All Chapters of Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

Chapter 81. Merasa Dibohongi

“Apa? hak-hak apa yang Anda maksud? Anda tidak punya hak apa pun terhadap Amelia.” “Jelas saya punya hak, saya adalah satu-satunya saudara Anne Jordan, istri sah Davidson Barnes, Amelia adalah putri kandung Anne, saudara saya.” “Oh, jadi Anda mau menuntut hak asuh? Silahkan, Anda mau menuntut kemana? Satu hal, Anne Jordan masih hidup dan berada dalam tanggung jawab keluarga Barnes, Amelia pun berada dalam tanggung jawab keluarga Barnes, secuil pun ia tidak kehilangan hak-haknya.” Selesai berkata Bobby mematikan panggilan telepon, lelaki itu tersenyum lalu memutar rekaman percakapan, dan mengirimnya ke ponsel pribadinya. “Anda merekam percakapan tadi?” tanya Willy. “Tentu Boy, jangan pernah melewatkan sekecil apa pun kesempatan yang bisa dijadikan bukti.” Bobby berujar sambil tersenyum. “Tapi tadi Anda berpura-pura sebagai Tuan Barnes, apa dia nggak curiga?” “Perempuan itu belum pernah bertemu dengan Harry, jadi dia tidak tahu suara Harry,” sahut Bobby, “oya di mana kalian mend
Read more

Chapter 82. Teman Yang Baik

Willy tertegun, ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Amelia menangis begitu sedih. Willy duduk di samping Amelia, direngkuhnya gadis cilik itu ke pundaknya, ia hanya diam, membiarkan sahabatnya itu menumpahkan kegundahannya. “Aku bingung Will ...” ucap Amel lirih, “aku sedih, sekarang aku merasa sendirian, aku nggak punya siapa-siapa, Daddy sudah tidak ada, Mommy koma ….” Willy tidak menjawab, ia menghela napas berat. “Kenapa kamu berpikir begitu, Mel?” sahut Willy setelah terdiam, “mengapa Amelia yang aku kenal tiba-tiba berubah asing begini?” “Maksudmu?” tanya Amelia sambil mengangkat kepalanya. “Mengapa tiba-tiba kamu merasa sendirian? Hanya dalam sekejap mengapa kamu bisa begitu saja melupakan orang yang sudah membesarkan kamu selama bertahun-tahun?” cecar Willy. Amelia tidak menjawab, gadis kecil itu duduk sambil memeluk lutut, ia benar-benar merasa gamang, terngiang di kepalanya ucapan Rebecca yang mengatakan Harry jahat, karena memisahkan Amelia dari ibunya. “Dia memang yan
Read more

Chapter 83. Membuka Fakta

Harry tertegun, entah mengapa ia merasakan kesedihan di hatinya melihat sikap Amelia seperti itu. Namun ia berusaha untuk mengerti, saat ini Amelia sangat gamang, ia belum bisa mengerti apa pun.Harry mencoba menutupi kesedihannya dengan tersenyum, ia ingat pesan Anna ketika akan berangkat tadi, agar ia bersabar menghadapi Amelia. Willy dan Jhon bisa menangkap apa yang dirasakan Harry, Jhon mempersilahkan Harry untuk duduk, begitu pun Amel, Willy menarik tangan gadis kecil itu untuk duduk di dekatnya, berhadapan dengan Harry.“OK, saya tidak akan berbasa-basi,” ucap Harry sambil menatap Amelia, “sekarang, apa yang Amel inginkan?”“Ceritakan semua tentang aku, jangan ada yang disembunyikan,” tegas Amel.Terdengar helaan napas berat Harry sebelum akhirnya ia berkata, “baiklah sayang, sebenarnya tidak ada sedikit pun niat untuk menyembunyikan masalah ini, Papa hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya, menunggu Amel selesai sekolah dasar, baru akan menjelaskan semuanya pada Am
Read more

