Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menantu Quadrilion Berkaki Palsu: Chapter 31 - Chapter 40

138 Chapters

31. Pertemuan Dengan Arini

“Lokasinya di daerah Inggris, Tuan. Dia asli orang Indonesia, tapi kerja di sana.” “Beri aku nomor handphone-nya sekarang.” “Baik, Tuan muda, tapi untuk apa?” “Berikan sekarang dan nanti kujelaskan karena butuh cepat.” “Baik, Tuan muda.” Arya memutus panggilan telepon dengan Willy secepat mungkin agar Cahaya tidak mendengar percakapan mereka. Tidak lama, Arya yang berdiri di dekat lemari dengan posisi tubuh menghadap ke kamar mandi sembari memerhatikan pergerakan dari istrinya itu mendapatkan nada pendek sekali dan muncul notifikasi pesan dari Willy. Arya membuka pesan dari Willy dan terdapat nama, alamat, kota, negara dan nomor handphone yang bisa dihubungi. [Namanya Jonathan, The Council House College Green Bristol 57 United Kingdom, Kota Bristol, +44 0987654321]. Arya membalas pesan Willy secepat kilat sembari sesekali melirik gagang pintu kamar mandi yang masih tidak ber
Read more

32. Fakta Keluarga Keanu dan Arini

Arya menatap Arini lalu melirik Cahaya yang ada di sampingnya. Pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan olehnya itu langsung memperkenalkan diri secara lengkap tanpa diminta dan bertanya. Namun, ia pun menyadari bahwa tidak semua orang bisa memahami kalimat yang dikeluarkan olehnya. Arya menghela napas panjang sambil menyapu dagu sekilas. “Iya, aku minta kamu memperkenalkan diri dengan lengkap karena butuh informasi dengan jelas dan akurat,” jawab Arya sembari mengeluarkan handphone dari kantong celana dan diam-diam membuka aplikasi perekam suara dan menekan tombol mulai lalu meletakkan handphone di atas meja. “Apakah kamu merekam pembicaraan kita?” tanya Arini yang menatap tajam ke arah Arya lalu mengalihkan pandangan ke arah Cahaya. “Iya, aku merekam pembicaraan kita karena penting bagiku ketika melewatkan atau lupa dengan hal apa pun yang dibicarakan,” jawab Arya tegas. “Oke. Namaku Arini Dwi Andrianto. Aku me
Read more

33. Alternatif Cara dari Rencana Pertama

“Untuk informasi yang bisa mengungkapkan sosok keluarga Keanu di hadapan publik sekaligus menyakinkan dan menerima kenyataan yang ada dan harus dihadapi untuknya bahwa anak yang ada dalam kandunganmu dan yang kamu besarkan sekarang adalah anaknya. Dia harus mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Kamu mau anakmu gak punya Bapak atau Ayah selama hidupnya? Kamu mau anakmu gak tahu sosok ayahnya yang sesungguhnya?” tekan Arya yang mencoba untuk membuat Arini mengerti dan memahami kondisi saat ini. Arini terdiam beribu bahasa ketika Arya melontarkan kalimat yang berhubungan dengan Keanu untuk memperkenalkannya kepada anak yang dirawat. Kebisuan Arini tampak menyimpan rasa sedih yang mendalam dan amarah yang sangat dalam sampai menangis kembali hingga sesenggukkan. Cahaya memeluk Arini erat dan kembali mengusap punggungnya. Arya memijat kening perlahan dan terasa sedikit pusing saat berhadapan dengan perempuan yang terlihat sekali marah dan kemara
Read more

