Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Menantu Quadrilion Berkaki Palsu: Chapter 111 - Chapter 120

138 Chapters

111. Permintaan Kerja Sama Dengan Bobby

Arya mematung sambil menatap Adzkia dan menaik turunkan alis beberapa kali saat pria itu menanyakan peraturan dalam ruangan VIP yang terdapat banyak wanita yang berpakaian mini sambil melenggangkan tubuhnya yang disukai banyak pria.“Ah, maaf, dia orang baru. Jadi, gak mudah mengingat peraturannya yang sangat banyak,” jawab Adzkia sambil meringis dan memegang lengan pria berbadan kekar.“Orang baru, pantes aja gak pernah lihat dia. Kalian mau bermain di luar ruangan?”Arya berbalik badan untuk menghentikan ucapan pria itu, tetapi Adzkia memeluk lengannya dengan erat lalu mengecup pipinya lembut. Ia tercengang melihat sikapnya yang seperti itu.“Iya, kami mau bermain di luar karena di sini gak bebas. Jadi, izinkan kami untuk bermain diluar,” sahut Adzkia sambil meringis dan mengelus lengan Arya.“Baiklah. Kamu juga sudah terkenal menjadi karyawan yang melayani banyak pria dengan baik.”“Terima kasih.”Rayuan Adzkia membuahkan hasil sehingga mereka bisa keluar dari ruangan yang membuat
Read more

112. Kesepakatan Kerja Sama yang Mendadak

“Tunggu, tunggu, kamu punya hubungan apa dengan Soeparman?” tanya Bobby penasaran dengan Arya yang ingin bekerja sama dengannya.“Saya … pernah bekerja dengannya dan mengetahui siapa pun yang berniat ingin menghancurkannya maupun bisnisnya. Saya juga mengetahui siapa pun yang memiliki bisnis gelap yang merugikan banyak orang.”Arya tetap tidak menunjukkan identitas asli pada siapa pun yang baru saja mengenalnya. Ia selalu waspada terhadap seseorang yang tidak dikonfirmasi oleh Willy. Bobby pun mengangguk-angguk yang seakan percaya dengannya.Masanya tidak dihabiskan bersama Soeparman sehingga harus berhati-hati terhadap siapa pun karena bisa menghancurkannya secara tidak terduga. Bahkan, ia juga tidak serta merta percaya dengan Adzkia.“Baiklah. Aku mau bekerja sama denganmu untuk membebaskan Soeparman dari tangan siapa pun.”“Oke, besok pagi jam sembilan, temui saya di rumah sakit.”“Kenapa di rumah sakit?”“Istri saya sakit.”“Baiklah.”“Saya pulang dulu dan ditunggu besok.”Arya me
Read more

113. Pembeberan Kronologi Awal Mula

“Saya kurang tahu, tapi orang yang berada di depan bilang ke saya bahwa ada seseorang yang menunggu Anda, katanya sudah janjian.”Arya menundukkan pandangan sambil mengusap dagu lalu melirik Cahaya yang masih diperiksa oleh Dokter Octo. Ia menghampiri sosok yang menunggu dan seseorang yang sudah memiliki janji adalah Bobby.“Siapa yang mencariku?” tanya Arya pada pengawalnya.“Itu orangnya, Tuan.” Pengawal Arya menjawab lirih sambil menunjukkan seorang pria yang duduk di kursi panjang dengan kaki yang dilipat dan ditumpu pada satu kaki.Postur tubuh pria sedang duduk tampak seperti postur tubuh Bobby yang tidak lebih tinggi darinya dengan tinggi badan yang setara. Ia menyapa Bobby dan memintanya untuk menunggu beberapa menit karena waktu yang telah disepakati belum terjadi.“Pagi, Pak Bobby.”“Eh, pagi, Arya. Maaf saya datang pagi sekali dan mendahului satu jam dari jam janjian,” balas Bobby sambil berdiri dan tertawa lalu menepuk lengannya.“Gak apa, Pak. Saya kaget soalnya rajin ban
Read more