Chapter 84. Mommy & Mama

Seorang wanita dan seorang pria di belakang kemudi mengawasi sekitar, mereka sempat melihat Harry masuk ke rumah sakit bersama Amelia diikuti seorang bocah lelaki dan seorang pemuda.“Jadi itu yang namanya Harrison?” tanya Rebecca, lelaki di sampingnya mengangguk.“Ketika Anne menikah dengan David, dia masih sangat muda, masih remaja usianya belum ada 20 tahun.”“Sekarang pun masih sangat tampan, gagah dan yang penting kaya raya, sungguh lelaki yang sempurna.”“Ck, kamu mau apa, Reb? Dia sudah beristri.”“Memang kenapa kalau sudah beristri?” potong Rebecca, “aku datang ke mari mau mencicipi kekayaan suami Anne, tapi sekarang dia sudah meninggal, yang ada adiknya, bagus kan, jadi aku nggak menyakiti Anne.”Tommy terdiam, lelaki itu tidak berkata apa-apa lagi.“Kenapa Tom? Cemburu?” ledek Rebecca, “cinta aja nggak cukup, Tom. Kita butuh money, money yang banyak.” Tommy tidak menjawab, ia hanya melirik Rebecca.“Ok Tom, kamu tunggu di sini, aku mau ke dalam.”“Kamu mau menemui Amelia d
Read more

Chapter 85. Istirahat Dalam Damai

‘Apa sebenarnya yang terjadi dengan perawat bernama Alice itu? Mengapa dia tiba-tiba menghilang? Dan mengapa petugas informasi bilang tidak ada perawat yang bernama Alice? Jelas-jelas ia adalah perawat yang berjaga di ruangan Anne.’Rebecca bergelut sendiri dengan berbagai pertanyaan yang membingungkannya, ia tidak tahu jika perawat yang telah ia suap itu sudah tertangkap dan dipecat, hingga tiba-tiba Ners Alex datang menghampiri kedua perawat yang sedang bergosip itu.Ners Alexandra adalah salah satu perawat senior, ia telah lama bertugas di ruangan Anne. Rebecca melihat sekilas, ia mengenali, perawat yang baru datang itu yang ia lihat di ujung lorong ketika ia keluar dari ruangan Anne.“Hi, kalian lagi pada ngomongin apa?” sapa Alex kepada kedua perawat tadi.“Hi Ners Alex selamat siang,” balas salah seorang dari mereka, “ini Ners, tadi teman yang dibagian informasi memberitahu ada orang yang nanyain Alice?”“Oh, siapa? Laki-laki atau perempuan?”“Katanya sih perempuan, mungkin saud
Read more

Chapter 86. Penguntit Misterius

Lelaki yang duduk itu berkata dengan meyakinkan, sambil mengepulkan asap dari mulut dan hidungnya ia tersenyum melirik lelaki yang mematung dingin di hadapannya. “Apa kau lupa, lelaki itu memang orang sini, kelahiran kota ini,” ujarnya, “dan perempuan itu sudah menikah dengannya, jadi ia tinggal di sini mengikuti suaminya.” “Hmm, bagus,” tandas lelaki yang berdiri itu. “Apa kau masih terobsesi dengan perempuan itu Eric?” Lelaki yang dipanggil Eric itu terdiam, perlahan ia berbalik menghadap lelaki yang duduk santai sambil merokok di belakangnya. “Obsesi, tentu saja,” ucapnya datar, “tapi ada yang lebih penting dari sekedar obsesi itu, Vincent!” wajah lelaki yang dipanggil Eric itu menatap Vincent dingin, namun ada letupan yang siap meledak di sana. “Hahaha, bagus!” gelak Vincent, “tidak sia-sia aku menyelamatkanmu, Eric. Hahahaha.” Lelaki yang bernama Vincent itu tertawa terbahak-bahak, sedangkan Eric hanya menatap lelaki di depannya itu nyaris tanpa ekspresi, ia pun bergegas hend
Read more

Chapter 87. Perisapan Untuk Party

Vincent memperhatikan arah yang ditunjuk Eric, ia pun tertawa sambil mengangguk kecil. Seseorang mengenakan hoodie ke luar dari dalam mobil, dan diam-diam mengikuti Harry.“Sepertinya itu perempuan,” ujar Vincent yang diiyakan dengan anggukan oleh Eric.“Wah laki-laki itu laris sekali, banyak yang memburu hahaha.” Vincent terbahak-bahak, “kira-kira apa yang diinginkan ya?”“Ck, apalagi yang diinginkan perempuan murahan, kalau bukan harta,” sindir Eric.“Ya, ya, yaa, harta memang selalu menarik kaum menggemaskan itu,” timpal Vincent, “tapi, sepertinya kau bisa memanfaatkan peluang ini.”“Maksudnya?” tanya Eric “aku harus bekerjasama dengan perempuan itu?” “Mengapa tidak, tujuan kalian pasti sama.”“Nonsense! Aku sudah nggak mau lagi kerjasama dengan makhluk yang namanya perempuan.” Bantah Eric, “lagian tujuanku pasti beda.”“Mungkin tujuannya berbeda, tapi objeknya sama, kan?” tegas Vincent, tapi Eric tidak menjawab, pria itu hanya mendengus kesal.“Ok, okay! Sekarang kita jadi penont
Read more

