"Tuh, kan. Ada buktinya. Kamu sudah tidak bisa mengelak lagi, Alina!" Dia menatap mencemooh ke arahku."Aku bukan pencuri seperti kamu, Siti!" Aku mulai terpancing emosi."Idih, nggak malu. Sudah jelas-jelas kamu yang ketahuan nyolong, malah aku yang dikatain pencuri. Memang benar kata ibu mertua. Otak kamu itu sudah geser. Setengah gila!""Apa kamu lupa kalau kamu sudah mencuri suamiku, Pelakor?"Siti terkesiap. Wajahnya memerah menahan malu, apalagi ketika para pelayan toko justru menatap mengintimidasi dirinya."Kenapa malah liatin saya seperti itu, Mbak? Udah, buruan arak perempuan itu ke kantor polisi!" berang Siti mencoba mengalihkan perhatian, sebab mungkin orang-orang di dalam kios menyadari kalau dia adalah pelakor yang sempat viral di sosial media."Ada apa ini ribut-ribut?" Seorang perempuan dengan blus warna marun menghampiri kami."Dia mencuri jam di toko ini, Mbak!" Siti menjawab semangat."Oke kalau begitu. Kita bicarakan masalah ini baik-baik di dalam." "Ibu-ibu, emba
Read more