114. Saksi Kerja Sama

“Panjang ceritanya dan gak akan kuceritakan pada siapa pun. Cukup Bapak tahu bahwa keluarga Stagle yang mungkin pandangannya dan kalian terhadap mereka awalnya salah. Jika Bapak tahu ingin mengetahui hal itu bisa diungkapkan secara bersama dan bisa mengundang Pak Sentosa dan keluarga Stagle untuk datang ke sini.”“Kamu jangan gila, Mas.” Cahaya protes dengan ide Arya yang ingin mengundang mereka ke rumah sakit.Arya dan Bobby reflek menoleh ke arahnya karena nada yang dikeluarkan tidak merendah melainkan, sedikit tinggi dan tidak terima dengan idenya. Ia pun terdiam untuk memikirkan cara membuat Bobby percaya dengan ucapannya.“Terserah, Pak Bobby mau percaya dengan ucapanmu atau tidak karena kita sudah memberitahu yang sebenarnya bukan hanya bualan dan mengada-ngada. Bapak Bobby akan tahu kalau sudah masanya. Kamu fokus jalankan rencanamu.”Cahaya tidak peduli dengan tanggapan siapa pun setelah menyampaikan kabar tentang keluarga Stagle. Dia memahami situasi saat ini karena sosok yan
Read more

115. Pertemuan Keanu dan Stefano yang Mencurigakan

“Bapak bisa menilai mereka nanti ketika bertemu dan memperlakukan siapa pun yang berada di bawahnya. Saya hanya bilang pada Bapak bahwa berhati-hati dengan keluarga Stagle. Otak Stagle berada di Baidi dan tubuhnya berada di Keanu.”Arya berbicara dengan menyakinkan bahwa keluarga Stagle sangat berbahaya dan lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan. Keluarga yang haus harta dengan berbagai cara akan dilakukan untuk mendapatkan kategori orang terkaya di dunia.“Oke. Kita lihat nanti, ya.”“Iya, silakan lihat nanti.”“Oke. Lanjutkan yang tadi.”“Aku nanti menyamar sebagai pengantar minuman dengan caraku. Jika Pak Soeparman belum kembali di acaranya, alihkan acara itu dengan rangkaian acara yang sudah disusun oleh tangan kanannya. Saya mencari dan menyelamatkan Pak Soeparman.”“Bagaimana kalau dia memang gak kembali selama-lamanya kalau keluarga Stagle menginginkan kategori yang dimiliki Soeparman?” tanya Bobby yang memotong penjelasannya.Arya terdiam dan termenung dengan mengalihkan p
Read more

116. Identitas Dokter yang Mencurigakan

“Bapak mendengar saya?” Tanya Arya balik sambil menoleh dan menatap lamat.“Iya, saya mendengarmu bicara yang lirih, tapi kayak suara tawon sedang berkumpul,” jawab Bobby sambil memainkan jemarinya dengan mengatup dan membuka.Arya menghela napas panjang dan membuat Bobby tampak kesal dengannya karena tidak menjawab pertanyaan yang diajukan olehnya. Dia juga ingin tahu hubungan dan maksud kedatangannya di rumah sakit.“Kenapa kamu malah menghela napas panjang seperti orang yang mau melahirkan?”“Ck, memangnya seperti ini orang yang mau melahirkan?” decak Arya seraya melirik Keanu dan Stefano yang masih berada di posisinya.“Jelaskan padaku sekarang, apa maksudmu tadi!” desak Bobby sambil menarik kerah bajunya.Arya menyingkirkan tangan Bobby. “Perhatikan posisi sisitivi yang ada di sekitar kita, Pak. Beberapa sudut di taman hanya ada beberapa sisitivi dan lorong juga hanya ada beberapa sisitivi ketika hendak ke taman. Posisi mereka yang tidak ada sisitivi dan terhalang atap yang menur
Read more

117. Praduga Karyawan, hilangnya Soeparman

“Dokter yang Bapak lihat tadi.”“Apa? Bagaimana sekarang dia? Mati?” cecar Bobby yang berprasangka Dokter yang menemui Keanu dan Stefano telah meninggalkan tubuhnya di suatu tempat.“Dia gak mati karena membutuhkannya hidup dan masih diberi pilihan untuk melanjutkan hidup dengan aman atau dihantui rasa kejahatan yang terus menerus. Aku juga sudah mendapatkan kode dari itu bahwa sesuatu yang ada di dalam tas plastik berwarna hitam adalah sesuatu yang berbahaya dan pastinya bisa membuat seseorang bisa meninggal tanpa meninggalkan jejak atau bisa dikatakan bukti tidak dapat ditemukan.”Bobby dan tiga pengawalnya tampak terkejut mendengar pernyataan yang disampaikan oleh Dokter Lucio. Ia menarik dan mengembuskan napas perlahan sambil mengusap seluruh wajahnya secara perlahan lalu terduduk di sebuah sofa dengan menarik rambutnya perlahan.Bobby menghampirinya yang terduduk. Jika memang itu adalah hal yang berbahaya artinya ayahnya sedang dalam bahaya. Sontak, mata terbelalak ketika teringa
Read more

