Home / Urban / Ambisi Sang Penguasa / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Ambisi Sang Penguasa: Chapter 91 - Chapter 100

118 Chapters

Wanita Meresahkan

"Hai, Emma. Lama tidak bertemu dan kau tidak banyak berubah." Charlotte tersenyum angkuh demi mengukuhkan statusnya sebagai istri dari laki-laki yang dahulu mereka pernah bincangkan. Kedua perempuan itu sama-sama membicarakan seorang laki-laki dengan antusias. Beruntung, Charlotte yang berhasil memenangi posisi tertinggi, yaitu istri sah Luis.Emma menekuk muka di lorong dekat toilet. "Kau mau ke toilet? Pergi sana, nanti pipis di celana," selorohnya berusaha kabur.Namun, tangan Charlotte cekatan memegang lengan atas Emma agar wanita itu tidak pergi darinya. "Tunggu, jangan sok sibuk. Aku ingin bicara sebentar."Emma tidak suka dan tidak ingin bicara dengan Charlotte. Ia tidak suka melihat istri Luis dengan mata kepalanya, terlebih perut wanita itu membuncit. Emma merotasikan mata, sakit sekali rasanya menyelami kenyataan bahwa Charlotte mengandung buah hati pria yang selama ini ia cintai. Tapi Emma enggan terlihat sedih di depan saingannya, itu menunjukk
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

Senjata Pengaman

Jabat tangan hangat terjadi di ruangan rapat. Pertemuan dengan tim rumah produksi, rencananya ada film keluarga yang akan syuting memakai latar tempat Hotel Emerald. Ini adalah kesempatan bagus memperkenalkan Emerald ke khalayak ramai. Bukan hanya orang-orang di dalam negeri, bahkan sampai ke luar negeri. Benak Luis sibuk terlintas soal keuntungan dan ketenaran. Jika film meledak, occupancy hotel pasti bakal ikut meletus.Wajar jika Luis tampak lebih riang usai tim rumah produksi meninggalkan ruangan. Luis terlihat cerah hingga masuk ke ruangannya lagi."Aku akan semakin kaya," racaunya dengan senyum lebar, kemudian berputar di kursi berodanya.Sedetik kemudian pintu ruangannya diketuk. Kepala Ed muncul kemudian. "Bos, jadi berangkat?"Luis ingat-ingat sebentar. Ah, ia lupa jadwalnya gara-gara proyek film. Barulah usai mengingat selama hampir satu menit, Luis ingat bahwa dia ada janji dengan seseorang di Pecinan."Ah! Untung kau ingatkan!
last updateLast Updated : 2023-09-23
Read more

Uang Simpanan

"Kau menyembunyikan uang di sini?!" pekik Ed, tercenung melihat pemandangan indah di dalam ruangan. Namun, Luis buru-buru menutup dan mengunci pintu besi."Siapa yang menyuruhmu masuk, hah?!" Luis menarik kerah Ed."A— anu ... kupikir ada apa-apa karena kau tidak kunjung kembali."Luis melepas kerah Ed dengan kasar, mendorongnya agar menjauh. "Tunggu saja di mobil! Jangan pernah masuk ke sini!"Ed mengangguk takluk."Heh, botak!" Luis menyasar pria-pria besar di lantai dasar. "Walaupun dia asistenku, jangan sembarangan membiarkan dia masuk. Dia bukan anggota, paham?!"Para pria besar itu mengangguk paham.Luis naik ke lantai dua, baru saja hendak membuka pintu, benda itu sudah terbuka dari dalam. "Aku baru mau turun," kata Enrique."Responsmu lambat!" Luis mendesak masuk, kemudian ia duduk di kursi. Bungkus rokok menganggur di atas meja, Luis mengambil satu batang untuk mengisi mulut kosongnya.Enrique
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