34. Tugas Arini

“Gak apa-apa. Hanya ada masalah sedikit saja. Kamu jangan khawatir,” kilah Arya yang tidak ingin membuat Cahaya kepikiran dengan masalah yang sebenarnya besar. Hari pernikahan Keanu dengan Cahaya akan diselenggarakan dua hari kemudian dari hari sekarang. Tepat pada hari Sabtu, hari pernikahan itu diadakan. Arya harus mengalah tentang topeng manusia yang diambil dan dibawa dari Inggris. “Kamu ada masalah apa sampai terlihat kusut dan suntuk seperti itu? Cahaya gak salah menanyakan hal itu kepadamu karena ekspresi tidak bisa disembunyikan dari seseorang yang telah lama mengenalmu dan paham dengan hal itu,” ucap Arini sembari menoleh ke arah Cahaya. Arya menghela napas panjang sambil memperbaiki posisi duduk lalu memberikan pesan yang komunikasi dengan pembuat topeng manusia. Waktu topeng jadi sekitar lima sampai sepuluh hari. Bahkan, bisa melewati jumlah hari yang dikatakan olehnya. Cahaya membaca pesan suami dengan p
Read more

35. Rencana Lebih Matang

“Gak ada.” “Aku tahu pemikiranmu. Aku masih normal, Mas mana mungkin suka sama dia. Aku tersenyum karena cara dia merayu seorang lelaki sama denganku. Jadi, Keanu nanti gak curiga, tapi dia gak tahu cara merayuku,” jelas Cahaya sambil menatap Arya dan Arini bergantian. “Gak apa-apa. Kamu gak perlu melakukan hal itu kecuali dalam keterpaksaan untuk menyakinkan dia bahwa seorang Cahaya yang tidak mencintainya bisa manja dan seolah-olah membutuhkannya agar Keanu bisa percaya seratus persen kepadamu setelah kejadian yang mungkin pernah terjadi di antara kalian. Contoh, dia menggodamu, tapi kamu menolaknya saat di kantor sampai menjadi bahan gunjingan. Banyak yang mengira, Cahaya mendapatkan posisi yang bagus karena merayu Keanu, padahal tidak,” kata Arya yang sedikit cemburu dengannya. “Astaga. Aku senyum-senyum karena memikirkan cara yang lain untuk menyakinkan Keanu ketika Arini bersamanya.” “Bagaimana caranya? Sedang
Read more

36. Keberadaan Arya dan Cahaya Diketahui di Jalanan

“Iya, kamu lihat sisi kiriku lalu perhatikan dengan baik-baik dan majukan posisi tubuh ke sisi kiri perlahan untuk memastikannya kalau kamu gak percaya.” Cahaya memposisikan tubuh sesuai dengan instruksi yang dikatakan oleh Arya. Dia menyipitkan mata untuk memastikan penglihatannya bahwa sosok pria yang ada di dalam mobil itu adalah ayahnya. Netra Cahaya semakin mengecil sambil berpegangan tangan Arya lalu mengembalikan posisi duduk di kursi mobil dengan tegap. Arya pun terkejut saat melihat Cahaya yang mengembalikan posisi badan secepat kilat dengan bersandar. Napas Cahaya naik turun cepat sembari melirik sisi kirinya. Arya ikut melirik sisi kiri perlahan dan melihat Sentosa membuka kaca mobilnya. Sentosa tampak memerhatikan mobil ojek daring yang ditumpangi olehnya dan Cahaya. Dia terlihat curiga dengan sosok yang mengintipnya beberapa detik lalu. Kursi penumpang diubah posisi menjadi sejajar untuk bersembunyi darinya.
Read more

37. Serangan Anak Buah Keanu

Pertanyaan Arya tentang keberadaan anak buah Keanu yang berada di seluruh sisi membuatnya khawatir akan rencana yang telah disusun terbongkar. Pikirannya sampai teringat di adegan film aksi barat yang sering ditonton karena cara menembak dan menyebar anak buah seperti itu. Arya khawatir dengan rencana yang sudah disusun menjadi berantakan.Arya mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata dan diarahkan ke Gudang yang tidak terpakai dan berfungsi lama. Ia keluar dari mobil lalu berlari dan melindungi Cahaya dan pengemudi ojek daring menuju gedung kosong.Ia memasuki gedung kosong itu dengan berlari sekuat tenaga. Kaki mulai terasa tidak nyaman dan nyeri saat berlari dalam menghindari sosok yang menyerang dari udara dan segala sisi. Bagaimana bisa dia menyerang ketika perjanjian telah disepakati?Suara tembakan masih terdengar di telinga Arya hingga memasuki gedung kosong semakin dalam dan bersembunyi di sebuah ruangan yang terdapat alat berat dan bekas pembakaran tembaga dan be
Read more

