairah, ingin tahu reaksi dari perempuan itu.Tiara menggigit bibir bawah tanpa berani menatap wajah lawan bicaranya. Ia masih mengatur degup jantung yang kian tidak beraturan. Antara menikmati juga malu karena tadi tidak menolak malah membiarkan Alex menyentuh bagian tubuh yang memang tidak s
Baca selengkapnya

Part 54

"Saya permisi dulu, Lin, Mas Aldo. Salam buat mama dan papa. Tolong sampaikan ucapan maaf saya kepada mereka berdua. Assalamualaikum!" Alex memutar badan dan lekas menaiki kuda besi yang dia pinjam dari Dafa itu lalu meninggalkan kediaman Alina.Tujuan Alex selanjutnya yaitu mengantarkan Tiara pulang ke rumah karena hari sudah malam dan dia tidak mungkin menampung adik sepupunya Siti di rumahnya. Tidak ada tempat tidur di rumahnya itu, sebab semua furniture juga barang elektronik sudah dibawa oleh Alina ketika ia ketahuan telah mendua.Ragu-ragu Tiara melingkarkan tangan di pinggang Alex, menyandarkan kepala di punggung pria itu sambil menghidu aroma tubuh si lelaki yang telah mengoyak imannya.Bibir Alex melekuk senyum dan segera meremas jemari Tiara, melajukan motor dengan mode satu tangan menggenggam tangan gadis itu hingga mereka sampai di halaman rumah minimalis yang ditinggali Tiara seorang."Terima kasih untuk hari ini, Ra. Dan se
Baca selengkapnya

Part 55

Tanpa lagi membalas chat dari Alex, Alina segera mengganti pakaian dengan yang lebih rapi, memoleskan bedak tipis-tipis di wajah serta lipstik di bibirnya.Ia lalu pamit kepada Aldo, memberitahu sang kakak kalau dirinya ingin menemui Alex untuk membahas masalah cerita Maura. Hati perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu merasa tidak tenang jika masalah yang dihadapinya belum terselesaikan.***Mobil milik Alina menepi di depan sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah. Alex sudah berada di tempat tersebut, tersenyum sumringah kala melihat kehadiran mantan istrinya yang semakin hari semakin terlihat cantik memesona.Laki-laki bertubuh tegap itu menelisik tampilan Alina dari ujung kaki hingga ujung kepala, berdecak kagum melihat penampilan perempuan yang pernah membersamainya selama lima tahun itu."Apa kabar, Sayang? Kamu cantik banget hari ini?" sapa Alex seraya mengulurkan tangan, akan tetapi Alina tidak membalas
Baca selengkapnya

Part 56

"Kita salami pengantinnya dulu, Lin. Habis itu langsung pulang juga nggak apa-apa. Yang penting kelihatan hadir di acara mereka," bisik Aldo, sangat mengerti perasaan adiknya saat ini."Iya, Mas!" Alina melekuk senyum lalu kembali mengayunkan kaki mendekat ke pelaminan, di mana ada ibunda Umar juga mempelai yang terus saja menebar senyum kepada para tamu undangan."Assalamualaikum, Tante," sapa Alina seraya berjalan menghampiri mama Umar."Waalaikumussalam, Alina. Maa syaa Allah... Kamu cantik sekali, Sayang. Tante sampai pangling," sahut perempuan berhijab panjang menjuntai itu sambil terus menelisik tampilan Alina yang tidak seperti biasanya.Mereka kemudian saling memeluk, menunjukkan keakraban kepada semua orang walaupun baru sekali saling bertemu. Alina lalu berjalan menghampiri kedua mempelai, memberikan selamat serta doa dan segera pamit pulang karena tidak tahan melihat Umar terus saja bercanda ria dengan seorang perempuan c
Baca selengkapnya