Pengganggu

Luis tengah membaca dokumen dengan seksama di ruangannya saat pintu terdengar diketuk. "Masuk!"Ed menampakkan rupanya."Kau, Ed. Ada apa?"Ed menutup pintu rapat-rapat. "Um, Bos. Boleh bicara sebentar?"Luis mempersilakan Ed duduk di sofa. Ia meninggalkan dokumen di meja, sementara dirinya fokus menuju tempat duduk di sofa hitam empuk. Ed terlihat meremas jemari, pria itu agak kikuk."Oh, ya. Kudengar tadi pagi kau minta izin libur, kenapa tetap masuk?""Tadinya mau mengantar ibuku berobat, tapi ....""Ibumu sakit?""Hm, iya. Ada masalah dengan saluran pernapasannya.""Lalu, kau tidak jadi mengantar ibumu ke rumah sakit?""Itu masalahnya. Begini, Luis ... anu— Bos. Apa aku boleh pinjam uang untuk biaya pengobatan?"Luis merotasikan mata. "Memangnya kau tidak punya tabungan? Gajimu kan lumayan.""Ibuku bersikeras tidak mau memakai uang tabunganku. Dia malah berniat meminjam ua
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

Situasi Genting

"Harusnya kau katakan itu pada dirimu sendiri. Seorang suami tidak pantas menemui wanita lain di luar rumah."Praktis Luis tersinggung. Abra tidak tahu apa-apa mengenai hubungannya dengan Charlotte maupun dengan Emma. Abra cuma dengar secuil cerita saja tanpa tahu sejarah lengkapnya."Aku paling tidak suka urusan pribadiku diikut campuri orang lain." Luis menaruh gelas kosong ke meja dengan kasar."Luis, aku berusaha membuka matamu bahwa tindakanmu salah! Apa aku harus sungguh-sungguh merebut Charlotte agar kau berhenti mempermainkannya?""Jangan sok tahu mengenai hubungan kami! Kuperingatkan kau, aku bisa melakukan apa saja untuk benar-benar menghentikanmu." Luis tidak bercanda.Abra malah terkikik. "Masih saja mengancamku. Memangnya kau bisa apa?"Tiba-tiba Luis mendekatkan tubuhnya kepada Abra, ia mengeluarkan sesuatu dari saku dalam jas, menempelkan ujung benda keras itu ke pinggang Abra. Moncong revolver didesakkan, Abra mam
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

Pria Kecil

Sepatutnya seorang suami cepat tanggap bila terjadi situasi darurat terhadap sang istri. Luis akhirnya bergegas dari kantor—bermalas-malas, bersandar lunglai di kursi belakang. Padahal dia ingin santai di ruang kantor sambil meneliti laporan dari manajer keuangan. Membaca deretan angka lebih menggugah hati ketimbang melihat proses kelahiran sang buah hati."Ed, antar ke toko kue dulu," titah Luis.Ed mengantarnya menuju sebuah toko kue ternama, terkenal enak dan mahal. Sangat pas untuk image Luis yang berkantong tebal. Orang sepertinya tidak cocok direkomendasikan toko kue murahan, bisa bikin sakit tenggorokan, juga menghina kemampuan finansial.Luis masuk ke toko sendirian, Ed sengaja disuruh diam di mobil. Sebenarnya ini cuma dalih Luis agar mengulur waktu menuju rumah sakit. Ia bakal berada di toko ini lebih lama, berputar-putar pura-pura mencari penganan yang menarik. Luis tidak tahan berada di rumah sakit, baunya yang khas, campuran bahan kimia dan ba
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

Salah Perhatian

"A ... yah."Mata Charlotte berbinar mendengar kata pertama yang putranya ucapkan. Lelaki kecil itu menyebut "Ayah" sebagai kata perdana yang biasanya akan sering disebut berulang-ulang."Luis! Luis!" Charlotte lari tunggang-langgang sambil menggendong Reiner dari kamar. Ayah yang disebutkan sedang sibuk memeriksa data nasabah bisnis peminjaman uang miliknya di ruang kerja."Kenapa teriak-teriak?" Luis paling tidak senang dengar ribut-ribut di rumah, terlebih sekarang akhir pekan. Hari-hari libur haruslah menjadi masa-masa tenang dan damai.Charlotte tidak peduli dengan respons ketus Luis. Ekspresi cerahnya menyiratkan perasaannya sekarang. "Luis, anak kita sudah bisa bicara.""Benarkah?" Luis menopang dagu. "Apa yang anak kecil itu bisa katakan? Apa dia minta mobil atau makan malam mewah di restoran Prancis?""Bukan, Luis! Reiner bisa bilang ayah."Reiner tersenyum lebar seperti balita kebanyakan. Senyum yang menggemask
last updateLast Updated : 2023-09-28
Read more