Anak Buah Keanu Disandera

“Aku menangkap dia untuk jadi sanderaan sementara sebagai bukti kejahatan Keanu kalau memang dia yang merencanakan semua ini. Aku juga butuh informasi banyak darinya dan kelihatannya, dia adalah orang terpercaya Keanu,” jawab Arya tegas sembari menatap lamat. “Masuk, Di mana kalian? Apakah sudah mengumpul di rooftop apartemen ayahku? Masuk Arif, ganti,” kata Keanu panik dan meminta anak buahnya berkumpul di rooftop apartemen. Arya baru menyelesaikan pembicaraannya, mendengar suara halkie talkie di sekitarnya. Ia meraba dan mencari keberadaan benda itu. Benda yang berbunyi ditemukan di kantong rompi sisi kanan. Ia mematikan benda bersuara lalu memasukkannya kembali ke tempat semula untuk membuat kehidupannya menjadi tenang dan tentram. Ia mengambil foto pria itu dengan posisi tertidur dengan memposisikannya dalam keadaan baik-baik saja. Foto pria yang diambil dan dipercaya menjadi orang kanan Keanu harus disimpan dan
Read more

39. Berita Buruk dari Ayah Arya

“Aku adalah temannya Arya. Apakah Mbak lupa? Kami yang pertama kali bertemu dan menjemput Mbak saat disandera oleh Keanu?” jawab salah satu pengawal yang memutar kejadian masa lalu. “Ah, iya. Aku inget makanya kalian kayak setia banget dan kebetulan juga kalian ada di sini,” balas Cahaya sambil mengangguk lalu tersenyum. “Namanya juga sudah teman lama, Mbak. Mbak juga pasti punya teman dekat atau sahabat yang selalu setia menemani dan membela Mbak,” jawab salah satu pengawal. “Iya juga. Yaudah, kalian hati-hati membawa pulang Bapak yang baik hati, ya dan pastikan gak ada yang menguntit dan posisinya aman,” pesan Cahaya tegas. “Siap, Mbak. Laksanakan. Mbak jangan khawatir soal itu.” Dua pengawal Arya membalas ucapan Cahaya dengan tegas dan memastikan bahwa semuanya baik-baik aja. Arya mengiring dua pengawal hingga depan pagar dan memastikan tidak ada yang mengikuti mereka sedari awal. Arya
Read more

40. Mengantongi Informasi dan Bukti Secuil

“Aku membawamu ke sini untuk kujadikan tumbal dalam pesugihanku untuk memperlancar bisnis yang semakin ke sini butuh tumbal seorang pria yang berbadan besar dan berjenggot makanya aku memilihmu untuk itu,” jawabku yang menakuti-nakutinya. “Gak, aku gak mau dijadikan tumbal. Anak dan istriku masih membutuhkanku. Kalau aku gak ada, gak ada yang menafkahi mereka. Tolong, lepaskan aku. Aku janji gak akan mengganggumu lagi dan lepas dari hal-hal jahat. Aku ingin pulang dan bersama istriku, tolong lepaskan aku,” mohon anak buah Keanu. “Aku akan melepaskanmu ada syaratnya,” kata Arya yang tidak ingin ditipu olehnya. “Oke, aku akan penuhi syaratnya.” Anak buah Keanu tanpa banyak mikir menyetujui dan berjanji akan memenuhi syaratnya. Arya mengambil handphone dari kantong celana jeans lalu mendekatinya dan jongkok di depannya sembari menatap lamat. Dia masuk ke video untuk merekam wajah dan suara ketika dia berjanji untuk memenuhi syaratnya seba
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status