Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Menantu Quadrilion Berkaki Palsu: Chapter 81 - Chapter 90

138 Chapters

81. Pengungkapan Sosok Arya pada Cahaya

Arya melirik Soeparman yang mengangguk sekali sembari memejamkan mata untuk menyetujui bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu pada Cahaya. Dia berhak mengetahui sosok orang tuanya yang belum dikenalkan sama sekali padanya karena masalah yang tidak perlu diketahui olehnya.Arya mengalihkan arahan kepala dan pandangan seraya menghela napas panjang dan meletakkan tangan di depan dada. Ia membisu selama lima menit lalu menarik dan membuang napas perlahan untuk menjelaskan pada istrinya.“Kamu ingin tahu jawabannya?”“Iya, aku ingin tahu jawabannya karena setauku, gak ada orang penting di seluruh dunia bisa akrab dengan orang biasa seperti kamu, apalagi kamu bekerja di butik pakaian pengantin,” jawab Cahaya sambil menatap Arya.“Pak Soeparman adalah … ayahku.”“Sungguh? Tebakanku benar?” tanya Cahaya yang menekan dan tidak percaya dengan jawaban suaminya.Cahaya yang masih membulatkan bola mata terlihat bertanya-tanya tentang kondisi saat ini. Seorang lelaki yang dikenal dan m
Read more

82. Jebakan?!

“Kamu tahu Ibu dan kakakku?” tanya Arya dengan intonasi penekanan.“Tahu, gak ada yang gak tahu soal Pak Soeparman. Dia menjadi sorotan wartawan di seluruh dunia ketika bekerja sama dengan pemilik perusahaan teknologi di luar negeri. Pak Soeparman waktu itu hanya membawa kakakmu tanpa istrinya sehingga membuat orang bertanya-tanya selama beberapa tahun. Itu menurut sumber yang kubaca dan dengar.”“Ibu dan kakak sudah meninggal.”“Maaf, aku gak tahu. Ak—”“Gak apa. Kamu sudah tahu sosok diriku yang sebenarnya. Apakah kamu masih mau menerimaku sebagai suamimu?”Cahaya tersenyum. “Aku selalu menerimamu sebagai suamiku, Mas dalam kondisi apa pun.”Arya tersenyum sembari memegang dan mengelus tangan Cahaya perlahan. Ia memperhatikan Soeparman yang ikut tersenyum saat melihat kondisi fisik istrinya. “Kamu adalah wanita yang luar biasa, Cahaya. Kamu menerima anak saya dalam keadaan apa pun meskipun kamu tahu, dia memiliki cacat fisik di bagian kaki,” kata Soeparman.“Seorang wanita yang mem
Read more

83. Menemukan Sosok yang Menghubungi Soeparman

Arya memerhatikan Willy dan Cahaya yang menatapnya bingung tanpa berkedip. Mereka terlihat tidak percaya dengan sikapnya yang seperti itu bak seseorang yang hendak melakukan sesuatu penting tanpa berpikir panjang. Ia menegapkan tubuh sembari berdehem dan merapikan pakaiannya untuk menjelaskan maksud yang dikatakan olehnya.Ia menyadari bahwa mereka tidak mengerti dengan ide yang akan dilakukan olehnya. Semua terjadi begitu saja di dalam pikiran yang terlintas pikiran yang bisa saja membahayakan nyawanya sehingga membuat semua orang di ruangan mematung dan membisu sekaligus terheran.“Baiklah, aku mengerti tatapan kalian. Aku bermaksud begini untuk menyelidiki sosok yang menghubungi Ayah karena gak ada satu orang pun mengenal Arya sebagai anak Bapak Soeparman, seorang Raja Bisnis. Namun, apakah Ayah, Pak Willy dan Cahaya gak merasa aneh akan hal itu? Tiba-tiba Ayah menanyakan sosok perempuan yang dikira menjadi sanderaan, padahal perempuan itu adalah saksi kunci untuk menangkap mereka
Read more