Lupa Diri

Suami macam apa yang dua hari menghilang tanpa kabar? Terakhir pamit berangkat kerja Jumat pagi, Minggu sore baru kembali. Rumah ke kantor jaraknya cuma lima belas menit dengan kendaraan, terkecuali bertugas di luar propinsi, atau di luar negeri."Kau tersasar di jalan atau memang lupa pulang?" Charlotte menahan amarah. Ia tetap berusaha mengutarakan pertanyaannya dengan tenang.Luis memasukkan kedua tangan di saku celana, berlagak cuek. "Aku ada urusan di luar. Tanggung kalau bolak-balik ke rumah."Charlotte berdiri, berjalan perlahan mendekati Luis yang menurutnya menyimpan rahasia. "Lalu kau di mana selama ini? Menginap di hotel atau di tempat kolega? Kurasa di tempat menginapmu pasti ada telepon. Kau tahu kegunaannya, kau juga bisa menggunakannya. Setidaknya beri kabar pada keluargamu, bukan malah menghilang seenaknya seolah-olah kau tidak memiliki kami.""Charlotte, aku lelah. Aku mau istirahat. Jangan ganggu." Luis melewati Charlotte, mengac
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more

Di Tepi Jurang

Dia adalah Henry, pria bermartabat di balik kesuksesan berdirinya Hotel Emerald yang megah. Pewujud cita-cita keluarga kecil Arias yang ingin berhasil dengan ide brilian mereka. Henry praktis ikut menikmati hasil pencapaian Emerald yang sangat besar, kendati bertarif tinggi hotel tersebut tidak pernah sepi. Sesuai keyakinan para pendiri, tempat berkelas punya pangsa pasar tersendiri, orang-orang berduit yang tidak segan merogoh kocek demi gengsi. Namun, di balik apa yang telah diraih, Henry dapatkan bukan tanpa pengorbanan. Tentu modal dana nomor satu agar bisnis bisa terwujud, lebih dari itu, ia menggadaikan sang cucu sebagai jaminan agar pria dari keluarga yang namanya tidak dikenal—tidak masuk jajaran orang-orang kaya di negeri, berkomitmen mengelola bisnis dengan benar. Karena Emerald ide orisinil Arias, dibangun meneruskan tanah yang telah mereka miliki, tanah dan bisnis kecil yang sekarang tumbuh berkali-kali lipat.Sebenarnya Henry masih punya hati, ia bukan pria ber
last updateLast Updated : 2023-09-30
Read more

Sebab Akibat

Daun pintu dibuka lebar dari dalam. Bukan ingin, Charlotte hanya tidak tahan dengan ketukan berkali-kali dari luar sambil terus menyebut namanya. Tampang datar dilemparkan, buat apa laki-laki itu datang ke sini. Bukankah sudah cukup menghinanya di rumah? Harusnya saat ini Luis hidup tenang alih-alih berpura-pura meratapi kepergian Charlotte dan Reiner."Charlotte ...."Oh, ayolah, Charlotte muak melihat ekspresi palsu ini."Ayo, pulang. Maafkan aku, aku tidak bermaksud berkata seperti kemarin." Luis menggerakkan tangan hendak mendekap Charlotte, tapi wanita itu minggir. "Aku kelelahan, Charlotte. Kemarin aku sangat lelah dan ingin istirahat. Aku mengaku salah karena tidak mengabari keberadaanku selama dua hari, aku benar-benar tidak punya kesempatan, Sayang. Aku sudah jelaskan semuanya pada Kakek dan dia mengerti, ini cuma salah paham. Ayo, kita pulang. Aku rindu ocehan Reiner.""Kau punya waktu semalaman untuk menjelaskan kebenarannya padaku, tap
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status