118. Pancaran Sinar Mata Baidi yang Berbahaya

Arya memandangi wajah satu per satu karyawan di ruang rapat dengan tatapan yang tampak penasaran yang dicampur dengan rasa kegelisahan dan kekhawatiran terhadap kondisi atasannya. Ia menghela napas panjang sambil menutup anggaran dana yang ada di tangannya.“Pokoknya berat dan dipercaya sama beliau untuk mengurus perusahaan ini dan jika terjadi sesuatu padanya, diminta untuk benar-benar bertanggung jawab atas tugasnya.”“Bagaimana bisa Pak Soeparman mempercayai, Bapak padahal termasuk karyawan baru?”“Apakah Bapak adalah anaknya yang hilang dan kabar burung mengatakan bahwa anaknya telah kembali dan ketemu setelah sekian lama karena konflik keluarga?” celetuk salah satu karyawan.Arya berusaha tenang ketika salah satu karyawan hal itu padanya. Ia tidak ingin memarahinya karena dia hanya mengeluarkan pendapat menjadi pertanyaan yang dituju padanya.Semua orang dalam ruang rapat pun terdiam sembari terpaku dan menatap ke arahnya. Mereka pun sekali lagi tampak sangat penasaran dengan jaw
Read more

119. Depan Kamera Media

Baidi mengalihkan pandangan dan melangkah untuk menjauhinya dengan kedua tangan di punggung seraya menundukkan kepala. Cara berjalannya terlihat jelas bahwa dia mengetahui sesuatu.Arya melirik Stefano yang hanya berdiri dan menatapnya sinis dengan memerhatikan dari bawah ke atas. Kesunyian dalam ruangan membuatnya penasaran dengan sesuatu yang akan terjadi padanya. Netra Arya selalu waspada terhadapnya agar bisa menangkis dan melawan mereka ketika hendak menyerangnya secara tiba-tiba.“Bagaimana rasanya merebut seorang perempuan yang dicintai oleh Keanu?”“Enak karena telah mempertahankan rumah tangga saya dengan utuh tanpa melukai siapa pun.”“Enak? Kamu bilang enak?” Baidi bertanya sekaligus berbalik badan secara tiba-tiba lalu melotot kembali.“Iya, memangnya kenapa? Ada yang salah dari ucapanku?” Arya bertanya kembali pada Baidi dengan tenang.“Gak ada, Arya Soeparman.”Arya terkejut ketika Baidi mengetahui nama panjangnya tanpa menunjukkan ekspresi di depannya. Ia membeku sambil
Read more

120. Identitas Arya Terbongkar di Hadapan Publik

“Dia adalah Arya Soeparman. Dia memang anaknya Bapak Soeparman yang dikenal dengan Raja bisnis. Dia yang mengatakan sendiri padaku bahwa anaknya dan sempat menyanderaku di rumahnya dengan alasan akan mengembalikanku di rumah orang tuaku,” ungkap Angel dengan nada bergetar dan kelopak mata dipenuhi dengan buliran air bening.Disela kebisuan dan keheningan dalam ruangan yang luas, tiba-tiba dikejutkan dengan suara perempuan yang bergetar untuk mengungkapkan identitasnya di hadapan banyak orang. Rekaman kamera dari berbagai media masih menyala sehingga berpindah kepadanya saat terkejut mendengar kesaksian dari Angel.Mereka banyak yang tidak tahu tentang Gadis yang disoroti oleh lampu dan kamera. Dia mengalirkan air mata di pipi hingga membuat para wartawan mendekatinya untuk menanyakan padanya tentang hal yang sebenarnya terjadi.“Ada apa denganmu, Nona manis dan cantik?”Angel membungkam dan meneteskan air mata seraya melirik Arya yang masih berdiri dan menatapnya lamat. Arya menyipitk
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status