Part 57

"Lho, Mas. Sudah bangun?" Tiara yang menyadari Alex sudah duduk di tepi ranjang segera bangun dan mendekap tubuh suami dari supupunya itu dari belakang."Iya, Sayang. Tadi Ibu nelepon. Katanya anak-anak nangis. Makanya Mas bangun." Sang pemilik mata sayu serta kata-kata maut itu menggenggam jemari Tiara lalu mengecup bagian punggung tangannya."Yah... Mas mau pulang dong? Padahal aku masih mau ditemani sama Mas Alex loh. Masa habis dapat jatah langsung pergi begitu saja?" "Habis mau bagaimana lagi, Sayang. Ibu menyuruhku pulang. Tapi besok aku janji bakalan ke sini lagi kok!""Bawa anak-anak sekalian saja ke sini, Mas. Biar tenang kalau lagi di sini. Kalau ada anak-anak kan kamu nggak perlu pulang ke rumah juga nggak apa-apa.""Iya. Besok aku ke sininya sama anak-anak. Yasudah. Aku mandi dulu ya?" Alex mengurai pelukan Tiara, beranjak dari tempat peraduan lalu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan.Tiara yang
Baca selengkapnya

Part 58

Sesuai janji, pukul sepuluh malam Tiara datang membawa sekotak terang bulan juga dua cup teh boba yang dia beli di depan gapura komplek. Kebetulan Alex sedang menjemur pakaian ketika ia sampai, membuat perempuan yang kini telah melepas hijabnya semakin kagum melihatnya. Ia semakin terpesona serta jatuh cinta."Sini aku bantu, Mas!" ucap Tiara sembari memeluk tubuh Alex dari belakang."Kamu mau bantu apa? Bantu jemur apa godain aku?" Alex mengerling nakal lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir wanita berparas ayu itu."Dua-duanya. Aku kangen sama kamu!""Sama. Kita jemur dulu. Anak-anak juga sudah tidur kok! Nanti kita lanjutin pertempuran tadi siang. Mas kecanduan!" Sang pemilik mata sayu menarik hidung Tiara, kembali melanjutkan aktivitasnya kemudian menikmati makanan serta minuman yang ada sebelum akhirnya kembali melakukan perbuatan-perbuan dosa."Ra, kamu punya simpenan nggak?" tanya Alex sembari merebah di samping Tiara
Baca selengkapnya

Part 59

"Kamu mau memukulku lagi, Mas?" tanyaku seraya menangkis tangan mantan suami sambil menatap sengit wajah Mas Alex, lalu menghempaskan tangan pria itu dengan kasar."Diam-diam ternyata kamu licik juga Alin. Kamu sudah menghasut Pak Anjas untuk memecat aku dan mengambil sertifikat rumah Ibu. Culas kamu. Nggak punya perasaan. Kamu bilang aku tega, kejam, tetapi kamu sendiri, lebih kejam dan tidak punya hati!" rutuk Mas Alex panjang lebar dengan geligi saling beradu satu sama lain."Aku melakukan itu karena ingin memberi kamu pelajaran, agar sadar kalau kamu itu tidak bisa apa-apa jika tanpa aku. Lagian Pak Anjas juga bilang ke aku kalau kinerja kamu di kantor itu buruk. Beliau ingin memecat kamu tetapi merasa berat karena kamu mempunyai hutang besar di perusahaan!" sanggahku tanpa melepas pandang. Rasanya kesal sekali pagi-pagi sudah dibuat naik darah oleh mantan suami. Tidak ada bosan-bosannya dia mengganggu hidupku, walaupun status kita sudah bukan suami istri lagi."Lantas, mengapa k
Baca selengkapnya

Part 60

Aku hanya bisa menggeleng kepala melihat sikap mantan suami yang semakin arogan juga tidak tahu diri.Duh, sebenarnya dosa apa aku sampai-sampai pernah memiliki hubungan dengan laki-laki semacam dia. Kenapa dulu Tuhan tidak pernah menunjukkan sikap aslinya? Atau, memang dia yang terlalu pandai bermain sandiwara?"Astaghfirullahaladzim..." Terdengar Dafa beristighfar berkali-kali lalu kembali mengenyakkan bokong di kursi, meneguk air mineral yang terhidang di atas meja hingga tandas tanpa tersisa. Dada pria itu naik turun tidak beraturan, masih mencoba menetralkan hati dari rasa emosi."Daf, apa maksud dari perkataan kamu tadi?" tanyaku ketika deru napas Dafa sudah terdengar teratur dan dia sudah terlihat tenang."Yang mana, Lin?" Dia balik bertanya."Kamu kan tadi bilang ke Mas Alex kalau dia ada main dengan Tiara sepupunya Siti? Memangnya perempuan yang kita temui waktu itu sepupunya Siti? Terus, sekarang dia ada hubungan dengan Mas Alex
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status