Chapter 88. Mematangkan Rencana

Rebecca tersenyum, ia mendekati gadis kecil yang duduk menyendiri itu, gadis itu tidak menyadari kehadiran Rebecca, hingga wanita itu menyapanya.“Hi girl. Sedang apa sendirian? Boleh aku duduk di sampingmu?” sapa Rebecca ramah.Gadis kecil itu mengangkat wajahnya, ia menatap Rebecca penuh tanda tanya. “Siapa kamu?”“Aku Reby, sedang menunggu keponakanku,” jawab Rebecca, tanpa disuruh ia langsung duduk di samping siswa perempuan itu. “Nama kamu siapa, manis?”“Aku Ester,” jawab gadis kecil itu acuh.“Ester, kenapa kamu duduk menyendiri di sini? Kenapa nggak gabung dengan teman-temanmu?”Ester menggeleng. “Aku lagi sedih, kami dapat undangan dari teman sekelas, tapi aku nggak bisa datang.”“Undangan?” tanya Rebecca, “undangan apa? dan kenapa kamu nggak bisa datang?”“Birthday party teman sekelasku,” jawab Ester, “diundangan itu mengharuskan datang dengan orang tua atau walinya, sedangkan aku …”“Kamu kenapa, dear? Ada apa dengan orang tuamu?Ester menghela napas. “Aku tidak punya ora
Read more

Chapter 89. Pesta Ulang Tahun

Dua orang pria duduk di dalam mobil tersebut, sambil terus mengawasi sekeliling. Jarak mereka cukup aman untuk bisa dicurigai oleh Harry, selain itu fokus Harry adalah pada kesuksesan acara mereka, ia ingin acara nanti berkesan yang mendalam untuk Amelia.“Sepertinya mereka sangat sibuk,” ujar Vincent, “kira-kira ada apa ya?”“Hmm, kau harus cari tahu,” timpal Eric.“Harus aku?” protes Vincent sambil mengernyitkan kening.“Ya kamu, masa aku,” sanggah Eric, “aku mana tahu kota ini.” Keduanya terdiam hanya helaan napas yang samar terdengar.**Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari itu akan digelar birthday party Amelia yang ke sembilan tahun, diperkirakan ada sekitar 80 orang akan hadir, terdiri dari anak-anak yang merupakan teman-teman sekolah Amelia, orang tua atau wali dan juga para guru serta beberapa teman dekat Harry.Acara akan di gelar malam hari, dan sangat kebetulan jatuh pada weekend sehingga mereka sangat antusias mengikuti.Event organizer telah sibuk bersiap dari pagi
Read more

Chapter 90. Insiden Di Kolam Renang

Rebecca mengangkat wajahnya, seorang pria berwajah lumayan tampan meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Hrrison, pria itu tersenyum padanya.“Siapa Anda?” tanya Rebecca acuh. Ia kembali mengalihkan pandangannya pada kolam renang yang tenang. Lelaki itu tersenyum lalu duduk di atas kursi di samping Rebecca. Ia mengeluarkan cigarrete dan menyalakannya.“Mengapa duduk menyendiri di sini, Nona?” lelaki itu balik bertanya, “bukankah pesta di sana sangat meriah?” imbuhnya.“Di mana pun aku mau duduk, itu bukan urusanmu,” ketus Rebecca. Ia hendak berdiri namun lelaki itu menarik tangannya dan menekannya. Rebeca terkejut, ia hendak mengatakan sesuatu namun lelaki itu menyodorkan secarik kertas di tangannya.Rebecca mengurungkan niatnya, ia membuka lipatan kertas kecil itu.[Nona, jangan melakukan sesuatu yang mencolok, ingat setiap jengkal kediaman Barnes dipasang kamera pengintai. Kita bertemu di bar C&D malam ini jam 11, kita punya tujuan yang sama]Rebecca menoleh pada lelaki itu, yang d
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status