84. Mata-mata Rahasia

“Aku sudah memikirkannya sehingga gak ingin ketahuan oleh siapa pun sampai pada waktunya, aku yang membongkar bukan orang lain. Aku ingin menghancurkan mereka dengan caraku. Cara yang berbeda dari yang lain maka dari itu, aku memukul dia.”“Ayah tahu, tapi kamu juga harus memikirkan image kamu agar suatu saat nanti ketika kamu membongkar mereka satu per satu di hadapan banyak orang, banyak orang juga tidak menilaimu buruk,” saran Soeparman.Arya membisu dalam sekejap ketika sang Ayah mengeluarkan kalimat yang memang ada benarnya. Latar belakang dan identitas Arya harus dijaga hingga akhir dan harus berbuat dengan penuh kehatian dan kejelian dalam menggali informasi yang dilakukan. Jika memang ingin menghajar seseorang maka harus dilakukan tanpa ada seorang pun yang mengetahui.Masyarakat awam yang tidak mengerti dengan urusan orang lain, pasti dianggap kekerasan dan dilaporkan pada pihak berwajib. Jika semua itu terjadi maka identitas Arya yang sesungguhnya terbongkar di hadapan banya
Read more

85. Negosiasi dengan Ahli Penembak

Pria itu berbicara terus dengan nada sangat lirih sambil menggeleng beberapa kali dan tampak menolak dengan situasi saat ini ketika berhadapan dengan seorang pria berdarah dingin. Ancamannya berhasil membuat dia ketakutan dan kepikiran dengan semua yang dikatakan olehnya.“Jawab pertanyaanku yang tadi. Siapa orang yang menyuruhmu?!” teriak Arya sambil menatap lamat.“O-orang yang menyuruhku adalah pekerja dari pebisnis yang wanitanya kamu sandera. Dia minta dikembalikan wanita itu padanya. Jika wanita itu gak dikembalikan maka hidupmu dalam bahaya, termasuk istrimu yang bersama Keanu Stagle,” jawab pria itu terbata-bata.“Sebutkan namamu dan nama orang yang menyuruhmu. Jika kamu gak menyebutkan nama kalian maka nyawamu melayang hari, jam, menit dan detik ini juga!” ancam Arya dengan meninggikan suaranya.Pria itu menggeleng cepat. “Ja-jangan, a-aku punya anak dan istri di rumah. Aku mohon jangan hukum saya, tapi hukum mereka yang telah mengincarmu karena wanita bersamamu,” pinta pria
Read more

86. Menyelinap

“Perempuan yang menyamar sebagai istri lu ketahuan oleh Bapak Baidi Stagle.”“Apa? Bagaimana bisa?” Arya terkejut mendengar informasi dari teman kerjanya.“Gua hanya tahu ketika sudah ribut di depan toilet. Kebetulan gua lagi ada di daerah toilet sehingga hanya melihat Pak Baidi menarik perempuan yang sedang hamil itu ke ruangan VIP dan kayaknya sedang makan malam bersama banyak orang.”Rekan kerja memberikan informasi dengan nada panik dan takut terjadi sesuatu pada Arini yang ditarik oleh Baidi. Dia bisa berbuat apa pun terhadap siapa pun karena tidak memandang bulu atas siapa pun yang berbuat kesalahan. Arya memijat kening perlahan sembari menaikkan kedua alis dan memutarkan badan perlahan untuk mencari jalan solusi terkait Arini ketahuan oleh Baidi. Tidak lama, ia melihat Cahaya keluar dari kamar dan tampak mengetahui kondisinya terkini sedang bingung. Ia berbalik badan untuk menyembunyikan ekspresi bingung dan khawatir atas keselamatan Arini.“Oke, gini aja. Lu, datangi ruanga
Read more

87. Menyamar Sebagai Koki

Arya mengenal suara bariton di telinganya. Ia berbalik badan dengan menampakkan wajah yang meringis karena tidak bisa menjelaskan atas sikap yang dilakukan olehnya. Ia terpaksa melewati bagian belakang restoran untuk menjaga keadaan dirinya.Sosok yang dihadapi bukanlah seorang pria biasa melainkan, lelaki yang sangat licik dan bisa memerintahkan siapa pun untuk menghabisi nyawa musuhnya dengan menggunakan uang. Semua orang pasti patuh atas perintahnya karena bayaran yang diberikan tidak hanya sekadar uang tunai dengan nilaki kecil.“Aku melewati pintu ini karena mengambil aman saja dan jalan pintas menuju ruangan VIP, kan? makanya aku lewat sini.”“Aku kira kamu menyamar jadi koki dan berusaha masuk ke ruangan VIP itu untuk mencari tahu karena setelah aku menghubungimu, tidak melihat perempuan itu keluar dari ruangan itu.”“Ide yang bagus.”Setelah Arya berdiam selama sepuluh detik untuk memikirkan ucapan rekan kerjanya, ia menyetujui ide penyamaran sebagai koki untuk mencari tahu, a
Read more

88. Suara Tabrakan Dibalik Panggilan Keluar Keanu

“Bisa karena pengalaman pribadi dan keluarga Sentosa menjadi bangkrut pun karena dia. Keluarga Stagle yang licik dan culas, semua kekayaan pebisnis yang hartanya jauh lebih banyak di atasnya maka bersiaplah kena batu yang mematikan,” jawab Arya tegas.Setelah berbicara tentang keluarga Stagle pada klien, Keanu menoleh ke arah Arya yang menyamar sebagai koki dengan wajah tanpa dihiasi apa pun. Bahkan, suara bariton bisa dikenal olehnya lalu berdiri dengan senyuman miring dan memperhatikan dirinya dari atas hingga bawah. Ekspresi tengil nan sombong sengaja ditunjukkan padanya sembari mengusap dagu dan bagian bawah hidung.“Kalian percaya dengan dia?” tanya Keanu sembari menoleh ke arah klien dan tertawa meledek dengan jari telunjuk mengarah padanya.Sikap Keanu yang meremehkan dan merendahkannya kesekian kali membuat tangan Arya mengepal erat hingga kepala bergetar selama sepuluh detik dengan tatapan yang penuh amarah. Dia semena-mena melakukan kesalahan yang sama ketika sudah mendapatk
Read more

89. Kecelakaan Beruntun

Saat Arya berada di titik lokasi, ia dikejutkan dengan pemandangan tiga mobil yang sudah hancur di bagian belakang dan samping. Satu mobil mewah posisinya terbalik dan kaca pengemudi dan penumpang di bagian depan pecah. Sontak, ia turun dari sepeda motor sembari melepas pelindung kepala lalu berlari ke mobil mewah miliknya.Arya jongkok sembari menurunkan kepala dan melihat kepala Cahaya yang penuh dengan darah dan serpihan kaca mobil ada yang menanggal di bagian pipinya. Pemandangan yang memilukan itu membuatnya seperti tersambar banyak petir di beberapa bagian tubuhnya.Kelopak mata dipenuhi buliran air bening sembari melepaskan sabuk pengaman dan mengeluarkan Cahaya dari dalam mobil yang terbalik. Ia meletakkan telinga di lubang hidung lalu merasakan embusan napas dari hidungnya. Ia melakukan pertolongan pertama dengan memompa dadanya beberapa kali sembari mengamati perkembangan istrinya.“Bangun Cahaya. Ayo, bangun!” pinta Arya yang penuh dengan harapan ketika sedang memompa jantu
Read more

90. Kamu Harus Bertanggung Jawab Atas Kecelakaan Cahaya!

Arya belum duduk di kursi ruang tamu sudah dicecar berbagai banyak pertanyaan dengan nada penuduhan. Soeparman mengganggap dirinya ceroboh dan tidak memperhatikan keselamatan Angel sehingga diamankan olehnya karena dia adalah sumber kunci segalanya.“Aku sudah menugaskan dua orang pria di sana untuk menjaga Angel.” Arya ngotot pada Soeparman.“Ayah gak melihatnya ketika dua anak buah yang bertugas di seluruh rumah sakit ini melihat Angel sendirian tanpa ada pengawasan sama sekali. Kamu mau mengelak?” tukas Soeparman dengan nada tinggi.“Coba kamu jelaskan ke Ayah kalau kamu tahu aku bahwa meminta dua orang untuk menjagamu.”Arya meminta Angel untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi dia hanya membisu dan memerhatikannya dengan tatapan yang memelas dan menggeleng pelan. Ekspresi yang menyebalkan ditampakkan oleh Angel malah membuat Arya semakin tersudutkan.“Baiklah, kalau kamu gak mau mengatakan sebenarnya karena biarkan cara Tuhan yang membuktikan semuanya.”“Bagaimana bisa Cahay
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status